Aku merindukanmu Ma

Nadhira terus berjalan menyusuri bunga bunga, ketika sosok wanita itu hampir dekat Nadhira merasa sosok tersebut begitu familiar baginya.

Sosok tersebut berdiri membelakangi Nadhira, sehingga Nadhira tidak dapat melihat wajahnya dengan jelas. Rambut yang terurai, terpasang mahkota bunga yang begitu indah.

Seekor kupu kupu hinggap dikepala wanita itu yang terpasang hiasan bunga yang begitu indah, suara tawa terdengar dari mulut wanita tersebut. Tak beberapa lama kemudian, wanita itu menoleh kearah Nadhira.

"Mama". Panggil Nadhira.

Mendengar dirinya dipanggil oleh Nadhira, ia tersenyum kearah Nadhira, ia melambaikan tangannya kearah kupu kupu tersebut.

Seketika kupu kupu yang ada disekitar wanita yang dipanggil Nadhira dengan sebutan mama tersebut segera terbang menjauh dari bunga bunga dan pergi entah kemana.

Wanita itu membentangkan kedua tangannya, Nadhira yang melihat itu langsung bergegas lari kearah mamanya dan langsung masuk kedalam pelukan wanita tersebut.

Perasaan damai Nadhira rasakan, ia sangat merindukan sosok yang sedang berada dipelukannya. Wanita itu mengusap kepalanya pelan seakan akan mengalirkan energi untuk membuat Nadhira merasa nyaman.

Burung burung berkicauan menghiasi suasana yang begitu indah bagi Nadhira. Nadhira menangis dipelukannya, airmatanya seolah olah mengalir tanpa henti.

Sudah hampir 2 bulan lamanya ia tidak pernah bertemu dengan sosok mamanya. Seandainya waktu bisa dihentikan, ia ingin selamanya berada dalam pelukan wanita itu.

Setelah lama Nadhira dan wanita itu berpelukan, Nadhira mulai melepaskan pelukannya dan memandang wajah wanita itu, wajahnya yang cantik tertutup oleh merahnya mata karena menangis.

"Mengapa mama menangis?".

Nadhira berusaha untuk mengusap air mata itu, ia tidak tega melihat mamanya meneteskan airmata. Wanita yang ada dihadapannya hanya diam memandang wajah Nadhira, airmatanya terus bergerak turun.

Wanita tersebut langsung terduduk direrumputan, ia menundukkan wajahnya, seolah olah ia ingin menyembunyikan kesedihannya dari Nadhira.

"Apa yang terjadi dengan mama?". Nadhira memeluk mamanya yang terduduk direrumputan.

Suhu badan mamanya tiba tiba turun drastis, begitu dingin bagaikan tubuh tanpa nyawa, Nadhira melepaskan pelukannya dan mundur menjauh dari mamanya. Ia memeriksa denyut nadinya dan menemukannya tidak berdetak.

Nadhira sangat terkejut melihat hal itu, ia terduduk didepan mamanya dengan detak jantung yang tidak beraturan. Apa mungkin itu bukan mamanya melainkan arwah mamanya, pikirnya.

Wanita tersebut tersenyum kearah Nadhira, tatapan keduanya bertemu.

"Jika itu yang kau fikirkan, maka itu adalah kenyataan". Ucap wanita tersebut kepada Nadhira.

"Mama".

Wanita itu bangkit dari duduknya, senyumannya memudar berganti dengan derasnya air mata yang mengalir. Wanita itu berjalan mundur menjauh i Nadhira.

"Ma!! Hatiku selalu yakin bahwa engkau masih hidup, selamanya akan tetap hidup dihatiku ma, biarpun seluruh dunia berkata engaku sudah tiada, tapi keyakinanku akan tetap sama, mamaku akan selalu hidup. Mungkin saat ini kita berpisah, tapi aku berharap suatu saat nanti kita akan bersama". Nadhira bangkit dan berjalan kearah wanita tersebut.

Wanita tersebut tersenyum kepada Nadhira, ia menggerakkan tangannya dan tercipta cahaya yang sangat terang, cahaya tersebut masuk kedalam jantung Nadhira. Nadhira merasakan sesuatu ditubuhnya, rasa sakit menjalar keseluruh tubuhnya.

"Akh.. apa akh... Yang mama lakukan akh". Rintih Nadhira

Wanita itu tidak menjawabnya melainkan diam membisu menatap kearah Nadhira, ketika cahaya tersebut mulai redup rasa sakit yang Nadhira rasakan mulai berkurang dan bahkan hilang.

Nadhira merasakan seakan akan tubuhnya begitu ringan daripada sebelumnya. Hatinya begitu damai, seakan akan tiada beban yang ia tanggung. Wanita tersebut tersenyum menatap kearah Nadhira.

"Ma!! Aku merindukan mu ma". Sebulir kristal bening menetes membasahi pipi Nadhira.

"Mama juga merindukanmu Dhira anak ku, jika kau memiliki keyakinan bahwa mama masih hidup, mama akan terus hidup, mungkin saat ini kita tidak bisa bersama, dimasa yang akan datang kita akan bersama dialam yang berbeda".

"Aku ngak mau pisah sama mama lagi, izinkan aku tinggal bersama mama lagi seperti dulu"

"Jalan kita berbeda nak, mama ingin bersama, tetapi takdir berkata lain, jarak lah yang memisahkan kita berdua, bersabarlah Nadhira, kita akan selalu bersama disuatu tempat yang jauh dari orang orang yang jahat kepadamu"

Nadhira menangis dan memeluk mamanya, sedangkan mamanya memejamkan mata dan membalas pelukan Nadhira.

"Bangunlah sayang, sudah saatnya kita berpisah sampai disini". Wanita itu melepaskan pelukannya dari Nadhira

"Maksud mama apa? Aku ingin terus bermimpi, bagiku dunia mimpi begitu indah, aku takut ketika bangun nanti aku tidak sanggup menahan penderitaan lagi ma".

"Mama yakin kamu kuat nak, bangunlah"

Tiba tiba pandangan Nadhira menjadi gelap gulita, dari kejauhan terlihat setitik cahaya yang begitu terang membuatnya menutup kedua matanya.

Perlahan lahan ia membuka kembali kedua matanya dan mendapati dirinya terbaring lemah dilantai gudang, sinar matahari masuk melalui lubang yang ada digudang tersebut membuat Nadhira membuka matanya.

Matahari mulai menampakkan sinarnya, secercah cahaya masuk kedalam tubuh Nadhira. Nadhira merasakan ada yang aneh dengan jantungnya, ia mencoba memegang dadanya.

"Akh"

Ia tersadar bahwa tangan kirinya mengalami cidera yang lumayan parah hingga membuatnya merintih kesakitan. Nampak pergelangan tangannya mulai membiru, dan sedikit bengkak.

Nadhira mencoba untuk bangkit, ia mencoba membuka pintu gudang dan ternyata sudah dibuka kuncinya, entah sejak kapan yang pasti Nadhira tidak mengetahuinya.

Nadhira segera bergegas kekamarnya, dengan perlahan ia mencoba menggerakkan pergelangan tangannya tetapi hasilnya nyeri terus melanda, ia terus meringis kesakitan.

Setelah selesai mandi dan siap siap untuk berangkat kesekolah, Rendi memanggil Nadhira untuk menemuinya dikamarnya.

Rendi memberitahu Nadhira bahwa ia akan menikah lagi, beberapa hari lagi pernikahan itu akan dilaksanakan. Rendi meminta Nadhira untuk membersihkan rumahnya, ia juga melarang Nadhira untuk pergi ke sekolah pagi itu.

"Pa, ngak ada orang tua yang melarang anaknya pergi ke sekolah pa, masalah membersihkan rumah aku akan lakukan setelah pulang sekolah". Bantah Nadhira.

Nadhira tetap memaksa untuk pergi kesekolah, akhirnya Rendi mengizinkan Nadhira untuk pergi kesekolah dengan satu syarat setelah pulang sekolah ia harus langsung pulang, Nadhira mengiyakan syarat tersebut.

Disekolah Nadhira menyembunyikan tangan kirinya, tidak ada yang mencurigainya dikelas, tetapi tidak untuk dikantin ketika bertemu dengan sahabat sahabatnya. Rifki merasa curiga mengapa sejak awal bertemu Nadhira selalu menggunakan tangan kanannya untuk melakukan sesuatu hal, sedangkan tangan kirinya tetap digantung seakan akan tidak berfungsi.

Mereka berempat berbincang bincang disepanjang istirahat, ketika waktu istirahat kurang 30 menit. Nadhira meminta izin kepada teman temannya untuk segera kembali kekelas, Rifki mencegahnya dan menarik tangan kirinya.

"Akhhhh... Sakit Rif". Rintih Nadhira

Mendengar rintihan Nadhira para siswa yang ada dikantin menoleh kearahnya dan mereka berfikir bahwa Rifki telah menyakiti Nadhira. Bayu dan Susi pun terkejut melihat apa yang dilakukan oleh Rifki.

"Apa yang terjadi, apa anak laki laki itu menyakitnya".

"Dasar lelaki, sukanya nyakitin wanita aja".

Banyak sekali ucapan yang kasar dari mereka yang ditunjukkan kepada Rifki, ada yang hendak melaporkannya kekantor Bk tapi ditahan temannya.

Rifki membuka kancing yang ada dilengan Nadhira dan melipatnya tanpa memperdulikan banyak siswa yang membicarakannya. Nadhira tidak bisa menahan air matanya, Rifki sangat terkejut ketika mengetahui bahwa pergelangan tangannya bengkak dan membiru.

"Apa yang terjadi Dhira? Apa kau terluka ketika latihan". Rifki membuka matanya lebar lebar ketika mengetahui cidera yang dialami Nadhira.

Nadhira melepaskan pegangan dari Rifki, ia tidak menjawabnya melainkan menutup kembali lengan bajunya. Ketika hendak berjalan menjauh dengan Rifki, Rifki menarik tangan kanan Nadhira dan mengajaknya untuk duduk kembali.

"Ada apa Rif?". Melihat Nadhira menangis, Susi menanyakannya pada Rifki

Rifki tidak menjawab melainkan menarik tangan kiri Nadhira, dan membuka lengan bajunya kembali dan memperlihatkan cidera yang cukup parah sehingga membengkak dan berubah warna menjadi biru.

"Aku sudah curiga dari tadi, dan lihat Nadhira mengalami cidera seperti ini".

Susi dan Bayu sangat terkerjut ketika melihat pergelangan tangan Nadhira. Nadhira hanya diam membisu dan sesekali airmatanya menetes, rasa sakit terus menjalar di sekujur tangan kirinya. Rifki mengusap airmata tersebut dan mengatakan kepadanya

"Tahan sebentar pasti ini akan terasa sakit, tapi setelahnya akan merasa enakan daripada sebelumnya". Ucap Rifki serius kepada Nadhira, Rifki menatap kedua mata Nadhira. Nadhira yang ditatap seperti itu langsung mengusap air matanya.

"Akh... Akh... ".

Nadhira merintih kesakitan ketika Rifki memulai memijat tangannya. Rifki tidak tega melihat Nadhira kesakitan seperti itu, tetapi ia harus melakukannya jika tidak cidera yang dialami oleh Nadhira akan semakin parah.

Rifki meminta Bayu untuk mengambilkan salep urut di UKS, Bayu segera melaksanakan perintah Rifki dan ia berlari sekuat tenaga untuk pergi ke UKS.

"Dhira ini pasti sakit, tahan sebentar ya, apa yang terjadi padamu? Seingatku kemarin kamu baik baik saja ketika aku antar pulang". Rifki terus menanyakan hal yang sama berulang ulang kali.

Nadhira sama sekali tidak mau menjawab pertanyaan tersebut, Susi sendiri bingung harus bagaimana ketika melihst Nadhira kesakitan. Sementara siswa yang lainnya kembali melakukan aktifitasnya ketika mengetahui bahwa bukan Rifki yang menyakiti Nadhira.

Terpopuler

Comments

💮Aroe🌸

💮Aroe🌸

untung masih ada teman teman yg baik😢


🏃🏻‍♀️🏃🏻‍♀️🏃🏻‍♀️🏃🏻‍♀️🏃🏻‍♀️🏃🏻‍♀️🏃🏻‍♀️🏃🏻‍♀️🏃🏻‍♀️🏃🏻‍♀️

2022-03-03

0

lihat semua
Episodes
1 Nadhira
2 Awal Perubahan
3 apa salahku
4 Kembali Akur
5 Teman Baru dan Musuh baru
6 Ada Yang Terbakar
7 Sang Putri dan Dua Pelayan
8 Kesalahan apa yang aku lakukan?
9 Masa lalu Rendi
10 Kabar Buruk
11 Pencarian
12 Ikhlas
13 Belajar Beladiri
14 Belajar Beladiri 2
15 Belajar Beladiri 3
16 Kenapa aku tidak boleh ikut beladiri
17 Aku merindukanmu Ma
18 Pahlawan Kesiangan
19 Raka
20 Dendam
21 Murid baru
22 Murid Baru 2
23 Kekuatan Doa
24 kau tak pantas untuk menamparku
25 Nadhira bukanlah anakku
26 Sebuah gelang tangan
27 Yang buruk belum tentu jahat
28 Penculikan
29 penculikan 2
30 Penculikan 3
31 penculikan 4
32 penculikan 5
33 penculikan 6
34 penculikan 7
35 penculikan 8
36 Masa Yang Kelam
37 Tak tertolong
38 Kembali
39 Luka tak berdarah
40 Izinkan memanggilmu Ibu
41 Siap jadi lawanmu
42 Penikmat Rasa Takut
43 Ujian Nasional
44 Ujian Nasional 2
45 Ujian Nasional 3
46 Maafkan aku
47 Pulang
48 Papa pulang
49 Kepasar
50 Kepasar 2
51 Kepasar 3
52 Kepanti asuhan
53 Mimpi yang menyeramkan
54 Ini bukan mimpi
55 Desa Mawar Merah
56 Desa Mawar Merah 2
57 Desa Mawar Merah 3
58 Desa Mawar Merah 4
59 Desa Mawar Merah 5
60 Apakah alam gaib itu ada
61 Tugasmu sudah selesai, sekarang giliranku
62 Kabar kematian
63 Dia milikku
64 Senyumanmu
65 Bagaimana hatiku?
66 Rindu
67 Janji
68 Racun untukku
69 Sebuah Surat
70 Gagal
71 Makan Bersama
72 Camping
73 Camping 2
74 Camping 3
75 Camping 4
76 Camping 5
77 Camping 6
78 Camping 7
79 Camping 8
80 Camping 9
81 Camping 10
82 Pulang Camping
83 Tuduhan
84 Apa salah dinding?
85 Adik dan Kakak
86 Penyerangan
87 Penyerangan 2
88 Penyerangan 3
89 Taruhan
90 Taruhan 2
91 Mengantar Nadhira pulang
92 Tamatlah riwayatmu
93 Permata iblis
94 Tuan Muda
95 Abriyanta Groub
96 Kepergian Aryabima
97 Pusat perhatian
98 Belanja
99 Terlalu bersemangat untuk belanja
100 Setelah makan jangan lupa bayar
101 Nyawaku sudah tidak berarti
102 pelukan yang dirindukan
103 Perhatian
104 Tatap menatap
105 Bukan ide yang bagus
106 Mimpi yang begitu nyata
107 Mimpi yang begitu nyata 2
108 Bisa mendengar
109 Keputusan tanpa persetujuan
110 Iri tanda tak mampu
111 Kerasukan
112 Sadar
113 Harga dirimu begitu rendah
114 Kekuatan membuka mata
115 Dia adalah sahabatku
116 Nadhira memiliki kakak?
117 Urus saja urusanmu sendiri
118 perampok yang dirampok
119 Kecurigaan yang muncul tiba tiba
120 Mencari pembantu
121 Berlatih bersama
122 Jalan jalan
123 Jalan jalan 2
124 Jalan jalan 3
125 Apa yang disembunyikan dariku
126 Malam yang panjang
127 Mengungkap misteri
128 Mengungkap misteri 2
129 Mengungkap misteri 3
130 Mengungkap misteri 4
131 Mengungkap misteri 5
132 Mengungkap misteri 6
133 Mengungkap misteri 7
134 Mengungkap misteri 8
135 Mengungkap misteri 9
136 Trauma
137 Sekolah Baru
138 Pembulian
139 Kembali camping
140 Menangkap seseorang
141 Mandi pagi
142 Kesurupan masal
143 Orang misterius dan Ratu iblis
144 Rifki marah?
145 Cemburu
146 Siapa atasanmu?
147 Bahayanya Pacaran
148 Bahayanya pacaran 2
149 Bahayanya pacaran 3
150 Ikan panggang
151 Acara perpisahan
152 Jangan sampai Nadhira mendengarnya
153 Pelatihan Gengcobra
154 Pelatihan Gengcobra 2
155 Pelatihan Gengcobra 3
156 Kenapa dihutan?
157 Aku menginginkan nyawa Papa
158 Kisah Pangeran Kian
159 Kisah Pangeran Kian 2
160 Kisah Pangeran Kian 3
161 Kisah Pangeran Kian 4
162 Kisah Pangeran Kian 5
163 Kisah Pangeran Kian 6
164 Kisah Pangeran Kian 7
165 Kisah Pangeran Kian 8
166 Kisah Pangeran Kian 9
167 Kisah Pangeran Kian 10
168 Kisah Pangeran Kian 11
169 Kisah Pangeran Kian 12
170 Kisah Pangeran Kian 13
171 Kisah Pangeran Kian 14
172 Kisah Pangeran Kian 15
173 Kisah Pangeran Kian 16
174 Kisah Pangeran Kian 17
175 Kisah Pangeran Kian 18
176 Kisah Pangeran Kian 19
177 Kisah Pangeran Kian 20
178 Kisah Pangeran Kian 21
179 Kisah Pangeran Kian 22
180 Kisah Pangeran Kian 23
181 Kisah Pangeran Kian 24
182 Kisah Pangeran Kian 25
183 Kisah Pangeran Kian 26
184 Kisah Pangeran Kian 27
185 Kisah Pangeran Kian 28
186 Kisah Pangeran Kian 29
187 Akhir kisah Pangeran Kian
188 Perselisihan
189 Mengenang sosok Lia
190 Kepantai
191 Jangan bertindak gegabah
192 Sebuah gaun
193 Berlibur bersama
194 Berlibur bersama 2
195 Berlibur bersama 3
196 Perpisahan
197 Perpisahan 2
198 Perpisahan 3
199 Tidak terpengaruh
200 Gerhana bulan merah
201 Memperebutkan permata
202 Memperebutkan permata 2
203 Memperebutkan permata 3
204 Memperebutkan permata 4
205 Memperebutkan permata 5
206 Menyelamatkan nyawa Nadhira
207 Makanan untuk Nadhira
208 Melakukan tugas
209 Tentang Haris
210 Nadhira kembali dan hilang ingatan
211 Hasutan
212 Nadhira melupakan segalanya
213 Senjata makan tuan
214 Aku tidak bisa beladiri
215 Tunduk dihadapan manusia?
216 Club malam
217 Nadhira mabuk?
218 Mabuknya Nadhira
219 Mabuknya Nadhira 2
220 Teman SMP
221 Maafkan Nadhira
222 Sosok misterius
223 Hanya luka kecil
224 Tukang kebun baru
225 Ulang tahun Amanda
226 Pesta berujung malapetaka
227 Pengorbanan Nadhira
228 Merebut Nadhira kembali
229 Kebenaran
230 Jangan pergi Dhira
231 Apakah aku sudah diakhirat?
232 Sisi lain Nadhira
233 Hati yang terluka
234 Rumah baru bagi Nadhira
235 Berita kecelakaan
236 Rendi kecelakaan
237 Pengorbanan yang tak dianggap
238 Sebuah foto
239 Bicara sendiri
240 Mencari tau
241 Rumah Dwija
242 Komplotan begal
243 Kasus pembegalan
244 Rumah sakit jiwa
245 Sebuah surat
246 Bercandanya ngak lucu
247 Desa Flamboyan
248 Hilangnya seorang anak
249 Malam yang sunyi
250 Semangkuk Nasehat
251 Pak Mun hilang
252 Serangan
253 Keributan dimakam keramat
254 Misteri makam keramat terbongkar
255 Terjebak
256 Kenyataan pahit
257 Kebahagiaan seluruh warga
258 Ledakan bom
259 Perayaan warga desa
260 Pulang
261 Merasa diawasi
262 Rendi datang
263 Siapa yang benar dan salah
264 Sudut pandang Rendi
265 Rencana keluar rumah diam diam
266 Lebih baik kau mati saja Dhira!
267 Aku bukan anak kandung Papa
268 Bertemu sahabat lama
269 Akhir kisah Apa Salahku Pa ( The end )
270 Informasi
Episodes

Updated 270 Episodes

1
Nadhira
2
Awal Perubahan
3
apa salahku
4
Kembali Akur
5
Teman Baru dan Musuh baru
6
Ada Yang Terbakar
7
Sang Putri dan Dua Pelayan
8
Kesalahan apa yang aku lakukan?
9
Masa lalu Rendi
10
Kabar Buruk
11
Pencarian
12
Ikhlas
13
Belajar Beladiri
14
Belajar Beladiri 2
15
Belajar Beladiri 3
16
Kenapa aku tidak boleh ikut beladiri
17
Aku merindukanmu Ma
18
Pahlawan Kesiangan
19
Raka
20
Dendam
21
Murid baru
22
Murid Baru 2
23
Kekuatan Doa
24
kau tak pantas untuk menamparku
25
Nadhira bukanlah anakku
26
Sebuah gelang tangan
27
Yang buruk belum tentu jahat
28
Penculikan
29
penculikan 2
30
Penculikan 3
31
penculikan 4
32
penculikan 5
33
penculikan 6
34
penculikan 7
35
penculikan 8
36
Masa Yang Kelam
37
Tak tertolong
38
Kembali
39
Luka tak berdarah
40
Izinkan memanggilmu Ibu
41
Siap jadi lawanmu
42
Penikmat Rasa Takut
43
Ujian Nasional
44
Ujian Nasional 2
45
Ujian Nasional 3
46
Maafkan aku
47
Pulang
48
Papa pulang
49
Kepasar
50
Kepasar 2
51
Kepasar 3
52
Kepanti asuhan
53
Mimpi yang menyeramkan
54
Ini bukan mimpi
55
Desa Mawar Merah
56
Desa Mawar Merah 2
57
Desa Mawar Merah 3
58
Desa Mawar Merah 4
59
Desa Mawar Merah 5
60
Apakah alam gaib itu ada
61
Tugasmu sudah selesai, sekarang giliranku
62
Kabar kematian
63
Dia milikku
64
Senyumanmu
65
Bagaimana hatiku?
66
Rindu
67
Janji
68
Racun untukku
69
Sebuah Surat
70
Gagal
71
Makan Bersama
72
Camping
73
Camping 2
74
Camping 3
75
Camping 4
76
Camping 5
77
Camping 6
78
Camping 7
79
Camping 8
80
Camping 9
81
Camping 10
82
Pulang Camping
83
Tuduhan
84
Apa salah dinding?
85
Adik dan Kakak
86
Penyerangan
87
Penyerangan 2
88
Penyerangan 3
89
Taruhan
90
Taruhan 2
91
Mengantar Nadhira pulang
92
Tamatlah riwayatmu
93
Permata iblis
94
Tuan Muda
95
Abriyanta Groub
96
Kepergian Aryabima
97
Pusat perhatian
98
Belanja
99
Terlalu bersemangat untuk belanja
100
Setelah makan jangan lupa bayar
101
Nyawaku sudah tidak berarti
102
pelukan yang dirindukan
103
Perhatian
104
Tatap menatap
105
Bukan ide yang bagus
106
Mimpi yang begitu nyata
107
Mimpi yang begitu nyata 2
108
Bisa mendengar
109
Keputusan tanpa persetujuan
110
Iri tanda tak mampu
111
Kerasukan
112
Sadar
113
Harga dirimu begitu rendah
114
Kekuatan membuka mata
115
Dia adalah sahabatku
116
Nadhira memiliki kakak?
117
Urus saja urusanmu sendiri
118
perampok yang dirampok
119
Kecurigaan yang muncul tiba tiba
120
Mencari pembantu
121
Berlatih bersama
122
Jalan jalan
123
Jalan jalan 2
124
Jalan jalan 3
125
Apa yang disembunyikan dariku
126
Malam yang panjang
127
Mengungkap misteri
128
Mengungkap misteri 2
129
Mengungkap misteri 3
130
Mengungkap misteri 4
131
Mengungkap misteri 5
132
Mengungkap misteri 6
133
Mengungkap misteri 7
134
Mengungkap misteri 8
135
Mengungkap misteri 9
136
Trauma
137
Sekolah Baru
138
Pembulian
139
Kembali camping
140
Menangkap seseorang
141
Mandi pagi
142
Kesurupan masal
143
Orang misterius dan Ratu iblis
144
Rifki marah?
145
Cemburu
146
Siapa atasanmu?
147
Bahayanya Pacaran
148
Bahayanya pacaran 2
149
Bahayanya pacaran 3
150
Ikan panggang
151
Acara perpisahan
152
Jangan sampai Nadhira mendengarnya
153
Pelatihan Gengcobra
154
Pelatihan Gengcobra 2
155
Pelatihan Gengcobra 3
156
Kenapa dihutan?
157
Aku menginginkan nyawa Papa
158
Kisah Pangeran Kian
159
Kisah Pangeran Kian 2
160
Kisah Pangeran Kian 3
161
Kisah Pangeran Kian 4
162
Kisah Pangeran Kian 5
163
Kisah Pangeran Kian 6
164
Kisah Pangeran Kian 7
165
Kisah Pangeran Kian 8
166
Kisah Pangeran Kian 9
167
Kisah Pangeran Kian 10
168
Kisah Pangeran Kian 11
169
Kisah Pangeran Kian 12
170
Kisah Pangeran Kian 13
171
Kisah Pangeran Kian 14
172
Kisah Pangeran Kian 15
173
Kisah Pangeran Kian 16
174
Kisah Pangeran Kian 17
175
Kisah Pangeran Kian 18
176
Kisah Pangeran Kian 19
177
Kisah Pangeran Kian 20
178
Kisah Pangeran Kian 21
179
Kisah Pangeran Kian 22
180
Kisah Pangeran Kian 23
181
Kisah Pangeran Kian 24
182
Kisah Pangeran Kian 25
183
Kisah Pangeran Kian 26
184
Kisah Pangeran Kian 27
185
Kisah Pangeran Kian 28
186
Kisah Pangeran Kian 29
187
Akhir kisah Pangeran Kian
188
Perselisihan
189
Mengenang sosok Lia
190
Kepantai
191
Jangan bertindak gegabah
192
Sebuah gaun
193
Berlibur bersama
194
Berlibur bersama 2
195
Berlibur bersama 3
196
Perpisahan
197
Perpisahan 2
198
Perpisahan 3
199
Tidak terpengaruh
200
Gerhana bulan merah
201
Memperebutkan permata
202
Memperebutkan permata 2
203
Memperebutkan permata 3
204
Memperebutkan permata 4
205
Memperebutkan permata 5
206
Menyelamatkan nyawa Nadhira
207
Makanan untuk Nadhira
208
Melakukan tugas
209
Tentang Haris
210
Nadhira kembali dan hilang ingatan
211
Hasutan
212
Nadhira melupakan segalanya
213
Senjata makan tuan
214
Aku tidak bisa beladiri
215
Tunduk dihadapan manusia?
216
Club malam
217
Nadhira mabuk?
218
Mabuknya Nadhira
219
Mabuknya Nadhira 2
220
Teman SMP
221
Maafkan Nadhira
222
Sosok misterius
223
Hanya luka kecil
224
Tukang kebun baru
225
Ulang tahun Amanda
226
Pesta berujung malapetaka
227
Pengorbanan Nadhira
228
Merebut Nadhira kembali
229
Kebenaran
230
Jangan pergi Dhira
231
Apakah aku sudah diakhirat?
232
Sisi lain Nadhira
233
Hati yang terluka
234
Rumah baru bagi Nadhira
235
Berita kecelakaan
236
Rendi kecelakaan
237
Pengorbanan yang tak dianggap
238
Sebuah foto
239
Bicara sendiri
240
Mencari tau
241
Rumah Dwija
242
Komplotan begal
243
Kasus pembegalan
244
Rumah sakit jiwa
245
Sebuah surat
246
Bercandanya ngak lucu
247
Desa Flamboyan
248
Hilangnya seorang anak
249
Malam yang sunyi
250
Semangkuk Nasehat
251
Pak Mun hilang
252
Serangan
253
Keributan dimakam keramat
254
Misteri makam keramat terbongkar
255
Terjebak
256
Kenyataan pahit
257
Kebahagiaan seluruh warga
258
Ledakan bom
259
Perayaan warga desa
260
Pulang
261
Merasa diawasi
262
Rendi datang
263
Siapa yang benar dan salah
264
Sudut pandang Rendi
265
Rencana keluar rumah diam diam
266
Lebih baik kau mati saja Dhira!
267
Aku bukan anak kandung Papa
268
Bertemu sahabat lama
269
Akhir kisah Apa Salahku Pa ( The end )
270
Informasi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!