Kesalahan apa yang aku lakukan?

Tanpa rasa bersalah Rifki pura pura tidak merasa melakukan kesalahan kepada Susi, Nadhira dan Bayu yang melihat itu pun tidak bisa menahan tawa mereka ketika melihat bekas merah melekat pada kening Susi.

Rifki sudah lama menahan emosinya kepada Susi, bukan hanya ia yang kelelahan tetapi ia juga kehilangan tabungannya karena menuruti keinginan Susi, padahal ia menabung untuk membeli barang barang keperluannya dengan mudah Susi mengambilnya.

"Kali ini aku maafkan kalian berdua, tapi jika kalian mengulanginya lagi, tiada ampun untuk kalian, ingat itu". Sambil menunjuk kearah kedua temannya.

"Haa... Akhirnya aku bebas". Ucap Bayu dan menghela nafas panjang.

"Aku minta ganti rugi". Ucap Rifki

"Ganti rugi apa? Bahkan kamu menjitak kepalaku sampai merah".

"Buah yang kau makan tadi adalah uang tabunganku"

"Salah sendiri, aku suruh nyari kamu malah beli".

Susi seolah olah tidak perduli dengan Rifki, dan mengalihkan pandangan kearah Nadhira. Mereka berdua pun saling berbicara mengabaikan Rifki yang protes kepadanya.

Akhirnya matahari mulai membenampak tubuhnya dilaut barat, mereka berempat saling berpamitan untuk pulang kerumah masing masing untuk mengistirahatkan tubuhnya

*****

Keesokan paginya jam olah raga pun tiba, murid kelas 7C segera menuju ruang ganti dan segera berganti pakaian yang mereka bawa dan menaruhnya diloker yang telah disediakan untuk mereka.

Setelah selesai menganti pakaian mereka semua menuju kearea lapangan untuk menerima materi dari guru olahraga.mereka pun memulai pemanasan setelahnya berlari mengelilingi lapangan sebanyak 2 kali.

Setelahnya mereka duduk berbaris untuk menerima materi sebelum memperaktikkannya.

Ketika itu Nadhira duduk tepat disebelah kiri Clara, dan Clara membisikkan sesuatu padanya dan membuatnya reflek berbicara dengan Clara.

"KAU!!" Teriak guru itu dan menunjuk kearah Nadhira.

Nadhira yang mendengar teriakan itu segera menoleh kedepan dan menemukan sosok guru lelakinya tepat menghadapnya dengan rasa marah.

"Iya kau! Maju kedepan",

Nadhira bangkit dari duduknya dan berjalan pelan menuju depan, dan banyak sekali murid yang melihatnya, seolah olah bertanya kenapa Nadhira disuruh maju kedepan dengan teriakan yang mengejutkan,

"Kamu tau kesalahan yang kamu lakukan?".

Nadhira bingung dan bertanya tanya dalam hatinya, kesalahan apa yang telah ia lakukan sehingga dipanggil kedepan dan berdiri disebelah guru olahraganya.

Nadhira mengelengkan kepalanya, karena ia benar benar tidak tau kesalahan apa yang ia lakukan sebelumnya.

Mendengar jawaban Nadhira yang menjawab dengan mudahnya, guru olahraga tersebut menyuruh Nadhira berlari memutari lapangan sebanyak 25 kali, tanpa alas kaki.

Nadhira melepaskan sepatunya dengan berat hati, selesai melepaskannya ia segera berlari mengelilingi lapangan tersebut.

Panjangnya 25 meter, sedangkan lebarnya 15 meter. Diputaran pertama sampai keempat Nadhira masih bisa saja dan terus berlari, diputaran kelima kakinya mulai terasa berat dan sakit.

Sampai akhirnya ia berada diputaran kelima belas, kakinya mulai mengelupas kepanasan karena ia berlari tanpa henti. Sesekali ia berhenti berlari beberapa detik, dan melanjutkan untuk berlari.

"Sudah cukup". Seru guru olahraganya

Nadhira segera menghentikan larinya dan berdiri disamping gurunya tersebut.

"Kamu tau kesalahan kamu". Gurunya bertanya sekali lagi.

Nadhira mengingat ingat apa yang terjadi sebelumnya, ia mendengarkan gurunya menerangkan tentang kejasmanian. Tiba tiba Clara bertanya padanya sedangkan dia reflek menjawab dan akhirnya ia dipanggil kedepan.

"Maaf pak, saya berbicara disaat materi berlangsung". Jawabnya sambil menundukkan kepala.

"Bagus!! Mulai saat ini tidak boleh ada yang berbicara ketika materi berlangsung, ingat itu!". Berbicara sambil menatap Nadhira.

"Baik pak", jawab mereka serempak.

Tanpa orang lain sadari, Clara telah tersenyuml bahagia melihat Nadhira yang tampak menunduk malu entah karena refleknya ataupun karena hukumannya. Tatapan Clara kepadanya seolah olah mengatakan 'ini adalah awal Nadhira, masih banyak kejutan yang lainnya' begitulah kalau diartikan.

Nadhira disuruh kembali ketempatnya,ia berjalan pelan sambil menahan rasa sakitnya,nampak Nadhira berjalan dengan pincang.

Setelah pelajaran selesai ia bergegas ke UKS untuk menerima pertolongan pertama, ia takut kakinya yang mengelupas nanti terjadi infeksi.

"Akhh... aku tidak menyangka akan sesakit ini". Ucapnya sambil memberi betadin kepada lukanya.

Setelahnya ia langsung membungkus lukanya, dan segera memakai sepatunya kembali. Meski sudah diobati kakinya terus bergetar, rasanya ingin sekali tumbang.

Nadhira berjalan menyusuri lorong lorong sekolah menuju kelasnya dengan berhati hati, kebetulan saat itu Rifki sedang izin kekamar mandi setelah kembali dari kamar mandi ia melihat Nadhira berjalan sendirian.

Ia segera menghampiri Nadhira ketika melihat keanehan tentang cara berjalannya.

"Dhira kamu kenapa?". Tanyanya sambil membantu Nadhira jalan.

"Ngak papa kok Rif, hanya kaki ku tiba tiba sakit saja"

"Biar aku bantu, nampaknya kamu kesakitan".

"Ngak ngak usah aku bisa jalan sendiri kok"

Tanpa aba aba Rifki mengalungkan tangan kanan Nadhira kelehernya dan membantu Nadhira berjalan kekelasnya, suasana halaman sekolah sangat sepi karena masih ada jam pelajaran.

Mereka akhirnya sampai dikelas Nadhira, Rifki membantu Nadhira sampai dibangkunya, melihat hal itu semua murid dikelas itu fokus kepada Rifki dan Nadhira.

Teman teman akrab Nadhira dikelas itu bergegas menuju kearah meja Nadhira, sedangkan Rifki meminta izin Nadhira untuk segera pergi dari kelas itu, karena masih ada jam pelajaran.

"Dhira kamu ngak papa?" Tanya Vina.

"Aku ngak papa kok Vin". Jawab Nadhira.

"Maaf ya tadi tidak mengantarmu, karena aku memiliki tugas". Ucap Theo

"Ngak papa Theo, aku tau itu, tugasmu lebih penting".

"Pasti kamu dijebak Dhir, mana mungkin kamu tiba tiba berbicara", ucap reta yang ada disampingnya

"Harus diberi pelajaran siapa yang menjebakmu". Theo yang tidak terima melihat Nadhira dijebak.

"Sudahlah, aku ngak papa kok".

Ketika jam pelajaran selesai dan waktunya untuk istirahat, Nadhira tetap dikelas dan memegangi kedua kakinya, berjalan sebentar terasa seperti berjalan sangat jauh.

Tak berberapa lama kemudian, Susi dan kedua sahabatnya datang dan menuju kebangku Nadhira. Mereka membawakan Nadhira makanan karena Rifki menceritakan kepadanya kalau Nadhira tidak bisa jalan karena terluka pada kakinya.

"Kamu ngak papa dhir? Rasanya masih sakit? Udah diobati? Kok bisa sakit begitu? Kamu kenapa? Ada yang melukaimu? Siapa itu? Aku akan menghajarnya ........ ". Pertanyaan Susi seakan akan tanpa jeda.

Ketiganya langsung menatap Susi dengan tajam, bagaimana Nadhira bisa menjawab pertanyaannya yang beruntun tersebut.

"Si aku minta izin".

Cltakk

Sebuah jitakan meluncur dikepala Susi

"Auhhh sakit tauk Rif".

Cplasss

Sebuah pukulan Susi segera mengarah kepada pinggang Rifki, dan menimbulkan suara yang nyaring dikelas tersebut. Rifki yang dipukul hanya bisa meringis kesakitan sambil mengelus bekas pukulan tersebut.

"Sekali lagi kau melakukan itu padaku, akan ku tambah laju pukulanku". Ancam Susi.

"Kau bilang sendiri bukan? Kalau aku sudah minta izin berarti aku boleh melakukannya". Ucapnya tanpa rasa bersalah.

Susi menatap lekat lekat kedua mata Rifki seolah olah ada keinginan dalam hatinya untuk memukul Rifki lebih keras lagi, sedangkan Rifki menatapnya seakan pertarungan sebentar lagi akan dimulai.

"stoppp... Tunggu, biar aku yang Jadi wasitnya".

Bayu tiba tiba muncul diantara keduanya dan membuat keduanya menoleh secara bersamaan kearah Bayu. Bayu yang ditatap segera memasang tatapan imut kepada mereka.

"Kalau begitu aku yang jadi jurinya". Sela Nadhira.

Kini giliran ketiganya yang menatap Nadhira secara bersamaan, dan membuat Nadhira jadi salah tingkah ketika ditatap seperti itu oleh mereka bertiga.

"Dhira, kamu itu ndukung siapa sih sebenarnya". Tanya Susi yang memasang wajah kecewa.

"Hahahaha". Tawa mereka berempat secara bersamaan.

Melihat kelakuan mereka berempat, Vina yang ada disebelah Nadhira hanya mampu menggelengkan kepalanya, entah bagaimana jalan fikiran Nadhira dan sahabatnya.

"Terima kasih, atas hiburannya". Ucap Nadhira

Vina yang mendengar Nadhira pun bingung apa maksudnya semua ini, hiburan, bukannya mereka bertiga hanya saling bertengkar.

Sebenarnya Rifki menyadari bahwa perasaan Nadhira tidak tenang karena hal yang ia alami, Nadhira mencoba untuk menahan tangisannya dari semua orang, ia sungguh merasa kecewa dan ingin sekali menangis karena hal yang ia alami saat ini.

Oleh sebab itu Rifki membawa Bayu dan Susi untuk menemui Nadhira sekalian membawakannya makanan, kristal bening yang sedari tadi ia tahan tiba tiba menetes keluar dan membasahi pipinya.

Susi yang menyadari hal itu segera memeluk Nadhira dengan rapat dan mencoba menenangkannya.

"Menangislah Nadhira, jika itu membuatmu tenang". Ucapnya sambil mengelus bahu Nadhira.

Tak beberapa lama kemudian akhirnya Nadhira mulai merasa tenang, mereka berlima termasuk Vina segera menyantap makanan yang dibawakan oleh ketiga sahabatnya.

Sesekali mereka bercanda dan Vina mulai ikut bercanda, Theo yang melihat itu hanya bisa menatap mereka dalam diam, sedangkan Clara menatapnya dengan tersenyum tipis, seolah olah akan membuat Nadhira tidak mampu tertawa lagi.

Terpopuler

Comments

💮Aroe🌸

💮Aroe🌸

jadi inget jaman sekolah😂
waktu yg tak bisa di ulang...
🏃🏻‍♀️🏃🏻‍♀️🏃🏻‍♀️🏃🏻‍♀️🏃🏻‍♀️🏃🏻‍♀️🏃🏻‍♀️

2022-03-02

0

lihat semua
Episodes
1 Nadhira
2 Awal Perubahan
3 apa salahku
4 Kembali Akur
5 Teman Baru dan Musuh baru
6 Ada Yang Terbakar
7 Sang Putri dan Dua Pelayan
8 Kesalahan apa yang aku lakukan?
9 Masa lalu Rendi
10 Kabar Buruk
11 Pencarian
12 Ikhlas
13 Belajar Beladiri
14 Belajar Beladiri 2
15 Belajar Beladiri 3
16 Kenapa aku tidak boleh ikut beladiri
17 Aku merindukanmu Ma
18 Pahlawan Kesiangan
19 Raka
20 Dendam
21 Murid baru
22 Murid Baru 2
23 Kekuatan Doa
24 kau tak pantas untuk menamparku
25 Nadhira bukanlah anakku
26 Sebuah gelang tangan
27 Yang buruk belum tentu jahat
28 Penculikan
29 penculikan 2
30 Penculikan 3
31 penculikan 4
32 penculikan 5
33 penculikan 6
34 penculikan 7
35 penculikan 8
36 Masa Yang Kelam
37 Tak tertolong
38 Kembali
39 Luka tak berdarah
40 Izinkan memanggilmu Ibu
41 Siap jadi lawanmu
42 Penikmat Rasa Takut
43 Ujian Nasional
44 Ujian Nasional 2
45 Ujian Nasional 3
46 Maafkan aku
47 Pulang
48 Papa pulang
49 Kepasar
50 Kepasar 2
51 Kepasar 3
52 Kepanti asuhan
53 Mimpi yang menyeramkan
54 Ini bukan mimpi
55 Desa Mawar Merah
56 Desa Mawar Merah 2
57 Desa Mawar Merah 3
58 Desa Mawar Merah 4
59 Desa Mawar Merah 5
60 Apakah alam gaib itu ada
61 Tugasmu sudah selesai, sekarang giliranku
62 Kabar kematian
63 Dia milikku
64 Senyumanmu
65 Bagaimana hatiku?
66 Rindu
67 Janji
68 Racun untukku
69 Sebuah Surat
70 Gagal
71 Makan Bersama
72 Camping
73 Camping 2
74 Camping 3
75 Camping 4
76 Camping 5
77 Camping 6
78 Camping 7
79 Camping 8
80 Camping 9
81 Camping 10
82 Pulang Camping
83 Tuduhan
84 Apa salah dinding?
85 Adik dan Kakak
86 Penyerangan
87 Penyerangan 2
88 Penyerangan 3
89 Taruhan
90 Taruhan 2
91 Mengantar Nadhira pulang
92 Tamatlah riwayatmu
93 Permata iblis
94 Tuan Muda
95 Abriyanta Groub
96 Kepergian Aryabima
97 Pusat perhatian
98 Belanja
99 Terlalu bersemangat untuk belanja
100 Setelah makan jangan lupa bayar
101 Nyawaku sudah tidak berarti
102 pelukan yang dirindukan
103 Perhatian
104 Tatap menatap
105 Bukan ide yang bagus
106 Mimpi yang begitu nyata
107 Mimpi yang begitu nyata 2
108 Bisa mendengar
109 Keputusan tanpa persetujuan
110 Iri tanda tak mampu
111 Kerasukan
112 Sadar
113 Harga dirimu begitu rendah
114 Kekuatan membuka mata
115 Dia adalah sahabatku
116 Nadhira memiliki kakak?
117 Urus saja urusanmu sendiri
118 perampok yang dirampok
119 Kecurigaan yang muncul tiba tiba
120 Mencari pembantu
121 Berlatih bersama
122 Jalan jalan
123 Jalan jalan 2
124 Jalan jalan 3
125 Apa yang disembunyikan dariku
126 Malam yang panjang
127 Mengungkap misteri
128 Mengungkap misteri 2
129 Mengungkap misteri 3
130 Mengungkap misteri 4
131 Mengungkap misteri 5
132 Mengungkap misteri 6
133 Mengungkap misteri 7
134 Mengungkap misteri 8
135 Mengungkap misteri 9
136 Trauma
137 Sekolah Baru
138 Pembulian
139 Kembali camping
140 Menangkap seseorang
141 Mandi pagi
142 Kesurupan masal
143 Orang misterius dan Ratu iblis
144 Rifki marah?
145 Cemburu
146 Siapa atasanmu?
147 Bahayanya Pacaran
148 Bahayanya pacaran 2
149 Bahayanya pacaran 3
150 Ikan panggang
151 Acara perpisahan
152 Jangan sampai Nadhira mendengarnya
153 Pelatihan Gengcobra
154 Pelatihan Gengcobra 2
155 Pelatihan Gengcobra 3
156 Kenapa dihutan?
157 Aku menginginkan nyawa Papa
158 Kisah Pangeran Kian
159 Kisah Pangeran Kian 2
160 Kisah Pangeran Kian 3
161 Kisah Pangeran Kian 4
162 Kisah Pangeran Kian 5
163 Kisah Pangeran Kian 6
164 Kisah Pangeran Kian 7
165 Kisah Pangeran Kian 8
166 Kisah Pangeran Kian 9
167 Kisah Pangeran Kian 10
168 Kisah Pangeran Kian 11
169 Kisah Pangeran Kian 12
170 Kisah Pangeran Kian 13
171 Kisah Pangeran Kian 14
172 Kisah Pangeran Kian 15
173 Kisah Pangeran Kian 16
174 Kisah Pangeran Kian 17
175 Kisah Pangeran Kian 18
176 Kisah Pangeran Kian 19
177 Kisah Pangeran Kian 20
178 Kisah Pangeran Kian 21
179 Kisah Pangeran Kian 22
180 Kisah Pangeran Kian 23
181 Kisah Pangeran Kian 24
182 Kisah Pangeran Kian 25
183 Kisah Pangeran Kian 26
184 Kisah Pangeran Kian 27
185 Kisah Pangeran Kian 28
186 Kisah Pangeran Kian 29
187 Akhir kisah Pangeran Kian
188 Perselisihan
189 Mengenang sosok Lia
190 Kepantai
191 Jangan bertindak gegabah
192 Sebuah gaun
193 Berlibur bersama
194 Berlibur bersama 2
195 Berlibur bersama 3
196 Perpisahan
197 Perpisahan 2
198 Perpisahan 3
199 Tidak terpengaruh
200 Gerhana bulan merah
201 Memperebutkan permata
202 Memperebutkan permata 2
203 Memperebutkan permata 3
204 Memperebutkan permata 4
205 Memperebutkan permata 5
206 Menyelamatkan nyawa Nadhira
207 Makanan untuk Nadhira
208 Melakukan tugas
209 Tentang Haris
210 Nadhira kembali dan hilang ingatan
211 Hasutan
212 Nadhira melupakan segalanya
213 Senjata makan tuan
214 Aku tidak bisa beladiri
215 Tunduk dihadapan manusia?
216 Club malam
217 Nadhira mabuk?
218 Mabuknya Nadhira
219 Mabuknya Nadhira 2
220 Teman SMP
221 Maafkan Nadhira
222 Sosok misterius
223 Hanya luka kecil
224 Tukang kebun baru
225 Ulang tahun Amanda
226 Pesta berujung malapetaka
227 Pengorbanan Nadhira
228 Merebut Nadhira kembali
229 Kebenaran
230 Jangan pergi Dhira
231 Apakah aku sudah diakhirat?
232 Sisi lain Nadhira
233 Hati yang terluka
234 Rumah baru bagi Nadhira
235 Berita kecelakaan
236 Rendi kecelakaan
237 Pengorbanan yang tak dianggap
238 Sebuah foto
239 Bicara sendiri
240 Mencari tau
241 Rumah Dwija
242 Komplotan begal
243 Kasus pembegalan
244 Rumah sakit jiwa
245 Sebuah surat
246 Bercandanya ngak lucu
247 Desa Flamboyan
248 Hilangnya seorang anak
249 Malam yang sunyi
250 Semangkuk Nasehat
251 Pak Mun hilang
252 Serangan
253 Keributan dimakam keramat
254 Misteri makam keramat terbongkar
255 Terjebak
256 Kenyataan pahit
257 Kebahagiaan seluruh warga
258 Ledakan bom
259 Perayaan warga desa
260 Pulang
261 Merasa diawasi
262 Rendi datang
263 Siapa yang benar dan salah
264 Sudut pandang Rendi
265 Rencana keluar rumah diam diam
266 Lebih baik kau mati saja Dhira!
267 Aku bukan anak kandung Papa
268 Bertemu sahabat lama
269 Akhir kisah Apa Salahku Pa ( The end )
270 Informasi
Episodes

Updated 270 Episodes

1
Nadhira
2
Awal Perubahan
3
apa salahku
4
Kembali Akur
5
Teman Baru dan Musuh baru
6
Ada Yang Terbakar
7
Sang Putri dan Dua Pelayan
8
Kesalahan apa yang aku lakukan?
9
Masa lalu Rendi
10
Kabar Buruk
11
Pencarian
12
Ikhlas
13
Belajar Beladiri
14
Belajar Beladiri 2
15
Belajar Beladiri 3
16
Kenapa aku tidak boleh ikut beladiri
17
Aku merindukanmu Ma
18
Pahlawan Kesiangan
19
Raka
20
Dendam
21
Murid baru
22
Murid Baru 2
23
Kekuatan Doa
24
kau tak pantas untuk menamparku
25
Nadhira bukanlah anakku
26
Sebuah gelang tangan
27
Yang buruk belum tentu jahat
28
Penculikan
29
penculikan 2
30
Penculikan 3
31
penculikan 4
32
penculikan 5
33
penculikan 6
34
penculikan 7
35
penculikan 8
36
Masa Yang Kelam
37
Tak tertolong
38
Kembali
39
Luka tak berdarah
40
Izinkan memanggilmu Ibu
41
Siap jadi lawanmu
42
Penikmat Rasa Takut
43
Ujian Nasional
44
Ujian Nasional 2
45
Ujian Nasional 3
46
Maafkan aku
47
Pulang
48
Papa pulang
49
Kepasar
50
Kepasar 2
51
Kepasar 3
52
Kepanti asuhan
53
Mimpi yang menyeramkan
54
Ini bukan mimpi
55
Desa Mawar Merah
56
Desa Mawar Merah 2
57
Desa Mawar Merah 3
58
Desa Mawar Merah 4
59
Desa Mawar Merah 5
60
Apakah alam gaib itu ada
61
Tugasmu sudah selesai, sekarang giliranku
62
Kabar kematian
63
Dia milikku
64
Senyumanmu
65
Bagaimana hatiku?
66
Rindu
67
Janji
68
Racun untukku
69
Sebuah Surat
70
Gagal
71
Makan Bersama
72
Camping
73
Camping 2
74
Camping 3
75
Camping 4
76
Camping 5
77
Camping 6
78
Camping 7
79
Camping 8
80
Camping 9
81
Camping 10
82
Pulang Camping
83
Tuduhan
84
Apa salah dinding?
85
Adik dan Kakak
86
Penyerangan
87
Penyerangan 2
88
Penyerangan 3
89
Taruhan
90
Taruhan 2
91
Mengantar Nadhira pulang
92
Tamatlah riwayatmu
93
Permata iblis
94
Tuan Muda
95
Abriyanta Groub
96
Kepergian Aryabima
97
Pusat perhatian
98
Belanja
99
Terlalu bersemangat untuk belanja
100
Setelah makan jangan lupa bayar
101
Nyawaku sudah tidak berarti
102
pelukan yang dirindukan
103
Perhatian
104
Tatap menatap
105
Bukan ide yang bagus
106
Mimpi yang begitu nyata
107
Mimpi yang begitu nyata 2
108
Bisa mendengar
109
Keputusan tanpa persetujuan
110
Iri tanda tak mampu
111
Kerasukan
112
Sadar
113
Harga dirimu begitu rendah
114
Kekuatan membuka mata
115
Dia adalah sahabatku
116
Nadhira memiliki kakak?
117
Urus saja urusanmu sendiri
118
perampok yang dirampok
119
Kecurigaan yang muncul tiba tiba
120
Mencari pembantu
121
Berlatih bersama
122
Jalan jalan
123
Jalan jalan 2
124
Jalan jalan 3
125
Apa yang disembunyikan dariku
126
Malam yang panjang
127
Mengungkap misteri
128
Mengungkap misteri 2
129
Mengungkap misteri 3
130
Mengungkap misteri 4
131
Mengungkap misteri 5
132
Mengungkap misteri 6
133
Mengungkap misteri 7
134
Mengungkap misteri 8
135
Mengungkap misteri 9
136
Trauma
137
Sekolah Baru
138
Pembulian
139
Kembali camping
140
Menangkap seseorang
141
Mandi pagi
142
Kesurupan masal
143
Orang misterius dan Ratu iblis
144
Rifki marah?
145
Cemburu
146
Siapa atasanmu?
147
Bahayanya Pacaran
148
Bahayanya pacaran 2
149
Bahayanya pacaran 3
150
Ikan panggang
151
Acara perpisahan
152
Jangan sampai Nadhira mendengarnya
153
Pelatihan Gengcobra
154
Pelatihan Gengcobra 2
155
Pelatihan Gengcobra 3
156
Kenapa dihutan?
157
Aku menginginkan nyawa Papa
158
Kisah Pangeran Kian
159
Kisah Pangeran Kian 2
160
Kisah Pangeran Kian 3
161
Kisah Pangeran Kian 4
162
Kisah Pangeran Kian 5
163
Kisah Pangeran Kian 6
164
Kisah Pangeran Kian 7
165
Kisah Pangeran Kian 8
166
Kisah Pangeran Kian 9
167
Kisah Pangeran Kian 10
168
Kisah Pangeran Kian 11
169
Kisah Pangeran Kian 12
170
Kisah Pangeran Kian 13
171
Kisah Pangeran Kian 14
172
Kisah Pangeran Kian 15
173
Kisah Pangeran Kian 16
174
Kisah Pangeran Kian 17
175
Kisah Pangeran Kian 18
176
Kisah Pangeran Kian 19
177
Kisah Pangeran Kian 20
178
Kisah Pangeran Kian 21
179
Kisah Pangeran Kian 22
180
Kisah Pangeran Kian 23
181
Kisah Pangeran Kian 24
182
Kisah Pangeran Kian 25
183
Kisah Pangeran Kian 26
184
Kisah Pangeran Kian 27
185
Kisah Pangeran Kian 28
186
Kisah Pangeran Kian 29
187
Akhir kisah Pangeran Kian
188
Perselisihan
189
Mengenang sosok Lia
190
Kepantai
191
Jangan bertindak gegabah
192
Sebuah gaun
193
Berlibur bersama
194
Berlibur bersama 2
195
Berlibur bersama 3
196
Perpisahan
197
Perpisahan 2
198
Perpisahan 3
199
Tidak terpengaruh
200
Gerhana bulan merah
201
Memperebutkan permata
202
Memperebutkan permata 2
203
Memperebutkan permata 3
204
Memperebutkan permata 4
205
Memperebutkan permata 5
206
Menyelamatkan nyawa Nadhira
207
Makanan untuk Nadhira
208
Melakukan tugas
209
Tentang Haris
210
Nadhira kembali dan hilang ingatan
211
Hasutan
212
Nadhira melupakan segalanya
213
Senjata makan tuan
214
Aku tidak bisa beladiri
215
Tunduk dihadapan manusia?
216
Club malam
217
Nadhira mabuk?
218
Mabuknya Nadhira
219
Mabuknya Nadhira 2
220
Teman SMP
221
Maafkan Nadhira
222
Sosok misterius
223
Hanya luka kecil
224
Tukang kebun baru
225
Ulang tahun Amanda
226
Pesta berujung malapetaka
227
Pengorbanan Nadhira
228
Merebut Nadhira kembali
229
Kebenaran
230
Jangan pergi Dhira
231
Apakah aku sudah diakhirat?
232
Sisi lain Nadhira
233
Hati yang terluka
234
Rumah baru bagi Nadhira
235
Berita kecelakaan
236
Rendi kecelakaan
237
Pengorbanan yang tak dianggap
238
Sebuah foto
239
Bicara sendiri
240
Mencari tau
241
Rumah Dwija
242
Komplotan begal
243
Kasus pembegalan
244
Rumah sakit jiwa
245
Sebuah surat
246
Bercandanya ngak lucu
247
Desa Flamboyan
248
Hilangnya seorang anak
249
Malam yang sunyi
250
Semangkuk Nasehat
251
Pak Mun hilang
252
Serangan
253
Keributan dimakam keramat
254
Misteri makam keramat terbongkar
255
Terjebak
256
Kenyataan pahit
257
Kebahagiaan seluruh warga
258
Ledakan bom
259
Perayaan warga desa
260
Pulang
261
Merasa diawasi
262
Rendi datang
263
Siapa yang benar dan salah
264
Sudut pandang Rendi
265
Rencana keluar rumah diam diam
266
Lebih baik kau mati saja Dhira!
267
Aku bukan anak kandung Papa
268
Bertemu sahabat lama
269
Akhir kisah Apa Salahku Pa ( The end )
270
Informasi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!