Aku tidak cemburu!

Di Sekolah...

Chilla menepuk pelan bahu seseorang, saat ia baru saja sampai didepan gerbang. Ia yakin, pemilik bahu itu juga baru datang sama seperti dirinya.

"Nana. " Sapa Chilla pada sang sahabat dengan bibir yang terus melengkung. Dan gadis inilah yang selalu menjadi alasan Chilla diizinkan untuk keluar malam, setelah nama Alva.

Begitu menoleh Nana tak langsung menjawab, ia malah sibuk memperhatikan penampilan Chilla yang sedikit berbeda dari biasanya.

Jaket kulit, yang ia tahu jaket couple milik Chilla dan juga Alva, rambut tergerai indah dengan poni yang disisir rapih.

Apa Chilla sakit? Batinnya bertanya-tanya.

"Chill. " Panggil Nana.

"Hemmm... Ada apa? "

"Lo sakit yah? Kok pake jaket? Rambut lo juga nggak dikuncir? " Tanya Nana beruntun.

Sontak Chilla menyentuh jaket, serta rambutnya bergantian. Bukannya menjawab ia malah cengengesan. Mengingat pesan sang pacar semalam.

Tutupi tanda merah milikku, jangan sampai orang-orang tahu. Bisikkan Alva masih terngiang ditelinga Chilla.

"Cih! Kayaknya lo emang beneran sakit. Ditanya bukannya jawab malah cengengesan."

"Chilla nggak sakit Nana, Chilla cuma lagi bahagia. Karena ini perintah langsung dari kakak pacar. " Ujar Chilla menjelaskan mengapa dirinya berpenampilan seperti itu hari ini.

Sontak pernyataan itu membuat dua bulatan mata Nana membola.

"Lo punya pacar? Siapa? Anak mana? Kok lo nggak ngasih tau gue? Sahabat macem apa sih lo Chil?" timpal Nana pura-pura marah.

Chilla tak menanggapi omelan Nana dengan serius, ia malah bergelayut ditangan Nana lalu mengajak sahabatnya itu untuk masuk kedalam kelas.

Nana hanya mampu menghela nafas dengan sikap Chilla, mengerti kalau gadis itu pasti akan bercerita, mau tidak mau akhirnya kakinya ia ayunkan mensejajarkan diri dengan langkah Chilla.

Namun langkah mereka terhenti, kala sang badboy sekolah menjegal mereka tepat didepan pintu.

Bryan Givano, lelaki berandal yang banyak dicintai kaum hawa karena ketampanannya diatas rata-rata. Mobil sport mewah yang kerap dibawanya juga menjadi nilai plus seorang Bryan.

Tapi tidak dengan Nana, entahlah gadis itu benar-benar muak jika berhadapan dengan lelaki bernama Bryan yang kini berusaha mendekati Chilla. Sama sekali tidak terpesona.

"Hai Chilla." Sapa Bryan dengan senyum menawan. Mantra pemikat untuk para gadis disekolahnya.

"Hai juga Bry—" Sebelum Chilla menyelesaikan kalimatnya Nana lebih dulu menarik lengan gadis itu.

Tetapi Bryan tak kalah cepat, ia juga menahan satu lengan Chilla.

"Santai Na, gue cuma mau nyapa Chilla. Kalo lo nggak suka, tinggalin kita berdua. Dan itu nggak susah." Ucap Bryan dengan nada tak suka.

Nana melengos, "Dia sahabat gue, kemanapun dia pergi gue harus ikut. Dan dimana pun gue berada dia ada disana, jadi lo mau apa?" Balas Nana tak kalah sengitnya.

"Oh ya? Kalo gitu kita taruhan, sebentar lagi Chilla bakal mau jalan sama gue. Tanpa lo." Ucap Bryan dengan percaya dirinya yang begitu tinggi. Bahkan ia mengacungkan jari tengahnya tepat didepan wajah Nana.

Nana terkekeh pelan, merasa lucu dengan ucapan lelaki didepannya,"Gue ingetin, Chilla nggak bakal mau pergi sama berandal kaya lo." Cibir Nana dengan menekankan kata brandal yang ada didalamnya.

"Na udah, kita masuk aja." Timpal Chilla setengah berbisik. Dan Nana mengangguk menyetujui, akhirnya Chilla kembali menarik lengan Nana untuk mengekor dibelakangnya.

Melewati Bryan yang kini sedang mengeratkan gigi gerahamnya.

******

Sepulang sekolah, Chilla tak berniat untuk langsung pulang ke rumah. Gadis itu mampir terlebih dahulu ke restoran ayam kesukaan ia dan juga Alva untuk membeli makan siang.

Setelah mendapatkan apa yang dia inginkan, ia kembali memesan taksi online untuk mengantarnya ke tempat tujuan, yaitu perusahaan sang pacar.

Dengan menghabiskan waktu sekitar 15 menit, Chilla akhirnya sampai didepan perusahaan Alva. Ia membenahi penampilannya, lalu berjalan ke arah meja resepsionis.

"Apa nona sudah membuat janji dengan Tuan?" Tanya resepsionis yang memiliki poni seperti Chilla.

Chilla menggeleng, "Tidak ada janji, biasanya tanpa membuat janjipun kak Alva bisa menemuiku." Ucapnya dengan jujur.

"Tapi Tuan sedang rapat nona." Sang resepsionis satunya lagi memberi pengertian.

"Baiklah, kalo begitu katakan pada kak Alva, aku menunggunya." Balas Chilla menekan rasa kecewanya, dua resepsionis itu akhirnya mengangguk.

Lalu Chilla mencari tempat duduk di lobby tersebut untuk menunggu Alva.

Namun seakan Tuhan merestuinya, baru saja bokong itu akan melandas, tiba-tiba Juna asisten sang pacar menghampirinya.

"Nona Chilla." Sapa Juna.

Mendengar namanya disebut Chilla langsung mengarah ke sumber suara, wajahnya terlihat sumringah begitu tahu siapa yang telah memanggilnya.

"Kak Juna." Sahut Chilla, tak tanggung-tanggung gadis itu sampai memeluk tubuh Juna sekejap saking bahagianya.

"Ada urusan apa nona datang kemari?" Tanya Juna sedikit kikuk, kenapa ia yang jadi tersipu malu.

"Chilla mau mengantar makan siang, untuk kak Alva." Balas Chilla dengan mata yang berbinar.

Melihat kilatan bahagia di mata Chilla, Juna merasa luluh, Akhirnya tanpa persetujuan Alva, Juna mengantar Chilla, dan sampailah Chilla diruangan milik Alva, ruangan tertinggi yang ada di gedung ini.

Juna mengetuk pintu ruangan sang atasan, tanpa menunggu waktu lama, perintah masuk sudah ia dapatkan.

Begitu Chilla membuka pintu, ia bisa melihat wajah tampan sang kekasih yang sedang fokus memeriksa beberapa dokumen.

Hingga tak menyadari kehadirannya sama sekali, pasti kak Alva mengira yang datang hanya kak Juna. Batin Chilla.

"Selamat siang kakak pacar." Sapa Chilla pada sang pemilik ruangan.

Dengan perlahan Alva mengangkat kepalanya, memastikan bukan gadis kecil perusuh yang datang menemuinya.

"Chilla." Gumamnya.

Tanpa segan Chilla berlari mendekat, memberi pelukan pada Alva sama seperti saat ia memeluk Juna. Bahkan kali ini lebih erat, seerat keinginannya menjadi pacar seorang lelaki bernama Alvaro Antarakna.

Dalam dekapan Chilla, Alva terus memberikan sorot mata tajam ke arah sang asisten, ditatap seperti itu Juna hanya mampu menunduk takut.

Sepertinya ia sudah salah langkah. Membawa Chilla tanpa persetujuan Alva.

"Sudah lepas. Dan katakan apa tujuanmu." Ucap Alva dengan nada seperti biasanya, dingin dan to the point.

Chilla melerai pelukannya, lalu duduk diatas meja kerja Alva, sesuatu yang dianggap tidak sopan oleh pemiliknya. Namun lelaki itu memilih diam, tak menegur apapun yang dilakukan Chilla.

"Chilla bawain makan siang, ayo kita makan." Ajak Chilla dengan menerbitkan senyum manisnya. Ia juga mengangkat makanan yang ia bawa.

"Aku sudah makan." Balas Alva bohong, membuat senyum itu menyurut seketika.

Seenaknya saja memeluk orang lain, lalu menyogokku dengan makanan. Batin Alva.

"Benarkah?"

"Ya." Balas Alva singkat.

Wajah Chilla langsung murung.

"Makan lagi ya, sedikit saja." Rayu Chilla, berharap Alva mau menghargai usahanya.

"Kau kira perutku apa? Pembuangan sampah?" Alva membalas Chilla dengan kalimat pedasnya. Dengan tujuan agar gadis itu lekas meninggalkan ruangan. Karena moodnya kini telah berantakan.

Chilla mendengus kesal, lalu turun dari meja kerja Alva. Tapi ia tak langsung pergi, hanya berpindah duduk disofa, tak lupa juga membawa makanan yang dibawanya.

"Kak Juna." Panggil Chilla dengan nada merajuk.

Sebelum menjawab, Juna melirik ke arah bosnya terlebih dahulu, namun tak ada reaksi apa-apa. Seperti mengatakan terserah kalian mau apa.

"Iya nona." Balas Juna ketika ia sudah tepat dihadapan Chilla.

Chilla menepuk ruang kosong disebelahnya, dengan maksud agar Juna duduk.

Sekali lagi Juna melirik ke arah Alva, ia menelan ludahnya, Alva seakan acuh dan tak peduli sama sekali. Akhirnya Juna hanya mampu menerima ajakan Chilla dengan senyum terpaksa.

"Kita makan berdua saja ya kak Juna, dan kita tidak perlu mengurusi manusia tidak peka disebelah sana." Ajak Chilla dengan dibumbui sindiran.

"Maaf nona, nona makan sendiri saja, saya juga sudah makan." Terpaksa Juna juga bohong. Padahal keduanya baru saja menyelesaikan rapat, Juna turun kebawah karena ia berniat untuk keluar membeli makanan, untuknya dan juga sang bos, Alva.

"Hah, tapi Chilla juga tahu, kalo kak Juna tidak seperti orang yang ada disana. Jadi... Kita makan berdua yah, Chilla suapi." Sekali lagi Chilla mencibir Alva, bahkan matanya melotot ke arah lelaki itu, meski Alva tak memperhatikannya.

Sepertinya aku akan terkena masalah. Batin Juna berteriak.

Chilla mulai menyuapi Juna dengan makanan yang ia bawa, namun matanya tak lepas dari sosok Alva yang sibuk dengan kertas-kertas bertinta hitam itu.

"Kak Juna pernah pacaran?" Tanya Chilla.

Juna menggeleng, "Belum nona."

"Oh pantas, agak kaku gitu yah ngunyahnya, pasti gerogi yah sama Chilla. Tapi nggak apa-apa, kita belajar sama-sama menjadi pacar yang baik, jadi mulai hari ini, kak Juna mau yah jadi pacar pura-pura Chilla."

Prakk!!!

Alva menggebrak mejanya dengan kertas laporan yang ada ditangannya, wajahnya terlihat kesal, entah karena isi laporan itu, atau mendengar percakapan absurd Chilla bersama sang asisten, Juna.

Chilla dan Juna yang merasa kaget langsung reflek untuk berdiri.

"Kemari." Pinta Alva tidak jelas, siapa yang ia maksud untuk mendekat.

Akhirnya kedua orang itu hanya terdiam, dan sibuk dengan pikiran masing-masing, mereka sudah seperti terancam melihat sorot mata Alva yang kini menyalak tajam, setajam tatapan mata elang.

"Ku bilang kemari! Chilla." Ucap Alva mengulang perkataannya. Bahkan suaranya lantang, mengisi sunyinya ruangan.

Dengan langkah takut-takut, Chilla mendekat, begitu ia sudah berhadapan dengan Alva, Chilla langsung menundukkan kepalanya.

"Ambil makananmu." Titah Alva lagi, tanpa membantah Chilla mengambil makanannya dengan cepat.

"Sini, biar ku ajari menjadi pacar yang baik." Ucap Alva, mendudukkan Chilla diatas meja kerjanya. Sedangkan dirinya berdiri merapat dengan tubuh gadis itu.

Perlahan Alva mulai menyendokkan makanan dan memberikannya pada Chilla.

Tanpa protes Chilla membuka mulutnya, menerima suapan Alva, dan dalam kunyahan ketiga tiba-tiba Alva menyerobot bibir Chilla menggunakan bibirnya.

Merampas makanan yang ada dalam mulut gadis itu secara paksa, sambil menikmati bibir mungil yang mulai membuat Alva candu.

Chilla bergerak mundur karena terkejut, tetapi Alva memegang tengkuk itu kuat. Hingga ciuman itu melesak lebih dalam.

Tak berbeda dengan Chilla, hal yang sama pun dirasakan oleh Juna, seseorang yang bagai patung diantara keduanya. Menyaksikan dengan mata telanjang, bagaimana Alva meraih bibir ranum itu dengan rakus.

Sepertinya aku benar-benar dalam masalah.

Selesai dengan makan siang yang penuh drama, Alva meminta Chilla untuk pulang, dengan diantar oleh Juna.

"Tunggu dibawah, aku akan menyuruh Juna untuk mengantarmu." Ucap Alva sambil menatap Chilla yang masih malu-malu.

Chilla mengangguk. Tetapi sebelum pergi, ia mencuri kecupan di pipi kanan Alva terlebih dahulu.

"Chilla pulang, kakak pacar." Pamitnya sambil berlari meninggalkan ruangan Alva.

Alva hanya tersenyum miring melihat tingkah kekanakan Chilla. Gadis lugu, yang kini mulai merayap ke hatinya.

Sedangkan Juna dibuat panas dingin, karena diruangan ini hanya tinggal mereka berdua. Ia yakin ada sesuatu yang akan Alva sampaikan padanya, lebih tepatnya peringatan untuk asisten Juna, mengenai gadis kecil bernama Chilla.

"Jun." panggil Alva.

"Iya Tuan." Balas Juna dengan sigap.

"Aku benci mengatakan ini padamu, tapi sebagai bentuk peringatan, aku terpaksa mengatakannya, pertama, jangan beri tahu siapapun apa yang terjadi antara aku dan Chilla hari ini, esok atau seterusnya."

"Baik Tuan."

"Kedua. Hah, aku juga muak mengatakannya, muntahkan makanan yang diberikan Chilla."

Juna menelan salivanya dengan susah payah, tenggorokannya terasa tercekat.

"Jun..." Panggil Alva, karena merasa tak ditanggapi oleh Juna.

"Ba—baik Tuan."

"Dan ketiga..."

Astaga ada ketiga pula.

"Aku lihat di CCTV kamu dipeluk oleh Chilla. Jadi sebelum aku menelanjangimu disini, lebih baik kamu ganti pakaian setelah mengantar Chilla pulang."

"Baik Tuan."

"Dan satu lagi..."

Satu lagi?

"Jangan berpikir kalau aku ini sedang cemburu, aku hanya tidak suka gadisku berselingkuh, terlebih didepanku." Sindir Alva, ia melipat tangannya didada, lalu menggerakkan kepala mengusir Juna dari ruangannya.

Dengan gerakan cepat Juna meninggalkan ruangan Alva, ruangan yang terasa tidak memiliki udara untuknya bernafas dengan lega.

...****************...

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

...****************...

Terpopuler

Comments

Hariyanti

Hariyanti

hah.....ga cemburu aja kyk gitu...... gimana kalo beneran cemburu 🤪🤪

2025-03-07

0

ᝯׁ֒hׁׅ֮ᨵׁׅׅꫀׁׅܻ݊ᥣׁׅ֪ꫀׁׅܻ݊

ᝯׁ֒hׁׅ֮ᨵׁׅׅꫀׁׅܻ݊ᥣׁׅ֪ꫀׁׅܻ݊

ooohhh ga cemburu yaaa🤭🤣🤣🤣

2025-01-08

0

Aisyah dewi

Aisyah dewi

ngakakkk

2025-01-16

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Salah Menilai
3 Belum Keluar
4 Aku tidak cemburu!
5 Pulang ke rumah
6 Kau kenal Jack?
7 Pertunangan (Aku Cemburu)
8 Pertunangan 2 (BANG SAT)
9 Panggil aku sayang!
10 Gadis Nakal
11 Ini juga punyaku kan?
12 Sarapan yang lezat
13 Olahraga ranjang?
14 Semut nakal
15 Rintihan
16 Menguntit
17 Rencana
18 Aku menginginkanmu
19 Kecurigaan Alva
20 Cobalah cintai aku
21 Kamu pacar Chilla yah?
22 Kekesalan Juna
23 Bang Sat?
24 Yang merah yah
25 Hadiah
26 Kedatangan Jonathan
27 Salah tingkah
28 Ulang tahun Jonathan
29 Alva sakit
30 Mau yang asli
31 Ini sangat nyaman
32 Anniversary Sam dan Mira
33 Katakan!
34 Maafkan aku calon istriku
35 Jahat, kasar!
36 Semua gara-gara Juna
37 Tetangga baru
38 Aku akan mencobanya
39 Perasaan was-was
40 Satu syarat
41 Dia calon istriku
42 Permen rasa buah
43 Ungkapan (Awal sesungguhnya)
44 Jebakan
45 Wanita tebal muka
46 Candu yang tidak bisa ditolak
47 Melawan nenek sihir
48 Menyelamatkan Nananana
49 Jadilah pacarku
50 Cemas
51 Menunjukkan bukti
52 Kita kawin lari saja
53 Kecewa
54 Interogasi
55 Biji selasi ganas
56 Flashback
57 Ketahuan (Kecewanya Satria)
58 Terpesona, aku terpesona
59 Kabur
60 Istriku
61 Belum berakhir
62 Manis seperti madu
63 99 persen dan 1 persen
64 Berita
65 Dalang
66 Impas
67 Yolanda oh Yolanda
68 New Story'
69 Aku wujudkan
70 Aku juga ingin dimanja
71 Tingkah bumil
72 Mengidam (Anjing)
73 Honeymoon
74 Kamu
75 Matahari terbit, belalai ikut bangkit
76 Pulang (Kita langsung coba)
77 Cemburu buta
78 Minta DP
79 Mommy nakal
80 Dimabuk cinta
81 Tugas mulia
82 Tentang melahirkan
83 Masakan buatan istri
84 Bodo amat, gue nggak kenal
85 Ayang Juna ngambek
86 Sana, jadi tukang sapu saja!
87 Aku nggak bisa!
88 Lamaran (NAJU)
89 Nyawa lain
90 Meja ajaib
91 ANU
92 Plak!
93 Kabar duka
94 Nana and Juna's wedding
95 Kebahagiaan semua orang
96 Apanih?
97 Bukan mandi biasa
98 Sabar (Nahan anu)
99 Menagih hutang
100 Periksa kandungan
101 Ya Allah Gusti!
102 Yah, Mama...
103 Timbal balik
104 Bahas jenguk menjenguk
105 Kurang apa?
106 Main tenda-tendaan
107 Marahan
108 Juna merana
109 Kutukan
110 Burung Papa
111 Jurus seribu bayangan
112 Menunggu kehadirannya
113 Maunya naik itu
114 Apa enaknya sih?
115 Alva mengoceh
116 Persalinan
117 Malaikat kecil
118 Menjenguk
119 Kekhawatiran Nana
120 Jangan hanya mengeluh
121 Tidak pernah berubah
122 Pakai yang lain
123 Wejangan
124 Baby boss
125 Baby Shark
126 Kau terlalu cantik
127 Pusat perhatian
128 Tak terduga
129 Menjadi Istri CEO (Perasaan Khawatir)
130 MIC (Celotehan adik-adik)
131 MIC (Kepala Batu)
132 MIC (Kepala Batu2)
133 MIC (Aku Nggak Gila)
134 MIC (Pergi dari rumah)
135 MIC (Meminta Bantuan)
136 MIC (Menemui Shaka)
137 MIC (Menikah Dadakan)
138 MIC (Kalian Pacaran?)
139 MIC (Menodai Mataku)
140 MIC (Hampir Saja)
141 MIC (Jangan Dulu Kenal)
142 MIC (Pas Kok)
143 MIC (Di Meja Makan)
144 MIC (Kejar-kejaran)
145 MIC (Sudah Aku Gigit)
146 MIC (Beby Berubah)
147 MIC (Nenek-nenek Mesum)
148 MIC (Gara-gara Susu Pisang)
149 MIC (Kita Akan Tahu)
150 MIC (Akhirnya)
151 MIC (Masih Tengah-tengah)
152 MIC (Mau Ketemu Tyrex Lagi?)
153 MIC (Anugerah Apa Musibah)
154 MIC (Mulai Sawan)
155 MIC (Alasan Macam Apa Itu?)
156 Gairah Sang Casanova
157 MIC (Istri Sempurna?)
158 MIC (Nggak Ngapa-ngapain)
159 MIC (Curhat)
160 MIC (Marah)
161 MIC (Love Is Blind)
162 MIC (Pindah ke Apartemen)
163 MIC (Takut)
164 MIC (Parno Sendiri)
165 MIC (Benar-benar Bahaya)
166 MIC (Adek Beby)
167 MIC (Sayang...)
168 MIC (AU AH)
169 MIC (AU AH AH)
170 MIC (Otak Usil)
171 MIC (Sakit)
172 MIC (Dibuang-buang)
173 MIC (Nggak Sekarang)
174 MIC (Nggak Bisa Lama)
175 MIC (Nyari Kokom)
176 MIC (Mertua)
177 MIC (Pakai Kokom)
178 MIC (Suasana Mendukung)
179 MIC (Kaki Abang Tiga)
180 MIC (Bersyukur)
181 MIC (Ambassador Skincare)
182 MIC (Ikut Nggak Yah?)
183 MIC (Balapan)
184 MIC (Maaf)
185 MIC (Janji Nggak Nakal Lagi)
186 MIC (Melabrak Gattan)
187 MIC (Kesialan Gattan)
188 MIC (Nyenengin Tom)
189 MIC (Hari Kelulusan)
190 MIC (Ruangan VVIP)
191 MIC (Masih Mau Anu-anu)
192 MIC (Kabar Bahagia)
193 MIC (Undangan Makan Malam)
194 MIC (Menyampaikan Kabar)
195 Promo Novel "My Sexy Secretary"
196 Hasrat Penggoda (New Novel)
Episodes

Updated 196 Episodes

1
Prolog
2
Salah Menilai
3
Belum Keluar
4
Aku tidak cemburu!
5
Pulang ke rumah
6
Kau kenal Jack?
7
Pertunangan (Aku Cemburu)
8
Pertunangan 2 (BANG SAT)
9
Panggil aku sayang!
10
Gadis Nakal
11
Ini juga punyaku kan?
12
Sarapan yang lezat
13
Olahraga ranjang?
14
Semut nakal
15
Rintihan
16
Menguntit
17
Rencana
18
Aku menginginkanmu
19
Kecurigaan Alva
20
Cobalah cintai aku
21
Kamu pacar Chilla yah?
22
Kekesalan Juna
23
Bang Sat?
24
Yang merah yah
25
Hadiah
26
Kedatangan Jonathan
27
Salah tingkah
28
Ulang tahun Jonathan
29
Alva sakit
30
Mau yang asli
31
Ini sangat nyaman
32
Anniversary Sam dan Mira
33
Katakan!
34
Maafkan aku calon istriku
35
Jahat, kasar!
36
Semua gara-gara Juna
37
Tetangga baru
38
Aku akan mencobanya
39
Perasaan was-was
40
Satu syarat
41
Dia calon istriku
42
Permen rasa buah
43
Ungkapan (Awal sesungguhnya)
44
Jebakan
45
Wanita tebal muka
46
Candu yang tidak bisa ditolak
47
Melawan nenek sihir
48
Menyelamatkan Nananana
49
Jadilah pacarku
50
Cemas
51
Menunjukkan bukti
52
Kita kawin lari saja
53
Kecewa
54
Interogasi
55
Biji selasi ganas
56
Flashback
57
Ketahuan (Kecewanya Satria)
58
Terpesona, aku terpesona
59
Kabur
60
Istriku
61
Belum berakhir
62
Manis seperti madu
63
99 persen dan 1 persen
64
Berita
65
Dalang
66
Impas
67
Yolanda oh Yolanda
68
New Story'
69
Aku wujudkan
70
Aku juga ingin dimanja
71
Tingkah bumil
72
Mengidam (Anjing)
73
Honeymoon
74
Kamu
75
Matahari terbit, belalai ikut bangkit
76
Pulang (Kita langsung coba)
77
Cemburu buta
78
Minta DP
79
Mommy nakal
80
Dimabuk cinta
81
Tugas mulia
82
Tentang melahirkan
83
Masakan buatan istri
84
Bodo amat, gue nggak kenal
85
Ayang Juna ngambek
86
Sana, jadi tukang sapu saja!
87
Aku nggak bisa!
88
Lamaran (NAJU)
89
Nyawa lain
90
Meja ajaib
91
ANU
92
Plak!
93
Kabar duka
94
Nana and Juna's wedding
95
Kebahagiaan semua orang
96
Apanih?
97
Bukan mandi biasa
98
Sabar (Nahan anu)
99
Menagih hutang
100
Periksa kandungan
101
Ya Allah Gusti!
102
Yah, Mama...
103
Timbal balik
104
Bahas jenguk menjenguk
105
Kurang apa?
106
Main tenda-tendaan
107
Marahan
108
Juna merana
109
Kutukan
110
Burung Papa
111
Jurus seribu bayangan
112
Menunggu kehadirannya
113
Maunya naik itu
114
Apa enaknya sih?
115
Alva mengoceh
116
Persalinan
117
Malaikat kecil
118
Menjenguk
119
Kekhawatiran Nana
120
Jangan hanya mengeluh
121
Tidak pernah berubah
122
Pakai yang lain
123
Wejangan
124
Baby boss
125
Baby Shark
126
Kau terlalu cantik
127
Pusat perhatian
128
Tak terduga
129
Menjadi Istri CEO (Perasaan Khawatir)
130
MIC (Celotehan adik-adik)
131
MIC (Kepala Batu)
132
MIC (Kepala Batu2)
133
MIC (Aku Nggak Gila)
134
MIC (Pergi dari rumah)
135
MIC (Meminta Bantuan)
136
MIC (Menemui Shaka)
137
MIC (Menikah Dadakan)
138
MIC (Kalian Pacaran?)
139
MIC (Menodai Mataku)
140
MIC (Hampir Saja)
141
MIC (Jangan Dulu Kenal)
142
MIC (Pas Kok)
143
MIC (Di Meja Makan)
144
MIC (Kejar-kejaran)
145
MIC (Sudah Aku Gigit)
146
MIC (Beby Berubah)
147
MIC (Nenek-nenek Mesum)
148
MIC (Gara-gara Susu Pisang)
149
MIC (Kita Akan Tahu)
150
MIC (Akhirnya)
151
MIC (Masih Tengah-tengah)
152
MIC (Mau Ketemu Tyrex Lagi?)
153
MIC (Anugerah Apa Musibah)
154
MIC (Mulai Sawan)
155
MIC (Alasan Macam Apa Itu?)
156
Gairah Sang Casanova
157
MIC (Istri Sempurna?)
158
MIC (Nggak Ngapa-ngapain)
159
MIC (Curhat)
160
MIC (Marah)
161
MIC (Love Is Blind)
162
MIC (Pindah ke Apartemen)
163
MIC (Takut)
164
MIC (Parno Sendiri)
165
MIC (Benar-benar Bahaya)
166
MIC (Adek Beby)
167
MIC (Sayang...)
168
MIC (AU AH)
169
MIC (AU AH AH)
170
MIC (Otak Usil)
171
MIC (Sakit)
172
MIC (Dibuang-buang)
173
MIC (Nggak Sekarang)
174
MIC (Nggak Bisa Lama)
175
MIC (Nyari Kokom)
176
MIC (Mertua)
177
MIC (Pakai Kokom)
178
MIC (Suasana Mendukung)
179
MIC (Kaki Abang Tiga)
180
MIC (Bersyukur)
181
MIC (Ambassador Skincare)
182
MIC (Ikut Nggak Yah?)
183
MIC (Balapan)
184
MIC (Maaf)
185
MIC (Janji Nggak Nakal Lagi)
186
MIC (Melabrak Gattan)
187
MIC (Kesialan Gattan)
188
MIC (Nyenengin Tom)
189
MIC (Hari Kelulusan)
190
MIC (Ruangan VVIP)
191
MIC (Masih Mau Anu-anu)
192
MIC (Kabar Bahagia)
193
MIC (Undangan Makan Malam)
194
MIC (Menyampaikan Kabar)
195
Promo Novel "My Sexy Secretary"
196
Hasrat Penggoda (New Novel)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!