Pencarian

Pelukan gadis itu terasa hangat dan mampu meluluhkan kemarahan Nadhira. Nadhira terduduk dilantai dan menangis sejadi jadinya, gadis itu terus memeluk Nadhira.

"Tenang Dhira, aku tau perasaanmu, kita semua merasa kehilangan, Nadhira harus ikhlas, kita semua berharap mama baik baik saja". Ucap gadis itu.

Gadis yang memeluk Nadhira adalah kakaknya Nandhita, ia mendapat kabar kalau mobil papanya yang dikemudi oleh mamanya masuk kedalam jurang.

Sampai sekarang tim pencari belum juga menemukan keberadaan mamanya. Mendengar hal itu ia buru buru pergi kerumahnya dan memastikan keadaan adiknya baik baik saja.

Nandhita tidak bisa menghentikan airmata yang mengalir dipipinya, tetapi ia harus tegar dihadapan adiknya untuk menjadi penguat Nadhira.

"Kak, mama dimana? Mama baik baik saja kan? Mama pasti pulang kan?......" Pertanyaan Nadhira sambil berlutut dilantai.

"Mama pasti pulang! Mama harus pulang, kita semua butuh mama".

"Kak, tadi Dhira bermimpi mama hanyut dalam air, dan tenggelam, Nadhira takut kak, Nadhira takut mama kenapa kenapa".

Bagai disambar petir, mendengar ucapan Nadhira barusan, membuat nafas Nandhita semakin berat, detak jantungnya semakin cepat, ia berharap bahwa hal itu tidak akan terjadi, ia berharap mamanya akan baik baik saja.

Kedua mata Nadhira memerah dan bengkak karena menangis , rambut yang biasanya rapi sekarang menjadi acak acakan. Semua orang yang ada dirumah tersebut hanya bisa menatap keduanya dalam diam, begitu juga teman temannya.

"Aku tau ini berat bagi dhira, kita harus melakukan sesuatu". Bisik Susi kepada Rifki dan Bayu.

"Kita akan melakukan sesuatu, tapi bukan saat ini". Ucap Bayu

"Bayu benar, untuk saat ini, biarkan kak Dhita yang mengurus Nadhira"

Mereka bertiga pun kembali diam dan pandangan mereka kembali kepada sosok Nadhira yang terduduk dilantai rumahnya. Ketika Nadhira mulai tenang, Susi menyodorkan sebuah gelas yang berisi air putih pada Nandhita.

Nandhita segera menerima gelas tersebut.

"Dek diminum dulu, biar tenang".

Nadhira meminum air tersebut dengan dibantu oleh Nandhita.

****

"Gimana pak?"

"Maaf pak, kami belum juga menemukannya"

"Cari lagi, mungkin masih ada disekitar sini"

"Baik pak"

Terlihat puluhan orang sedang menyusuri sungai yang menjadi lokasi kecelakaan tersebut, sudah 2 hari mereka mencari tanpa henti, tapi mereka belum menemukan keberadaan Lia.

Mereka mulai memperluas wilayah yang akan mereka telusuri, tetapi belum juga menemukan tanda tanda tanda bagian tubuh Lia. Mereka menduga bahwa tubuh Lia hancur karena ledakan dari mobil tersebut.

Terlihat banyak berkas darah dikursi mobil yang ia naiki, kemungkinan besar Lia sudah tidak terselamatkan, tubuhnya juga terbawa oleh arus sungai.

"Pak!! Pak!!"

Nampak salah satu mencari berteriak kepada pemimpin mereka, pemimpin mereka yang mendengarkan teriakan tersebut segera mendayung prahu yang ia pakai menuju kearah salah satu anak buahnya.

"Ada apa?"

Beberapa saat kemudian, pemimpin tersebut berjalan kearah dimana suami korban berada, dan menunjukkan sesuatu kepada Rendi.

"Pak! Apakah istri anda memakai jaket ini, tim kami menemukannya disungai yang berjarak sekitar 500 meter dari sini".

Pemimpin tersebut memberikan jaket yang ia temukan kepada Rendi untuk diperiksanya.Rendi mengingat jelas jaket tersebut, jaket tersebut adalah pemberiannya pada waktu kelahiran anak kedua mereka.

"Benar pak, ini jaket milik istri saya"

"Kalau begitu kemungkinan istri bapak hanyut beratus ratus meter dari sini".

Mendengar ucapan dari pemimpin tersebut membuat Rendi terdiam, jikalau ia tidak mempertemukan Sena dan Lia saat itu, Lia tidak akan mengalami hal ini. Mungkin saat ini Lia akan baik baik saja.

Melihat Rendi yang hanya diam dan seperti sedang melamun, pemimpin tim itu pun mulai melanjutkan tugas mereka untuk mencari jasad korban tersebut.

Beberapa jam berlalu, Rendi masih tetap duduk ditempat yang sama tetapi fikirannya entah kemana,ia baru tersadar ketika ada seseorang memanggilnya.

"Ada apa pak?" Tanya Rendi.

"Maaf pak, kami tidak bisa melanjutkan pencarian".

"KENAPA?". Bentak Rendi.

Orang yang dibentak mendadak bingung harus berbicara apa pada Rendi saat ini, mengingat cuaca buruk yang akan datang, sedangkan Rendi tidak menyadari akan hal itu.

"Maaf pak, tapi kondisinya tidak mendukung, sebentar lagi akan ada badai".

Ucapan pria itu langsung menyadarkan Rendi akan suasana yang ada disekitarnya saat ini, mendung mulai menggumpal di langit.

Akhirnya mereka pun membubarkan diri dari lokasi dan akan melanjutkan pencarian besok pagi, beberapa saat memandangi sungai tersebut, Rendi akhirnya pasrah dan kembali kerumahnya dengan diantar oleh petugas timsar.

Sesampainya Rendi dirumah ia langsung disambut oleh Nandhita, sedangkan Nadhira sudah lama tertidur karena kelelahan menangis.

"Gimana pa?"

Rendi yang mendengar pertanyaan itu hanya bisa menggelengkan kepalanya dan berjalan masuk kedalam kamarnya.

Melihat gelengan kepala papanya air matanya mulai menetes bagaikan bendungan yang sudah tidak bisa menahan arus air didalamnya.

Ia terjatuh dilantai dan memegang i kedua lututnya sambil menenggelamkan wajahnya pada kedua tangannya. Dua hari mamanya belum ditemukan juga, harapan mamanya baik baik saja hanya tinggal sepuluh persen kemungkinan.

Tak lama kemudian sosok laki laki muncul didepannya dan memegang tangan Nandhita yang sedang tertunduk lesu. Nandhita yang merasakan itu segera menoleh kepada sosok itu.

"Nandhita kamu kuat, meski ini berat kamu harus tetap tegar demi adikmu, kamu tidak boleh lemah seperti ini, aku tau ini sangat sulit, dan aku yakin kamu dan Nadhira pasti mampu melewatinya". Ucap laki laki itu lalu meninggalkan Nandhita.

Sosok itu keluar dari rumahnya, ia hanya mampu menatap punggungnya yang perlahan menghilang dari kejauhan.

"Benar, aku tidak boleh lemah, aku pasti bisa! Pasti!".

Nandhita pun bangkit dari duduknya menuju kamar dimana adiknya berada saat ini. Ia hanya tersenyum tipis menatap kearah adiknya terbaring.

Keesokan harinya Nadhira terbangun dari tidurnya, ia mendapati kakaknya tidur disampingnya. Ia tidak membangunkan kakaknya melainkan bangkit dan berjalan menuju kekamar mandi.ia berdiri tepat didepan cermin dan menemukan kelopak matanya agak membengkak.

"Apakah yang terjadi memang benar terjadi, berarti kemarin itu bukan mimpi?". Tanya Nadhira pada bayangannya dicermin kamar mandi.

Sungguh ia tidak pernah menyangka bahwa hal ini akan terjadi pada keluarganya. Nadhira berfikir ini hanyalah mimpi yang sangat buruk baginya, tak terasa air matanya menetes dan berteriak histeris.

Nandhita yang mendengar teriakan tersebut segera membuka mata dan mencari sosok Nadhira yang sudah tidak ada disebelahnya, ia segera bergegas ke sumber suara tersebut.

Sesampai ia dikamar mandi ia menemukan Nadhira yang sedang berlutut didekat kaca kamar mandi, ia bergegas untuk mendatangi Nadhira.

"Ada apa dek? Apa yang terjadi?" Tanya Nandhita.

"Apakah hiks... Ini benar benar terjadi hiks hiks..."

"Maksud kamu apa dek?"

"Mama... Hiks hiks hiks"

"Kamu tenang dulu dek, berdoa saja bahwa mama baik baik saja"

"Tapi kak hiks.. mimpi itu benar benar seperti nyata hiks.. mama tenggelam didepan mata kepalaku sendiri hiks.. hiks.."

Nandhita memeluk adiknya dengan erat seolah olah takut kehilangan adiknya tersebut, jika Nadhira terus terusan seperti ini, ia takut mental Nadhira akan tidak kuat menahan ini semua, dan berakhir kehilangan semangat hidupnya.

Nandhita mencoba untuk menghibur Nadhira, meskipun semua usahanya gagal untuk menciptakan senyum diwajah Nadhira, wajah yang semula selalu menampakkan senyum, sekarang wajah tersebut seakan akan hilang berganti dengan derasnya air mata yang mengalir.

Nadhira terus memaksa meminta diantar kelokasi mamanya kecelakaan, ia ingin mencari mamanya. Nandhita yang tidak punya pilihan lain terpaksa harus mengantarnya kelokasi tersebut.

Nandhita dan Nadhira berangkat bersama papanya kelokasi tersebut. Setelah beberapa jam perjalanan mereka akhirnya sampai dipost tim pencari.

Nadhira segera turun dari mobil dan berlari ketepi sungai, Nandhita yang mengetahui hal tersebut langsung mengejarnya takut adiknya akan nekat, nyatanya Nadhira berlutut ditepi sungai tersebut.

"Mama,, maafkan aku hiks.. hiks.. hiks... Mama... Kita akan bertemu lagi hiks.. hiks..."

Mendengar ucapan Nadhira, Nandhita segera memeluk adiknya, Nandhita berfikir Nadhira akan meloncat ke sungai ketika mendengar kata kata terakhir yang Nadhira ucapkan.

Nadhira bangkit dari duduknya dan mencoba melepaskan pegangan tangan Nandhita. Tetapi Nandhita tidak mau melepaskannya.

"lepaskan kak, lepaskan". Berontak Nadhira

"Tidak dek, jangan lakukan hal yang bodoh, tenang lah dek".

"Aku bilang LEPASKAN". bentak Nadhira

"Tenangkan dirimu dek, kendalikan dirimu, jangan sampai terbawa oleh suasana dek, tenang... Kamu masih punya kakak, papa, dan juga teman teman kamu, tolong dek tenangkan dirimu, kakak ngak akan lepaskan Nadhira kalau Nadhira terus memberontak seperti ini, Nadhira tenang dulu".

Nadhira pun mencoba menenangkan diri, agar kakaknya mau melepaskannya, nafas Nadhira mulai kembali normal dan airmatanya tak lagi mengalir seperti tadi.

"Lepaskan kak"

Nandhita pun melepaskan pelukannya kepada Nadhira, sedangkan Nadhira menatap arus sungai tersebut, ia terduduk ditepi sungai. Pandangannya seolah olah telah kosong.

"Jika mama masih hidup, kembalikan mama kepadaku hiks.. hiks.. hiks... Dan jika mama sudah tiada, tolong pertemukanlah aku dengan jasadnya". Ucap Nadhira sambil menatap arus tersebut.

Beberapa saat timsar datang, mereka akan melanjutkan pencarian dihari ketiga ini, Nadhira yang melihat hal itu segera berlari kearah mereka. Ia ingin ikut mencari mamanya yang hilang, hal tersebut segera ditolak mentah mentah oleh petugas tersebut, karena mereka takut membahayakan Nadhira.

Nadhira terus memaksa ingin ikut mencari mamanya, sampai sampai ia nekat berjalan kearah tepi sungai.

"Jika kalian tidak memperbolehkan aku untuk ikut, biar aku pergi sendiri". Ucapnya yang hendak melompat kesungai.

Belum sempat Nadhira meloncat, seseorang menghentikan langkahnya dan mengizinkannya untuk ikut, tapi dengan satu syarat, Nadhira harus menurut perintahnya dan tidak boleh bertindak gegabah diatas prahu.

Nadhira segera mengangguk mendengar hal itu, lelaki tersebut langsung memakaikan pelampung dan pengaman untuk Nadhira.

Nadhira berjalan menuju prahu yang akan ia pakai untuk mencari mamanya yang hilang terbawa oleh arus sungai yang deras.

Terpopuler

Comments

💮Aroe🌸

💮Aroe🌸

penasaran ama laki misterius, siapa ya???

🏃🏻‍♀️🏃🏻‍♀️🏃🏻‍♀️🏃🏻‍♀️🏃🏻‍♀️🏃🏻‍♀️🏃🏻‍♀️

2022-03-02

0

lihat semua
Episodes
1 Nadhira
2 Awal Perubahan
3 apa salahku
4 Kembali Akur
5 Teman Baru dan Musuh baru
6 Ada Yang Terbakar
7 Sang Putri dan Dua Pelayan
8 Kesalahan apa yang aku lakukan?
9 Masa lalu Rendi
10 Kabar Buruk
11 Pencarian
12 Ikhlas
13 Belajar Beladiri
14 Belajar Beladiri 2
15 Belajar Beladiri 3
16 Kenapa aku tidak boleh ikut beladiri
17 Aku merindukanmu Ma
18 Pahlawan Kesiangan
19 Raka
20 Dendam
21 Murid baru
22 Murid Baru 2
23 Kekuatan Doa
24 kau tak pantas untuk menamparku
25 Nadhira bukanlah anakku
26 Sebuah gelang tangan
27 Yang buruk belum tentu jahat
28 Penculikan
29 penculikan 2
30 Penculikan 3
31 penculikan 4
32 penculikan 5
33 penculikan 6
34 penculikan 7
35 penculikan 8
36 Masa Yang Kelam
37 Tak tertolong
38 Kembali
39 Luka tak berdarah
40 Izinkan memanggilmu Ibu
41 Siap jadi lawanmu
42 Penikmat Rasa Takut
43 Ujian Nasional
44 Ujian Nasional 2
45 Ujian Nasional 3
46 Maafkan aku
47 Pulang
48 Papa pulang
49 Kepasar
50 Kepasar 2
51 Kepasar 3
52 Kepanti asuhan
53 Mimpi yang menyeramkan
54 Ini bukan mimpi
55 Desa Mawar Merah
56 Desa Mawar Merah 2
57 Desa Mawar Merah 3
58 Desa Mawar Merah 4
59 Desa Mawar Merah 5
60 Apakah alam gaib itu ada
61 Tugasmu sudah selesai, sekarang giliranku
62 Kabar kematian
63 Dia milikku
64 Senyumanmu
65 Bagaimana hatiku?
66 Rindu
67 Janji
68 Racun untukku
69 Sebuah Surat
70 Gagal
71 Makan Bersama
72 Camping
73 Camping 2
74 Camping 3
75 Camping 4
76 Camping 5
77 Camping 6
78 Camping 7
79 Camping 8
80 Camping 9
81 Camping 10
82 Pulang Camping
83 Tuduhan
84 Apa salah dinding?
85 Adik dan Kakak
86 Penyerangan
87 Penyerangan 2
88 Penyerangan 3
89 Taruhan
90 Taruhan 2
91 Mengantar Nadhira pulang
92 Tamatlah riwayatmu
93 Permata iblis
94 Tuan Muda
95 Abriyanta Groub
96 Kepergian Aryabima
97 Pusat perhatian
98 Belanja
99 Terlalu bersemangat untuk belanja
100 Setelah makan jangan lupa bayar
101 Nyawaku sudah tidak berarti
102 pelukan yang dirindukan
103 Perhatian
104 Tatap menatap
105 Bukan ide yang bagus
106 Mimpi yang begitu nyata
107 Mimpi yang begitu nyata 2
108 Bisa mendengar
109 Keputusan tanpa persetujuan
110 Iri tanda tak mampu
111 Kerasukan
112 Sadar
113 Harga dirimu begitu rendah
114 Kekuatan membuka mata
115 Dia adalah sahabatku
116 Nadhira memiliki kakak?
117 Urus saja urusanmu sendiri
118 perampok yang dirampok
119 Kecurigaan yang muncul tiba tiba
120 Mencari pembantu
121 Berlatih bersama
122 Jalan jalan
123 Jalan jalan 2
124 Jalan jalan 3
125 Apa yang disembunyikan dariku
126 Malam yang panjang
127 Mengungkap misteri
128 Mengungkap misteri 2
129 Mengungkap misteri 3
130 Mengungkap misteri 4
131 Mengungkap misteri 5
132 Mengungkap misteri 6
133 Mengungkap misteri 7
134 Mengungkap misteri 8
135 Mengungkap misteri 9
136 Trauma
137 Sekolah Baru
138 Pembulian
139 Kembali camping
140 Menangkap seseorang
141 Mandi pagi
142 Kesurupan masal
143 Orang misterius dan Ratu iblis
144 Rifki marah?
145 Cemburu
146 Siapa atasanmu?
147 Bahayanya Pacaran
148 Bahayanya pacaran 2
149 Bahayanya pacaran 3
150 Ikan panggang
151 Acara perpisahan
152 Jangan sampai Nadhira mendengarnya
153 Pelatihan Gengcobra
154 Pelatihan Gengcobra 2
155 Pelatihan Gengcobra 3
156 Kenapa dihutan?
157 Aku menginginkan nyawa Papa
158 Kisah Pangeran Kian
159 Kisah Pangeran Kian 2
160 Kisah Pangeran Kian 3
161 Kisah Pangeran Kian 4
162 Kisah Pangeran Kian 5
163 Kisah Pangeran Kian 6
164 Kisah Pangeran Kian 7
165 Kisah Pangeran Kian 8
166 Kisah Pangeran Kian 9
167 Kisah Pangeran Kian 10
168 Kisah Pangeran Kian 11
169 Kisah Pangeran Kian 12
170 Kisah Pangeran Kian 13
171 Kisah Pangeran Kian 14
172 Kisah Pangeran Kian 15
173 Kisah Pangeran Kian 16
174 Kisah Pangeran Kian 17
175 Kisah Pangeran Kian 18
176 Kisah Pangeran Kian 19
177 Kisah Pangeran Kian 20
178 Kisah Pangeran Kian 21
179 Kisah Pangeran Kian 22
180 Kisah Pangeran Kian 23
181 Kisah Pangeran Kian 24
182 Kisah Pangeran Kian 25
183 Kisah Pangeran Kian 26
184 Kisah Pangeran Kian 27
185 Kisah Pangeran Kian 28
186 Kisah Pangeran Kian 29
187 Akhir kisah Pangeran Kian
188 Perselisihan
189 Mengenang sosok Lia
190 Kepantai
191 Jangan bertindak gegabah
192 Sebuah gaun
193 Berlibur bersama
194 Berlibur bersama 2
195 Berlibur bersama 3
196 Perpisahan
197 Perpisahan 2
198 Perpisahan 3
199 Tidak terpengaruh
200 Gerhana bulan merah
201 Memperebutkan permata
202 Memperebutkan permata 2
203 Memperebutkan permata 3
204 Memperebutkan permata 4
205 Memperebutkan permata 5
206 Menyelamatkan nyawa Nadhira
207 Makanan untuk Nadhira
208 Melakukan tugas
209 Tentang Haris
210 Nadhira kembali dan hilang ingatan
211 Hasutan
212 Nadhira melupakan segalanya
213 Senjata makan tuan
214 Aku tidak bisa beladiri
215 Tunduk dihadapan manusia?
216 Club malam
217 Nadhira mabuk?
218 Mabuknya Nadhira
219 Mabuknya Nadhira 2
220 Teman SMP
221 Maafkan Nadhira
222 Sosok misterius
223 Hanya luka kecil
224 Tukang kebun baru
225 Ulang tahun Amanda
226 Pesta berujung malapetaka
227 Pengorbanan Nadhira
228 Merebut Nadhira kembali
229 Kebenaran
230 Jangan pergi Dhira
231 Apakah aku sudah diakhirat?
232 Sisi lain Nadhira
233 Hati yang terluka
234 Rumah baru bagi Nadhira
235 Berita kecelakaan
236 Rendi kecelakaan
237 Pengorbanan yang tak dianggap
238 Sebuah foto
239 Bicara sendiri
240 Mencari tau
241 Rumah Dwija
242 Komplotan begal
243 Kasus pembegalan
244 Rumah sakit jiwa
245 Sebuah surat
246 Bercandanya ngak lucu
247 Desa Flamboyan
248 Hilangnya seorang anak
249 Malam yang sunyi
250 Semangkuk Nasehat
251 Pak Mun hilang
252 Serangan
253 Keributan dimakam keramat
254 Misteri makam keramat terbongkar
255 Terjebak
256 Kenyataan pahit
257 Kebahagiaan seluruh warga
258 Ledakan bom
259 Perayaan warga desa
260 Pulang
261 Merasa diawasi
262 Rendi datang
263 Siapa yang benar dan salah
264 Sudut pandang Rendi
265 Rencana keluar rumah diam diam
266 Lebih baik kau mati saja Dhira!
267 Aku bukan anak kandung Papa
268 Bertemu sahabat lama
269 Akhir kisah Apa Salahku Pa ( The end )
270 Informasi
Episodes

Updated 270 Episodes

1
Nadhira
2
Awal Perubahan
3
apa salahku
4
Kembali Akur
5
Teman Baru dan Musuh baru
6
Ada Yang Terbakar
7
Sang Putri dan Dua Pelayan
8
Kesalahan apa yang aku lakukan?
9
Masa lalu Rendi
10
Kabar Buruk
11
Pencarian
12
Ikhlas
13
Belajar Beladiri
14
Belajar Beladiri 2
15
Belajar Beladiri 3
16
Kenapa aku tidak boleh ikut beladiri
17
Aku merindukanmu Ma
18
Pahlawan Kesiangan
19
Raka
20
Dendam
21
Murid baru
22
Murid Baru 2
23
Kekuatan Doa
24
kau tak pantas untuk menamparku
25
Nadhira bukanlah anakku
26
Sebuah gelang tangan
27
Yang buruk belum tentu jahat
28
Penculikan
29
penculikan 2
30
Penculikan 3
31
penculikan 4
32
penculikan 5
33
penculikan 6
34
penculikan 7
35
penculikan 8
36
Masa Yang Kelam
37
Tak tertolong
38
Kembali
39
Luka tak berdarah
40
Izinkan memanggilmu Ibu
41
Siap jadi lawanmu
42
Penikmat Rasa Takut
43
Ujian Nasional
44
Ujian Nasional 2
45
Ujian Nasional 3
46
Maafkan aku
47
Pulang
48
Papa pulang
49
Kepasar
50
Kepasar 2
51
Kepasar 3
52
Kepanti asuhan
53
Mimpi yang menyeramkan
54
Ini bukan mimpi
55
Desa Mawar Merah
56
Desa Mawar Merah 2
57
Desa Mawar Merah 3
58
Desa Mawar Merah 4
59
Desa Mawar Merah 5
60
Apakah alam gaib itu ada
61
Tugasmu sudah selesai, sekarang giliranku
62
Kabar kematian
63
Dia milikku
64
Senyumanmu
65
Bagaimana hatiku?
66
Rindu
67
Janji
68
Racun untukku
69
Sebuah Surat
70
Gagal
71
Makan Bersama
72
Camping
73
Camping 2
74
Camping 3
75
Camping 4
76
Camping 5
77
Camping 6
78
Camping 7
79
Camping 8
80
Camping 9
81
Camping 10
82
Pulang Camping
83
Tuduhan
84
Apa salah dinding?
85
Adik dan Kakak
86
Penyerangan
87
Penyerangan 2
88
Penyerangan 3
89
Taruhan
90
Taruhan 2
91
Mengantar Nadhira pulang
92
Tamatlah riwayatmu
93
Permata iblis
94
Tuan Muda
95
Abriyanta Groub
96
Kepergian Aryabima
97
Pusat perhatian
98
Belanja
99
Terlalu bersemangat untuk belanja
100
Setelah makan jangan lupa bayar
101
Nyawaku sudah tidak berarti
102
pelukan yang dirindukan
103
Perhatian
104
Tatap menatap
105
Bukan ide yang bagus
106
Mimpi yang begitu nyata
107
Mimpi yang begitu nyata 2
108
Bisa mendengar
109
Keputusan tanpa persetujuan
110
Iri tanda tak mampu
111
Kerasukan
112
Sadar
113
Harga dirimu begitu rendah
114
Kekuatan membuka mata
115
Dia adalah sahabatku
116
Nadhira memiliki kakak?
117
Urus saja urusanmu sendiri
118
perampok yang dirampok
119
Kecurigaan yang muncul tiba tiba
120
Mencari pembantu
121
Berlatih bersama
122
Jalan jalan
123
Jalan jalan 2
124
Jalan jalan 3
125
Apa yang disembunyikan dariku
126
Malam yang panjang
127
Mengungkap misteri
128
Mengungkap misteri 2
129
Mengungkap misteri 3
130
Mengungkap misteri 4
131
Mengungkap misteri 5
132
Mengungkap misteri 6
133
Mengungkap misteri 7
134
Mengungkap misteri 8
135
Mengungkap misteri 9
136
Trauma
137
Sekolah Baru
138
Pembulian
139
Kembali camping
140
Menangkap seseorang
141
Mandi pagi
142
Kesurupan masal
143
Orang misterius dan Ratu iblis
144
Rifki marah?
145
Cemburu
146
Siapa atasanmu?
147
Bahayanya Pacaran
148
Bahayanya pacaran 2
149
Bahayanya pacaran 3
150
Ikan panggang
151
Acara perpisahan
152
Jangan sampai Nadhira mendengarnya
153
Pelatihan Gengcobra
154
Pelatihan Gengcobra 2
155
Pelatihan Gengcobra 3
156
Kenapa dihutan?
157
Aku menginginkan nyawa Papa
158
Kisah Pangeran Kian
159
Kisah Pangeran Kian 2
160
Kisah Pangeran Kian 3
161
Kisah Pangeran Kian 4
162
Kisah Pangeran Kian 5
163
Kisah Pangeran Kian 6
164
Kisah Pangeran Kian 7
165
Kisah Pangeran Kian 8
166
Kisah Pangeran Kian 9
167
Kisah Pangeran Kian 10
168
Kisah Pangeran Kian 11
169
Kisah Pangeran Kian 12
170
Kisah Pangeran Kian 13
171
Kisah Pangeran Kian 14
172
Kisah Pangeran Kian 15
173
Kisah Pangeran Kian 16
174
Kisah Pangeran Kian 17
175
Kisah Pangeran Kian 18
176
Kisah Pangeran Kian 19
177
Kisah Pangeran Kian 20
178
Kisah Pangeran Kian 21
179
Kisah Pangeran Kian 22
180
Kisah Pangeran Kian 23
181
Kisah Pangeran Kian 24
182
Kisah Pangeran Kian 25
183
Kisah Pangeran Kian 26
184
Kisah Pangeran Kian 27
185
Kisah Pangeran Kian 28
186
Kisah Pangeran Kian 29
187
Akhir kisah Pangeran Kian
188
Perselisihan
189
Mengenang sosok Lia
190
Kepantai
191
Jangan bertindak gegabah
192
Sebuah gaun
193
Berlibur bersama
194
Berlibur bersama 2
195
Berlibur bersama 3
196
Perpisahan
197
Perpisahan 2
198
Perpisahan 3
199
Tidak terpengaruh
200
Gerhana bulan merah
201
Memperebutkan permata
202
Memperebutkan permata 2
203
Memperebutkan permata 3
204
Memperebutkan permata 4
205
Memperebutkan permata 5
206
Menyelamatkan nyawa Nadhira
207
Makanan untuk Nadhira
208
Melakukan tugas
209
Tentang Haris
210
Nadhira kembali dan hilang ingatan
211
Hasutan
212
Nadhira melupakan segalanya
213
Senjata makan tuan
214
Aku tidak bisa beladiri
215
Tunduk dihadapan manusia?
216
Club malam
217
Nadhira mabuk?
218
Mabuknya Nadhira
219
Mabuknya Nadhira 2
220
Teman SMP
221
Maafkan Nadhira
222
Sosok misterius
223
Hanya luka kecil
224
Tukang kebun baru
225
Ulang tahun Amanda
226
Pesta berujung malapetaka
227
Pengorbanan Nadhira
228
Merebut Nadhira kembali
229
Kebenaran
230
Jangan pergi Dhira
231
Apakah aku sudah diakhirat?
232
Sisi lain Nadhira
233
Hati yang terluka
234
Rumah baru bagi Nadhira
235
Berita kecelakaan
236
Rendi kecelakaan
237
Pengorbanan yang tak dianggap
238
Sebuah foto
239
Bicara sendiri
240
Mencari tau
241
Rumah Dwija
242
Komplotan begal
243
Kasus pembegalan
244
Rumah sakit jiwa
245
Sebuah surat
246
Bercandanya ngak lucu
247
Desa Flamboyan
248
Hilangnya seorang anak
249
Malam yang sunyi
250
Semangkuk Nasehat
251
Pak Mun hilang
252
Serangan
253
Keributan dimakam keramat
254
Misteri makam keramat terbongkar
255
Terjebak
256
Kenyataan pahit
257
Kebahagiaan seluruh warga
258
Ledakan bom
259
Perayaan warga desa
260
Pulang
261
Merasa diawasi
262
Rendi datang
263
Siapa yang benar dan salah
264
Sudut pandang Rendi
265
Rencana keluar rumah diam diam
266
Lebih baik kau mati saja Dhira!
267
Aku bukan anak kandung Papa
268
Bertemu sahabat lama
269
Akhir kisah Apa Salahku Pa ( The end )
270
Informasi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!