Rintihan

Bunyi bel istirahat adalah hal yang paling dinanti oleh para siswa, guna mengistirahatkan otak dari lelahnya belajar, dan kembali mengisi perut yang kosong akibat terkuras oleh pikiran.

Chilla keluar dari kelas dengan menggandeng tangan Nana, rencananya keduanya akan pergi ke kantin.

Namun ditengah jalan, lagi-lagi mereka dicegat oleh gerombolan Bryan. Yang beranggotakan tiga orang.

"Chill, mau ke kantin yah?" Tanya Bryan seraya menyenderkan satu tangannya ke tembok. Khas badboy sekolah.

Chilla mengangguk sambil tersenyum, sedangkan Nana sudah memasang muka jutek.

"Yaudah bareng aku yuk." Ajak Bryan antusias, bahkan menawarkan satu tangannya untuk digandeng oleh gadis incarannya itu.

Namun Nana buru-buru menyembunyikan Chilla dibelakang punggungnya. Tak sudi, jika sahabatnya itu dekat-dekat dengan sang playboy sekolah.

"Gue nggak izinin, karena Chilla bakal ke kantin bareng gue. Lebih baik lo sama genk lo ini, cabut." Usirnya seraya melirik sinis dua teman Bryan bergantian.

Bryan hanya mendesah, dan tersenyum mengejek, "Kenapa? Lo juga mau gue ajak pergi ke kantin? Kalo iya, bilang ajalah, nggak usah pake sok-sokan ngelarang Chilla begitu deh."

"Gue? Heuh, nggak sudi." Ketus Nana seraya menyeret tangan Chilla untuk menjauh.

Sedangkan Bryan mengepalkan tangannya, dan membuat gerakan meninju udara, "Ck, sialan tuh cewek."

Pasalnya baru kali ini, ia diperlakukan bak sesuatu yang tidak penting sama sekali oleh seorang wanita. Lain, jika dengan gadis-gadis yang sudah pernah digaetnya.

Bahkan mereka dengan suka rela, menawarkan diri dan siap sedia mengeluarkan kocek, demi ingin berkencan walaupun hanya satu malam dengannya.

"Yaelah bro, lo frustasi bener ngadepin satu cewek kek Nana." Timpal satu temannya yang bernama Tomi. Lelaki yang kerap mengemut dan mengantongi permen kaki.

"Ck, masalahnya dia itu pawangnya Chilla. Kalo ada dia, gue nggak bisa deketin Chilla sama sekali." Keluh Bryan sambil menunjuk-nunjuk bayangan Nana yang sudah menjauh.

"Kalo gitu, kenapa lo nggak coba deketin Nana dulu aja?" Timpal Roy, yang membuat mata Bryan langsung membola.

Lalu menjitak kepala sahabat sablengnya itu.

"Eh Royco, kalo gue deketin Nana. Yang ada gue beneran di cap sebagai playboy, emangnya lo nggak mikir kesana?" Sungut Bryan.

"Lah, lo kan emang playboy Yan, playboy cap belatung, yang uget sana uget sini." Sahut Tomi dengan membuat gerakan ala-ala belatung kepanasan. Ke kanan dan ke kiri.

"Sialan lo berdua, bukannya cariin gue solusi malah ngatain."

"Lagian nih ya Yan, biasanya orang yang udah di cap jelek. Walaupun kita melakukan kebaikan sekalipun, pasti dicurigain. Nah, Nana tuh nggak percaya sama lo. Makanya lo coba deketin Nana, biar dia percaya kalo lo tuh udah berubah, abis itu baru lo bisa sama Chilla." Terang Roy dengan gamblang, bahkan menepuk dada bangga, entah ia mendapat bisikan darimana, namun sepertinya Dewi cinta telah merasuki tubuhnya.

Bryan diam sejenak untuk mencerna perkataan Roy. Ada benarnya juga? Tapi masa iya, dia yang begitu tampan aduhai, deketin cewek galak kayak Nana? Nggak bangetkan yah?

Sedangkan di kantin....

"Chill malem keluar yuk." Ajak Nana saat rasa bosan melanda dirinya. Bahkan malam minggu kemarin ia tak sempat kemana-mana.

"Hehe maaf ya Na, Chilla kayaknya nggak bisa," tolak Chilla dengan halus.

"Kenapa? Mau pergi sama pacar lo yah?" Tebak Nana dengan wajah lesu. Sambil berangan-angan, kapan dirinya bisa seperti itu.

Chilla hanya tersenyum menanggapi pertanyaan Nana, lalu kembali menyendok makanannya.

Melihat itu, Nana semakin percaya bahwa Chilla akan pergi dengan Alva.

Hiks, aku juga pengen punya.

Sementara diujung sana, Yoona dan ketiga temannya baru saja tiba, matanya langsung tertuju ke arah tempat dimana Chilla dan Nana berada.

Karena semenjak tahu Bryan, sang mantan kekasih mendekati Chilla, ia jadi benci pada gadis itu. Terlebih, kakaknya juga bercerita kalau gadis itu dekat dengan Alva. Benar-benar gadis berbahaya.

"Bangun lo." Titah Yoona tiba-tiba, kini ia sudah berdiri didepan meja Chilla dengan tangan melipat diatas dada.

Sontak kedua gadis yang sedang menikmati es jeruk dengan sepiring siomay itu mendongak, "Ada apa?" Tanya Chilla dengan tenang.

"Gue mau duduk disini." Balas Yoona tanpa basa-basi.

"Bukannya tempat duduk yang lain masih banyak yah?" Timpal Nana kesal. Bagaimana tidak? Tidak ada angin, tidak ada hujan Yoona tiba-tiba mengusir mereka berdua.

Yoona melirik ke arah gadis yang tadi bersuara, "Tapi gue maunya duduk disini, kenapa? Ada masalah?"

"Jelas masalah, karena kita lebih dulu duduk disini, kenapa nggak lo aja yang pergi?"

"Gue maunya lo berdua yang pergi, heuh. Gimana?"

"Kita nggak punya urusan ya sama lo, terus lo ngapain gangguin kita hah?" Kini Nana sudah berdiri, sejajar dengan Yoona dan membusungkan dada. Bila harus adu jotos, ia juga siap, ia tidak takut sama sekali dengan gadis didepannya, toh sama-sama makan nasi juga.

"Na, udah. Kita ngalah aja." Chilla merasa tak enakan menjadi bahan tontonan anak-anak yang lain.

Bahkan kini ia sudah ikut bangkit dan siap untuk menyeret tangan Nana untuk pergi.

"Gue punya urusan sama dia." Tunjuk Yoona ke arah tubuh Chilla.

"Punya urusan apa lo sama Chilla?"

"Bryan, semenjak dia deketin Bryan. Dia punya urusan sama gue."

Hah, Nana mendesah tak percaya.

"Hellow... Eh cewek sialan! Harusnya lo nyadar kalo Bryan yang deketin Chilla, bukan Chilla yang deketin dia. Lagian lakinya lo aja yang gatel." Cibir Nana tak tanggung-tanggung.

Yoona menggeram kesal, "Bryan nggak bakal deketin cewek satu ini, kalo dianya nggak caper."

Sekali lagi Chilla menarik Nana untuk segera pergi, namun sahabatnya itu masih enggan untuk berlalu. Sepertinya Nana lebih bersemangat menghadapi cabe-cabean macam Yoona.

"Denger yah... Mau sahabat gue caper atau nggak, kalo laki lo emang nggak kegatelan. Mustahil dia bakal ngejar-ngejar. Kalian berdua tuh emang cocok, yang satu cabe-cabean, yang satu kurang belain." Sindir Nana lagi dengan sarkas, setelah puas mengatakan itu. Ia langsung menyeret Chilla untuk kembali ke kelas.

Namun kesempatan mengambil alih Yoona, ia menyuruh temannya memasang kaki, hingga akhirnya membuat Chilla tersandung dan terjungkal.

Beruntungnya ia ditangkap oleh seseorang.

Bryan? Desis Chilla.

Melihat itu Yoona berdecak kesal, sedangkan Nana buru-buru membantu Chilla untuk kembali memposisikan dirinya.

"Lo nggak perlu bantuin sahabat gue, urusin aja cewek cabe-cabean lo tuh." Ucap Nana sinis, lalu kembali menggandeng tangan Chilla untuk meneruskan langkah.

******

Malam itu...

Kamar dengan ukuran cukup besar menjadi saksi bisu, bagaimana seorang gadis belia merintih kesakitan dengan rasa yang begitu menghujam.

Bahkan ia tak segan menitikan air mata, karena tak kuasa menahan sesuatu yang menyakiti tubuhnya. Ini yang pertama baginya.

"Kakak, sakithhhh." Rintih Chilla dengan wajah yang tergambar jelas, peluh sudah membasahi area dahinya. Ia mencengkram kuat bahu Alva sebagai pelampiasan, serta menggigit bibir bawahnya.

"Iya aku tahu, tapi tahan. Sebentar lagi juga enakan. Rileksin yah." Balas Alva menenangkan, seraya menggerakan anggota tubuhnya dengan tekanan yang pelan. Agar tak membuat Chilla kesakitan.

Sebenarnya ia juga tak tega melihat Chilla yang seperti ini, tapi mau bagaimana lagi?

Chilla kembali menjerit, saat tak sengaja Alva melakukannya dengan cukup kuat, "Ahh kakak, pelan-pelan." Desis Chilla tertahan.

Kali ini Alva hanya bisa menurut, ia melakukan apapun yang Chilla katakan padanya, supaya gadis itu merasa lebih baik. Bahkan sesekali ia menyeka peluh di dahi Chilla dan mengecupnya, berharap rasa sakit itu mereda.

Hingga lama semakin lama, suara rintihan itu meredup. Berganti dengan Chilla yang begitu menikmati pergerakan Alva diatas tubuhnya.

Tanpa mereka sadari, sprei dengan kain berwarna putih itu sebagian berubah memerah, karena cairan yang dihasilkan tubuh Chilla.

"Bagaimana? Sudah lebih baik?" Tanya Alva lembut, ia menyelipkan anak rambut Chilla, yang tergerai tak beraturan ke belakang telinga.

Dan Chilla mengangguk, masih dengan desah kecil yang sesekali keluar dari bibir mungilnya.

"Malam ini Kakak bakal temenin Chilla kan?" Tanya Chilla dengan suara lemah, kini kedua tangannya sudah bergelayut manja dileher Alva. Ia sudah seperti jelly yang tak bertenaga.

Alva bergeming, berpikir sejenak untuk memilah permintaan Chilla. Disatu sisi, ia takut jika Pram dan juga Sarah yang sedang diluar kota, tiba-tiba saja datang dan memergokinya.

Namun disisi lain, ia tidak tega meninggalkan Chilla seorang diri dalam kondisi seperti ini.

Karena awalnya mereka berencana untuk makan malam berdua, berpikir kalau kedua orang tua Chilla kebetulan sedang pergi ke luar kota. Bagai burung yang keluar dari dalam sangkar, Chilla merasa bebas.

Namun naas, rencananya gagal total, begitu Chilla menelpon Alva, dan mengatakan bahwa dirinya mengalami sumilang, karena ia datang bulan.

Sontak saja, Alva yang khawatir langsung menginjak pedal gas, menuju rumah kekasih gelapnya.

Dan benar saja, saat ia sampai, Chilla sudah terkapar didalam kamar. Alva membantu Chilla dengan mengopres perut gadis itu dengan air hangat, dan sedikit melakukan tekanan-tekanan. Berharap apa yang ia lakukan bisa membantu gadisnya itu.

Karena katanya, selama ini Chilla belum pernah merasakan apa itu sumilang? Maka dari itu, inilah yang pertama baginya, namun terlewati dengan indah, karena ada Alva disisinya.

...****************...

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

...****************...

Jangan mikir macem-macem 🤣🤣🤣🤣

Terpopuler

Comments

Aisyah dewi

Aisyah dewi

udh traveling ni kplaku wxwxwx

2025-01-16

0

ᝯׁ֒hׁׅ֮ᨵׁׅׅꫀׁׅܻ݊ᥣׁׅ֪ꫀׁׅܻ݊

ᝯׁ֒hׁׅ֮ᨵׁׅׅꫀׁׅܻ݊ᥣׁׅ֪ꫀׁׅܻ݊

🤦🏻‍♀️🙈🤣🤣🤣🤣

2025-02-17

0

Lilik Juhariah

Lilik Juhariah

lah ternyata wkke

2025-01-10

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Salah Menilai
3 Belum Keluar
4 Aku tidak cemburu!
5 Pulang ke rumah
6 Kau kenal Jack?
7 Pertunangan (Aku Cemburu)
8 Pertunangan 2 (BANG SAT)
9 Panggil aku sayang!
10 Gadis Nakal
11 Ini juga punyaku kan?
12 Sarapan yang lezat
13 Olahraga ranjang?
14 Semut nakal
15 Rintihan
16 Menguntit
17 Rencana
18 Aku menginginkanmu
19 Kecurigaan Alva
20 Cobalah cintai aku
21 Kamu pacar Chilla yah?
22 Kekesalan Juna
23 Bang Sat?
24 Yang merah yah
25 Hadiah
26 Kedatangan Jonathan
27 Salah tingkah
28 Ulang tahun Jonathan
29 Alva sakit
30 Mau yang asli
31 Ini sangat nyaman
32 Anniversary Sam dan Mira
33 Katakan!
34 Maafkan aku calon istriku
35 Jahat, kasar!
36 Semua gara-gara Juna
37 Tetangga baru
38 Aku akan mencobanya
39 Perasaan was-was
40 Satu syarat
41 Dia calon istriku
42 Permen rasa buah
43 Ungkapan (Awal sesungguhnya)
44 Jebakan
45 Wanita tebal muka
46 Candu yang tidak bisa ditolak
47 Melawan nenek sihir
48 Menyelamatkan Nananana
49 Jadilah pacarku
50 Cemas
51 Menunjukkan bukti
52 Kita kawin lari saja
53 Kecewa
54 Interogasi
55 Biji selasi ganas
56 Flashback
57 Ketahuan (Kecewanya Satria)
58 Terpesona, aku terpesona
59 Kabur
60 Istriku
61 Belum berakhir
62 Manis seperti madu
63 99 persen dan 1 persen
64 Berita
65 Dalang
66 Impas
67 Yolanda oh Yolanda
68 New Story'
69 Aku wujudkan
70 Aku juga ingin dimanja
71 Tingkah bumil
72 Mengidam (Anjing)
73 Honeymoon
74 Kamu
75 Matahari terbit, belalai ikut bangkit
76 Pulang (Kita langsung coba)
77 Cemburu buta
78 Minta DP
79 Mommy nakal
80 Dimabuk cinta
81 Tugas mulia
82 Tentang melahirkan
83 Masakan buatan istri
84 Bodo amat, gue nggak kenal
85 Ayang Juna ngambek
86 Sana, jadi tukang sapu saja!
87 Aku nggak bisa!
88 Lamaran (NAJU)
89 Nyawa lain
90 Meja ajaib
91 ANU
92 Plak!
93 Kabar duka
94 Nana and Juna's wedding
95 Kebahagiaan semua orang
96 Apanih?
97 Bukan mandi biasa
98 Sabar (Nahan anu)
99 Menagih hutang
100 Periksa kandungan
101 Ya Allah Gusti!
102 Yah, Mama...
103 Timbal balik
104 Bahas jenguk menjenguk
105 Kurang apa?
106 Main tenda-tendaan
107 Marahan
108 Juna merana
109 Kutukan
110 Burung Papa
111 Jurus seribu bayangan
112 Menunggu kehadirannya
113 Maunya naik itu
114 Apa enaknya sih?
115 Alva mengoceh
116 Persalinan
117 Malaikat kecil
118 Menjenguk
119 Kekhawatiran Nana
120 Jangan hanya mengeluh
121 Tidak pernah berubah
122 Pakai yang lain
123 Wejangan
124 Baby boss
125 Baby Shark
126 Kau terlalu cantik
127 Pusat perhatian
128 Tak terduga
129 Menjadi Istri CEO (Perasaan Khawatir)
130 MIC (Celotehan adik-adik)
131 MIC (Kepala Batu)
132 MIC (Kepala Batu2)
133 MIC (Aku Nggak Gila)
134 MIC (Pergi dari rumah)
135 MIC (Meminta Bantuan)
136 MIC (Menemui Shaka)
137 MIC (Menikah Dadakan)
138 MIC (Kalian Pacaran?)
139 MIC (Menodai Mataku)
140 MIC (Hampir Saja)
141 MIC (Jangan Dulu Kenal)
142 MIC (Pas Kok)
143 MIC (Di Meja Makan)
144 MIC (Kejar-kejaran)
145 MIC (Sudah Aku Gigit)
146 MIC (Beby Berubah)
147 MIC (Nenek-nenek Mesum)
148 MIC (Gara-gara Susu Pisang)
149 MIC (Kita Akan Tahu)
150 MIC (Akhirnya)
151 MIC (Masih Tengah-tengah)
152 MIC (Mau Ketemu Tyrex Lagi?)
153 MIC (Anugerah Apa Musibah)
154 MIC (Mulai Sawan)
155 MIC (Alasan Macam Apa Itu?)
156 Gairah Sang Casanova
157 MIC (Istri Sempurna?)
158 MIC (Nggak Ngapa-ngapain)
159 MIC (Curhat)
160 MIC (Marah)
161 MIC (Love Is Blind)
162 MIC (Pindah ke Apartemen)
163 MIC (Takut)
164 MIC (Parno Sendiri)
165 MIC (Benar-benar Bahaya)
166 MIC (Adek Beby)
167 MIC (Sayang...)
168 MIC (AU AH)
169 MIC (AU AH AH)
170 MIC (Otak Usil)
171 MIC (Sakit)
172 MIC (Dibuang-buang)
173 MIC (Nggak Sekarang)
174 MIC (Nggak Bisa Lama)
175 MIC (Nyari Kokom)
176 MIC (Mertua)
177 MIC (Pakai Kokom)
178 MIC (Suasana Mendukung)
179 MIC (Kaki Abang Tiga)
180 MIC (Bersyukur)
181 MIC (Ambassador Skincare)
182 MIC (Ikut Nggak Yah?)
183 MIC (Balapan)
184 MIC (Maaf)
185 MIC (Janji Nggak Nakal Lagi)
186 MIC (Melabrak Gattan)
187 MIC (Kesialan Gattan)
188 MIC (Nyenengin Tom)
189 MIC (Hari Kelulusan)
190 MIC (Ruangan VVIP)
191 MIC (Masih Mau Anu-anu)
192 MIC (Kabar Bahagia)
193 MIC (Undangan Makan Malam)
194 MIC (Menyampaikan Kabar)
195 Promo Novel "My Sexy Secretary"
196 Hasrat Penggoda (New Novel)
Episodes

Updated 196 Episodes

1
Prolog
2
Salah Menilai
3
Belum Keluar
4
Aku tidak cemburu!
5
Pulang ke rumah
6
Kau kenal Jack?
7
Pertunangan (Aku Cemburu)
8
Pertunangan 2 (BANG SAT)
9
Panggil aku sayang!
10
Gadis Nakal
11
Ini juga punyaku kan?
12
Sarapan yang lezat
13
Olahraga ranjang?
14
Semut nakal
15
Rintihan
16
Menguntit
17
Rencana
18
Aku menginginkanmu
19
Kecurigaan Alva
20
Cobalah cintai aku
21
Kamu pacar Chilla yah?
22
Kekesalan Juna
23
Bang Sat?
24
Yang merah yah
25
Hadiah
26
Kedatangan Jonathan
27
Salah tingkah
28
Ulang tahun Jonathan
29
Alva sakit
30
Mau yang asli
31
Ini sangat nyaman
32
Anniversary Sam dan Mira
33
Katakan!
34
Maafkan aku calon istriku
35
Jahat, kasar!
36
Semua gara-gara Juna
37
Tetangga baru
38
Aku akan mencobanya
39
Perasaan was-was
40
Satu syarat
41
Dia calon istriku
42
Permen rasa buah
43
Ungkapan (Awal sesungguhnya)
44
Jebakan
45
Wanita tebal muka
46
Candu yang tidak bisa ditolak
47
Melawan nenek sihir
48
Menyelamatkan Nananana
49
Jadilah pacarku
50
Cemas
51
Menunjukkan bukti
52
Kita kawin lari saja
53
Kecewa
54
Interogasi
55
Biji selasi ganas
56
Flashback
57
Ketahuan (Kecewanya Satria)
58
Terpesona, aku terpesona
59
Kabur
60
Istriku
61
Belum berakhir
62
Manis seperti madu
63
99 persen dan 1 persen
64
Berita
65
Dalang
66
Impas
67
Yolanda oh Yolanda
68
New Story'
69
Aku wujudkan
70
Aku juga ingin dimanja
71
Tingkah bumil
72
Mengidam (Anjing)
73
Honeymoon
74
Kamu
75
Matahari terbit, belalai ikut bangkit
76
Pulang (Kita langsung coba)
77
Cemburu buta
78
Minta DP
79
Mommy nakal
80
Dimabuk cinta
81
Tugas mulia
82
Tentang melahirkan
83
Masakan buatan istri
84
Bodo amat, gue nggak kenal
85
Ayang Juna ngambek
86
Sana, jadi tukang sapu saja!
87
Aku nggak bisa!
88
Lamaran (NAJU)
89
Nyawa lain
90
Meja ajaib
91
ANU
92
Plak!
93
Kabar duka
94
Nana and Juna's wedding
95
Kebahagiaan semua orang
96
Apanih?
97
Bukan mandi biasa
98
Sabar (Nahan anu)
99
Menagih hutang
100
Periksa kandungan
101
Ya Allah Gusti!
102
Yah, Mama...
103
Timbal balik
104
Bahas jenguk menjenguk
105
Kurang apa?
106
Main tenda-tendaan
107
Marahan
108
Juna merana
109
Kutukan
110
Burung Papa
111
Jurus seribu bayangan
112
Menunggu kehadirannya
113
Maunya naik itu
114
Apa enaknya sih?
115
Alva mengoceh
116
Persalinan
117
Malaikat kecil
118
Menjenguk
119
Kekhawatiran Nana
120
Jangan hanya mengeluh
121
Tidak pernah berubah
122
Pakai yang lain
123
Wejangan
124
Baby boss
125
Baby Shark
126
Kau terlalu cantik
127
Pusat perhatian
128
Tak terduga
129
Menjadi Istri CEO (Perasaan Khawatir)
130
MIC (Celotehan adik-adik)
131
MIC (Kepala Batu)
132
MIC (Kepala Batu2)
133
MIC (Aku Nggak Gila)
134
MIC (Pergi dari rumah)
135
MIC (Meminta Bantuan)
136
MIC (Menemui Shaka)
137
MIC (Menikah Dadakan)
138
MIC (Kalian Pacaran?)
139
MIC (Menodai Mataku)
140
MIC (Hampir Saja)
141
MIC (Jangan Dulu Kenal)
142
MIC (Pas Kok)
143
MIC (Di Meja Makan)
144
MIC (Kejar-kejaran)
145
MIC (Sudah Aku Gigit)
146
MIC (Beby Berubah)
147
MIC (Nenek-nenek Mesum)
148
MIC (Gara-gara Susu Pisang)
149
MIC (Kita Akan Tahu)
150
MIC (Akhirnya)
151
MIC (Masih Tengah-tengah)
152
MIC (Mau Ketemu Tyrex Lagi?)
153
MIC (Anugerah Apa Musibah)
154
MIC (Mulai Sawan)
155
MIC (Alasan Macam Apa Itu?)
156
Gairah Sang Casanova
157
MIC (Istri Sempurna?)
158
MIC (Nggak Ngapa-ngapain)
159
MIC (Curhat)
160
MIC (Marah)
161
MIC (Love Is Blind)
162
MIC (Pindah ke Apartemen)
163
MIC (Takut)
164
MIC (Parno Sendiri)
165
MIC (Benar-benar Bahaya)
166
MIC (Adek Beby)
167
MIC (Sayang...)
168
MIC (AU AH)
169
MIC (AU AH AH)
170
MIC (Otak Usil)
171
MIC (Sakit)
172
MIC (Dibuang-buang)
173
MIC (Nggak Sekarang)
174
MIC (Nggak Bisa Lama)
175
MIC (Nyari Kokom)
176
MIC (Mertua)
177
MIC (Pakai Kokom)
178
MIC (Suasana Mendukung)
179
MIC (Kaki Abang Tiga)
180
MIC (Bersyukur)
181
MIC (Ambassador Skincare)
182
MIC (Ikut Nggak Yah?)
183
MIC (Balapan)
184
MIC (Maaf)
185
MIC (Janji Nggak Nakal Lagi)
186
MIC (Melabrak Gattan)
187
MIC (Kesialan Gattan)
188
MIC (Nyenengin Tom)
189
MIC (Hari Kelulusan)
190
MIC (Ruangan VVIP)
191
MIC (Masih Mau Anu-anu)
192
MIC (Kabar Bahagia)
193
MIC (Undangan Makan Malam)
194
MIC (Menyampaikan Kabar)
195
Promo Novel "My Sexy Secretary"
196
Hasrat Penggoda (New Novel)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!