Salah Menilai

Disebuah apartemen mewah, yang hanya ditempati oleh seorang lelaki muda, ruangannya nampak sedikit meremang, karena lampu utama telah dimatikan.

Lelaki itu duduk didekat jendela sambil menghisap benda bernikotin yang diapit dikedua jarinya. Kakinya bertengger pada kursi yang lain, sedangkan tubuhnya hanya didekap oleh kain kimono.

Dengan tatapan sendu, ia memandang ke langit yang membiru bertabur bintang.

Namun pikirannya hanya terfokus pada satu arah, yaitu gadis belia bernama Chilla. Gadis yang berjanji akan menyerahkan tubuhnya malam ini.

Mengingat itu Alva sedikit menarik sudut bibirnya keatas, merasa bodoh, ia yakin Chilla tidak akan mungkin datang menemuinya. Untuk apa dia menunggu dengan harap-harap cemas?

Karena ia pun tahu, Chilla tidak akan seberani itu. Ditambah keluarga Chilla yang kerap kali over protektif, tidak boleh inilah, tidak boleh itulah.

Semua alasan itu kembali membuat Alva percaya, apa yang dibicarakan oleh Chilla adalah omong kosong belaka.

Akhirnya dengan sedikit rasa kecewa dihatinya, Alva bangkit dari kursi, berencana untuk mengistirahatkan tubuhnya. Namun seketika langkahnya terhenti, matanya terbuka lebar begitu ia mendengar pintu apartemennya dibuka oleh seseorang.

Chilla? Batin Alva bersorak.

Chilla melangkah dengan perlahan, menyusuri setiap inchi ruangan dengan kaki yang gemetar, mencari keberadaan lelaki yang cintainya.

Awalnya ia gamang, namun segera ia tepis karena itu semua hanya akan membuatnya dicap sebagai pembual.

Semakin lama, kaki mungil itu membawanya masuk kedalam apartemen Alva, hingga terhenti disebuah pintu ruangan yang ia yakini itu adalah kamar milik lelaki tersebut.

Berkali-kali Chilla menelan ludahnya dengan susah payah, hanya karena berpikir untuk membuka pintu ruangan itu atau tidak.

Namun semuanya sudah terlanjur basah, ia tidak mungkin untuk berjalan mundur dan berlari menjauh.

Akhirnya dengan kegugupan yang luar biasa Chilla memutar knop pintu.

Ceklek!

Tidak dikunci sama sekali, itu artinya Alva telah menyiapkan ini semua untuknya.

Chilla kembali merasakan gugup, dirinya sudah seperti akan dieksekusi mati oleh sang pemilik kamar, padahal ia sendiri yang sukarela untuk datang.

Begitu tubuh Chilla masuk dengan sempurna. Dan...

Prok!

Dengan sekali tepukan, tiba-tiba lampu bersinar dengan terang benderang. Dan hal itu sukses membuat Chilla menatap ke arah ranjang dimana Alva berada, dengan hanya mengenakan handuk kimono lelaki itu duduk dengan penuh wibawa.

Pandangan mata mereka bertemu, terkunci dalam waktu yang cukup lama.

Dengan hanya ditatap seperti itu, ternyata mampu membuat darah ditubuh Chilla berdesir dengan aneh.

Dan kegugupan yang sempat melanda, tiba-tiba hilang entah kemana.

Berbeda dengan Chilla, Alva terus menelisik dengan detail semua yang melekat ditubuh gadis kecilnya, mini dress selutut berwarna abu-abu, sepatu berhak rendah warna senada, rambut tergerai indah sebahu, dan riasan tipis penyempurna penampilan gadis itu.

Satu kata untuk Chilla, sempurna.

"Ku kira kau tidak akan datang." Cibir Alva, memutus pandangan keduanya.

Chilla berkedip pelan, lalu mengembangkan senyumnya, membalas cibiran Alva.

Kemudian kaki jenjang itu melangkah mendekat ke arah ranjang, tanpa aba-aba Chilla mendudukkan dirinya diatas pangkuan Alva.

Lelaki itu sampai terjangkit kaget dengan tingkah Chilla, ia kira gadis ini akan malu-malu untuk memulai terlebih dahulu.

Cup

"Chilla tidak mungkin berbohong pada kak Alva." Ucap Chilla setelah mengecup sekilas bibir lelakinya.

Diperlakukan seperti itu Alva semakin merasa tertantang, baru kali ini ada wanita yang begitu berani padanya. Bahkan kecupan singkat itu merupakan ciuman pertamanya.

Cih! Alva berdecih kesamping. Lalu matanya kembali menatap tajam ke arah Chilla, benarkah gadis ini akan berani melakukan itu semua dengannya.

"Baiklah, tidak perlu berbasa-basi lagi. Buka bajumu!" Titah Alva dengan suara yang sama sekali belum melunak. Dengan tujuan agar Chilla takut padanya.

Chilla menggeleng, "Tidak mau!" Tolaknya.

Alva menyunggingkan senyum remeh, "Sudah kuduga, kau hanya main-main denganku." Sekali lagi Alva mencibir berharap Chilla tak lagi meneruskan niat bodohnya.

Namun ternyata Alva salah, ia salah menilai gadis didepannya, Chilla menarik tangan Alva, menuntunnya ke arah resleting dress-nya yang ada dibalik punggung.

Kali ini Chilla yang menyunggingkan senyum.

"Dibuka sama kak Alva kayanya lebih seru." Ucap Chilla sambil menggantungkan tangannya dileher Alva, sejujurnya itu trik menetralkan rasa malu Chilla, ia tak bisa berfikir jika harus ia yang membukanya.

Alva menelan salivanya, dan itu dapat dilihat oleh mata Chilla, karena jakun itu terlihat naik turun, membuat Alva semakin terlihat menawan.

Karena merasa harga dirinya telah dicabik-cabik, tanpa pikir panjang Alva menarik resleting itu sampai kebawah, lalu tanpa ba bi bu menarik tengkuk Chilla dan melabuhkan ciuman pertamanya disana.

Lidah Alva semakin menggeliat keras, berusaha untuk masuk kedalam mulut Chilla, dengan segala upaya akhirnya ia berhasil, kini lidahnya terus bertautan dan saling membelit dengan lidah milik Chilla.

Terus bertukar saliva dan mencecap rasa memabukan yang tak pernah dirasakannya.

Ternyata semenyenangkan ini bermain dengan gadis kecilnya.

Alva semakin tak terkendali, kabut nafsu itu sudah mengambil alih. Gairah yang tak tertahankan membawa tangannya untuk membuka dress yang Chilla kenakan.

Dengan mata telanjang ia bisa menyaksikan dua bulatan indah yang sedang terpampang menantang. Begitu sintal.

Alva menatap sekilas wajah Chilla yang sudah memerah seperti buah cherry, lalu kembali melancarkan serangannya, memberi tanda merah didua bulatan tadi.

Merasa tak puas akhirnya Alva melepas pengait b*ra milik Chilla. Dengan nafas yang saling memburu keduanya terlihat saling memandang satu sama lain.

"Kau benar-benar ingin menjadi simpananku?" Tanya Alva kembali meyakinkan.

"Ya." Jawab Chilla singkat, ia ingin semuanya segera berakhir, ia sudah terlalu malu memperlihatkan tubuh setengah telanjangnya didepan Alva.

Ku harap kau tidak akan menyesal Chilla. Gumam Alva dalam hatinya.

Lelaki itu langsung menyesap bulatan indah yang sedari tadi mengitari otaknya. Chilla langsung menjerit nikmat dengan perlakuan Alva pada tubuhnya.

Bulu-bulu halus yang meremang menjadi saksi bisu betapa hebatnya, rasa panas yang menjalar hingga ke puncak ubun-ubun.

Lalu detik selanjutnya Alva membawa Chilla kedalam tempat peraduan. Mengungkung tubuh gadis kecil itu dibawah tubuhnya.

Chilla memegangi tali kimono yang Alva kenakan, dan Alva mengangguk menyetujui apa yang sebenarnya Chilla akan lakukan.

Sekali tarik handuk kimono itu terbuka lebar, menampilkan pusaka yang sedari tadi ada dalam bayangan otak Chilla.

Benda panjang yang siap mengoyak batas nirwananya.

Alva kembali mencumbui Chilla, mencecap, mel*umat, meremas dan mengusap dengan rasa yang membuncah.

Didalam rasa nikmat yang ia terima, tiba-tiba saja sekelebat wajah marah datang menghampirinya. Wajah garang yang ia kenal sejak dirinya duduk di bangku sekolah dasar.

Semakin dibiarkan ternyata semakin menjadi.

Lelaki itu langsung menghentikan aktivitas nya dan menggelengkan kepala menghilangkan apa yang dilihatnya.

Saat kembali melihat wajah wanita yang berada dibawahnya Alva semakin yakin halusinasi nya sedang tidak stabil.

"Kakak kenapa?" tanya Chilla penasaran.

Alva hanya menggeleng. Lalu kembali melabuhkan ciuman dibibir ranum Chilla, namun tak lama berlangsung wajah marah itu kembali datang, bahkan kini terasa sedang memakinya.

Alva tak peduli, ia terus meneruskan apa yang sedang nalurinya inginkan, namun selama itu pula wajah marah itu tak kunjung hilang. Semakin memaki tak habis-habis.

"Arghhh... Om Pram." Desis Alva sambil menggeleng-gelengkan kepala.

Ia berdecak keras karena kini nafsu birahinya berubah jadi rasa kesal. Kenapa tiba-tiba bayangan wajah marah ayah Chilla datang, apa ia tahu anaknya sedang melakukan hal yang bukan-bukan?

Akhirnya Alva bangkit dari tubuh Chilla, mengikat kembali tali kimononya, setelah selesai Alva mengajak Chilla untuk bangkit, dan membantu gadis itu memasang b*ranya.

Chilla menatap aneh pada sikap Alva yang tiba-tiba berubah, gadis itu langsung menghentikan tangan Alva yang sedang memasang pengait b*ra dipunggungnya.

"Kenapa tidak jadi?" Tanya Chilla meminta penjelasan, ia tidak mau misinya ini gagal, ia sudah terlanjur menahan malu setengah mati, maka semuanya harus berjalan dengan semestinya.

Alva tidak peduli pada pertanyaan Chilla, ia tetap memasang pengait itu dan membantu Chilla membenahi dress-nya yang berantakan.

Chilla terus memberontak, ia tidak mau seperti ini.

"Chilla nggak mau, kakak harus lanjutin apa yang tadi kita udah lakuin!" tegas Chilla, lagi Alva tak menggubris.

Chilla tak tinggal diam, ia menarik kembali tangan Alva agar jatuh diatas tubuhnya.

"Jangan gila! Kita tidak bisa melakukannya." Ujar Alva lalu bangkit.

"Benahi pakaianmu, nanti ku antar pulang." Sambungnya.

"Nggak mau kakak, Chilla nggak mau. Kakak udah bohong, katanya hanya dengan kita melakukan itu kakak siap jadiin Chilla simpanan kakak, tadi kita hampir aja ngelakuin, sekarang kakak berhenti gitu aja? Sebenarnya siapa disini yang main-main? Chilla atau kak Alva?" Jelas Chilla dengan kesal.

Alva mematung ditempatnya, ada baiknya semua ini memang tidak terjadi, tetapi kesalahan fatal yang ia lakukan adalah dia sendiri yang menantang Chilla melakukan ini.

Ahh... Ini bukan salahnya, ini salah wajah galak ayah Chilla yang datang tiba-tiba.

"Ahh aku tahu, pasti kakak nggak bisa ngelakuin itu yah? Kalo gitu biar Chilla aja. Kakak cukup diam dibawah. Chilla tahu, Chilla masih amatir, tapi Chilla—Chilla, Chilla udah pernah nonton film yang begitu kok. Jadi pasti Chilla bisa." Ucap Chilla menepis sisa malu yang ada.

Kurang ajar, anak ini malah menanggapku tidak bisa melakukannya?

Alva semakin memijat pelipisnya, bukan itu yang ia permasalahkan. Tetapi ia juga tidak bisa menjelaskan apa yang membuat dirinya harus membatalkan niatannya.

"Kakak." Chilla mulai merengek, bergelayut manja dilengan Alva.

Akhirnya, tidak ada jalan lain. Dengan melakukan itu ataupun tidak, sepertinya Alva memang harus menerima gadis itu sebagai simpanannya.

"Sudahlah, kita tidak perlu melakukan itu. Karena mulai malam ini, aku akan menerimamu menjadi simpananku."

...****************...

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

...****************...

Yok disemangati yok🔥🔥🔥🔥

Terpopuler

Comments

Naja Naja nurdin

Naja Naja nurdin

ih chila maksa sekali mau jadi simpanan si kakak Alva

2025-03-04

0

Hasanah Purwokerto

Hasanah Purwokerto

Merapat....😂😂😂😂

2025-04-10

0

Ney Maniez

Ney Maniez

waduhh jd simpanan

2024-09-28

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Salah Menilai
3 Belum Keluar
4 Aku tidak cemburu!
5 Pulang ke rumah
6 Kau kenal Jack?
7 Pertunangan (Aku Cemburu)
8 Pertunangan 2 (BANG SAT)
9 Panggil aku sayang!
10 Gadis Nakal
11 Ini juga punyaku kan?
12 Sarapan yang lezat
13 Olahraga ranjang?
14 Semut nakal
15 Rintihan
16 Menguntit
17 Rencana
18 Aku menginginkanmu
19 Kecurigaan Alva
20 Cobalah cintai aku
21 Kamu pacar Chilla yah?
22 Kekesalan Juna
23 Bang Sat?
24 Yang merah yah
25 Hadiah
26 Kedatangan Jonathan
27 Salah tingkah
28 Ulang tahun Jonathan
29 Alva sakit
30 Mau yang asli
31 Ini sangat nyaman
32 Anniversary Sam dan Mira
33 Katakan!
34 Maafkan aku calon istriku
35 Jahat, kasar!
36 Semua gara-gara Juna
37 Tetangga baru
38 Aku akan mencobanya
39 Perasaan was-was
40 Satu syarat
41 Dia calon istriku
42 Permen rasa buah
43 Ungkapan (Awal sesungguhnya)
44 Jebakan
45 Wanita tebal muka
46 Candu yang tidak bisa ditolak
47 Melawan nenek sihir
48 Menyelamatkan Nananana
49 Jadilah pacarku
50 Cemas
51 Menunjukkan bukti
52 Kita kawin lari saja
53 Kecewa
54 Interogasi
55 Biji selasi ganas
56 Flashback
57 Ketahuan (Kecewanya Satria)
58 Terpesona, aku terpesona
59 Kabur
60 Istriku
61 Belum berakhir
62 Manis seperti madu
63 99 persen dan 1 persen
64 Berita
65 Dalang
66 Impas
67 Yolanda oh Yolanda
68 New Story'
69 Aku wujudkan
70 Aku juga ingin dimanja
71 Tingkah bumil
72 Mengidam (Anjing)
73 Honeymoon
74 Kamu
75 Matahari terbit, belalai ikut bangkit
76 Pulang (Kita langsung coba)
77 Cemburu buta
78 Minta DP
79 Mommy nakal
80 Dimabuk cinta
81 Tugas mulia
82 Tentang melahirkan
83 Masakan buatan istri
84 Bodo amat, gue nggak kenal
85 Ayang Juna ngambek
86 Sana, jadi tukang sapu saja!
87 Aku nggak bisa!
88 Lamaran (NAJU)
89 Nyawa lain
90 Meja ajaib
91 ANU
92 Plak!
93 Kabar duka
94 Nana and Juna's wedding
95 Kebahagiaan semua orang
96 Apanih?
97 Bukan mandi biasa
98 Sabar (Nahan anu)
99 Menagih hutang
100 Periksa kandungan
101 Ya Allah Gusti!
102 Yah, Mama...
103 Timbal balik
104 Bahas jenguk menjenguk
105 Kurang apa?
106 Main tenda-tendaan
107 Marahan
108 Juna merana
109 Kutukan
110 Burung Papa
111 Jurus seribu bayangan
112 Menunggu kehadirannya
113 Maunya naik itu
114 Apa enaknya sih?
115 Alva mengoceh
116 Persalinan
117 Malaikat kecil
118 Menjenguk
119 Kekhawatiran Nana
120 Jangan hanya mengeluh
121 Tidak pernah berubah
122 Pakai yang lain
123 Wejangan
124 Baby boss
125 Baby Shark
126 Kau terlalu cantik
127 Pusat perhatian
128 Tak terduga
129 Menjadi Istri CEO (Perasaan Khawatir)
130 MIC (Celotehan adik-adik)
131 MIC (Kepala Batu)
132 MIC (Kepala Batu2)
133 MIC (Aku Nggak Gila)
134 MIC (Pergi dari rumah)
135 MIC (Meminta Bantuan)
136 MIC (Menemui Shaka)
137 MIC (Menikah Dadakan)
138 MIC (Kalian Pacaran?)
139 MIC (Menodai Mataku)
140 MIC (Hampir Saja)
141 MIC (Jangan Dulu Kenal)
142 MIC (Pas Kok)
143 MIC (Di Meja Makan)
144 MIC (Kejar-kejaran)
145 MIC (Sudah Aku Gigit)
146 MIC (Beby Berubah)
147 MIC (Nenek-nenek Mesum)
148 MIC (Gara-gara Susu Pisang)
149 MIC (Kita Akan Tahu)
150 MIC (Akhirnya)
151 MIC (Masih Tengah-tengah)
152 MIC (Mau Ketemu Tyrex Lagi?)
153 MIC (Anugerah Apa Musibah)
154 MIC (Mulai Sawan)
155 MIC (Alasan Macam Apa Itu?)
156 Gairah Sang Casanova
157 MIC (Istri Sempurna?)
158 MIC (Nggak Ngapa-ngapain)
159 MIC (Curhat)
160 MIC (Marah)
161 MIC (Love Is Blind)
162 MIC (Pindah ke Apartemen)
163 MIC (Takut)
164 MIC (Parno Sendiri)
165 MIC (Benar-benar Bahaya)
166 MIC (Adek Beby)
167 MIC (Sayang...)
168 MIC (AU AH)
169 MIC (AU AH AH)
170 MIC (Otak Usil)
171 MIC (Sakit)
172 MIC (Dibuang-buang)
173 MIC (Nggak Sekarang)
174 MIC (Nggak Bisa Lama)
175 MIC (Nyari Kokom)
176 MIC (Mertua)
177 MIC (Pakai Kokom)
178 MIC (Suasana Mendukung)
179 MIC (Kaki Abang Tiga)
180 MIC (Bersyukur)
181 MIC (Ambassador Skincare)
182 MIC (Ikut Nggak Yah?)
183 MIC (Balapan)
184 MIC (Maaf)
185 MIC (Janji Nggak Nakal Lagi)
186 MIC (Melabrak Gattan)
187 MIC (Kesialan Gattan)
188 MIC (Nyenengin Tom)
189 MIC (Hari Kelulusan)
190 MIC (Ruangan VVIP)
191 MIC (Masih Mau Anu-anu)
192 MIC (Kabar Bahagia)
193 MIC (Undangan Makan Malam)
194 MIC (Menyampaikan Kabar)
195 Promo Novel "My Sexy Secretary"
196 Hasrat Penggoda (New Novel)
Episodes

Updated 196 Episodes

1
Prolog
2
Salah Menilai
3
Belum Keluar
4
Aku tidak cemburu!
5
Pulang ke rumah
6
Kau kenal Jack?
7
Pertunangan (Aku Cemburu)
8
Pertunangan 2 (BANG SAT)
9
Panggil aku sayang!
10
Gadis Nakal
11
Ini juga punyaku kan?
12
Sarapan yang lezat
13
Olahraga ranjang?
14
Semut nakal
15
Rintihan
16
Menguntit
17
Rencana
18
Aku menginginkanmu
19
Kecurigaan Alva
20
Cobalah cintai aku
21
Kamu pacar Chilla yah?
22
Kekesalan Juna
23
Bang Sat?
24
Yang merah yah
25
Hadiah
26
Kedatangan Jonathan
27
Salah tingkah
28
Ulang tahun Jonathan
29
Alva sakit
30
Mau yang asli
31
Ini sangat nyaman
32
Anniversary Sam dan Mira
33
Katakan!
34
Maafkan aku calon istriku
35
Jahat, kasar!
36
Semua gara-gara Juna
37
Tetangga baru
38
Aku akan mencobanya
39
Perasaan was-was
40
Satu syarat
41
Dia calon istriku
42
Permen rasa buah
43
Ungkapan (Awal sesungguhnya)
44
Jebakan
45
Wanita tebal muka
46
Candu yang tidak bisa ditolak
47
Melawan nenek sihir
48
Menyelamatkan Nananana
49
Jadilah pacarku
50
Cemas
51
Menunjukkan bukti
52
Kita kawin lari saja
53
Kecewa
54
Interogasi
55
Biji selasi ganas
56
Flashback
57
Ketahuan (Kecewanya Satria)
58
Terpesona, aku terpesona
59
Kabur
60
Istriku
61
Belum berakhir
62
Manis seperti madu
63
99 persen dan 1 persen
64
Berita
65
Dalang
66
Impas
67
Yolanda oh Yolanda
68
New Story'
69
Aku wujudkan
70
Aku juga ingin dimanja
71
Tingkah bumil
72
Mengidam (Anjing)
73
Honeymoon
74
Kamu
75
Matahari terbit, belalai ikut bangkit
76
Pulang (Kita langsung coba)
77
Cemburu buta
78
Minta DP
79
Mommy nakal
80
Dimabuk cinta
81
Tugas mulia
82
Tentang melahirkan
83
Masakan buatan istri
84
Bodo amat, gue nggak kenal
85
Ayang Juna ngambek
86
Sana, jadi tukang sapu saja!
87
Aku nggak bisa!
88
Lamaran (NAJU)
89
Nyawa lain
90
Meja ajaib
91
ANU
92
Plak!
93
Kabar duka
94
Nana and Juna's wedding
95
Kebahagiaan semua orang
96
Apanih?
97
Bukan mandi biasa
98
Sabar (Nahan anu)
99
Menagih hutang
100
Periksa kandungan
101
Ya Allah Gusti!
102
Yah, Mama...
103
Timbal balik
104
Bahas jenguk menjenguk
105
Kurang apa?
106
Main tenda-tendaan
107
Marahan
108
Juna merana
109
Kutukan
110
Burung Papa
111
Jurus seribu bayangan
112
Menunggu kehadirannya
113
Maunya naik itu
114
Apa enaknya sih?
115
Alva mengoceh
116
Persalinan
117
Malaikat kecil
118
Menjenguk
119
Kekhawatiran Nana
120
Jangan hanya mengeluh
121
Tidak pernah berubah
122
Pakai yang lain
123
Wejangan
124
Baby boss
125
Baby Shark
126
Kau terlalu cantik
127
Pusat perhatian
128
Tak terduga
129
Menjadi Istri CEO (Perasaan Khawatir)
130
MIC (Celotehan adik-adik)
131
MIC (Kepala Batu)
132
MIC (Kepala Batu2)
133
MIC (Aku Nggak Gila)
134
MIC (Pergi dari rumah)
135
MIC (Meminta Bantuan)
136
MIC (Menemui Shaka)
137
MIC (Menikah Dadakan)
138
MIC (Kalian Pacaran?)
139
MIC (Menodai Mataku)
140
MIC (Hampir Saja)
141
MIC (Jangan Dulu Kenal)
142
MIC (Pas Kok)
143
MIC (Di Meja Makan)
144
MIC (Kejar-kejaran)
145
MIC (Sudah Aku Gigit)
146
MIC (Beby Berubah)
147
MIC (Nenek-nenek Mesum)
148
MIC (Gara-gara Susu Pisang)
149
MIC (Kita Akan Tahu)
150
MIC (Akhirnya)
151
MIC (Masih Tengah-tengah)
152
MIC (Mau Ketemu Tyrex Lagi?)
153
MIC (Anugerah Apa Musibah)
154
MIC (Mulai Sawan)
155
MIC (Alasan Macam Apa Itu?)
156
Gairah Sang Casanova
157
MIC (Istri Sempurna?)
158
MIC (Nggak Ngapa-ngapain)
159
MIC (Curhat)
160
MIC (Marah)
161
MIC (Love Is Blind)
162
MIC (Pindah ke Apartemen)
163
MIC (Takut)
164
MIC (Parno Sendiri)
165
MIC (Benar-benar Bahaya)
166
MIC (Adek Beby)
167
MIC (Sayang...)
168
MIC (AU AH)
169
MIC (AU AH AH)
170
MIC (Otak Usil)
171
MIC (Sakit)
172
MIC (Dibuang-buang)
173
MIC (Nggak Sekarang)
174
MIC (Nggak Bisa Lama)
175
MIC (Nyari Kokom)
176
MIC (Mertua)
177
MIC (Pakai Kokom)
178
MIC (Suasana Mendukung)
179
MIC (Kaki Abang Tiga)
180
MIC (Bersyukur)
181
MIC (Ambassador Skincare)
182
MIC (Ikut Nggak Yah?)
183
MIC (Balapan)
184
MIC (Maaf)
185
MIC (Janji Nggak Nakal Lagi)
186
MIC (Melabrak Gattan)
187
MIC (Kesialan Gattan)
188
MIC (Nyenengin Tom)
189
MIC (Hari Kelulusan)
190
MIC (Ruangan VVIP)
191
MIC (Masih Mau Anu-anu)
192
MIC (Kabar Bahagia)
193
MIC (Undangan Makan Malam)
194
MIC (Menyampaikan Kabar)
195
Promo Novel "My Sexy Secretary"
196
Hasrat Penggoda (New Novel)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!