Semut nakal

Klik'

Pintu apartemen Alva terbuka, untuk wanita yang ada diluar sana. Seketika mata Yolanda menyalak tajam sekaligus heran.

Mengapa gadis ini ada di apartemen tunangannya, bahkan sepagi ini?

"Kau?" Tudingnya dengan tatapan tak suka.

Chilla mengerti akan tatapan mata Yolanda yang tak suka akan kehadirannya, namun ia memilih tak peduli. Meski tak dipungkiri ia takut sekali, melihat wajah garang nenek sihir didepannya ini.

"Kak Yola jangan berburuk sangka, Chilla juga baru datang, tadi aku habis joging dan mampir untuk mengajak kak Alva sarapan." Terang Chilla menjelaskan, takut diantara keduanya terjadi salah paham.

Meskipun sebenarnya ini hanyalah trik Chilla, untuk menutupi hubungannya dengan Alva.

Dan beruntung, tadi keduanya lebih dulu bangun.

Yolanda tak menjawab apapun, ia langsung saja menyelinap masuk. Berjalan dengan angkuh dan sedikit menabrak bahu Chilla, hingga tubuh gadis itu sedikit terhuyung.

Lenyap sudah rasa ingin mendekati gadis cilik bernama Chilla itu, karena ia begitu tak suka akan kehadirannya, yang seolah menguasai Alva.

Namun karena perbuatannya itu, ia tidak menyadari. Mata jeli Chilla menangkap sesuatu yang kerap Alva buat untuknya, kini ada di tengkuk wanita itu.

Cih, siapa yang membuatnya? Lelaki itukah? Gumam Chilla sambil mengibas bahunya seolah jijik.

Yolanda mengedarkan pandangan, mencari sesosok lelaki yang akan menjadi suaminya.

"Kemana Alva?" Tanya Yola pada penghuni ruangan yang hanya diisi oleh Chilla.

"Sedang mandi." Balas Chilla singkat, lalu mendudukkan dirinya di sofa dan menyalakan tv.

Mendengar itu, Yolanda menaruh barang-barangnya diatas meja. Lalu tanpa pikir panjang melangkah ke kamar sang tunangan, belum juga sampai puncak pintu, tiba-tiba Alva keluar dengan dada telanjang.

"Chill, si—" Ucapan Alva terpotong kala melihat Yolanda, sudah berada tepat dihadapannya.

Sementara Chilla yang merasa terpanggil, langsung menoleh ke sumber suara.

Matanya membola, dengan alis yang saling bertautan melihat penampilan kekasihnya.

Dengan tergesa, ia bangkit lalu menarik tangan Alva untuk masuk kembali kedalam kamar.

"Hei, apa yang kau lakukan?" Berontak Alva sengaja untuk menggoda.

Chilla semakin mendelik dan bersungut-sungut, "Harusnya aku yang bertanya, apa yang kakak lakukan, sudah tahu ada aku, kenapa tidak pakai baju?"

Menyadari gelagat Chilla yang seolah cemburu, Alva tersenyum senang dalam hatinya. Rasa ingin menggoda begitu besar, namun gagal terlaksana karena Chilla buru-buru mendorong dan memasukannya kedalam kamar.

Sementara Yolanda sedari tadi bergeming, otaknya langsung traveling begitu melihat otot-otot perut sang tunangan yang begitu menggairahkan. Bahkan tiba-tiba muncul rasa yang menggeleyar dialiran darahnya.

Milik Alva ternyata bagus juga, bagaimana yah rasanya? Desisnya dalam hati, sambil menggigit bibir bawahnya seksi.

Chilla yang melihat reaksi wajah Yola semakin mengeram tak suka.

Apa-apaan sih kak Alva, katanya hanya milik Chilla? Lihat, wajah kak Yola seperti menginginkannya.

Dengan sedikit menghentak lantai, Chilla kembali duduk di sofa. Wajahnya tertekuk begitu kesal.

Hingga tak berapa lama kemudian, Alva kembali keluar dengan berpakaian lengkap.

Chilla membuang wajah, sedangkan Yolanda justru mendekati lelaki itu.

"Ada apa kau kemari?" Tanya Alva pada Yola, namun matanya setia melirik-lirik Chilla.

Yola lebih dulu menerbitkan senyumnya, "Aku ingin memasak untukmu, jadi kamu tidak perlu keluar untuk mencari makanan." Tangannya yang sudah lihai bermain, mencoba untuk menyentuh tubuh Alva.

Namun secepat kilat, lelaki itu menghindar dengan berjalan menuju sofa.

"Bagus juga, kalau begitu aku tunggu disini bersama Chilla." Ucap Alva sambil mendudukan diri disamping gadis yang sedang ngambek kepadanya.

"Hei, bukankah harusnya dia pergi?" Protes Yola, seolah tak ingin kehadiran Chilla mengganggu kesempatannya untuk berduaan dengan Alva.

Mendengar itu, Chilla merasa diusir, dengan sendirinya dia bangkit, "Baiklah Chilla pergi."

Namun Alva tak membiarkan itu, ia justru menarik pergelangan tangan Chilla hingga tubuh gadis itu berhasil duduk kembali ditempatnya.

"Sudah datang untuk apa pergi lagi? Yola mau memasak untuk kita, jadi tunggu saja." Ucap Alva dengan mimik muka yang serius, Chilla ingin menolak, ia berusaha menarik tangannya dari genggaman Alva dibawah sana.

Namun usahanya tak membuahkan hasil, dengan helaan nafas panjang, mau tidak mau akhirnya ia menyetujui ide lelaki itu.

Sedangkan Yola dengan hati yang kembali gondok, berjalan sambil memaki ke arah dapur. Gara-gara gadis cilik itu, dirinya gagal untuk berduaan, bahkan mungkin bisa melakukan hal yang lebih dari itu. Pikirnya liar.

Hampir dua jam menunggu, akhirnya masakan Yola berhasil dihidangkan di meja makan.

Dengan duduk melingkar, ketiganya siap untuk menikmati sarapan pagi menjelang siang mereka.

"Selamat makan ya Al." Ucap Yola sumringah, setelah selesai menaruh nasi beserta lauk pauk dipiring tunangannya.

Namun Alva hanya ber'hemmm' ria seperti biasa.

Disela-sela kunyahan mereka, Yola terus saja mengajak lelaki disampingnya bicara. Membuat mood Chilla semakin anjlok, hingga saat sebuah tangan mengelus pahanya, ia tersentak kaget.

Ia tahu betul siapa pemilik tangan itu. Dialah orang yang kerap membuainya dengan kenyamanan penuh.

Karena masih kesal, Chilla sengaja menggeser duduknya, namun seakan tangan itu memiliki kekuatan untuk bisa memanjang. Paha mulusnya masih dapat digapai.

Alva mengelus paha gadis itu dengan gerakan yang menggelitik, bahkan sesekali mencubit gemas, hingga fokus Chilla terhadap makanan teralihkan.

Yolanda yang melihat kegelisahan Chilla, gatal ingin bertanya, ia merasa risih karena gadis itu terus bergerak-gerak tak mau diam.

"Ada apa denganmu?" Tanya Yola dengan tatapan menyelidik.

Chilla kembali menggeser duduknya, hingga tangan Alva terlepas, "Sepertinya ada semut nakal yang merayap ke tubuhku. Tapi sekarang sudah tidak ada."

Yolanda merasa ada yang aneh, jawaban gadis itu seperti dibuat-buat. Namun merasa bukan hal yang penting, ia tidak peduli lagi, karena dia bisa melihat, Alva masih santai memakan makanannya tanpa memperdulikan Chilla.

"Al mau tambah?" Tawar Yola, mendengar itu sontak Alva melihat ke arah wanita yang telah menjadi tunangannya.

Sedangkan Chilla semakin tak berselera, "Kak lebih baik Chilla pulang saja."

Ia bangkit sebelum Alva kembali mencegahnya, dengan langkah tergesa gadis itu keluar dari apartemen, meninggalkan dua orang didalam sana.

Namun tak disangka, Alva justru mengejarnya, bahkan kini sudah berjalan sejajar dengan dirinya.

"Aku antar." Ucap Alva lalu menyeret tangan Chilla ke arah baseman dimana tempat mobilnya berada.

Keduanya masuk ke dalam mobil, namun hingga beberapa saat, Alva belum juga menyalakan mesin.

Ia melirik Chilla yang masih setia bergeming, seperti tahu kekesalan gadis itu, Alva mencoba memulai lebih dulu.

Ia meraih satu tangan Chilla, "Duduk disini." Titahnya seraya menepuk paha.

Chilla melirik Alva sekilas, tak langsung menurut ia justru menggigit bibir bawahnya.

Kesal, karena tak mendapat jawaban, dengan sedikit memaksa Alva memapah tubuh Chilla, hingga kini gadis itu sukses duduk diatas kedua pahanya.

"Tatap mataku," titah Alva, saat dilihat Chilla menundukkan kepala.

Pelan, Chilla mengangkat wajah, mencoba membalas tatapan Alva, tatapan yang selalu mampu meluluhkan perasaannya.

Ia memukul pelan dada lelaki itu, saat dilihat Alva tersenyum mengejek ke arahnya," Kau tidak suka tubuhku dilihat oleh Yola?" Tanyanya tiba-tiba.

Seakan terpancing Chilla langsung menjawab, "Bukankah kakak pernah bilang, ini semua ini hanya milikku? Kakak bahkan tidak melihat, bola matanya hampir saja keluar!"

Alva hanya bisa terkekeh mendengar kejujuran Chilla, "Baiklah, aku minta maaf." Ucapnya setelah menyelesaikan kekehan.

Dan sejurus kemudian, Alva membuka kaos yang ia kenakan, dan membuangnya ke arah belakang.

"Sebagai gantinya, lakukan apa saja yang ingin kau lakukan diatas tubuhku." Ucap Alva seraya mengalungkan tangan Chilla ke lehernya.

Namun seakan tak mampu untuk melakukan apapun, Chilla hanya bisa bergeming, dengan manik matanya yang berjalan, memindai tiap inci tubuh Alva kedalam memorinya, dari mulai perut yang rata, merayap perlahan hingga ke wajah dan berhenti tepat di mata yang sedang menatapnya dengan teduh.

Sejenak tatapan mereka terkunci, hanyut dalam naluri masing-masing, hingga entah siapa yang memulai lebih dulu. Yang jelas kini bibir keduanya sudah bersatu padu.

Menyesap satu sama lain, hingga menimbulkan bunyi decapan-decapan yang mengisi ruang kosong yang sedang mereka huni.

Selagi bibir itu bertaut, tangan Alva seolah tahu apa yang harus dikerjakannya, ia meremat dua gundukan yang ada dibalik kaos Chilla. Hingga geliat erotis, menarik Chilla menggerakan pinggul dengan sendirinya.

Merasa masih ada yang menghalangi, Alva mengambil jeda, ia membantu Chilla untuk membuka pakaian atasnya, membuat keduanya sama-sama menyisakan kain penutup dibagian bawah mereka saja.

Chilla semakin bersemu merah, saat Alva memandanginya dengan tatapan yang begitu mendamba.

Kedua matanya terpejam dalam nikmat, saat Alva tiba-tiba saja menghisap dadanya kuat. Bahkan dimainkan dengan manja menggunakan lidah, membuat dirinya seolah melayang ke angkasa.

Tak bisa menampik, tubuhnya benar-benar tidak bisa menahan sentuhan lembut yang Alva berikan. Hingga suara lenguhan dari bibir mungil Chilla dengan sendirinya lirih terdengar.

Mendengar itu Alva semakin berkabut, melupakan akal sehatnya sendiri, hingga tanpa henti mencumbui tubuh Chilla yang kini ada dalam kendalinya.

Dapat Chilla rasakan, anggota tubuh Alva yang ada dibawah sana mulai mengeras, bahkan semakin membesar hingga menekan-nekan inti tubuhnya. Ada gelenyar aneh yang Chilla rasakan, ia terlena.

Ah, ini benar-benar gila!

Alva terus saja melakukan gerakan, mencoba menuntaskan, seiring dengan itu mulutnya tak berhenti untuk melahap pucuk yang sedang begitu tegang. Diperlakukan seperti itu Chilla semakin dibuat melayang, hingga dadanya semakin membusung meminta kepuasan.

Nafas keduanya terdengar memburu, sesuai dengan pergerakan yang mereka buat. Hingga tak lama kemudian Alva benar-benar mengerang panjang, saat lahar panas itu kembali membuncah, keluar dari pusat tubuhnya membasahi celana.

"Terimakasih." Desisnya terengah, seraya memeluk erat tubuh gadis yang kini menjadi candunya.

...****************...

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

...****************...

Terpopuler

Comments

komalia komalia

komalia komalia

waduuh banjir deh

2024-10-24

0

Alivaaaa

Alivaaaa

hareudang hareudang 🔥🔥🤭🤣🤣🤣🤣

2023-10-10

3

Siti Shiro

Siti Shiro

panas dingin thor

2023-09-11

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Salah Menilai
3 Belum Keluar
4 Aku tidak cemburu!
5 Pulang ke rumah
6 Kau kenal Jack?
7 Pertunangan (Aku Cemburu)
8 Pertunangan 2 (BANG SAT)
9 Panggil aku sayang!
10 Gadis Nakal
11 Ini juga punyaku kan?
12 Sarapan yang lezat
13 Olahraga ranjang?
14 Semut nakal
15 Rintihan
16 Menguntit
17 Rencana
18 Aku menginginkanmu
19 Kecurigaan Alva
20 Cobalah cintai aku
21 Kamu pacar Chilla yah?
22 Kekesalan Juna
23 Bang Sat?
24 Yang merah yah
25 Hadiah
26 Kedatangan Jonathan
27 Salah tingkah
28 Ulang tahun Jonathan
29 Alva sakit
30 Mau yang asli
31 Ini sangat nyaman
32 Anniversary Sam dan Mira
33 Katakan!
34 Maafkan aku calon istriku
35 Jahat, kasar!
36 Semua gara-gara Juna
37 Tetangga baru
38 Aku akan mencobanya
39 Perasaan was-was
40 Satu syarat
41 Dia calon istriku
42 Permen rasa buah
43 Ungkapan (Awal sesungguhnya)
44 Jebakan
45 Wanita tebal muka
46 Candu yang tidak bisa ditolak
47 Melawan nenek sihir
48 Menyelamatkan Nananana
49 Jadilah pacarku
50 Cemas
51 Menunjukkan bukti
52 Kita kawin lari saja
53 Kecewa
54 Interogasi
55 Biji selasi ganas
56 Flashback
57 Ketahuan (Kecewanya Satria)
58 Terpesona, aku terpesona
59 Kabur
60 Istriku
61 Belum berakhir
62 Manis seperti madu
63 99 persen dan 1 persen
64 Berita
65 Dalang
66 Impas
67 Yolanda oh Yolanda
68 New Story'
69 Aku wujudkan
70 Aku juga ingin dimanja
71 Tingkah bumil
72 Mengidam (Anjing)
73 Honeymoon
74 Kamu
75 Matahari terbit, belalai ikut bangkit
76 Pulang (Kita langsung coba)
77 Cemburu buta
78 Minta DP
79 Mommy nakal
80 Dimabuk cinta
81 Tugas mulia
82 Tentang melahirkan
83 Masakan buatan istri
84 Bodo amat, gue nggak kenal
85 Ayang Juna ngambek
86 Sana, jadi tukang sapu saja!
87 Aku nggak bisa!
88 Lamaran (NAJU)
89 Nyawa lain
90 Meja ajaib
91 ANU
92 Plak!
93 Kabar duka
94 Nana and Juna's wedding
95 Kebahagiaan semua orang
96 Apanih?
97 Bukan mandi biasa
98 Sabar (Nahan anu)
99 Menagih hutang
100 Periksa kandungan
101 Ya Allah Gusti!
102 Yah, Mama...
103 Timbal balik
104 Bahas jenguk menjenguk
105 Kurang apa?
106 Main tenda-tendaan
107 Marahan
108 Juna merana
109 Kutukan
110 Burung Papa
111 Jurus seribu bayangan
112 Menunggu kehadirannya
113 Maunya naik itu
114 Apa enaknya sih?
115 Alva mengoceh
116 Persalinan
117 Malaikat kecil
118 Menjenguk
119 Kekhawatiran Nana
120 Jangan hanya mengeluh
121 Tidak pernah berubah
122 Pakai yang lain
123 Wejangan
124 Baby boss
125 Baby Shark
126 Kau terlalu cantik
127 Pusat perhatian
128 Tak terduga
129 Menjadi Istri CEO (Perasaan Khawatir)
130 MIC (Celotehan adik-adik)
131 MIC (Kepala Batu)
132 MIC (Kepala Batu2)
133 MIC (Aku Nggak Gila)
134 MIC (Pergi dari rumah)
135 MIC (Meminta Bantuan)
136 MIC (Menemui Shaka)
137 MIC (Menikah Dadakan)
138 MIC (Kalian Pacaran?)
139 MIC (Menodai Mataku)
140 MIC (Hampir Saja)
141 MIC (Jangan Dulu Kenal)
142 MIC (Pas Kok)
143 MIC (Di Meja Makan)
144 MIC (Kejar-kejaran)
145 MIC (Sudah Aku Gigit)
146 MIC (Beby Berubah)
147 MIC (Nenek-nenek Mesum)
148 MIC (Gara-gara Susu Pisang)
149 MIC (Kita Akan Tahu)
150 MIC (Akhirnya)
151 MIC (Masih Tengah-tengah)
152 MIC (Mau Ketemu Tyrex Lagi?)
153 MIC (Anugerah Apa Musibah)
154 MIC (Mulai Sawan)
155 MIC (Alasan Macam Apa Itu?)
156 Gairah Sang Casanova
157 MIC (Istri Sempurna?)
158 MIC (Nggak Ngapa-ngapain)
159 MIC (Curhat)
160 MIC (Marah)
161 MIC (Love Is Blind)
162 MIC (Pindah ke Apartemen)
163 MIC (Takut)
164 MIC (Parno Sendiri)
165 MIC (Benar-benar Bahaya)
166 MIC (Adek Beby)
167 MIC (Sayang...)
168 MIC (AU AH)
169 MIC (AU AH AH)
170 MIC (Otak Usil)
171 MIC (Sakit)
172 MIC (Dibuang-buang)
173 MIC (Nggak Sekarang)
174 MIC (Nggak Bisa Lama)
175 MIC (Nyari Kokom)
176 MIC (Mertua)
177 MIC (Pakai Kokom)
178 MIC (Suasana Mendukung)
179 MIC (Kaki Abang Tiga)
180 MIC (Bersyukur)
181 MIC (Ambassador Skincare)
182 MIC (Ikut Nggak Yah?)
183 MIC (Balapan)
184 MIC (Maaf)
185 MIC (Janji Nggak Nakal Lagi)
186 MIC (Melabrak Gattan)
187 MIC (Kesialan Gattan)
188 MIC (Nyenengin Tom)
189 MIC (Hari Kelulusan)
190 MIC (Ruangan VVIP)
191 MIC (Masih Mau Anu-anu)
192 MIC (Kabar Bahagia)
193 MIC (Undangan Makan Malam)
194 MIC (Menyampaikan Kabar)
195 Promo Novel "My Sexy Secretary"
196 Hasrat Penggoda (New Novel)
Episodes

Updated 196 Episodes

1
Prolog
2
Salah Menilai
3
Belum Keluar
4
Aku tidak cemburu!
5
Pulang ke rumah
6
Kau kenal Jack?
7
Pertunangan (Aku Cemburu)
8
Pertunangan 2 (BANG SAT)
9
Panggil aku sayang!
10
Gadis Nakal
11
Ini juga punyaku kan?
12
Sarapan yang lezat
13
Olahraga ranjang?
14
Semut nakal
15
Rintihan
16
Menguntit
17
Rencana
18
Aku menginginkanmu
19
Kecurigaan Alva
20
Cobalah cintai aku
21
Kamu pacar Chilla yah?
22
Kekesalan Juna
23
Bang Sat?
24
Yang merah yah
25
Hadiah
26
Kedatangan Jonathan
27
Salah tingkah
28
Ulang tahun Jonathan
29
Alva sakit
30
Mau yang asli
31
Ini sangat nyaman
32
Anniversary Sam dan Mira
33
Katakan!
34
Maafkan aku calon istriku
35
Jahat, kasar!
36
Semua gara-gara Juna
37
Tetangga baru
38
Aku akan mencobanya
39
Perasaan was-was
40
Satu syarat
41
Dia calon istriku
42
Permen rasa buah
43
Ungkapan (Awal sesungguhnya)
44
Jebakan
45
Wanita tebal muka
46
Candu yang tidak bisa ditolak
47
Melawan nenek sihir
48
Menyelamatkan Nananana
49
Jadilah pacarku
50
Cemas
51
Menunjukkan bukti
52
Kita kawin lari saja
53
Kecewa
54
Interogasi
55
Biji selasi ganas
56
Flashback
57
Ketahuan (Kecewanya Satria)
58
Terpesona, aku terpesona
59
Kabur
60
Istriku
61
Belum berakhir
62
Manis seperti madu
63
99 persen dan 1 persen
64
Berita
65
Dalang
66
Impas
67
Yolanda oh Yolanda
68
New Story'
69
Aku wujudkan
70
Aku juga ingin dimanja
71
Tingkah bumil
72
Mengidam (Anjing)
73
Honeymoon
74
Kamu
75
Matahari terbit, belalai ikut bangkit
76
Pulang (Kita langsung coba)
77
Cemburu buta
78
Minta DP
79
Mommy nakal
80
Dimabuk cinta
81
Tugas mulia
82
Tentang melahirkan
83
Masakan buatan istri
84
Bodo amat, gue nggak kenal
85
Ayang Juna ngambek
86
Sana, jadi tukang sapu saja!
87
Aku nggak bisa!
88
Lamaran (NAJU)
89
Nyawa lain
90
Meja ajaib
91
ANU
92
Plak!
93
Kabar duka
94
Nana and Juna's wedding
95
Kebahagiaan semua orang
96
Apanih?
97
Bukan mandi biasa
98
Sabar (Nahan anu)
99
Menagih hutang
100
Periksa kandungan
101
Ya Allah Gusti!
102
Yah, Mama...
103
Timbal balik
104
Bahas jenguk menjenguk
105
Kurang apa?
106
Main tenda-tendaan
107
Marahan
108
Juna merana
109
Kutukan
110
Burung Papa
111
Jurus seribu bayangan
112
Menunggu kehadirannya
113
Maunya naik itu
114
Apa enaknya sih?
115
Alva mengoceh
116
Persalinan
117
Malaikat kecil
118
Menjenguk
119
Kekhawatiran Nana
120
Jangan hanya mengeluh
121
Tidak pernah berubah
122
Pakai yang lain
123
Wejangan
124
Baby boss
125
Baby Shark
126
Kau terlalu cantik
127
Pusat perhatian
128
Tak terduga
129
Menjadi Istri CEO (Perasaan Khawatir)
130
MIC (Celotehan adik-adik)
131
MIC (Kepala Batu)
132
MIC (Kepala Batu2)
133
MIC (Aku Nggak Gila)
134
MIC (Pergi dari rumah)
135
MIC (Meminta Bantuan)
136
MIC (Menemui Shaka)
137
MIC (Menikah Dadakan)
138
MIC (Kalian Pacaran?)
139
MIC (Menodai Mataku)
140
MIC (Hampir Saja)
141
MIC (Jangan Dulu Kenal)
142
MIC (Pas Kok)
143
MIC (Di Meja Makan)
144
MIC (Kejar-kejaran)
145
MIC (Sudah Aku Gigit)
146
MIC (Beby Berubah)
147
MIC (Nenek-nenek Mesum)
148
MIC (Gara-gara Susu Pisang)
149
MIC (Kita Akan Tahu)
150
MIC (Akhirnya)
151
MIC (Masih Tengah-tengah)
152
MIC (Mau Ketemu Tyrex Lagi?)
153
MIC (Anugerah Apa Musibah)
154
MIC (Mulai Sawan)
155
MIC (Alasan Macam Apa Itu?)
156
Gairah Sang Casanova
157
MIC (Istri Sempurna?)
158
MIC (Nggak Ngapa-ngapain)
159
MIC (Curhat)
160
MIC (Marah)
161
MIC (Love Is Blind)
162
MIC (Pindah ke Apartemen)
163
MIC (Takut)
164
MIC (Parno Sendiri)
165
MIC (Benar-benar Bahaya)
166
MIC (Adek Beby)
167
MIC (Sayang...)
168
MIC (AU AH)
169
MIC (AU AH AH)
170
MIC (Otak Usil)
171
MIC (Sakit)
172
MIC (Dibuang-buang)
173
MIC (Nggak Sekarang)
174
MIC (Nggak Bisa Lama)
175
MIC (Nyari Kokom)
176
MIC (Mertua)
177
MIC (Pakai Kokom)
178
MIC (Suasana Mendukung)
179
MIC (Kaki Abang Tiga)
180
MIC (Bersyukur)
181
MIC (Ambassador Skincare)
182
MIC (Ikut Nggak Yah?)
183
MIC (Balapan)
184
MIC (Maaf)
185
MIC (Janji Nggak Nakal Lagi)
186
MIC (Melabrak Gattan)
187
MIC (Kesialan Gattan)
188
MIC (Nyenengin Tom)
189
MIC (Hari Kelulusan)
190
MIC (Ruangan VVIP)
191
MIC (Masih Mau Anu-anu)
192
MIC (Kabar Bahagia)
193
MIC (Undangan Makan Malam)
194
MIC (Menyampaikan Kabar)
195
Promo Novel "My Sexy Secretary"
196
Hasrat Penggoda (New Novel)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!