Apa Salahku Pa
Nadhira adalah anak yang berusia 8 tahun, memiliki kulit yang putih dan senyum yang tidak pernah hilang dari wajahnya. Dia adalah sosok yang periang dan pandai dalam kelasnya, hingga suatu kejadian yang tidak terduga telah merebut kebahagiaannya dan merubahnya secara drastis.
Nadhira tinggal bersama keluarga yang mampu, papanya bekerja disebuah perusahaan sedangkan mamanya hanya ibu rumah tangga. Awalnya mamanya adalah wanita karir tetapi setelah ia menikah, ia meninggalkan karirnya atas kemauan dari suaminya.
Keluarga mereka bisa dibilang keluarga yang harmonis, bahkan banyak yang iri dengan kebahagiaan keluarga mereka.
Lia adalah nama dari mama Nadhira, dan istri dari Rendi wijaya. Nama aslinya adalah Aulia Saraswati dan sering dipanggil dengan nama Lia agar mudah diingat.
Awalnya keluarganya sangat bahagia,hingga suatu ketika papanya ya berubah seratus delapan puluh derajad.
Hampir setiap hari ia selalu mendengarkan pertengkaran antara ibu dan ayahnya, seakan akan tiada habisnya. Pertengkaran itu semakin lama semakin besar, entah apa penyebabnya,nadhira hanya bisa masuk kedalam kamar dan mengunci pintu dari dalam.
Nadhira berbaring di tempat tidurnya dan menutup tubuh mungilnya menggunakan selimut dan menangis di dalamnya tanpa diketahui oleh siapapun.
*Awal kisah*
Sosok gadis kecil sedang sibuk mengerjakan tugas sekolah disuatu kelas, terlihat keseriusan dalam mengerjakannya.hingga ada sosok yang mengejutkannya.
"Dhira...". Teriak gadis tersebut.
"Aaaa... Susi kenapa kau mengejutkanku". Tanya Nadhira dengan mengelus dadanya.
"Sudahlah Dhira,kan ini waktunya istirahat kenapa masih aja belajar belajar dan belajar ngak bosan apa? apa kamu ngak mau kekantin?". Balasnya sambil memasukkan buku Nadhira keloker mejanya.
"Ehh... Ehh... Tapi kan aq ngak lapar"
"Ayolah, aku lapar nih" rayu gadis tersebut dengan wajah yang dibuat cemberut.
Tanpa menunggu jawaban dari nadhira gadis tersebut langsung menarik tangan nadhira kearah kantin sekolah.gadis itu bernama susi.
Susi adalah sahabat nadhira sejak dia memasukki sekolah playgrub, hingga sekarang. Hanya Susi lah yang mampu mengerti apapun kesukaan Nadhira
Sesampainya dikantin sekolah, mereka bertemu dengan teman temannya yang lain, yang sedang mengobrol. Nadhira adalah anak pringkat satu dikelasnya, sikapnya yang ramah membuat teman temannya sangat menyayanginya.
"Itu dia Dhira, akhirnya dia kesini juga.. hahaha ". Ucap salah satu seorang yang bernama Rifki, sambil menunjuk kearah Nadhira datang.
"Susi, rayuan apa yang kamu pakai untuk dia?" Ucap bayu
"Tau ngak kalian, hampir seluruh tenaga ku gerakkan untuk mengajakknya kemari". Ucap Susi sambil bergaya ala jagoan terhebat yang pernah ada.
Plok plok plok
"Wihhh.. hebat sekali kau si". Puji mereka sambil bertepuk tangan
"Eh.. emang ada apa?". Nadhira menatap mereka dengan tatapan polosnya
"Sudah sudah,, buruan kalian beli makanan keburu jamnya habis lo". ucap Rifki sambil melihat jam ditangannya.
Mereka akhirnya makan bersama berbagi cerita, bercanda bersama dan tertawa bersama. Sampai akhirnya jam istirahat pun habis, mereka bergegas menuju kekelasnya.
"Dhir, besok kan hari minggu, gimana kalo kita pergi berenang, udah lama aku ngak berang, terakhir kali waktu kita pergi tour di playgrub". Ajak susi
"Emm .. boleh sih, tapi nanti aku tanya dulu ya ke Mama, diizini atau ngaknya". Jawab Nadhira.
"Hih... Kalian mau pergi berenang ngak ajak ajak kami?". Tanya Bayu yang mendengar pembicaraan mereka berdua.
"Hehehe... Aku ngajak Nadhira bukan kamu", jawab Susi sambil mengalihkan pandangan.
"Awas ya kalian". Ucap Bayu sambil memasang ekspresi mengancam.
"Eh apa an ini, APA!! Berenang, wah kayaknya seru tuh". Rifki yang tadinya serius dengan tugasnya mulai terganggu karena mereka bertiga.
"Halah percuma Rif, kita berdua kan ngak diajak kok". Balas Bayu dengan malas.
"Pffff..hahaha,aku suka ekspresi itu,haduh perut ku sakit lihat kalian berdua"
Ctak
Sebuah jitakan mendarat dengan mulus dikepala Susi, dan pelakunya tidak lain dan tidak bukan adalah Bayu.
"Auhh... Sakit tau Bay, emang ini apaan, seenaknya aja lu jitak jitak". Keluh Susi sambil mengusap kepalanya yang sakit dan hampir saja benjol.
"Eh itu kepala? Ku kira tadi semangka, hahaha,, habisnya mirip, kan kayak di youtube youtube gitu lo Si, sekali jitakan langsung terbelah jadi dua". Jawab Bayu dengan tertawa keras tanpa rasa bersalah.
"Enak aja lu bilang, dipasar kagak ada lagi tau,kalo ini terbelah mah ngak ada gantinya". Sewot Susi karena ucapan Bayu
"Kali aja, pake kepala ayam kan banyak". Kini giliran Nadhira yang menyahuti
"Hahahaha". Ketawa mereka bertiga, yang berhasil mengukir wajah cemberut diwajah Susi dan seketika membuat wajahnya memerah bagaikan tomat. Raut wajah Susi seakan akan tidak bersahabat.
Cttarr
Sebuah penggaris panjang, sepanjang 1 meter memukul meja mereka, dan membuat mereka menoleh kearah penggaris itu dan menemukan sosok pria berbadan besar dan kumis melengkung, membuat sosok itu menyeramkan
Deg.. deg.. deg..
Jantung mereka terasa hampir copot ketika melihat sosok yang ada didepan mereka yang sedang memasang wajah menahan marah.
"Matilah kita", guman Rifki
Sosok tersebut adalah salah satu guru yang paling ditakuti disekolah mereka, Pak Agus. Dan membuat mereka berhenti tertawa seketika.
Sepulang sekolah seperti biasa Nadhira selalu membersihkan diri dan membantu Mamanya. Tapi kali ini mamanya akan masak makanan yang banyak, katanya akan ada tamu kerumah , Nadhira pun menghampirinya.
"Siapa yang datang Ma?kok banyak banget masaknya?". Tanya Nadhira
"Oh ini,temannya papamu mau berkunjung nanti malam kesini" jawab Mamanya tanpa mengalihkan perhatian dari memotong sayuran
"Boleh Dhira bantu?"
"Boleh, ambilkan bahan bahan lainnya dikulkas"
"Baik Ma". Nadhira segera bergegas untuk melakukan apa yang diperintahkan oleh Mamanya. "Ini Ma, mau ditaruh dimana?" Ucap Nadhira sambil memberikan sayur sayuran kepada Mamanya.
"Taruh atas meja situ aja Dhir, sambil kamu potong kecil kecil"
"Beres Mama bos,, eh iya Ma, besok teman teman mau ngajak berenang, boleh ngak Ma?"
"Berenang dimana? Ngak usah Dhir, nanti ngak ada yang ngawasi"
"Tapi Ma.."
"Lain kali aja sama Papa, ajak teman temanmu juga"
Mereka belum mengambil pembantu rumah tangga, jadi Lia sendiri lah yang melakukan pekerjaan rumah setiap hari, ketika Lia meminta pasti suaminya hanya menjawab "Sudahlah Dek, jangan aneh aneh, mending uangnya ditabung". Begitulah jawabnya
Mereka pun mulai memasak dan sesekali berbincang bincang sambil bercanda, tak lama kemudian satu makanan telah selesai dan mereka melanjutkan memasak yang lainnya.
Setelah mereka berdua selesai memasak, ternyata waktunya sudah sore, Nadhira bergegas menuju kamarnya dan hendak mandi untuk membersihkan diri dari keringat yang membasahi tubuhnya karena habis memasak.
Malam pun akhirnya tiba, suasana dirumah sangat rapi, dilangit bintang bintang tak terlihat karena tertutup oleh awan, hanya cahaya redup sang rembulan yang menyinari malam itu.
Nadhira sedang bersiap siap memakai gaun berwarna pink kesukaannya,dan dikuncir dua dikiri dan kanan, ia di dandani sangat imut oleh Mamanya. Kebahagiaan terpancar dari senyumannya yang tak pernah pudar.
Tak lama kemudian sosok yang ditunggu tunggu akhirnya datang jua, sepasang suami istri datang tanpa membawa anak mereka, mereka turun dari mobil yang terparkir rapi disebelah mobil Papa Nadhira.
Dari penampilannya ia sangat anggun dan baik hati, memakai baju feminim berwarna silver sangat cocok dikulitnya. Dapat dilihat sesekali ia melirik kearah Papanya dengan tatapan yang aneh fikirnya.
Wanita itu adalah pegawai baru yang ada di perusahaan yang ditempati oleh Papa Nadhira, wajahnya yang cantik membuat siapa saja yang menatapnya mampu terpikat olehnya.
Yang satunya adalah seorang pria yang penampilannya sederhana, agak gemuk dan sedikit berotot.
"Wah... cantik sekali, siapa namanya?". Ucap perempuan itu, ketika melihat kearah Nadhira
"Nadhira tante". Jawab Nadhira
"Ayo Nak, salim dulu sama Tante dan Om". Ucap Lia,yang tak lain adalah Mama dari Nadhira
"Baik Ma". Langsung bergegas kearah mereka berdua dan salim.
"Kelas berapa Nadhira sekarang?". Tanya lelaki yang ada disamping wanita tersebut.
"Kelas 3 Sd Om". Jawabnya sambil tersenyum tipis kearah lelaki tersebut.
"Ayo masuk, kita bicara didalam saja, istri saya sudah masak banyak banget untuk kalian berdua". Ajak Rendi kepada mereka
Mereka pun masuk bersama sama, akhirnya berbincang bincang dan sesekali tertawa bersama, terlihat wajah bahagia semua orang yang ada diruangan tersebut,tanpa Nadhira dan mamanya sadari itulah awal kehancuran hidupnya. Kebahagiaan yang ia rasakan selama ini perlahan mulai memudar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 270 Episodes
Comments
Bintang Samudra
semangat terus
2023-01-07
0
Bintang Samudra
berfikir positif👍👍
2023-01-04
0
Bintang Samudra
Nadhira anak usia 8 tahun
2023-01-03
0