Kembali Akur

Keesokan paginya matahari belum menampakkan sinarnya, tangan Lia bergerak gerak pertanda Lia mulai sadar. Dahinya mengernyit dan terasa sedikit ditangan kirinya, ia mulai membuka matanya dan memeriksa disekelilingnya.

"Dimana aku? Auhh,, infus?". Ketika hendak melihat tangan kirinya ia melihat tangannya sedang diinfus.

Pandangannya terjatuh tepat disampingnya dan menemukan Nadhira yang sedang tertidur dengan lelapnya, ia mengusap pelan puncak kepala Nadhira.

"Sejak kapan Dhira tidur seperti ini? Maafin mama nak". Gumannya pelan.

Memandang Nadhira yang tidur dengan damai membuatnya bahagia, sehingga senyum mulai terbit dibibirnya. Nadhira baru bisa tidur dengan nyeyak ketika Lia mulai mengusap kepalanya.

Ada sedikit rasa bersalah dihatinya, dan terasa tersayat ketika menyadari bahwa suaminya tidak ada disampingnya saat ini, entah sejak kapan ia tidak sadarkan diri.

Merasakan ada yang mengusap kepalanya membuat Nadhira terbangun dari tidurnya, perlahan lahan ia membuka matanya, karena ia baru saja bisa tertidur membuatnya sedikit kesulitan untuk membuka matanya.ia merasa nyaman akan tangan yang menyentuhnya, seakan akan ada kasih sayang yang mengalir ke dalam tubuhnya.

Nadhira tertidur kembali dengan nyenyaknya, sampai ia tidak sadar kalau sekarang ia sudah berpindah tempat. Ketika Nadhira membuka matanya perlahan lahan pandangannya semakin jelas.

"Hah!! Aku kok dikamar". Tanya dengan bingung

"Dek, kamu sudah bangun?" Tanya Nandhita.

"Kakak! Kenapa aku dirumah, terus siapa yang akan menjaga mama?".

"Tenang dulu dek, ada papa kok disana".

Jawaban Nandhita bukannya membuatnya tenang tetapi malah membuatnya khawatir tentang keadaan mamanya. Ia berusaha membujuk kakaknya untuk segera datang kerumah sakit, tetapi kakaknya selalu bilang kalau ia harus banyak istirahat untuk saat ini, karena dari kemaren Nadhira belum tidur juga.

Entah mengapa perasaan Nadhira semakin tidak tenang ketika mengetahui papanya lah yang sedang menjaga mamanya, mungkin karena perilaku papanya akhir akhir ini yang perlahan berubah atau karena papanya pernah memukul mamanya.

Melihat adiknya yang merasa cemas membuatnya semakin bingung harus bagaimana, ia berusaha untuk membujuknya agar tenang kembali dan mau beristirahat lebih.

****

Setelah Lia sadar tak lama kemudian Rendi datang untuk menjenguk Lia,tak banyak kata yang mereka ucapkan ketika bertemu sampai akhirnya Nandhita datang dan membawa nasi untuk mamanya makan.

"Papa". Nandhita segera memeluk papanya

Tetapi pelukan itu tidak dibalas oleh Rendi, pandangannya tertuju pada sosok Nadhira yang tertidur sambil duduk ditepi bangker istrinya.

Rendi merasa kasihan dengan Nadhira yang tidur seperti itu, sebenarnya dihatinya masih ada rasa kasihan kepada anak dan istrinya.tetapi sikap mereka lah yang membuatnya jengkel terus menerus.

"Bawa dia pulang Dhita". Menunjuk kearah Nadhira.

Nandhita melepaskan pelukannya pada papanya dan menoleh kearah Nadhira, ia baru sadar kalau Nadhira tertidur seperti itu. ia segera bergegas mendatangi Nadhira.

"Jangan dibangunkan nak,dia baru saja tertidur, mas tolong antarkan pulang", pinta Lia

Mereka berdua segera mengangguk bersama, Rendi mengangkat Nadhira dan membawanya menuju mobilnya bersama dengan Nandhita dibelakangnya. Mereka sampai dirumah setelah perjalanan kurang lebih 30 menit.

Nadhira langsung ditidurkan dilamarnya dan Nandhita menjaganya, setelah mengantar Nadhira pulang, Rendi pergi menuju rumah sakit dimana istrinya berada.

Nandhita melihat Nadhira tertidur dengan nyenyaknya dan merasa damai, membuatnya tersenyum tipis kepada adiknya tersebut.

Beberapa jam kemudian Nadhira bangun dari tidurnya dengan menoleh kekanan dan kekiri

"Hah!! Aku kok dikamar". Tanyanya dengan bingung

Melihat Nadhira yang baru membuka matanya, Nandhita segera bergegas mendatanginya. Nandhita sedang duduk disebuah kursi yang menghadap menuju jendela luar sambil menikmati indahnya dunia.

"Dek, kamu sudah bangun?", Tanya Nandhita

"Kakak! Kenapa aku dirumah, terus siapa yang menjaga akan mama?".

"Tenang dulu dek, ada papa kok disana".

Apa yang terjadi dengan adiknya itu, mengapa sikapnya berubah ketika mendengar bahwa ada papanya yang sedang menjaga mamanya, apa yang terjadi kepada mereka bertiga. pertanyaan itulah yang ada difikiran Nandhita sekarang, ia merasa bingung kenapa sikap adeknya segera berubah tiba tiba seperti itu.

Sedangkan dirumah sakit Rendi sedang membantu Lia untuk makan dan meminum obat, meskipun begitu tiada percakapan antara mereka berdua. Sampai akhirnya Lia yang membuka percakapan lebih dulu.

"Mas, terima kasih". Ucapnya sambil menatap Rendi

"Terima kasih buat apa dek?". Tanyanya yang kebingungan

"Karena mas merawat ku saat ini".

"Ini sudah menjadi kewajiban ku dek", tersenyum kearah Lia

Entah mengapa senyum itu terasa berbeda dan mempunyai makna dibalik itu, Lia merasa heran mengapa suaminya selalu berubah secara tiba tiba, dia tidak pernah melakukan hal itu sebelumnya kepada Lia.

Berhari hari kemudian akhirnya Lia diizinkan untuk pulang karena kondisinya sudah membaik, sesampainya dirumah Rendi dan Lia disambut oleh kedua anaknya didepan pintu, dan terlihat Nadhira berlari kearah mamanya.

"Mama". Seru Nadhira

Setelah Nadhira berlari, Nandhita segera menyusul adiknya tersebut dan memeluk mamanya dan juga papanya. Dan mengajak mereka untuk masuk kedalam rumah.

Keluarganya sekarang sudah lengkap dengan adanya Nandhita bersama mereka, mereka saling berbincang satu sama lain sedangkan Rendi memilih dalam diam dan sesekali tersenyum tipis kepada mereka.

Seminggu kemudian Nandhita harus kembali kerumah nenek dan kakeknya karena ia tidak tega meninggalkan mereka telalu lama. Nandhita bergegas pamit kepada keluarganya dan memesan taksi online.

"Kenapa kakak tidak tinggal disini saja dengan Dhira"?

"Maaf ya dek, tapi kakek dan nenek kasihan sendirian disana"

"Kan ngak sendirian kak, kakek ada temannya nenek"

"Emm.. ketika Nadhira besar Nadhira pasti akan mengetahuinya"

"Kalau begitu Nadhira mau cepet besar"

"Hehe.. iya dek, makan yang banyak biar cepet besar"

Mereka berempat segera berjalan menuju gerbang depan rumah mereka, terlihat sebuah taksi sudah terparkir disana, barang bawaan Nandhita tidaklah banyak jadi dengan mudah ia memasukkannya kebagasi.

Ia segera memeluk mamanya bergantian dengan papanya, setelah itu dengan Nadhira, ia pun memasuk i mobil dan melambaikan tangannya kepada mereka, perlahan tapi pasti mobil yang ia naiki melesat menjauh dari rumah orang tuanya, tanpa sadar airmata menetes dipipinya

"Mbak, tisu?". Ucap supir sambil menyerahkan tisu pada Nandhita

"Makasih". Menerima uluran tisu itu.

Sementara itu Nadhira yang melihat kakanya pergi ada sedikit sesak dihatinya ketika melihat kepergian kakaknya, selama seminggu ini kakaknya selalu baik padanya dan sesekali bercanda bersama.

Mereka bertiga masih tetap berdiri digerbang sampai Nadhira berbicara membuat kedua orang tuanya tersadar dari lamunannya.

"Kenapa kak Dhita tidak tinggal disini saja, sekalian sama nenek dan kakek". Tanya Nadhira yang melihat kepergian dari kakanya

"Nak, kakek dan nenek lebih suka disana". Jelas Lia

"Jadi maksud mama, kakek dan nenek ngak suka tinggal disini?"

"Bukan begitu nak, mereka suka sekali disini, tetapi disana adalah lingkungannya jadi ia lebih nyaman disana".

"Lalu kenapa kita ngak tinggal disana saja".

"Dhira, papa punya pekerjaan disini, mana mungkin papa tinggal disana". Jawab Rendi dengan malasnya

"Kenapa ngak kerja dirumah kakek saja". Tanya Nadhira

Mereka bertiga pun diam tanpa ada kata kata lagi, setelah lama diam akhirnya Rendi pamit untuk berangkat bekerja, karena sudah siang.

Setelah kepergian Rendi, Nadhira dan mamanya masuk kedalam rumah dan berencana untuk membuat kue, karena Nadhira masih libur sekolah jadi ia mengajak mamanya untuk membikin kesibukan sendiri

Nadhira juga bisa belajar untuk memasak dan membuat kue bersama mamanya, sesekali ia bercanda bareng mamanya.

"Ma, sebentar lagi ulang tahun Nadhira ke 9 tahun ya ma". Tanya Nadhira dan dibalas senyuman oleh mamanya.

"Dhira ingin waktu dhira ulang tahun mama yang bikinin dhira kue seperti ini, ini sangat enak ma". Puji Nadhira sambil mengunyah kuenya

"Iya nak, nanti kalo Dhira ulang tahun mama bikinin yang banyak banget untuk Dhira". Sambil menggerakkan tanganya membentuk lingkaran besar.

"Mama janji ya".

Tersenyum memandang anaknya yang bersemangat untuk memakan kue buatannya, dan ia terus menambah jumlah kue di piring Nadhira sampai Nadhira kekenyangan karena kue bikinan mamanya yang super lezat baginya

*Catatan penulis*

Makanan terenak adalah makanan buatan seorang ibu tiada duanya.

Terpopuler

Comments

Bintang Samudra

Bintang Samudra

surga ditelapak kaki ibu

2023-02-02

0

💮Aroe🌸

💮Aroe🌸

kau tau, walau sudah punya suami... tapi bagiku, ibu adalah segalanya...

lanjut dulu🏃🏻‍♀️🏃🏻‍♀️🏃🏻‍♀️🏃🏻‍♀️🏃🏻‍♀️🏃🏻‍♀️🏃🏻‍♀️

2022-03-02

1

lihat semua
Episodes
1 Nadhira
2 Awal Perubahan
3 apa salahku
4 Kembali Akur
5 Teman Baru dan Musuh baru
6 Ada Yang Terbakar
7 Sang Putri dan Dua Pelayan
8 Kesalahan apa yang aku lakukan?
9 Masa lalu Rendi
10 Kabar Buruk
11 Pencarian
12 Ikhlas
13 Belajar Beladiri
14 Belajar Beladiri 2
15 Belajar Beladiri 3
16 Kenapa aku tidak boleh ikut beladiri
17 Aku merindukanmu Ma
18 Pahlawan Kesiangan
19 Raka
20 Dendam
21 Murid baru
22 Murid Baru 2
23 Kekuatan Doa
24 kau tak pantas untuk menamparku
25 Nadhira bukanlah anakku
26 Sebuah gelang tangan
27 Yang buruk belum tentu jahat
28 Penculikan
29 penculikan 2
30 Penculikan 3
31 penculikan 4
32 penculikan 5
33 penculikan 6
34 penculikan 7
35 penculikan 8
36 Masa Yang Kelam
37 Tak tertolong
38 Kembali
39 Luka tak berdarah
40 Izinkan memanggilmu Ibu
41 Siap jadi lawanmu
42 Penikmat Rasa Takut
43 Ujian Nasional
44 Ujian Nasional 2
45 Ujian Nasional 3
46 Maafkan aku
47 Pulang
48 Papa pulang
49 Kepasar
50 Kepasar 2
51 Kepasar 3
52 Kepanti asuhan
53 Mimpi yang menyeramkan
54 Ini bukan mimpi
55 Desa Mawar Merah
56 Desa Mawar Merah 2
57 Desa Mawar Merah 3
58 Desa Mawar Merah 4
59 Desa Mawar Merah 5
60 Apakah alam gaib itu ada
61 Tugasmu sudah selesai, sekarang giliranku
62 Kabar kematian
63 Dia milikku
64 Senyumanmu
65 Bagaimana hatiku?
66 Rindu
67 Janji
68 Racun untukku
69 Sebuah Surat
70 Gagal
71 Makan Bersama
72 Camping
73 Camping 2
74 Camping 3
75 Camping 4
76 Camping 5
77 Camping 6
78 Camping 7
79 Camping 8
80 Camping 9
81 Camping 10
82 Pulang Camping
83 Tuduhan
84 Apa salah dinding?
85 Adik dan Kakak
86 Penyerangan
87 Penyerangan 2
88 Penyerangan 3
89 Taruhan
90 Taruhan 2
91 Mengantar Nadhira pulang
92 Tamatlah riwayatmu
93 Permata iblis
94 Tuan Muda
95 Abriyanta Groub
96 Kepergian Aryabima
97 Pusat perhatian
98 Belanja
99 Terlalu bersemangat untuk belanja
100 Setelah makan jangan lupa bayar
101 Nyawaku sudah tidak berarti
102 pelukan yang dirindukan
103 Perhatian
104 Tatap menatap
105 Bukan ide yang bagus
106 Mimpi yang begitu nyata
107 Mimpi yang begitu nyata 2
108 Bisa mendengar
109 Keputusan tanpa persetujuan
110 Iri tanda tak mampu
111 Kerasukan
112 Sadar
113 Harga dirimu begitu rendah
114 Kekuatan membuka mata
115 Dia adalah sahabatku
116 Nadhira memiliki kakak?
117 Urus saja urusanmu sendiri
118 perampok yang dirampok
119 Kecurigaan yang muncul tiba tiba
120 Mencari pembantu
121 Berlatih bersama
122 Jalan jalan
123 Jalan jalan 2
124 Jalan jalan 3
125 Apa yang disembunyikan dariku
126 Malam yang panjang
127 Mengungkap misteri
128 Mengungkap misteri 2
129 Mengungkap misteri 3
130 Mengungkap misteri 4
131 Mengungkap misteri 5
132 Mengungkap misteri 6
133 Mengungkap misteri 7
134 Mengungkap misteri 8
135 Mengungkap misteri 9
136 Trauma
137 Sekolah Baru
138 Pembulian
139 Kembali camping
140 Menangkap seseorang
141 Mandi pagi
142 Kesurupan masal
143 Orang misterius dan Ratu iblis
144 Rifki marah?
145 Cemburu
146 Siapa atasanmu?
147 Bahayanya Pacaran
148 Bahayanya pacaran 2
149 Bahayanya pacaran 3
150 Ikan panggang
151 Acara perpisahan
152 Jangan sampai Nadhira mendengarnya
153 Pelatihan Gengcobra
154 Pelatihan Gengcobra 2
155 Pelatihan Gengcobra 3
156 Kenapa dihutan?
157 Aku menginginkan nyawa Papa
158 Kisah Pangeran Kian
159 Kisah Pangeran Kian 2
160 Kisah Pangeran Kian 3
161 Kisah Pangeran Kian 4
162 Kisah Pangeran Kian 5
163 Kisah Pangeran Kian 6
164 Kisah Pangeran Kian 7
165 Kisah Pangeran Kian 8
166 Kisah Pangeran Kian 9
167 Kisah Pangeran Kian 10
168 Kisah Pangeran Kian 11
169 Kisah Pangeran Kian 12
170 Kisah Pangeran Kian 13
171 Kisah Pangeran Kian 14
172 Kisah Pangeran Kian 15
173 Kisah Pangeran Kian 16
174 Kisah Pangeran Kian 17
175 Kisah Pangeran Kian 18
176 Kisah Pangeran Kian 19
177 Kisah Pangeran Kian 20
178 Kisah Pangeran Kian 21
179 Kisah Pangeran Kian 22
180 Kisah Pangeran Kian 23
181 Kisah Pangeran Kian 24
182 Kisah Pangeran Kian 25
183 Kisah Pangeran Kian 26
184 Kisah Pangeran Kian 27
185 Kisah Pangeran Kian 28
186 Kisah Pangeran Kian 29
187 Akhir kisah Pangeran Kian
188 Perselisihan
189 Mengenang sosok Lia
190 Kepantai
191 Jangan bertindak gegabah
192 Sebuah gaun
193 Berlibur bersama
194 Berlibur bersama 2
195 Berlibur bersama 3
196 Perpisahan
197 Perpisahan 2
198 Perpisahan 3
199 Tidak terpengaruh
200 Gerhana bulan merah
201 Memperebutkan permata
202 Memperebutkan permata 2
203 Memperebutkan permata 3
204 Memperebutkan permata 4
205 Memperebutkan permata 5
206 Menyelamatkan nyawa Nadhira
207 Makanan untuk Nadhira
208 Melakukan tugas
209 Tentang Haris
210 Nadhira kembali dan hilang ingatan
211 Hasutan
212 Nadhira melupakan segalanya
213 Senjata makan tuan
214 Aku tidak bisa beladiri
215 Tunduk dihadapan manusia?
216 Club malam
217 Nadhira mabuk?
218 Mabuknya Nadhira
219 Mabuknya Nadhira 2
220 Teman SMP
221 Maafkan Nadhira
222 Sosok misterius
223 Hanya luka kecil
224 Tukang kebun baru
225 Ulang tahun Amanda
226 Pesta berujung malapetaka
227 Pengorbanan Nadhira
228 Merebut Nadhira kembali
229 Kebenaran
230 Jangan pergi Dhira
231 Apakah aku sudah diakhirat?
232 Sisi lain Nadhira
233 Hati yang terluka
234 Rumah baru bagi Nadhira
235 Berita kecelakaan
236 Rendi kecelakaan
237 Pengorbanan yang tak dianggap
238 Sebuah foto
239 Bicara sendiri
240 Mencari tau
241 Rumah Dwija
242 Komplotan begal
243 Kasus pembegalan
244 Rumah sakit jiwa
245 Sebuah surat
246 Bercandanya ngak lucu
247 Desa Flamboyan
248 Hilangnya seorang anak
249 Malam yang sunyi
250 Semangkuk Nasehat
251 Pak Mun hilang
252 Serangan
253 Keributan dimakam keramat
254 Misteri makam keramat terbongkar
255 Terjebak
256 Kenyataan pahit
257 Kebahagiaan seluruh warga
258 Ledakan bom
259 Perayaan warga desa
260 Pulang
261 Merasa diawasi
262 Rendi datang
263 Siapa yang benar dan salah
264 Sudut pandang Rendi
265 Rencana keluar rumah diam diam
266 Lebih baik kau mati saja Dhira!
267 Aku bukan anak kandung Papa
268 Bertemu sahabat lama
269 Akhir kisah Apa Salahku Pa ( The end )
270 Informasi
Episodes

Updated 270 Episodes

1
Nadhira
2
Awal Perubahan
3
apa salahku
4
Kembali Akur
5
Teman Baru dan Musuh baru
6
Ada Yang Terbakar
7
Sang Putri dan Dua Pelayan
8
Kesalahan apa yang aku lakukan?
9
Masa lalu Rendi
10
Kabar Buruk
11
Pencarian
12
Ikhlas
13
Belajar Beladiri
14
Belajar Beladiri 2
15
Belajar Beladiri 3
16
Kenapa aku tidak boleh ikut beladiri
17
Aku merindukanmu Ma
18
Pahlawan Kesiangan
19
Raka
20
Dendam
21
Murid baru
22
Murid Baru 2
23
Kekuatan Doa
24
kau tak pantas untuk menamparku
25
Nadhira bukanlah anakku
26
Sebuah gelang tangan
27
Yang buruk belum tentu jahat
28
Penculikan
29
penculikan 2
30
Penculikan 3
31
penculikan 4
32
penculikan 5
33
penculikan 6
34
penculikan 7
35
penculikan 8
36
Masa Yang Kelam
37
Tak tertolong
38
Kembali
39
Luka tak berdarah
40
Izinkan memanggilmu Ibu
41
Siap jadi lawanmu
42
Penikmat Rasa Takut
43
Ujian Nasional
44
Ujian Nasional 2
45
Ujian Nasional 3
46
Maafkan aku
47
Pulang
48
Papa pulang
49
Kepasar
50
Kepasar 2
51
Kepasar 3
52
Kepanti asuhan
53
Mimpi yang menyeramkan
54
Ini bukan mimpi
55
Desa Mawar Merah
56
Desa Mawar Merah 2
57
Desa Mawar Merah 3
58
Desa Mawar Merah 4
59
Desa Mawar Merah 5
60
Apakah alam gaib itu ada
61
Tugasmu sudah selesai, sekarang giliranku
62
Kabar kematian
63
Dia milikku
64
Senyumanmu
65
Bagaimana hatiku?
66
Rindu
67
Janji
68
Racun untukku
69
Sebuah Surat
70
Gagal
71
Makan Bersama
72
Camping
73
Camping 2
74
Camping 3
75
Camping 4
76
Camping 5
77
Camping 6
78
Camping 7
79
Camping 8
80
Camping 9
81
Camping 10
82
Pulang Camping
83
Tuduhan
84
Apa salah dinding?
85
Adik dan Kakak
86
Penyerangan
87
Penyerangan 2
88
Penyerangan 3
89
Taruhan
90
Taruhan 2
91
Mengantar Nadhira pulang
92
Tamatlah riwayatmu
93
Permata iblis
94
Tuan Muda
95
Abriyanta Groub
96
Kepergian Aryabima
97
Pusat perhatian
98
Belanja
99
Terlalu bersemangat untuk belanja
100
Setelah makan jangan lupa bayar
101
Nyawaku sudah tidak berarti
102
pelukan yang dirindukan
103
Perhatian
104
Tatap menatap
105
Bukan ide yang bagus
106
Mimpi yang begitu nyata
107
Mimpi yang begitu nyata 2
108
Bisa mendengar
109
Keputusan tanpa persetujuan
110
Iri tanda tak mampu
111
Kerasukan
112
Sadar
113
Harga dirimu begitu rendah
114
Kekuatan membuka mata
115
Dia adalah sahabatku
116
Nadhira memiliki kakak?
117
Urus saja urusanmu sendiri
118
perampok yang dirampok
119
Kecurigaan yang muncul tiba tiba
120
Mencari pembantu
121
Berlatih bersama
122
Jalan jalan
123
Jalan jalan 2
124
Jalan jalan 3
125
Apa yang disembunyikan dariku
126
Malam yang panjang
127
Mengungkap misteri
128
Mengungkap misteri 2
129
Mengungkap misteri 3
130
Mengungkap misteri 4
131
Mengungkap misteri 5
132
Mengungkap misteri 6
133
Mengungkap misteri 7
134
Mengungkap misteri 8
135
Mengungkap misteri 9
136
Trauma
137
Sekolah Baru
138
Pembulian
139
Kembali camping
140
Menangkap seseorang
141
Mandi pagi
142
Kesurupan masal
143
Orang misterius dan Ratu iblis
144
Rifki marah?
145
Cemburu
146
Siapa atasanmu?
147
Bahayanya Pacaran
148
Bahayanya pacaran 2
149
Bahayanya pacaran 3
150
Ikan panggang
151
Acara perpisahan
152
Jangan sampai Nadhira mendengarnya
153
Pelatihan Gengcobra
154
Pelatihan Gengcobra 2
155
Pelatihan Gengcobra 3
156
Kenapa dihutan?
157
Aku menginginkan nyawa Papa
158
Kisah Pangeran Kian
159
Kisah Pangeran Kian 2
160
Kisah Pangeran Kian 3
161
Kisah Pangeran Kian 4
162
Kisah Pangeran Kian 5
163
Kisah Pangeran Kian 6
164
Kisah Pangeran Kian 7
165
Kisah Pangeran Kian 8
166
Kisah Pangeran Kian 9
167
Kisah Pangeran Kian 10
168
Kisah Pangeran Kian 11
169
Kisah Pangeran Kian 12
170
Kisah Pangeran Kian 13
171
Kisah Pangeran Kian 14
172
Kisah Pangeran Kian 15
173
Kisah Pangeran Kian 16
174
Kisah Pangeran Kian 17
175
Kisah Pangeran Kian 18
176
Kisah Pangeran Kian 19
177
Kisah Pangeran Kian 20
178
Kisah Pangeran Kian 21
179
Kisah Pangeran Kian 22
180
Kisah Pangeran Kian 23
181
Kisah Pangeran Kian 24
182
Kisah Pangeran Kian 25
183
Kisah Pangeran Kian 26
184
Kisah Pangeran Kian 27
185
Kisah Pangeran Kian 28
186
Kisah Pangeran Kian 29
187
Akhir kisah Pangeran Kian
188
Perselisihan
189
Mengenang sosok Lia
190
Kepantai
191
Jangan bertindak gegabah
192
Sebuah gaun
193
Berlibur bersama
194
Berlibur bersama 2
195
Berlibur bersama 3
196
Perpisahan
197
Perpisahan 2
198
Perpisahan 3
199
Tidak terpengaruh
200
Gerhana bulan merah
201
Memperebutkan permata
202
Memperebutkan permata 2
203
Memperebutkan permata 3
204
Memperebutkan permata 4
205
Memperebutkan permata 5
206
Menyelamatkan nyawa Nadhira
207
Makanan untuk Nadhira
208
Melakukan tugas
209
Tentang Haris
210
Nadhira kembali dan hilang ingatan
211
Hasutan
212
Nadhira melupakan segalanya
213
Senjata makan tuan
214
Aku tidak bisa beladiri
215
Tunduk dihadapan manusia?
216
Club malam
217
Nadhira mabuk?
218
Mabuknya Nadhira
219
Mabuknya Nadhira 2
220
Teman SMP
221
Maafkan Nadhira
222
Sosok misterius
223
Hanya luka kecil
224
Tukang kebun baru
225
Ulang tahun Amanda
226
Pesta berujung malapetaka
227
Pengorbanan Nadhira
228
Merebut Nadhira kembali
229
Kebenaran
230
Jangan pergi Dhira
231
Apakah aku sudah diakhirat?
232
Sisi lain Nadhira
233
Hati yang terluka
234
Rumah baru bagi Nadhira
235
Berita kecelakaan
236
Rendi kecelakaan
237
Pengorbanan yang tak dianggap
238
Sebuah foto
239
Bicara sendiri
240
Mencari tau
241
Rumah Dwija
242
Komplotan begal
243
Kasus pembegalan
244
Rumah sakit jiwa
245
Sebuah surat
246
Bercandanya ngak lucu
247
Desa Flamboyan
248
Hilangnya seorang anak
249
Malam yang sunyi
250
Semangkuk Nasehat
251
Pak Mun hilang
252
Serangan
253
Keributan dimakam keramat
254
Misteri makam keramat terbongkar
255
Terjebak
256
Kenyataan pahit
257
Kebahagiaan seluruh warga
258
Ledakan bom
259
Perayaan warga desa
260
Pulang
261
Merasa diawasi
262
Rendi datang
263
Siapa yang benar dan salah
264
Sudut pandang Rendi
265
Rencana keluar rumah diam diam
266
Lebih baik kau mati saja Dhira!
267
Aku bukan anak kandung Papa
268
Bertemu sahabat lama
269
Akhir kisah Apa Salahku Pa ( The end )
270
Informasi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!