Pulang ke rumah

Siang di perusahaan Antarakna group nampak lengang, karena para karyawan sedang menikmati makan siang. Dengan menu dan tempat pilihan mereka masing-masing.

Begitu pun dengan Alva, hari ini ia berniat untuk makan siang diluar bersama sang asisten.

Namun niatnya urung, karena Yolanda, sang calon tunangan datang ke perusahaan dan meminta untuk bertemu, entah apa yang akan dibicarakan wanita itu, yang jelas Alva takkan mampu untuk tidak mengangguk setuju.

"Nona Yola ada dibawah Tuan. " Ucap Juna memberi informasi.

Alva hanya bisa mendesah pelan. Terlalu munafik jika ia harus bersikap baik pada calon tunangannya itu.

"Suruh saja dia kemari." Titah Alva, Juna langsung menganggukkan kepala, dan menelpon staff yang berjaga dibawah untuk memberi tahu Yola agar naik ke ruangan sang atasan.

Sepertinya semangat begitu membara dihati Yolanda, hingga tanpa menunggu waktu lama, dirinya sudah didepan ruangan Alva.

Merasa sudah akan menjadi nyonya Antarakna, Yola tak mengetuk pintu, dan langsung menyelonong masuk.

Alva hanya melirik sekilas begitu pintu ruangannya terbuka. Menampilkan sosok perempuan bertubuh proposional bak gitar spanyol yang sedang melangkah ke arahnya.

"Selamat siang, calon tunangan. " Sapa Yola dengan senyuman yang menampilkan sederet gigi putihnya.

Kaki jenjang, putih nan mulus itu melangkah mendekati meja kebesaran Alva, lalu tanpa dipinta ia mendudukkan diri di kursi yang ada didepan calon tunangannya tersebut.

"Kau tidak diajari sopan santun?" Tanya Alva, yang sebetulnya berupa sindiran. Wajah yang biasa ia tunjukkan pada Chilla, pun ia tunjukkan pada Yola. Tidak ada yang berbeda.

Mendengar pertanyaan Alva, Yola hanya terkekeh pelan, tahu kalo sifat lelaki didepannya memang seperti itu. Dan ia tidak mau menanggapinya dengan serius.

"Kamu yang akan mengajariku untuk itu, calon suamiku." Balas Yola dengan menyilangkan kakinya. Percaya diri.

"Aku tidak suka basa-basi. Sebenarnya ada apa? " Alih-alih menanggapi, Alva lebih memilih bertanya tujuan wanita itu datang ke kantornya.

Mendengar itu senyum dibibir Yola menyurut. Sebisa mungkin ia tidak boleh terpancing untuk marah ataupun kesal dengan sikap dingin Alva padanya. Ia harus menekan egonya.

"Kamu tidak lupa kan dua hari lagi kita akan bertunangan? " Tanya Yola dengan pembicaraan sesungguhnya. Dibubuhi kelembutan, berharap Alva akan melunak.

"Tidak!" Balas Alva ketus, tak ingin membuang waktu, menatap Yola dengan air muka yang tetap sama.

Yola hanya bisa menelan pil pahit, karena nyatanya Alva belum bisa diajak berdamai, jangankan menerima, bersikap ramah saja tidak. Tetapi dia tidak akan menyerah, dengankecantikan, kemolekan dan segala apapun yang ada tubuhnya, ia yakin secepatnya Alva akan ada dalam genggamannya.

"Baguslah, semuanya sudah dipersiapkan dengan matang, tapi kita juga perlu latihan dan mencoba cincinnya. Jadi aku harap, hari ini kita bisa makan siang bersama. " Jelas Yola, sikap elegan dan tebar pesona itu terus ia tunjukkan, ia begitu percaya diri, karena selama ini, tidak ada yang menolak pesona seorang Yolanda. Dan itu, akan berlaku juga pada Alva.

"Heuh, sebenarnya aku tidak peduli. Tapi karena ini semua adalah perintah dari ayahku, maka aku tidak akan menolak. Keluarlah lebih dulu, aku menyusul." Balas Alva acuh tak acuh.Tak peduli pada Yola yang kini sudah memasang wajah marah, bahkan ia meremat kuat tangannya karena merasa harga dirinya telah terinjak oleh Alva.

Diperlakukan bagai sesuatu yang tidak penting sama sekali. Akhirnya, tanpa permisi Yola melengang keluar, dengan letupan amarah yang belum bisa ia luapkan.

Alva melirik sang asisten dan menyuruhnya untuk mendekat, seperti kerbau yang dicucuk hidungnya.

Juna mendekat dengan patuh pada sang Tuan.

"Jun, bereskan laporan yang harus aku tanda tangani hari ini, dan kirimkan ke rumah Papa, karena setelah urusanku yang tidak penting ini selesai, aku akan langsung pulang. " Pinta Alva, dan Juna hanya mampu mengangguk.

Hari ini Alva berniat untuk pulang ke rumah kedua orangtuanya.

Karena Mona, sang Mama memintanya untuk datang, dengan alasan ada sesuatu yang perlu dibicarakan. Dan ia yakin, topiknya hanyalah tentang pertunangan.

...****************...

Sekitar pukul 3 sore, Alva baru saja sampai di kediaman rumah kedua orangtuanya. Begitu sampai di kamarnya, Alva langsung memilih untuk membersihkan diri terlebih dahulu.

Ia menyalakan shower, mengguyur kepalanya yang beberapa hari ini terasa penat. Sambil terpejam, ia menikmati titik-titik air yang membasahi tubuhnya.

Ditambah ingatan manisnya dengan sang gadis, tentang ciuman pertama mereka, dan semua yang terjadi di malam itu, Alva jadi tersenyum kecil.

Gadis bodoh. Gumamnya dengan senyum tak habis-habis.

Setelah selesai dengan ritual mandi, Alva keluar dengan seutas handuk yang melilit tubuhnya. Kebiasaan jika ia sedang dirumah, karena handuk kimono hanya ada di apartemennya.

Ia mengibaskan-ibaskan tangan menyisir rambutnya yang basah, begitu sampai di depan kaca, dari arah belakang seseorang menubruknya, tak peduli ia memakai baju atau tidak.

"Kakak pacar." Pekik seseorang itu sambil mengeratkan pelukannya di perut telanjang Alva. Kebiasaan yang tak pernah berubah.

Suasana hati Alva yang tadinya hambar, kini terasa merekah seketika. Alva menarik sudut bibirnya keatas tanpa diketahui oleh Chilla.

"Kau tahu aku pulang?" Tanya Alva kembali menggunakan nada datar, tanpa melerai tangan mungil Chilla yang melingkar.

Chilla hanya menjawab dengan anggukan, sontak Alva merasakan geli, karena gerakan wajah gadis itu seperti sedang mengelus punggungnya.

"Pasti ada sesuatu yang akan dibicarakan." Tebak Chilla, seperti sudah hafal alasan Alva pulang ke rumah, selain jika ada acara.

"Tentang pertunangan." Ucap Alva jujur, seketika pelukan Chilla mengendur. Namun secepat kilat Alva menahannya.

"Kau cemburu?" Tanyanya menggoda, kini ia sudah berbalik dan menatap lekat netra milik Chilla. Lalu beralih ke bibir ranum yang kerap disesapnya. Bergantian.

"Tidak, maksud Chilla, sedikit. Tapi Chilla tidak akan menangis. Ingat itu!" Kilah Chilla, namun sepertinya Alva tak bisa dibohongi.

Dari raut wajah Chilla, ia sudah bisa membaca, kalau gadis itu sebenarnya tak rela. Dengan susah payah Alva menahan tawanya.

"Baiklah, aku percaya. Tapi tepat di hari itu, beri aku hadiah." Alva bergerak maju, hingga Chilla reflek untuk mundur.

Chilla tak mengerti apa yang akan dilakukan oleh lelaki itu dengan tatapan mesumnya, ia terus saja melangkah ke belakang, hingga kakinya terhenti dan akhirnya ia terjungkal ke ranjang, dengan Alva yang berada diatas tubuhnya.

Alva menyeringai sambil menikmati wajah Chilla yang diselimuti kegugupan dan tanda tanya.

"Kau terlihat gugup, padahal kemarin kau yang memintaku untuk melakukannya." Ucap Alva tepat didepan wajah Chilla. Hingga aroma mint yang berasal dari mulut lelaki itu dapat Chilla rasakan.

Chilla tak menjawab apapun, ia hanya mampu meneguk ludahnya yang terasa keluar lebih banyak.

Cup!

Degdegdeg....

Suara jantung Chilla berdendang lebih keras dari biasanya. Bukan apa, kini tempat mereka bercumbu adalah rumah Alva.

Kalau mereka berdua terpergok, maka habislah keduanya.

Chilla mencoba mendorong dada Alva, dan menghentikan aksi gila lelaki itu, tetapi Alva seakan tak peduli. Alva malah terus menahan tubuhnya agar tidak terjungkal atau ambruk diatas tubuh Chilla.

Wajah Chilla memerah, karena kini Alva mulai menyusuri leher jenjangnya, mengecup dan menjilatinya secara perlahan dengan gerakan memutar. Membuat bulu-bulu halusnya meremang.

Tak ingin meloloskan suara-suara aneh, yang mengundang orang untuk penasaran, Chilla hanya mampu menggigit kuat bibir bawahnya. Ini bahaya. Tetapi ia tak memiliki tenaga, Alva sama sekali bukan tandingannya.

Bahkan tubuh Chilla mulai memanas, terlebih ia disuguhi tubuh atletis sang pacar yang begitu sempurna menurutnya.

"Kak Alhhhhh..." Desis Chilla.

Alva semakin tertarik untuk menggoda Chilla, suara lenguhan itu berhasil membuatnya mengulum senyum. Lucu pikirnya.

Berbeda dengan Alva, Chilla benar-benar merasa dirinya akan meledak, wajahnya semakin memerah kala tangan Alva mulai merayap pelan dari paha menuju pusat tubuhnya.

Semakin dekat, rasanya semakin nikmat. Hingga akhirnya Alva berhasil menyentuhnya. Benda yang terasa sudah benar-benar basah. Kini tangan itu mulai bermain disana.

"Kakak..." Rengek Chilla. Antara meminta berhenti, atau menuntut lebih.

Kini ia tengah melayang ke atas nirwana, ini benar-benar gila, dengan bantuan jari Alva ternyata cukup membuat Chilla mengangkat pinggulnya.

Terlebih pucuk dadanya dimainkan dengan manja.

Chilla terus mengerang tertahan, hingga akhirnya tak lama kemudian puncak itu datang.

Bugh!

Chilla memukul kuat dada Alva yang masih tak terhalang apa-apa. Dirinya nyaris mati, karena dihantui perasaan takut dan juga rasa nikmat yang tak terkendali.

Dan Alva hanya bisa terkekeh, sesuatu yang tak disadari oleh Chilla, karena hari ini dirinya mampu membuat seorang Alva tak bersikap kaku seperti biasanya.

"Kau cantik, ketika ada dalam kendaliku." Ucap Alva seraya bangkit dari tubuh Chilla, melangkah menuju lemari sambil memegangi perutnya.

Hahaha. Alva tertawa tanpa suara.

...****************...

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

...****************...

Malam Mingguan sama Kakak Alva dan Dede Chilla yang unyu-unyu 🤗🤗🤗

Terpopuler

Comments

Ita rahmawati

Ita rahmawati

si alva bener² ya,,udah tau pacarnya masih folos 🤦‍♀️🤦‍♀️

2024-07-23

0

emak gue

emak gue

kok bisa masuk kamar Alfa kan ada ortunya apa gak ada yg lihat??

2024-07-16

0

Alivaaaa

Alivaaaa

o ho 🤭🤣🤣🤣

2023-10-10

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Salah Menilai
3 Belum Keluar
4 Aku tidak cemburu!
5 Pulang ke rumah
6 Kau kenal Jack?
7 Pertunangan (Aku Cemburu)
8 Pertunangan 2 (BANG SAT)
9 Panggil aku sayang!
10 Gadis Nakal
11 Ini juga punyaku kan?
12 Sarapan yang lezat
13 Olahraga ranjang?
14 Semut nakal
15 Rintihan
16 Menguntit
17 Rencana
18 Aku menginginkanmu
19 Kecurigaan Alva
20 Cobalah cintai aku
21 Kamu pacar Chilla yah?
22 Kekesalan Juna
23 Bang Sat?
24 Yang merah yah
25 Hadiah
26 Kedatangan Jonathan
27 Salah tingkah
28 Ulang tahun Jonathan
29 Alva sakit
30 Mau yang asli
31 Ini sangat nyaman
32 Anniversary Sam dan Mira
33 Katakan!
34 Maafkan aku calon istriku
35 Jahat, kasar!
36 Semua gara-gara Juna
37 Tetangga baru
38 Aku akan mencobanya
39 Perasaan was-was
40 Satu syarat
41 Dia calon istriku
42 Permen rasa buah
43 Ungkapan (Awal sesungguhnya)
44 Jebakan
45 Wanita tebal muka
46 Candu yang tidak bisa ditolak
47 Melawan nenek sihir
48 Menyelamatkan Nananana
49 Jadilah pacarku
50 Cemas
51 Menunjukkan bukti
52 Kita kawin lari saja
53 Kecewa
54 Interogasi
55 Biji selasi ganas
56 Flashback
57 Ketahuan (Kecewanya Satria)
58 Terpesona, aku terpesona
59 Kabur
60 Istriku
61 Belum berakhir
62 Manis seperti madu
63 99 persen dan 1 persen
64 Berita
65 Dalang
66 Impas
67 Yolanda oh Yolanda
68 New Story'
69 Aku wujudkan
70 Aku juga ingin dimanja
71 Tingkah bumil
72 Mengidam (Anjing)
73 Honeymoon
74 Kamu
75 Matahari terbit, belalai ikut bangkit
76 Pulang (Kita langsung coba)
77 Cemburu buta
78 Minta DP
79 Mommy nakal
80 Dimabuk cinta
81 Tugas mulia
82 Tentang melahirkan
83 Masakan buatan istri
84 Bodo amat, gue nggak kenal
85 Ayang Juna ngambek
86 Sana, jadi tukang sapu saja!
87 Aku nggak bisa!
88 Lamaran (NAJU)
89 Nyawa lain
90 Meja ajaib
91 ANU
92 Plak!
93 Kabar duka
94 Nana and Juna's wedding
95 Kebahagiaan semua orang
96 Apanih?
97 Bukan mandi biasa
98 Sabar (Nahan anu)
99 Menagih hutang
100 Periksa kandungan
101 Ya Allah Gusti!
102 Yah, Mama...
103 Timbal balik
104 Bahas jenguk menjenguk
105 Kurang apa?
106 Main tenda-tendaan
107 Marahan
108 Juna merana
109 Kutukan
110 Burung Papa
111 Jurus seribu bayangan
112 Menunggu kehadirannya
113 Maunya naik itu
114 Apa enaknya sih?
115 Alva mengoceh
116 Persalinan
117 Malaikat kecil
118 Menjenguk
119 Kekhawatiran Nana
120 Jangan hanya mengeluh
121 Tidak pernah berubah
122 Pakai yang lain
123 Wejangan
124 Baby boss
125 Baby Shark
126 Kau terlalu cantik
127 Pusat perhatian
128 Tak terduga
129 Menjadi Istri CEO (Perasaan Khawatir)
130 MIC (Celotehan adik-adik)
131 MIC (Kepala Batu)
132 MIC (Kepala Batu2)
133 MIC (Aku Nggak Gila)
134 MIC (Pergi dari rumah)
135 MIC (Meminta Bantuan)
136 MIC (Menemui Shaka)
137 MIC (Menikah Dadakan)
138 MIC (Kalian Pacaran?)
139 MIC (Menodai Mataku)
140 MIC (Hampir Saja)
141 MIC (Jangan Dulu Kenal)
142 MIC (Pas Kok)
143 MIC (Di Meja Makan)
144 MIC (Kejar-kejaran)
145 MIC (Sudah Aku Gigit)
146 MIC (Beby Berubah)
147 MIC (Nenek-nenek Mesum)
148 MIC (Gara-gara Susu Pisang)
149 MIC (Kita Akan Tahu)
150 MIC (Akhirnya)
151 MIC (Masih Tengah-tengah)
152 MIC (Mau Ketemu Tyrex Lagi?)
153 MIC (Anugerah Apa Musibah)
154 MIC (Mulai Sawan)
155 MIC (Alasan Macam Apa Itu?)
156 Gairah Sang Casanova
157 MIC (Istri Sempurna?)
158 MIC (Nggak Ngapa-ngapain)
159 MIC (Curhat)
160 MIC (Marah)
161 MIC (Love Is Blind)
162 MIC (Pindah ke Apartemen)
163 MIC (Takut)
164 MIC (Parno Sendiri)
165 MIC (Benar-benar Bahaya)
166 MIC (Adek Beby)
167 MIC (Sayang...)
168 MIC (AU AH)
169 MIC (AU AH AH)
170 MIC (Otak Usil)
171 MIC (Sakit)
172 MIC (Dibuang-buang)
173 MIC (Nggak Sekarang)
174 MIC (Nggak Bisa Lama)
175 MIC (Nyari Kokom)
176 MIC (Mertua)
177 MIC (Pakai Kokom)
178 MIC (Suasana Mendukung)
179 MIC (Kaki Abang Tiga)
180 MIC (Bersyukur)
181 MIC (Ambassador Skincare)
182 MIC (Ikut Nggak Yah?)
183 MIC (Balapan)
184 MIC (Maaf)
185 MIC (Janji Nggak Nakal Lagi)
186 MIC (Melabrak Gattan)
187 MIC (Kesialan Gattan)
188 MIC (Nyenengin Tom)
189 MIC (Hari Kelulusan)
190 MIC (Ruangan VVIP)
191 MIC (Masih Mau Anu-anu)
192 MIC (Kabar Bahagia)
193 MIC (Undangan Makan Malam)
194 MIC (Menyampaikan Kabar)
195 Promo Novel "My Sexy Secretary"
196 Hasrat Penggoda (New Novel)
Episodes

Updated 196 Episodes

1
Prolog
2
Salah Menilai
3
Belum Keluar
4
Aku tidak cemburu!
5
Pulang ke rumah
6
Kau kenal Jack?
7
Pertunangan (Aku Cemburu)
8
Pertunangan 2 (BANG SAT)
9
Panggil aku sayang!
10
Gadis Nakal
11
Ini juga punyaku kan?
12
Sarapan yang lezat
13
Olahraga ranjang?
14
Semut nakal
15
Rintihan
16
Menguntit
17
Rencana
18
Aku menginginkanmu
19
Kecurigaan Alva
20
Cobalah cintai aku
21
Kamu pacar Chilla yah?
22
Kekesalan Juna
23
Bang Sat?
24
Yang merah yah
25
Hadiah
26
Kedatangan Jonathan
27
Salah tingkah
28
Ulang tahun Jonathan
29
Alva sakit
30
Mau yang asli
31
Ini sangat nyaman
32
Anniversary Sam dan Mira
33
Katakan!
34
Maafkan aku calon istriku
35
Jahat, kasar!
36
Semua gara-gara Juna
37
Tetangga baru
38
Aku akan mencobanya
39
Perasaan was-was
40
Satu syarat
41
Dia calon istriku
42
Permen rasa buah
43
Ungkapan (Awal sesungguhnya)
44
Jebakan
45
Wanita tebal muka
46
Candu yang tidak bisa ditolak
47
Melawan nenek sihir
48
Menyelamatkan Nananana
49
Jadilah pacarku
50
Cemas
51
Menunjukkan bukti
52
Kita kawin lari saja
53
Kecewa
54
Interogasi
55
Biji selasi ganas
56
Flashback
57
Ketahuan (Kecewanya Satria)
58
Terpesona, aku terpesona
59
Kabur
60
Istriku
61
Belum berakhir
62
Manis seperti madu
63
99 persen dan 1 persen
64
Berita
65
Dalang
66
Impas
67
Yolanda oh Yolanda
68
New Story'
69
Aku wujudkan
70
Aku juga ingin dimanja
71
Tingkah bumil
72
Mengidam (Anjing)
73
Honeymoon
74
Kamu
75
Matahari terbit, belalai ikut bangkit
76
Pulang (Kita langsung coba)
77
Cemburu buta
78
Minta DP
79
Mommy nakal
80
Dimabuk cinta
81
Tugas mulia
82
Tentang melahirkan
83
Masakan buatan istri
84
Bodo amat, gue nggak kenal
85
Ayang Juna ngambek
86
Sana, jadi tukang sapu saja!
87
Aku nggak bisa!
88
Lamaran (NAJU)
89
Nyawa lain
90
Meja ajaib
91
ANU
92
Plak!
93
Kabar duka
94
Nana and Juna's wedding
95
Kebahagiaan semua orang
96
Apanih?
97
Bukan mandi biasa
98
Sabar (Nahan anu)
99
Menagih hutang
100
Periksa kandungan
101
Ya Allah Gusti!
102
Yah, Mama...
103
Timbal balik
104
Bahas jenguk menjenguk
105
Kurang apa?
106
Main tenda-tendaan
107
Marahan
108
Juna merana
109
Kutukan
110
Burung Papa
111
Jurus seribu bayangan
112
Menunggu kehadirannya
113
Maunya naik itu
114
Apa enaknya sih?
115
Alva mengoceh
116
Persalinan
117
Malaikat kecil
118
Menjenguk
119
Kekhawatiran Nana
120
Jangan hanya mengeluh
121
Tidak pernah berubah
122
Pakai yang lain
123
Wejangan
124
Baby boss
125
Baby Shark
126
Kau terlalu cantik
127
Pusat perhatian
128
Tak terduga
129
Menjadi Istri CEO (Perasaan Khawatir)
130
MIC (Celotehan adik-adik)
131
MIC (Kepala Batu)
132
MIC (Kepala Batu2)
133
MIC (Aku Nggak Gila)
134
MIC (Pergi dari rumah)
135
MIC (Meminta Bantuan)
136
MIC (Menemui Shaka)
137
MIC (Menikah Dadakan)
138
MIC (Kalian Pacaran?)
139
MIC (Menodai Mataku)
140
MIC (Hampir Saja)
141
MIC (Jangan Dulu Kenal)
142
MIC (Pas Kok)
143
MIC (Di Meja Makan)
144
MIC (Kejar-kejaran)
145
MIC (Sudah Aku Gigit)
146
MIC (Beby Berubah)
147
MIC (Nenek-nenek Mesum)
148
MIC (Gara-gara Susu Pisang)
149
MIC (Kita Akan Tahu)
150
MIC (Akhirnya)
151
MIC (Masih Tengah-tengah)
152
MIC (Mau Ketemu Tyrex Lagi?)
153
MIC (Anugerah Apa Musibah)
154
MIC (Mulai Sawan)
155
MIC (Alasan Macam Apa Itu?)
156
Gairah Sang Casanova
157
MIC (Istri Sempurna?)
158
MIC (Nggak Ngapa-ngapain)
159
MIC (Curhat)
160
MIC (Marah)
161
MIC (Love Is Blind)
162
MIC (Pindah ke Apartemen)
163
MIC (Takut)
164
MIC (Parno Sendiri)
165
MIC (Benar-benar Bahaya)
166
MIC (Adek Beby)
167
MIC (Sayang...)
168
MIC (AU AH)
169
MIC (AU AH AH)
170
MIC (Otak Usil)
171
MIC (Sakit)
172
MIC (Dibuang-buang)
173
MIC (Nggak Sekarang)
174
MIC (Nggak Bisa Lama)
175
MIC (Nyari Kokom)
176
MIC (Mertua)
177
MIC (Pakai Kokom)
178
MIC (Suasana Mendukung)
179
MIC (Kaki Abang Tiga)
180
MIC (Bersyukur)
181
MIC (Ambassador Skincare)
182
MIC (Ikut Nggak Yah?)
183
MIC (Balapan)
184
MIC (Maaf)
185
MIC (Janji Nggak Nakal Lagi)
186
MIC (Melabrak Gattan)
187
MIC (Kesialan Gattan)
188
MIC (Nyenengin Tom)
189
MIC (Hari Kelulusan)
190
MIC (Ruangan VVIP)
191
MIC (Masih Mau Anu-anu)
192
MIC (Kabar Bahagia)
193
MIC (Undangan Makan Malam)
194
MIC (Menyampaikan Kabar)
195
Promo Novel "My Sexy Secretary"
196
Hasrat Penggoda (New Novel)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!