Ikhlas

Selama beberapa jam mereka mencari, mereka tidak menemukan tanda tanda jasad Lia akan ditemukan. Nadhira yang ada diatas prahu hanya bisa menangis dan berharap mamanya segera ditemukan.

"Mama, huaaa... dimana mama berada hiks... hiks.. hiks.. Nadhira rindu mama hiks.. hiks.. hiks.. ".

Melihat hal itu lelaki yang mengizinkannya untuk ikut merasa kasihan kepada Nadhira, ia teringat masalahnya sendiri ketika ia harus berpisah dengan orang tuanya.

"Dek, jangan nangis ya, berdoa saja semoga mama cepat ditemukan".

Nadhira hanya mengangguk menanggapi ucapan lelaki tersebut, yang paling penting adalah mamanya ditemukan entah itu masih hidup ataupun sudah meninggal.

Nadhira sangat yakin bahwa mamanya masih hidup, entah orang lain bilang apa, keyakinannya mamanya masih hidup dan mereka akan bertemu suatu hari nanti.

"Mama bilang, mama akan selalu hidup didalam hatiku, aku sangat percaya bahwa mama masih hidup, suatu hari kita akan bertemu lagi ma, aku sangat menantikan hari itu, meskipun semua orang bilang mama sudah tiada, tetapi aku sangat yakin bahwa nama masih hidup". Ucap Nadhira dalam hati.

Sehari penuh Nadhira ikut dalam pencarian mamanya, tetap mereka semua tidak menemukan tanda tanda Lia akan ditemukan, sampai sore menjelang sekali pun, tim mereka tidak juga menemukannya.

*****

Sudah enam hari pencarian tetapi mereka tidak kunjung menemukannya, pagi ini adalah pencarian dihari ketujuh sekaligus terakhir, karena itu adalah batas maximal untuk timsar.

Jika dihari ini Lia belum juga ditemukan, maka harapan mereka bahwa Lia hidup harus pupus. Nadhira mencoba merelakan kepergian mamanya, walau dalam hatinya mamanya masih tetap hidup.

Nadhira ikut serta dalam pencarian mamanya, mereka telah memperluas area pencarian sehingga kemungkinan Lia akan ditemukan, Nadhira menemukan satu pasang sandal yang ia yakini adalah milik mamanya yang tersangkut dalam rimbunnya ranting.

"Pak, itu sandal mama". Menunjuk kearah tersebut.

"Pak tolong arahkan prahunya kearah yang ditunjukkan adik ini".

"Baik pak".

Prahu yang mereka tumpangi segera terarah pada lokasi yang ditunjukkan oleh Nadhira. Benar saja disana terdapat satu padang sandal kiri milik Lia, lelaki tersebut mengambilnya dan langsung memberikannya kepada Nadhira.

Nadhira yang menerima itu langsung memeluk sandal milik mamanya. Ada rasa sakit yang menyelimuti dadanya ketika ia menemukan mamanya dikatakan lebih dari jarak satu kilometer.

"Ma!! Nadhira kangen banget sama mama, mama dimana? Kenapa mama ngak pulang pulang, cepat pulang ma, Nadhira merindukan mama". Rintih Nadhira

"Nak yang sabar ya, berdoalah semoga hari hari ini kamu bisa melaluinya dengan baik".

"Iya pak, sampai kapan mama harus menghilang, mama pernah bilang ke aku, mama akan selalu bersama ku, tapi kenapa saat ini mama tidak bersama ku?".

"Mama kamu pasti selalu bersama mu, meskipun bukan berada didekatmu, tetapi ia pasti ada dihatimu".

Ia tidak bisa membayangkan apa yang mamanya alami ketika hal itu, berapa jarak mamanya hanyut dalam sungai, orang yang mengalami hal itu kebanyakan tidak bisa selamat.

Keyakinannya sedikit tergoyang akibat hal itu, ia tidak tau apa yang ia rasakan, hanya ada kesedihan yang menyelimuti hatinya.

Hingga sore menjelang mereka belum menemukan keberadaan Lia, mereka segera menghentikan pencarian karena batasnya sudah mencapai maximal. Rendi protes tentang hal itu, tapi ia tidak berdaya.

Dengan berat hati Nadhira beserta keluarganya melangkah ke mobil untuk pulang kerumah mereka. Nadhira terus memandangi lokasi tersebut sampai lokasi tersebut perlahan menghilang dari pandangannya.

*****

Keesokan paginya mereka bertiga kembali ketepi sungai dimana Lia tenggelam sambil membawa sekeranjang bunga, dan beberapa buket bunga.

Mereka bertiga berlutut ditepi sungai dimana Lia pertama kali hilang Nadhira memeluk kakaknya dengan erat dan pandangannya kearah sungai tersebut.

"Lia maafkan aku, aku selalu membohongimu, selama ini aku telah menyimpan perasaanku padamu, disaat aku mulai mencintaimu mengapa engkau meninggalkanku dan anak anak kita, kenapa kita harus berpisah dengan cara seperti ini, kembalilah Lia, kembalilah kepadaku Lia sayang, kenapa engkau tinggalkan aku, bawalah aku bersamamu" ucap Rendi sambil menaburkan bunga disungai tersebut.

"Mama, mengapa mama meninggalkan kami bertiga dengan cara seperti ini, apa mama marah kepadaku? Karena aku juga meninggalkan mama disaat usiaku 4 tahun, mama pernah bilangkan kepadaku kita akan bersama sama lagi suatu saat nanti, tapi kenapa mama meninggalkan kami disaat kami mulai bersama kembali, aku selalu menanti hal itu ma, tapi penantian ini berakhir seperti ........."

Nandhita sampai tidak bisa melanjutkan kata katanya rasa sesak menyelimuti dadanya.ia pun melepaskan buket bunga yang ia bawa agar terbawa arus sungai.

"Mama... Mama orang terbaik yang Nadhira punya, 9 bulan mama mengandungku dan menahan sakit yang teramat sangat ketika melahirkanku, memasakkan masakan kesukaanku, mama bilang kita akan selalu bersama tapi kenapa sekarang mama yang meninggalkan kami semua lebih dulu, apa mama marah padaku? Apakah Dhira terlalu nakal buat mama? Dhira minta maaf ma, tolong kembalilah kepada kami, Dhira janji akan jadi anak yang baik kalau mama kembali, hiks.. hiks.. hiks.. aku sangat menyayangi mama, semoga suatu saat nanti kita akan berjumpa disyurga-Nya".

Nadhira meletakkan bunga dialiran sungai tersebut ia berusaha mengikhlaskan kepergian mamanya tetapi hatinya selalu berkata bahwa mamanya masih hidup. Setelah lama mereka merenung ditepi sungai mereka akhirnya memutuskan untuk pulang karena hari sudah mulai sore.

Para warga berdatangan dan untuk mengucapkan berbelasungkawa kepada Rendi sekeluarga atas meninggalnya Lia. Teman teman Nadhira juga ikut mengucapkan.

Susi dan lainnya menatap Nadhira dalam kediaman, Nadhira duduk sendiri dikursi yang jauh dari keramaian, pandangannya kosong seakan menahan kesedihan yang luar biasa. Matanya bengkak,mulutnya tak pernah berhenti bergetar.

Susi yang melihat Nadhira seperti itu merasa tidak tega dan berjalan menuju kearah Nadhira, Susi langsung memeluk Nadhira, tangis Nadhira pecah seketika.

Rifki dan Bayu hanya mampu berdiri didekat Nadhira dalam diam sambil menatap Nadhira, mereka ingin sekali menghibur Nadhira tetapi apa yang harus mereka lakukan.

"Si,ngak nyangka aja mama akan pergi secepat ini si.. hiks.. hiks..". Air mata Nadhira tak lagi mampu terbendungkan.

"Yang sabar ya dhir, kita bertiga akan selalu ada kok untuk kamu". Ucap Rifki.

"Iya dhir, sabar ya, iklaskan kepergian mamamu, kita juga merasa kehilangan,mamamu begitu baik pada kita selama ini, ya meskipun kita sering merepotkannya ketika mengerjakan tugas, bikin kue, dan lain lain. Kita bertiga sangat merasa kehilangan, bahkan aku sendiri tidak percaya bahwa mamamu pergi secepat ini, bagi kita mamamu akan tetap hidup dihati kami". Susi mengusap pelan pundak Nadhira yang ada dipelukannya. Air mata keduanya seketika mengalir deras.

Bagi mereka bertiga kepergian mamanya Nadhira benar benar menciptakan kesedihan dihati mereka, hening beberapa saat diantara keempatnya. Sampai suara Nadhira mengejutkan mereka.

"Kita ngak boleh sedih, mama bilang kalo aku sedih ia pasti akan sedih, mama ngak boleh sedih". Ucapnya sambil mengusap airmatanya.

"Iya dhira, mamamu benar, kita ngak boleh sedih, mamamu pasti akan bahagia disana". Ucap Bayu.

"Kamu pasti belum makan kan dhir? Ayo makan dulu, kita harus buktikan pada mereka bahwa Nadhira kita itu sangat kuat". Rifki menarik tangan Nadhira dan membawanya kemeja makan.

Nadhira hanya pasrah ketika tangannya ditarik begitu saja oleh Rifki, memang benar apa yang diucapkan Rifki, sejak tadi pagi Nadhira belum makan sama sekali, ia merasa tidak lapar. Tetapi ketika Rifki mengatakan hal itu perutnya langsung memberontak untuk diisi.

Sedangkan Rifki yang menarik tangan Nadhira merasa sangat bahagia, karena Nadhira mengikuti apa yang ia lakukan, Rifki memunggungi Nadhira sehingga Nadhira tidak bisa melihat senyum tipis yang Rifki keluarkan.

Kedua sahabatnya yang mengikuti mereka dari belakang,juga ikut tersenyum ketika melihat senyum tipis Nadhira yang Nadhira keluarkan walau hanya beberapa detik.

Sesampainya dimeja makan mereka disuguhkan berbagai macam masakan. Yang sangat mengiurkan dan mengunggah selera mereka.

"Dhir coba in nih, ayam kecap ini buatanku dan kak Dhita lo, coba in ini enak banget". Ucap Susi dan langsung menyiapkan kedalam mulut Nadhira.

Nadhira yang menerima itu hanya mampu membuka mulut dan sedikit mengunyah, airmatanya turun begitu saja ketika Nadhira mencoba merasakan rasa masakan tersebut.

"Kamu kenapa dhira?" Tanya susi ketika melihat air mata Nadhira menetes.

"Aku ngak papa kok... Hanya saja... Rasanya hampir sama seperti yang mama buat".

Nadhira mengusap airmatanya yang turun dan segera memasang senyumannya kepada Susi yang telah menyuapinya dengan ayam kecap kesukaannya.

Sebelum mereka bertiga mendatangi tempat Nadhira berada, mereka bertiga mendatangi Nandhita dan membicarakan sesuatu.

Nandhita bertanya kepada papanya, apa makanan kesukaan Nadhira, tapi ayahnya sama sekali tidak tau. Ketika Nandhita dan teman teman Nadhira mengecek isi kulkas, mereka menemukan daging ayam dan beberapa sayur sayuran lainnya.

"Kak, dulu ketika masih satu kelas dengan Nadhira, Nadhira sering membawa bekal ayam kecap"

Dan akhirnya mereka memasak ayam kecap dan ditambah masakan sayur sayuran lainnya, dengan susah payah mereka memasak makanan tersebut.

Nadhira memakan masakan tersebut dengan lahapnya meskipun airmatanya berkali kali menetes dan membasahi pipinya. Sesekali terdengar isak tangis yang Nadhira keluarkan.

Melihat Nadhira seperti itu, ketiga sahabatnya tidak merasa tidak tega, tapi memutuskan untuk tetap diam mereka tidak mau menganggu Nadhira yang sedang makan.

Nandhita yang melihat Nadhira sedang makan dari kejauhan membuat hatinya sedikit bahagia, Nandhita sampai meneteskan airmatanya. Sejak tadi pagi ia berusaha untuk membujuk Nadhira untuk makan tetapi selalu gagal, Nadhira selalu mengucapkan hal yang sama "aku tidak lapar kak, kakak aja yang makan". Begitulah ucapnya setiap kali Nandhita memintanya untuk makan.

Selesai makan Nadhira dan teman temannya menuju ke halaman samping rumahnya. Dimana Nadhira dan mamanya sering duduk dan bercanda bersama. mereka menatap bunga bunga yang ada disekitar gasebo taman tersebut.

Banyak sekali bunga yang layu karena tidak pernah disiram beberapa hari terakhir. Melihat hal itu Nadhira menghela nafas dalam dalam.

"Bahkan aku sendiri tidak mampu merawat bunga bunga ini, padahal bunga bunga ini adalah kesukaannya mama". Ucapnya sambil mendekati bunga bunga tersebut.

"Mulai sekarang, kita harus rawat bersama sama". Rifki memegang pundak Nadhira dan menepuknya dengan pelan.

"Iya, aku sangat pandai dalam menggali tanah". Bayu menyahutinya.

Krik krik krik krik

Seketika mereka bertiga berdiam diri dan menatap Bayu dengan heran, kalau soal menggali tanah untuk tanaman siapa yang ngak bisa diantara keempatnya.

Bayu hanya mampu tersenyum cangguh ketika ditatap sedemikian rupanya.ia beberapa kali mengetipkan matanya dan memasang wajah khasnya.

"BAYUUU....".

Sinyal bahaya terasa berbunyi, membuat bulu kuduknya berdiri dan mengatakan larilah kali ini kau tidak akan selamat. Bayu langsung menjauh beberapa langkah dan

"Aaaaa......"

Ia langsung berlari secepat yang ia bisa menuju keluar dari gerbang rumah Nadhira. Mereka bertiga saling berpandangan satu sama lain ketika melihat hal yang Bayu lakukan.

Bhukkkk

Bunyi yang nyaring terdengar sampai ketempat Nadhira dan lainnya berdiri. Mereka bertiga segera berlari kearah dimana Bayu sebelumnya berlari. Mereka mendapati Bayu yang tertidur dijalan.

Dengan terkejut mereka mendekati Bayu. Ketika jarak mereka dan Bayu sudah dekat, Bayu memasang senyumannya. Setelah Bayu lari ia tidak menyadari adanya tong sampah yang membuatnya terjatuh.

"Bay! Kamu ngantuk? Jangan tidur disitu dong malu malu in aja"

"Iya nih, kamu kekurangan kasur ya?"

"Hahaha.. kamu itu ada ada aja bay"

"Bay di rumahku masih ada kamar kosong, kamu tidur aja disana, jangan disitu, itu kotor".

"Biarin aja Dhir, Bayu kan suka nemenin teman temannya disitu".

"Hah? Siapa?"

"Ya siapa lagi kalo bukan sitikus".

Bayu yang mendengar ejekan teman temannya membuatnya marah tetapi juga merasa malu, ini semua adalah salahnya sendiri karena tidak memperhatikan jalan sebelumnya.

Terpopuler

Comments

💮Aroe🌸

💮Aroe🌸

sedih akuuuuh😭😭😭😭😭

pengen pulang, meluk mama😭😭😭

2022-03-02

0

lihat semua
Episodes
1 Nadhira
2 Awal Perubahan
3 apa salahku
4 Kembali Akur
5 Teman Baru dan Musuh baru
6 Ada Yang Terbakar
7 Sang Putri dan Dua Pelayan
8 Kesalahan apa yang aku lakukan?
9 Masa lalu Rendi
10 Kabar Buruk
11 Pencarian
12 Ikhlas
13 Belajar Beladiri
14 Belajar Beladiri 2
15 Belajar Beladiri 3
16 Kenapa aku tidak boleh ikut beladiri
17 Aku merindukanmu Ma
18 Pahlawan Kesiangan
19 Raka
20 Dendam
21 Murid baru
22 Murid Baru 2
23 Kekuatan Doa
24 kau tak pantas untuk menamparku
25 Nadhira bukanlah anakku
26 Sebuah gelang tangan
27 Yang buruk belum tentu jahat
28 Penculikan
29 penculikan 2
30 Penculikan 3
31 penculikan 4
32 penculikan 5
33 penculikan 6
34 penculikan 7
35 penculikan 8
36 Masa Yang Kelam
37 Tak tertolong
38 Kembali
39 Luka tak berdarah
40 Izinkan memanggilmu Ibu
41 Siap jadi lawanmu
42 Penikmat Rasa Takut
43 Ujian Nasional
44 Ujian Nasional 2
45 Ujian Nasional 3
46 Maafkan aku
47 Pulang
48 Papa pulang
49 Kepasar
50 Kepasar 2
51 Kepasar 3
52 Kepanti asuhan
53 Mimpi yang menyeramkan
54 Ini bukan mimpi
55 Desa Mawar Merah
56 Desa Mawar Merah 2
57 Desa Mawar Merah 3
58 Desa Mawar Merah 4
59 Desa Mawar Merah 5
60 Apakah alam gaib itu ada
61 Tugasmu sudah selesai, sekarang giliranku
62 Kabar kematian
63 Dia milikku
64 Senyumanmu
65 Bagaimana hatiku?
66 Rindu
67 Janji
68 Racun untukku
69 Sebuah Surat
70 Gagal
71 Makan Bersama
72 Camping
73 Camping 2
74 Camping 3
75 Camping 4
76 Camping 5
77 Camping 6
78 Camping 7
79 Camping 8
80 Camping 9
81 Camping 10
82 Pulang Camping
83 Tuduhan
84 Apa salah dinding?
85 Adik dan Kakak
86 Penyerangan
87 Penyerangan 2
88 Penyerangan 3
89 Taruhan
90 Taruhan 2
91 Mengantar Nadhira pulang
92 Tamatlah riwayatmu
93 Permata iblis
94 Tuan Muda
95 Abriyanta Groub
96 Kepergian Aryabima
97 Pusat perhatian
98 Belanja
99 Terlalu bersemangat untuk belanja
100 Setelah makan jangan lupa bayar
101 Nyawaku sudah tidak berarti
102 pelukan yang dirindukan
103 Perhatian
104 Tatap menatap
105 Bukan ide yang bagus
106 Mimpi yang begitu nyata
107 Mimpi yang begitu nyata 2
108 Bisa mendengar
109 Keputusan tanpa persetujuan
110 Iri tanda tak mampu
111 Kerasukan
112 Sadar
113 Harga dirimu begitu rendah
114 Kekuatan membuka mata
115 Dia adalah sahabatku
116 Nadhira memiliki kakak?
117 Urus saja urusanmu sendiri
118 perampok yang dirampok
119 Kecurigaan yang muncul tiba tiba
120 Mencari pembantu
121 Berlatih bersama
122 Jalan jalan
123 Jalan jalan 2
124 Jalan jalan 3
125 Apa yang disembunyikan dariku
126 Malam yang panjang
127 Mengungkap misteri
128 Mengungkap misteri 2
129 Mengungkap misteri 3
130 Mengungkap misteri 4
131 Mengungkap misteri 5
132 Mengungkap misteri 6
133 Mengungkap misteri 7
134 Mengungkap misteri 8
135 Mengungkap misteri 9
136 Trauma
137 Sekolah Baru
138 Pembulian
139 Kembali camping
140 Menangkap seseorang
141 Mandi pagi
142 Kesurupan masal
143 Orang misterius dan Ratu iblis
144 Rifki marah?
145 Cemburu
146 Siapa atasanmu?
147 Bahayanya Pacaran
148 Bahayanya pacaran 2
149 Bahayanya pacaran 3
150 Ikan panggang
151 Acara perpisahan
152 Jangan sampai Nadhira mendengarnya
153 Pelatihan Gengcobra
154 Pelatihan Gengcobra 2
155 Pelatihan Gengcobra 3
156 Kenapa dihutan?
157 Aku menginginkan nyawa Papa
158 Kisah Pangeran Kian
159 Kisah Pangeran Kian 2
160 Kisah Pangeran Kian 3
161 Kisah Pangeran Kian 4
162 Kisah Pangeran Kian 5
163 Kisah Pangeran Kian 6
164 Kisah Pangeran Kian 7
165 Kisah Pangeran Kian 8
166 Kisah Pangeran Kian 9
167 Kisah Pangeran Kian 10
168 Kisah Pangeran Kian 11
169 Kisah Pangeran Kian 12
170 Kisah Pangeran Kian 13
171 Kisah Pangeran Kian 14
172 Kisah Pangeran Kian 15
173 Kisah Pangeran Kian 16
174 Kisah Pangeran Kian 17
175 Kisah Pangeran Kian 18
176 Kisah Pangeran Kian 19
177 Kisah Pangeran Kian 20
178 Kisah Pangeran Kian 21
179 Kisah Pangeran Kian 22
180 Kisah Pangeran Kian 23
181 Kisah Pangeran Kian 24
182 Kisah Pangeran Kian 25
183 Kisah Pangeran Kian 26
184 Kisah Pangeran Kian 27
185 Kisah Pangeran Kian 28
186 Kisah Pangeran Kian 29
187 Akhir kisah Pangeran Kian
188 Perselisihan
189 Mengenang sosok Lia
190 Kepantai
191 Jangan bertindak gegabah
192 Sebuah gaun
193 Berlibur bersama
194 Berlibur bersama 2
195 Berlibur bersama 3
196 Perpisahan
197 Perpisahan 2
198 Perpisahan 3
199 Tidak terpengaruh
200 Gerhana bulan merah
201 Memperebutkan permata
202 Memperebutkan permata 2
203 Memperebutkan permata 3
204 Memperebutkan permata 4
205 Memperebutkan permata 5
206 Menyelamatkan nyawa Nadhira
207 Makanan untuk Nadhira
208 Melakukan tugas
209 Tentang Haris
210 Nadhira kembali dan hilang ingatan
211 Hasutan
212 Nadhira melupakan segalanya
213 Senjata makan tuan
214 Aku tidak bisa beladiri
215 Tunduk dihadapan manusia?
216 Club malam
217 Nadhira mabuk?
218 Mabuknya Nadhira
219 Mabuknya Nadhira 2
220 Teman SMP
221 Maafkan Nadhira
222 Sosok misterius
223 Hanya luka kecil
224 Tukang kebun baru
225 Ulang tahun Amanda
226 Pesta berujung malapetaka
227 Pengorbanan Nadhira
228 Merebut Nadhira kembali
229 Kebenaran
230 Jangan pergi Dhira
231 Apakah aku sudah diakhirat?
232 Sisi lain Nadhira
233 Hati yang terluka
234 Rumah baru bagi Nadhira
235 Berita kecelakaan
236 Rendi kecelakaan
237 Pengorbanan yang tak dianggap
238 Sebuah foto
239 Bicara sendiri
240 Mencari tau
241 Rumah Dwija
242 Komplotan begal
243 Kasus pembegalan
244 Rumah sakit jiwa
245 Sebuah surat
246 Bercandanya ngak lucu
247 Desa Flamboyan
248 Hilangnya seorang anak
249 Malam yang sunyi
250 Semangkuk Nasehat
251 Pak Mun hilang
252 Serangan
253 Keributan dimakam keramat
254 Misteri makam keramat terbongkar
255 Terjebak
256 Kenyataan pahit
257 Kebahagiaan seluruh warga
258 Ledakan bom
259 Perayaan warga desa
260 Pulang
261 Merasa diawasi
262 Rendi datang
263 Siapa yang benar dan salah
264 Sudut pandang Rendi
265 Rencana keluar rumah diam diam
266 Lebih baik kau mati saja Dhira!
267 Aku bukan anak kandung Papa
268 Bertemu sahabat lama
269 Akhir kisah Apa Salahku Pa ( The end )
270 Informasi
Episodes

Updated 270 Episodes

1
Nadhira
2
Awal Perubahan
3
apa salahku
4
Kembali Akur
5
Teman Baru dan Musuh baru
6
Ada Yang Terbakar
7
Sang Putri dan Dua Pelayan
8
Kesalahan apa yang aku lakukan?
9
Masa lalu Rendi
10
Kabar Buruk
11
Pencarian
12
Ikhlas
13
Belajar Beladiri
14
Belajar Beladiri 2
15
Belajar Beladiri 3
16
Kenapa aku tidak boleh ikut beladiri
17
Aku merindukanmu Ma
18
Pahlawan Kesiangan
19
Raka
20
Dendam
21
Murid baru
22
Murid Baru 2
23
Kekuatan Doa
24
kau tak pantas untuk menamparku
25
Nadhira bukanlah anakku
26
Sebuah gelang tangan
27
Yang buruk belum tentu jahat
28
Penculikan
29
penculikan 2
30
Penculikan 3
31
penculikan 4
32
penculikan 5
33
penculikan 6
34
penculikan 7
35
penculikan 8
36
Masa Yang Kelam
37
Tak tertolong
38
Kembali
39
Luka tak berdarah
40
Izinkan memanggilmu Ibu
41
Siap jadi lawanmu
42
Penikmat Rasa Takut
43
Ujian Nasional
44
Ujian Nasional 2
45
Ujian Nasional 3
46
Maafkan aku
47
Pulang
48
Papa pulang
49
Kepasar
50
Kepasar 2
51
Kepasar 3
52
Kepanti asuhan
53
Mimpi yang menyeramkan
54
Ini bukan mimpi
55
Desa Mawar Merah
56
Desa Mawar Merah 2
57
Desa Mawar Merah 3
58
Desa Mawar Merah 4
59
Desa Mawar Merah 5
60
Apakah alam gaib itu ada
61
Tugasmu sudah selesai, sekarang giliranku
62
Kabar kematian
63
Dia milikku
64
Senyumanmu
65
Bagaimana hatiku?
66
Rindu
67
Janji
68
Racun untukku
69
Sebuah Surat
70
Gagal
71
Makan Bersama
72
Camping
73
Camping 2
74
Camping 3
75
Camping 4
76
Camping 5
77
Camping 6
78
Camping 7
79
Camping 8
80
Camping 9
81
Camping 10
82
Pulang Camping
83
Tuduhan
84
Apa salah dinding?
85
Adik dan Kakak
86
Penyerangan
87
Penyerangan 2
88
Penyerangan 3
89
Taruhan
90
Taruhan 2
91
Mengantar Nadhira pulang
92
Tamatlah riwayatmu
93
Permata iblis
94
Tuan Muda
95
Abriyanta Groub
96
Kepergian Aryabima
97
Pusat perhatian
98
Belanja
99
Terlalu bersemangat untuk belanja
100
Setelah makan jangan lupa bayar
101
Nyawaku sudah tidak berarti
102
pelukan yang dirindukan
103
Perhatian
104
Tatap menatap
105
Bukan ide yang bagus
106
Mimpi yang begitu nyata
107
Mimpi yang begitu nyata 2
108
Bisa mendengar
109
Keputusan tanpa persetujuan
110
Iri tanda tak mampu
111
Kerasukan
112
Sadar
113
Harga dirimu begitu rendah
114
Kekuatan membuka mata
115
Dia adalah sahabatku
116
Nadhira memiliki kakak?
117
Urus saja urusanmu sendiri
118
perampok yang dirampok
119
Kecurigaan yang muncul tiba tiba
120
Mencari pembantu
121
Berlatih bersama
122
Jalan jalan
123
Jalan jalan 2
124
Jalan jalan 3
125
Apa yang disembunyikan dariku
126
Malam yang panjang
127
Mengungkap misteri
128
Mengungkap misteri 2
129
Mengungkap misteri 3
130
Mengungkap misteri 4
131
Mengungkap misteri 5
132
Mengungkap misteri 6
133
Mengungkap misteri 7
134
Mengungkap misteri 8
135
Mengungkap misteri 9
136
Trauma
137
Sekolah Baru
138
Pembulian
139
Kembali camping
140
Menangkap seseorang
141
Mandi pagi
142
Kesurupan masal
143
Orang misterius dan Ratu iblis
144
Rifki marah?
145
Cemburu
146
Siapa atasanmu?
147
Bahayanya Pacaran
148
Bahayanya pacaran 2
149
Bahayanya pacaran 3
150
Ikan panggang
151
Acara perpisahan
152
Jangan sampai Nadhira mendengarnya
153
Pelatihan Gengcobra
154
Pelatihan Gengcobra 2
155
Pelatihan Gengcobra 3
156
Kenapa dihutan?
157
Aku menginginkan nyawa Papa
158
Kisah Pangeran Kian
159
Kisah Pangeran Kian 2
160
Kisah Pangeran Kian 3
161
Kisah Pangeran Kian 4
162
Kisah Pangeran Kian 5
163
Kisah Pangeran Kian 6
164
Kisah Pangeran Kian 7
165
Kisah Pangeran Kian 8
166
Kisah Pangeran Kian 9
167
Kisah Pangeran Kian 10
168
Kisah Pangeran Kian 11
169
Kisah Pangeran Kian 12
170
Kisah Pangeran Kian 13
171
Kisah Pangeran Kian 14
172
Kisah Pangeran Kian 15
173
Kisah Pangeran Kian 16
174
Kisah Pangeran Kian 17
175
Kisah Pangeran Kian 18
176
Kisah Pangeran Kian 19
177
Kisah Pangeran Kian 20
178
Kisah Pangeran Kian 21
179
Kisah Pangeran Kian 22
180
Kisah Pangeran Kian 23
181
Kisah Pangeran Kian 24
182
Kisah Pangeran Kian 25
183
Kisah Pangeran Kian 26
184
Kisah Pangeran Kian 27
185
Kisah Pangeran Kian 28
186
Kisah Pangeran Kian 29
187
Akhir kisah Pangeran Kian
188
Perselisihan
189
Mengenang sosok Lia
190
Kepantai
191
Jangan bertindak gegabah
192
Sebuah gaun
193
Berlibur bersama
194
Berlibur bersama 2
195
Berlibur bersama 3
196
Perpisahan
197
Perpisahan 2
198
Perpisahan 3
199
Tidak terpengaruh
200
Gerhana bulan merah
201
Memperebutkan permata
202
Memperebutkan permata 2
203
Memperebutkan permata 3
204
Memperebutkan permata 4
205
Memperebutkan permata 5
206
Menyelamatkan nyawa Nadhira
207
Makanan untuk Nadhira
208
Melakukan tugas
209
Tentang Haris
210
Nadhira kembali dan hilang ingatan
211
Hasutan
212
Nadhira melupakan segalanya
213
Senjata makan tuan
214
Aku tidak bisa beladiri
215
Tunduk dihadapan manusia?
216
Club malam
217
Nadhira mabuk?
218
Mabuknya Nadhira
219
Mabuknya Nadhira 2
220
Teman SMP
221
Maafkan Nadhira
222
Sosok misterius
223
Hanya luka kecil
224
Tukang kebun baru
225
Ulang tahun Amanda
226
Pesta berujung malapetaka
227
Pengorbanan Nadhira
228
Merebut Nadhira kembali
229
Kebenaran
230
Jangan pergi Dhira
231
Apakah aku sudah diakhirat?
232
Sisi lain Nadhira
233
Hati yang terluka
234
Rumah baru bagi Nadhira
235
Berita kecelakaan
236
Rendi kecelakaan
237
Pengorbanan yang tak dianggap
238
Sebuah foto
239
Bicara sendiri
240
Mencari tau
241
Rumah Dwija
242
Komplotan begal
243
Kasus pembegalan
244
Rumah sakit jiwa
245
Sebuah surat
246
Bercandanya ngak lucu
247
Desa Flamboyan
248
Hilangnya seorang anak
249
Malam yang sunyi
250
Semangkuk Nasehat
251
Pak Mun hilang
252
Serangan
253
Keributan dimakam keramat
254
Misteri makam keramat terbongkar
255
Terjebak
256
Kenyataan pahit
257
Kebahagiaan seluruh warga
258
Ledakan bom
259
Perayaan warga desa
260
Pulang
261
Merasa diawasi
262
Rendi datang
263
Siapa yang benar dan salah
264
Sudut pandang Rendi
265
Rencana keluar rumah diam diam
266
Lebih baik kau mati saja Dhira!
267
Aku bukan anak kandung Papa
268
Bertemu sahabat lama
269
Akhir kisah Apa Salahku Pa ( The end )
270
Informasi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!