Kau kenal Jack?

Chilla buru-buru membenahi pakaiannya yang nampak kusut akibat ulah Alva. Namun ditengah kesibukannya, mulutnya dibuat menganga saat dengan santai Alva mengganti pakaiannya didepan mata Chilla.

"Astaga, kenapa dia jadi tidak tahu malu begini." Lirih Chilla sambil menggigit bibir bawahnya. Ia membuang muka sekilas, lalu kembali melirik Alva.

Alva tersenyum kecil mendengar gumaman gadis kecilnya. Ia benar-benar puas telah mengerjai Chilla, wajah kesal itu ternyata mampu membuat bibirnya melengkung cukup lama.

Setelah memakai pakaiannya, Alva mendekat ke arah Chilla yang masih setia menunggunya.

Lelaki itu duduk diatas ranjang, lalu menepuk pahanya meminta Chilla agar duduk disana.

Ragu, akhirnya Chilla hanya diam.

"Kemari." Ucap Alva lembut, ia meraih lengan Chilla dan membimbing gadis itu.

Perlahan Chilla menurut, ia mendudukkan dirinya diatas paha Alva, lalu menunduk malu.

"Jangan lakukan hal tadi pada pria lain." Ucap Alva to the point, ia memegangi dagu Chilla, agar tatapan mereka dapat bertemu.

Chilla tak bisa untuk tidak luluh, kala tatapan yang kerap kali menajam itu memandangnya dengan tatapan teduh.

"Kenapa? Apa kakak akan cemburu jika aku melakukan itu?" Tanya Chilla mulai pede, seketika binar di mata gadis itu berkelap-kelip, berharap Alva berkata 'Ya'.

Alva lebih dulu mengulum senyum, "Kau tidak merasa bersalah sama sekali dengan tindakanmu?" Tanya Alva, kini tangannya berpindah melingkar di pinggang gadis itu.

Namun matanya masih setia memandangi bibir merah merekah yang ada didepannya.

Pelan, Chilla menggeleng, tak mengerti apa maksud Alva sebenarnya.

Akhirnya Alva terkekeh, gadis didepannya ini benar-benar polos atau bagaimana pikirnya.

"Kau polos atau bodoh sih? Jelas-jelas kau baru saja menyelinap masuk ke kamar seorang pria dewasa, kalau bukan aku. Kau sudah jadi apa tadi?" Terang Alva dengan menyeringai, mengingat betapa kesalnya wajah Chilla saat tangannya menjamah tubuh gadis itu.

Mendengar jawaban Alva, Chilla kembali menunduk dengan bibir yang mengerucut, ia kira Alva melarang dirinya seperti itu karena sudah mulai mencintainya. Nyatanya?

"Kau mengerti?" Tanya Alva, tangannya mulai naik ke atas tengkuk Chilla.

Mengusapnya dengan lembut, membuat bulu-bulu halus disekitar area itu meremang.

"Tapi bukankah kakak— hmmpt." Belum sempat untuk menjawab, Alva lebih dulu membungkam mulut itu dengan ciumannya. Terlalu lama rasanya untuk mendengar jawaban lengkap Chilla.

"Mengerti? " Tanya Alva sekali lagi, dan kali ini Chilla hanya mampu untuk mengangguk.

Melihat itu Alva mengulum senyum, lalu kembali pada aktivitasnya yang awal, ia mulai menggigit-gigit kecil bibir Chilla, agar gadis itu membuka ruang untuk lidahnya bisa masuk lebih dalam.

Chilla kembali menggeliat dalam pangkuan Alva, saat bersamaan tangan kekar Alva mengusap lembut punggungnya.

Didalam rasa yang sedang menggelora dihati keduanya, mata Chilla membola, saat tiba-tiba seseorang mengetuk pintu kamar Alva.

Tok tok tok...

"Alva?" Panggil seseorang itu.

Namun Alva tak peduli, meski gadis dalam dekapannya meronta-ronta, ia terus saja melakukan serangan pada tubuh Chilla yang kini benar-benar membuatnya menggila.

Hingga akhirnya saat bunyi 'Krek'

Chilla langsung melompat dari atas tubuh Alva, dan berdiri tegap sambil mengusap bibirnya yang basah.

Ia begitu tahu itu siapa. Mona, wanita yang telah melahirkan lelaki yang dicintainya.

Sedangkan sang empunya kamar hanya terkekeh, merasa lucu melihat kegugupan diwajah Chilla, gadis kecilnya.

Mama merusak suasana saja.

******

Chilla terus menarik nafas dan membuangnya secara kasar. Hatinya benar-benar merasa was-was saat suara Mona menggelegar memanggil nama anak semata wayangnya yang sedang berbuat mesum di kamar.

Di tengah ketegangannya, Chilla sampai tidak bisa fokus pada jalanan. Sampai akhirnya ia menabrak seseorang.

"Ah Tuan maaf." Ucap Chilla tanpa tahu siapa yang telah ditabraknya.

Juna, orang yang ditabrak Chilla buru-buru mengemasi berkas yang berhamburan ke atas tanah akibat ulah gadis kecil didepannya.

Karena merasa bersalah, Chilla pun ikut membantu.

Pelan, Chilla mengangkat kepala. Lalu menyerahkan kertas yang ada ditangannya.

"Kak Juna." Pekik Chilla begitu tahu siapa orang yang tak sengaja ditabraknya, namun Juna seakan tak mendengar, ia mengambil kertas bertinta itu dari tangan Chilla tanpa memandang ke arah pemiliknya.

Chilla merasa aneh dengan sikap Juna yang tiba-tiba acuh padanya. Sepertinya Juna marah akibat sikapnya tempo hari, batin Chilla menebak.

"Kak Juna kenapa? Marah yah sama Chilla." Ucap Chilla tak enakan, merasa dihindari membuatnya tak bisa tinggal diam.

"Maaf nona saya sedang buru-buru." Ucap Juna sambil menutupi wajahnya dengan berkas yang ia bawa. Tanpa menunggu Chilla menjawab, Juna lebih dulu melangkah.

Namun belum ada tiga langkah Chilla kembali menghadang Juna.

"Kak Juna jangan bohong. Jawab dulu pertanyaan Chilla, kak Juna marah?" Tanya Chilla tak menyerah.

Juna tak menggubris ia malah mempercepat langkahnya. Berharap Chilla sudi melepaskannya.

"Kak Juna." Panggil Chilla lagi, ia bergerak setengah mengejar lelaki itu. Berputar kesana-kemari mengikuti langkah Juna.

Sekilas mereka jadi seperti main kejar-kejaran di halaman rumah Alva.

Karena Juna tak kunjung berhenti, akhirnya saat cukup dekat, Chilla terpaksa menarik lengan Juna. Ia benar-benar menganggap Juna sedang menghindarinya karena kejadian kemarin saat di kantor Alva.

"Nona tolong jangan seperti ini." Ucap Juna sambil melepas perlahan tangan Chilla yang menempel pada lengannya.

"Kenapa? Kak Juna beneran marah sama Chilla?" Tanya Chilla dengan muka cemberut.

Juna melirik Chilla sekilas, lalu kembali menunduk.

Hanya tiga detik Jun. Batin Juna mengingatkan.

"Tidak Nona, saya hanya sedang buru-buru. Tuan Alva pasti sudah menunggu saya." Balas Juna ingin cepat-cepat kabur, kalau tidak, ia yakin ia akan kembali terkena masalah gara-gara Chilla.

"Kalo nggak marah, kenapa nggak mau liat muka Chilla?" Tanya Chilla dengan wajah sedih, ia bukan gadis bodoh yang tidak bisa membedakan, antara terburu-buru dan menghindar.

Sumpah demi apapun Juna tak bisa berpikir, ia hanya bisa menggaruk kepalanya yang tak gatal, sambil berharap Tuhan memberinya petunjuk cukup berupa alasan.

"Tuhkan bener, kak Juna marah yah sama Chilla gara-gara kemarin ngajakin kakak pura-pura pacaran?" Tebak Chilla.

Juna menggeleng cepat, "Tidak Nona, saya sama sekali tidak marah, tapi saya benar-benar sedang buru-buru. Sudah dulu yah, permisi Nona Chilla." Pamit Juna, ia berjalan setengah berlari sambil sesekali menengok ke belakang.

Memastikan gadis bernama Chilla itu tak lagi mengejarnya. Dan benar saja, Chilla akhirnya menyerah, ia mematung dengan balutan wajah penuh tanda tanya. Ada apa dengan kak Juna?

Syukurlah. Batin Juna lega.

Baru saja mengucap syukur sambil mengusap dada, begitu ia masuk ke dalam rumah Alva, ia malah disuguhi wajah dingin bosnya, bahkan matanya menungkik tajam seperti ingin menelannya hidup-hidup.

Ck, mati aku. Gumam Juna dalam hati.

Mulut Alva bergeming saat Juna menunduk hormat, ia hanya mengangguk sekilas lalu melangkah menuju ruang kerjanya, dengan diikuti oleh Juna.

Sampai di ruangan, Juna menyerahkan beberapa berkas yang Alva minta.

Lelaki itu membolak-balik kertas-kertas itu untuk mengeceknya.

Lalu dirinya tiba-tiba mendesah, desahan yang membuat Juna kembali gelisah.

"Jun, kau kenal Jack?" Tanya Alva memandang datar sang asisten.

"Jack?" Juna membeo, ia mulai menerawang jauh, mengingat kembali siapa itu Jack.

Mata Juna dibuat membulat, ludahnya kembali terasa tercekat di tenggorokan kala ia ingat siapa Jack. Anjiing hitam, peliharaan sang Tuan besar Jonathan, ayah dari Alva.

Perasaanku tidak enak.

"Kenal Tuan." Balas Juna sedikit ragu.

Alva manggut-manggut, "Bagus. Lain kali kalau mau main kejar-kejaran ajak juga si Jack. Pasti dia senang, apalagi sampai dipegang dan dibelai-belai." Sindir Alva sinis.

"Maaf Tuan, tapi—"

"Apa aku menyuruhmu meminta maaf dan menjelaskan? Oh tidak Juna. Aku hanya berpikir bahwa dengan mengajak Jack bermain, dia akan bahagia. Kau mengerti?"

"Mengerti Tuan."

"Apa yang kamu mengerti?"

"Artinya jangan terlalu dekat dengan Nona Chilla." Balas Juna cepat, sesuai dengan pemahaman yang diberikan oleh Alva.

Lelaki itu tahu bahwa sebenarnya tujuan Alva mengarah kesana, hanya saja sedikit berbelit-belit.

"Hahahaha. Kau benar-benar pintar Jun, aku tidak salah memilihmu sebagai asisten." Puji Alva pada Juna, ia berdiri dan mulai mendekat ke arah lelaki itu.

Alva sengaja menyentuh dan perlahan meremat pundak Juna cukup kuat. Kesal, melihat Chilla memegang tangan lelaki, selain dirinya.

"Dan satu yang perlu kamu ingat, jangan pernah berpikir kalau aku cemburu padamu. Huh, tidak level." Ucap Alva sambil mengibaskan tangannya, kemudian menjauh, keluar dari ruangan kerjanya menuju dapur mencari sang Mama.

Lalu apa namanya jika bukan cemburu, bahkan leherku terasa tercekik, begitu melihat tatapan matanya saat sesuatu berhubungan dengan Nona Chilla. Gumam Juna sambil terus menggelengkan kepala, tak habis pikir dengan isi otak Tuannya.

...****************...

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

...****************...

Dede Chilla : Kasih aku vote🥺🥺🥺

Terpopuler

Comments

🖤❣ DeffaSha ❣🖤

🖤❣ DeffaSha ❣🖤

aku sih lebih suka visualny itu eca 😊 lebih cocok kayakny hehehe

2024-03-24

1

꧁𓊈𒆜🅰🆁🅸🅴🆂𒆜𓊉꧂

꧁𓊈𒆜🅰🆁🅸🅴🆂𒆜𓊉꧂

visualnya pas bangt dengan karakter cilla imut 🥰🥰

2024-01-18

2

sayangkamu

sayangkamu

❤️❤️❤️

2023-10-15

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Salah Menilai
3 Belum Keluar
4 Aku tidak cemburu!
5 Pulang ke rumah
6 Kau kenal Jack?
7 Pertunangan (Aku Cemburu)
8 Pertunangan 2 (BANG SAT)
9 Panggil aku sayang!
10 Gadis Nakal
11 Ini juga punyaku kan?
12 Sarapan yang lezat
13 Olahraga ranjang?
14 Semut nakal
15 Rintihan
16 Menguntit
17 Rencana
18 Aku menginginkanmu
19 Kecurigaan Alva
20 Cobalah cintai aku
21 Kamu pacar Chilla yah?
22 Kekesalan Juna
23 Bang Sat?
24 Yang merah yah
25 Hadiah
26 Kedatangan Jonathan
27 Salah tingkah
28 Ulang tahun Jonathan
29 Alva sakit
30 Mau yang asli
31 Ini sangat nyaman
32 Anniversary Sam dan Mira
33 Katakan!
34 Maafkan aku calon istriku
35 Jahat, kasar!
36 Semua gara-gara Juna
37 Tetangga baru
38 Aku akan mencobanya
39 Perasaan was-was
40 Satu syarat
41 Dia calon istriku
42 Permen rasa buah
43 Ungkapan (Awal sesungguhnya)
44 Jebakan
45 Wanita tebal muka
46 Candu yang tidak bisa ditolak
47 Melawan nenek sihir
48 Menyelamatkan Nananana
49 Jadilah pacarku
50 Cemas
51 Menunjukkan bukti
52 Kita kawin lari saja
53 Kecewa
54 Interogasi
55 Biji selasi ganas
56 Flashback
57 Ketahuan (Kecewanya Satria)
58 Terpesona, aku terpesona
59 Kabur
60 Istriku
61 Belum berakhir
62 Manis seperti madu
63 99 persen dan 1 persen
64 Berita
65 Dalang
66 Impas
67 Yolanda oh Yolanda
68 New Story'
69 Aku wujudkan
70 Aku juga ingin dimanja
71 Tingkah bumil
72 Mengidam (Anjing)
73 Honeymoon
74 Kamu
75 Matahari terbit, belalai ikut bangkit
76 Pulang (Kita langsung coba)
77 Cemburu buta
78 Minta DP
79 Mommy nakal
80 Dimabuk cinta
81 Tugas mulia
82 Tentang melahirkan
83 Masakan buatan istri
84 Bodo amat, gue nggak kenal
85 Ayang Juna ngambek
86 Sana, jadi tukang sapu saja!
87 Aku nggak bisa!
88 Lamaran (NAJU)
89 Nyawa lain
90 Meja ajaib
91 ANU
92 Plak!
93 Kabar duka
94 Nana and Juna's wedding
95 Kebahagiaan semua orang
96 Apanih?
97 Bukan mandi biasa
98 Sabar (Nahan anu)
99 Menagih hutang
100 Periksa kandungan
101 Ya Allah Gusti!
102 Yah, Mama...
103 Timbal balik
104 Bahas jenguk menjenguk
105 Kurang apa?
106 Main tenda-tendaan
107 Marahan
108 Juna merana
109 Kutukan
110 Burung Papa
111 Jurus seribu bayangan
112 Menunggu kehadirannya
113 Maunya naik itu
114 Apa enaknya sih?
115 Alva mengoceh
116 Persalinan
117 Malaikat kecil
118 Menjenguk
119 Kekhawatiran Nana
120 Jangan hanya mengeluh
121 Tidak pernah berubah
122 Pakai yang lain
123 Wejangan
124 Baby boss
125 Baby Shark
126 Kau terlalu cantik
127 Pusat perhatian
128 Tak terduga
129 Menjadi Istri CEO (Perasaan Khawatir)
130 MIC (Celotehan adik-adik)
131 MIC (Kepala Batu)
132 MIC (Kepala Batu2)
133 MIC (Aku Nggak Gila)
134 MIC (Pergi dari rumah)
135 MIC (Meminta Bantuan)
136 MIC (Menemui Shaka)
137 MIC (Menikah Dadakan)
138 MIC (Kalian Pacaran?)
139 MIC (Menodai Mataku)
140 MIC (Hampir Saja)
141 MIC (Jangan Dulu Kenal)
142 MIC (Pas Kok)
143 MIC (Di Meja Makan)
144 MIC (Kejar-kejaran)
145 MIC (Sudah Aku Gigit)
146 MIC (Beby Berubah)
147 MIC (Nenek-nenek Mesum)
148 MIC (Gara-gara Susu Pisang)
149 MIC (Kita Akan Tahu)
150 MIC (Akhirnya)
151 MIC (Masih Tengah-tengah)
152 MIC (Mau Ketemu Tyrex Lagi?)
153 MIC (Anugerah Apa Musibah)
154 MIC (Mulai Sawan)
155 MIC (Alasan Macam Apa Itu?)
156 Gairah Sang Casanova
157 MIC (Istri Sempurna?)
158 MIC (Nggak Ngapa-ngapain)
159 MIC (Curhat)
160 MIC (Marah)
161 MIC (Love Is Blind)
162 MIC (Pindah ke Apartemen)
163 MIC (Takut)
164 MIC (Parno Sendiri)
165 MIC (Benar-benar Bahaya)
166 MIC (Adek Beby)
167 MIC (Sayang...)
168 MIC (AU AH)
169 MIC (AU AH AH)
170 MIC (Otak Usil)
171 MIC (Sakit)
172 MIC (Dibuang-buang)
173 MIC (Nggak Sekarang)
174 MIC (Nggak Bisa Lama)
175 MIC (Nyari Kokom)
176 MIC (Mertua)
177 MIC (Pakai Kokom)
178 MIC (Suasana Mendukung)
179 MIC (Kaki Abang Tiga)
180 MIC (Bersyukur)
181 MIC (Ambassador Skincare)
182 MIC (Ikut Nggak Yah?)
183 MIC (Balapan)
184 MIC (Maaf)
185 MIC (Janji Nggak Nakal Lagi)
186 MIC (Melabrak Gattan)
187 MIC (Kesialan Gattan)
188 MIC (Nyenengin Tom)
189 MIC (Hari Kelulusan)
190 MIC (Ruangan VVIP)
191 MIC (Masih Mau Anu-anu)
192 MIC (Kabar Bahagia)
193 MIC (Undangan Makan Malam)
194 MIC (Menyampaikan Kabar)
195 Promo Novel "My Sexy Secretary"
196 Hasrat Penggoda (New Novel)
Episodes

Updated 196 Episodes

1
Prolog
2
Salah Menilai
3
Belum Keluar
4
Aku tidak cemburu!
5
Pulang ke rumah
6
Kau kenal Jack?
7
Pertunangan (Aku Cemburu)
8
Pertunangan 2 (BANG SAT)
9
Panggil aku sayang!
10
Gadis Nakal
11
Ini juga punyaku kan?
12
Sarapan yang lezat
13
Olahraga ranjang?
14
Semut nakal
15
Rintihan
16
Menguntit
17
Rencana
18
Aku menginginkanmu
19
Kecurigaan Alva
20
Cobalah cintai aku
21
Kamu pacar Chilla yah?
22
Kekesalan Juna
23
Bang Sat?
24
Yang merah yah
25
Hadiah
26
Kedatangan Jonathan
27
Salah tingkah
28
Ulang tahun Jonathan
29
Alva sakit
30
Mau yang asli
31
Ini sangat nyaman
32
Anniversary Sam dan Mira
33
Katakan!
34
Maafkan aku calon istriku
35
Jahat, kasar!
36
Semua gara-gara Juna
37
Tetangga baru
38
Aku akan mencobanya
39
Perasaan was-was
40
Satu syarat
41
Dia calon istriku
42
Permen rasa buah
43
Ungkapan (Awal sesungguhnya)
44
Jebakan
45
Wanita tebal muka
46
Candu yang tidak bisa ditolak
47
Melawan nenek sihir
48
Menyelamatkan Nananana
49
Jadilah pacarku
50
Cemas
51
Menunjukkan bukti
52
Kita kawin lari saja
53
Kecewa
54
Interogasi
55
Biji selasi ganas
56
Flashback
57
Ketahuan (Kecewanya Satria)
58
Terpesona, aku terpesona
59
Kabur
60
Istriku
61
Belum berakhir
62
Manis seperti madu
63
99 persen dan 1 persen
64
Berita
65
Dalang
66
Impas
67
Yolanda oh Yolanda
68
New Story'
69
Aku wujudkan
70
Aku juga ingin dimanja
71
Tingkah bumil
72
Mengidam (Anjing)
73
Honeymoon
74
Kamu
75
Matahari terbit, belalai ikut bangkit
76
Pulang (Kita langsung coba)
77
Cemburu buta
78
Minta DP
79
Mommy nakal
80
Dimabuk cinta
81
Tugas mulia
82
Tentang melahirkan
83
Masakan buatan istri
84
Bodo amat, gue nggak kenal
85
Ayang Juna ngambek
86
Sana, jadi tukang sapu saja!
87
Aku nggak bisa!
88
Lamaran (NAJU)
89
Nyawa lain
90
Meja ajaib
91
ANU
92
Plak!
93
Kabar duka
94
Nana and Juna's wedding
95
Kebahagiaan semua orang
96
Apanih?
97
Bukan mandi biasa
98
Sabar (Nahan anu)
99
Menagih hutang
100
Periksa kandungan
101
Ya Allah Gusti!
102
Yah, Mama...
103
Timbal balik
104
Bahas jenguk menjenguk
105
Kurang apa?
106
Main tenda-tendaan
107
Marahan
108
Juna merana
109
Kutukan
110
Burung Papa
111
Jurus seribu bayangan
112
Menunggu kehadirannya
113
Maunya naik itu
114
Apa enaknya sih?
115
Alva mengoceh
116
Persalinan
117
Malaikat kecil
118
Menjenguk
119
Kekhawatiran Nana
120
Jangan hanya mengeluh
121
Tidak pernah berubah
122
Pakai yang lain
123
Wejangan
124
Baby boss
125
Baby Shark
126
Kau terlalu cantik
127
Pusat perhatian
128
Tak terduga
129
Menjadi Istri CEO (Perasaan Khawatir)
130
MIC (Celotehan adik-adik)
131
MIC (Kepala Batu)
132
MIC (Kepala Batu2)
133
MIC (Aku Nggak Gila)
134
MIC (Pergi dari rumah)
135
MIC (Meminta Bantuan)
136
MIC (Menemui Shaka)
137
MIC (Menikah Dadakan)
138
MIC (Kalian Pacaran?)
139
MIC (Menodai Mataku)
140
MIC (Hampir Saja)
141
MIC (Jangan Dulu Kenal)
142
MIC (Pas Kok)
143
MIC (Di Meja Makan)
144
MIC (Kejar-kejaran)
145
MIC (Sudah Aku Gigit)
146
MIC (Beby Berubah)
147
MIC (Nenek-nenek Mesum)
148
MIC (Gara-gara Susu Pisang)
149
MIC (Kita Akan Tahu)
150
MIC (Akhirnya)
151
MIC (Masih Tengah-tengah)
152
MIC (Mau Ketemu Tyrex Lagi?)
153
MIC (Anugerah Apa Musibah)
154
MIC (Mulai Sawan)
155
MIC (Alasan Macam Apa Itu?)
156
Gairah Sang Casanova
157
MIC (Istri Sempurna?)
158
MIC (Nggak Ngapa-ngapain)
159
MIC (Curhat)
160
MIC (Marah)
161
MIC (Love Is Blind)
162
MIC (Pindah ke Apartemen)
163
MIC (Takut)
164
MIC (Parno Sendiri)
165
MIC (Benar-benar Bahaya)
166
MIC (Adek Beby)
167
MIC (Sayang...)
168
MIC (AU AH)
169
MIC (AU AH AH)
170
MIC (Otak Usil)
171
MIC (Sakit)
172
MIC (Dibuang-buang)
173
MIC (Nggak Sekarang)
174
MIC (Nggak Bisa Lama)
175
MIC (Nyari Kokom)
176
MIC (Mertua)
177
MIC (Pakai Kokom)
178
MIC (Suasana Mendukung)
179
MIC (Kaki Abang Tiga)
180
MIC (Bersyukur)
181
MIC (Ambassador Skincare)
182
MIC (Ikut Nggak Yah?)
183
MIC (Balapan)
184
MIC (Maaf)
185
MIC (Janji Nggak Nakal Lagi)
186
MIC (Melabrak Gattan)
187
MIC (Kesialan Gattan)
188
MIC (Nyenengin Tom)
189
MIC (Hari Kelulusan)
190
MIC (Ruangan VVIP)
191
MIC (Masih Mau Anu-anu)
192
MIC (Kabar Bahagia)
193
MIC (Undangan Makan Malam)
194
MIC (Menyampaikan Kabar)
195
Promo Novel "My Sexy Secretary"
196
Hasrat Penggoda (New Novel)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!