Pahlawan Kesiangan

Bayu datang dengan tergesa gesa, ia segera duduk dan meminum minumannya setelah memberikan salep urut kepada Rifki. Rifki segera menerima salep tersebut.

"Kamu ngak alergi kan dengan ini?" Tanya Rifki.

Nadhira mengelengkan kepalanya pertanda ia tidak memiliki alergi dengan salep tersebut karena dari kecil mamanya selalu mengolesnya ketika ia merasa capek. Rifki terus memijat dan sesekali diurut, sedangkan Nadhira mengigit bibirnya menahan sakit tersebut.

Melihat Nadhira kesakitan, Rifki ingin menghentikan pemijatannya justru akan membuat Nadhira semakin sakit karena persendiannya belum kembali normal.

"Rif, pelan pelan kasihan tuh Dhira, sampai bengkak matanya, kamu punya perasaan ngak sih Rif? Kesel aku lihatnya". Omel Susi.

"Mau pelan gimana lagi Sus? Ini cideranya cukup parah, andaikan rasa sakitnya bisa dipindahkan ke aku, udah aku pindah dari tadi". Gerutu Rifki tanpa menoleh kearah Susi.

"Akh,, pelan dong Rif kasihan kan Nadhiranya".

Melihat tangan Nadhira tersentak pelan membuat Susi berteriak kesakitan, padahal yang sakit bukan dia. Justru Rifki mengerutkan dahinya ketika menyadari hal yang aneh terjadi kepada Nadhira.

"Energi apa ini, aku belum pernah merasakannya dialam gaib sekalipun" batin Rifki.

Nadhira hanya diam melihat kedua teman dekatnya saling berdebat, ia mengabaikan rasa sakit tersebut. Tanpa Nadhira sadari ia merasa nyaman karena pijatan dsri Rifki, seolah olah sakit yang ia tahan selama itu mulai menghilang.

Mereka bertiga memperhatikan tangan Nadhira, tanpa menyadari bahwa Nadhira sedang tersenyum menatap ketiganya. Meskipun tangannya masih terasa sakit tetapi ia tidak memperdulikan hal tersebut.

"Mengapa kau tersenyum? Apa sudah mendingan?". Tanya Rifki.

Rifki bertanya kepada Nadhira tanpa menoleh kearahnya, seolah olah Rifki mengetahui bahwa dirinya tengah tersenyum. Selesai mengatakan hal tersebut pandangan ketiganya segera terarah kepada Nadhira.

Nadhira berekting kesakitan ketika ketiganya memandang kearahnya, tetapi ia tidak mengeluarkan suara rintihan seperti sebelumnya.

"Coba lihat!! Apa yang kau katakan Rif, bahkan Nadhira masih kesakitan senyum dari mananya coba". Ucap Bayu.

Rifki tersenyum memandang kearah Nadhira. Senyumannya begitu hangat dan menenangkan, membuat Nadhira terpanah akan hal itu.

*****

"Ku dengar anak dari kelas lain itu membuat Nadhira cidera".

"Benarkah? bukannya mereka berdua adalah sahabat?".

"Ya kali aja, terjadi perselisihan antara keduanya, bagaimana pun sikap dan sifat itu berbeda, bahkan ada yang saling bunuh membunuh walaupun mereka keluarga maupun sahabat lama".

"Emh... Benar juga apa katamu"

Dikelas 7C banyak sekali anak anak yang membicarakan Rifki dan Nadhira tentang kejadian itu dikantin sekolah lebih tepatnya ditempat biasanya Nadhira dan sahabatnya berkumpul.

Theo tidak sengaja mendengarnya, ia mendatangi segerombol anak anak tersebut dan bertanya tentang apa yang terjadi dengan Nadhira. Ketika anak anak itu menceritakannya kepada Theo, tiba tiba ia mengebrak meja yang ada didepannya.

Nadhira disakiti sementara ia tidak tau, ini adalah kesalahan terbesar yang pernah Theo lakukan. Hubungan Theo dan Nadhira bisa dibilang hanya sebatas teman tetapi Theo menganggap Nadhira sebagai wanita yang ada dihatinya.

Tanpa menunggu kelanjutan cerita dari temannya Theo bergegas berlari kearah kantin.

Sementara dikantin Rifki terus memijat tangan kiri Nadhira, keringat seakan akan membasahi tubuhnya. Rifki merasa memijat Nadhira membuatnya sangat kelelahan, tetapi ia terus melakukan hal tersebut tanpa memikirkan kondisinya.

"Giamana Dhir? Apa sudah mendingan?". Tanya Rifki memastikan keadaan Nadhira.

"Sudah kok Rif, hanya tinggal bengkaknya saja".

"Untuk sementara waktu jangan gunakan tangan kirimu untuk hal hal yang berat, atau tidak mungkin akan semakin bertambah par.....".

Bhukk...

Sebelum Rifki melanjutkan kata katanya, Theo datang dan mendorong tubuh Rifki hingga terjatuh. Rifki sama sekali tidak melawannya karena teringat pesan kakeknya untuk menyembunyikan kemampuannya.

Dengan kasar Theo menarik tangan kiri Nadhira agar pegangan tangan Nadhira dan Rifki terlepas. Nadhira berteriak kesakitan, tangan kirinya yang tadinya mulai sembuh sekarang sakit itu terasa kembali.

"Beraninya kau menyakiti Nadhira hah!! Akan ku hajar kau sekarang juga". Bentak Theo kepada Rifki.

Nadhira ingin sekali berteriak karena tangannya semakin sakit karena pegangan tangan Theo begitu kuat Nadhira mencoba melepaskan pergelangan tangannya dari genggaman tangan Theo tetapi hal itu membuat tangannya semakin sakit.

"Akh.... Lepaskan". Nadhira memukul tangan Theo berkali kali.

"Lepaskan Nadhira". Bentak Rifki ketika melihat Nadhira begitu kesakitan.

Plakkkk

Susi tiba tiba datang didepan Theo dan menamparnya dengan keras, Susi menarik tangan kanan Nadhira dan mencoba melepaskan pegangan tangan Theo.

"Lepaskan sahabatku atau tidak ....."

"Atau tidak apa hah? Kau berani dengan ku, sahabat macam apa kau tega membiarkan dia" .menunjuk kearah Rifki "menyakiti Nadhira ku".

Sebelum Susi menyelesaikan perkataannya. Theo segera memangkasnya dan menatap Susi dengan tatapan tajam, Susi yang ditatap seperti itu membuatnya mundur beberapa langkah.

"Justru kau telah menyakitiku Theo, hiks...hiks...hiks...". Tangis Nadhira.

Mendengar tangisan Nadhira ia segera melepaskan pegangannya dari pergelangan tangan Nadhira. Nadhira memegangi kuat pergelangannya, dan menjatuhkan dirinya dekat dengan Rifki.

"Kamu tidak papa Rif?". Nadhira mencoba membantu Rifki untuk bangkit menggunakan tangan kanannya.

"Aku tidak papa kok Dhir, terima masih".

"Justru aku yang harus berterima kasih kepadamu Rif, karena kamu sudah mengobati cideraku, ya walau sekarang terasa semakin sakit". Sindir Nadhira kepada Theo.

"Cidera? Apa yang terjadi denganmu Dhir?". Theo sungguh bingung tentang apa yang terjadi, dari cerita temannya disini Nadhira disakiti oleh Rifki.

"Kamu ngak berhak tau tentang hidupku Theo, sekali lagi aku bukan Nadhiramu". Nadhira menarik tangan Rifki untuk pergi dari tempat itu.

Rifki hanya diam ketika tangannya ditarik oleh Nadhira, mereka bedua pergi menjauh dari tempat tersebut, entah Nadhira akan membawa Rifki pergi kemana.

Sekarang situ tersisa 3 orang, Theo mematung karena ucapan Nadhira ada sedikit sakit hati yang Theo rasakan. Bayu dan Susi melangkah mendekatinya.

"Ck... Jika aku jadi kamu, aku ngak akan lakukan hal itu, dengan mudahnya kamu percaya dengan cerita orang? Ya begitulah jadinya teman... Hahaha" Bayu berdecak kecewa tentang sikap yang Theo lakukan

"Mau jadi pahlawan kesiangan ha? Bukannya melindunginya kau justru memperparah lukanya". Tambah Susi

Setelah mengucapkan hal tersebut, Bayu dan Susi pergi dari tempat itu dan kembali kekelasnya masing masing meninggalkan Theo yang diam mematung ditempat itu.

"Hah,, brengsekk... ". Theo mengumpat dan mengepalkan kedua tangannya. "Awas saja kau Rif, aku akan rebut Nadhira dari mu".

Nadhira membawa Rifki menuju kearah berbeda dari kelas mereka bedua, yakni kearah UKS, mereka berhenti tepat didepan pintu ruang UKS yang tertutup.

"Dhir, kenapa kita ke UKS? Apa lukamu masih terasa sakit?". Tanya Rifki khawatir kepada Nadhira.

Nadhira menggelengkan kepalanya, ia mengangkat tangan Rifki. "Akibat kejadian tadi, kamu yang terluka Rif, lebih baik segera diobati daripada infeksi".

Ketika Rifki jatuh ia teringat bahwa lengannya tergores oleh paku yang ada ditepi tempat duduk mereka, Rifki baru menyadari hal tersebut. Nadhira yang melihat tangannya terluka segera menjatuhkan tubuhnya kearah Rifki, Nadhira membantunya bangkit dan menariknya menuju UKS.

"Ini hanya luka kecil Dhir, nanti juga sembuh sendiri". Rifki melepaskan tangan Nadhira dan menyembunyikan tangannya.

"Luka kecil? Tidak tidak.. itu luka besar, jangan membantah". Nadhira menarik tangan Rifki untuk masuk keruangan UKS.

Nadhira mengobati Rifki dengan pelan, dan sesekali Nadhira berteriak kesakitan ketika menempelkan obat ke lengan Rifki. Rifki tertawa melihat tingkah Nadhira, sedangkan Nadhira tidak memperdulikan tawa tersebut.

"Uhh... ". Tiba tiba Nadhira memegang pergelangannya

Rifki melebarkan kedua matanya, dengan cemas segera memegang pergelangan tangannya. Rifki sangat khawatir melihat luka yang diterima oleh Nadhira.

"Kenapa disaat aku terluka kau justru merasakannya?". Tanya Nadhira ketika melihat Rifki memijatnya.

Rifki tetap fokus untuk memijat Nadhira, ia mengabaikan tangannya yang mulai mengeluarkan darah. Darah itu menetes kelantai UKS

"Darah? Apa mungkin ini gara gara energi itu? Apa mungkin Nadhira memiliki energi itu" batin Rifki ketika melihat darahnya menetes.

"Darah? ". Nadhira segera melepaskan tangan Rifki yang memijatnya dan melihat luka yang ada di lengan rifki.

Ketika Rifki menoleh kelantai yang terdapat setetes darah, ekspresi Rifki berubah. Nadhira sangat penasaran tentang apa yang dilihat oleh Rifki, ia pun menoleh kearah lantai itu.

Nadhira mengelap darah yang ada ditangan Rifki, dan memberikannya betadin setelahnya ia menutup luka tersebut menggunakan kasa dan plester.

"Apakah itu sakit?". Nadhira sangat khawatir melihat luka Rifki.

"Apakah aku terlihat seperti kesakitan?"

Nadhira mengelengkan kepalanya ketika Rifki bertanya tentang hal tersebut. Memang sejak awal ia mengobati Rifki, Rifki tidak merasakan kesakitan justru ia yang berteriak kesakitan. Nadhira merasa malu karena sikapnya yang seolah olah ia yang merasakan sakit itu.

"Ayo kembali kekelas, kita sudah ketinggalan pelajaran". Ajak Rifki ketika menyadari jam ke6 sudah dimulai.

Nadhira mengangguk mereka berdua bergegas untuk keluar dari UKS, ketika Nadhira ingin mengantar Rifki kekelasnya, Rifki mencegahnya dan menyuruh Nadhira segera kembali kekelasnya. Nadhira hanya menurut apa kata Rifki dan ia bergegas kekelasnya meninggalkan Rifki.

"Energi apa yang Nadhira miliki? Mengapa energi itu seolah olah menyerangku? Energi dari makhluk gaib berbeda dari energi itu, apa mungkin Nadhira dijaga oleh sosok gaib yang berbeda? Aku tidak bisa merasakan kehadiran makhluk gaib itu, apalagi melihatnya". Guman Rifki

"Mungkin energi itu tidak mau kau menyentuh gadis itu". Ucap sosok yang tiba tiba muncul didekat Rifki

"Siapa kau? "

Sosok itu tertawa mendengar pertanyaan dari Rifki yang menurutnya lucu, Rifki kebingungan apa ada yang salah dengan pertanyaannya.

"Aku adalah arwah yang menjelajah seluruh dunia, dan baru menemukan energi yang begitu menarik yang dimiliki gadis itu".

"Apa kau berniat mengincarnya? Aku tidak akan membiarkan hal tersebut apalagi kau ingin menyakitinya". Ancam Rifki kepada sosok tersebut.

"Hahaha... Manusia mana yang bisa mengancam makluk sepertiku". Tawa makluk itu mengelegar ditelinga Rifki.

"Jika kau memaksa aku akan mela...."

"Sytttt... Mengapa kau berfikir aku menginginkan energi itu? Aku hanya sekedar lewat ditempat ini". Makluk itu menempelkan jari telunjuknya dimulutnya menyuruh Rifki menghentikan ucapannya.

"Lalu apa yang kau inginkan?"

"Tidak ada"

Sosok tersebut tiba tiba menghilang dari pandangan Rifki seolah olah lenyap dimakan oleh tanah. Rifki menghela nafasnya dan bergegas kekelasnya.

Beberapa anak yang ada disitu melihat Rifki berbicara sendiri dan sesekali ekspresi Rifki berubah ubah, dan berfikir mungkin ada yang salah dengan isi kepalanya sehingga Rifki berbicara sendiri.

Terpopuler

Comments

💮Aroe🌸

💮Aroe🌸

energi yg di terima dhira dapat dari ibunya ya?
makin seruuu
🏃🏻‍♀️🏃🏻‍♀️🏃🏻‍♀️🏃🏻‍♀️🏃🏻‍♀️🏃🏻‍♀️🏃🏻‍♀️🏃🏻‍♀️🏃🏻‍♀️🏃🏻‍♀️

2022-03-03

0

lihat semua
Episodes
1 Nadhira
2 Awal Perubahan
3 apa salahku
4 Kembali Akur
5 Teman Baru dan Musuh baru
6 Ada Yang Terbakar
7 Sang Putri dan Dua Pelayan
8 Kesalahan apa yang aku lakukan?
9 Masa lalu Rendi
10 Kabar Buruk
11 Pencarian
12 Ikhlas
13 Belajar Beladiri
14 Belajar Beladiri 2
15 Belajar Beladiri 3
16 Kenapa aku tidak boleh ikut beladiri
17 Aku merindukanmu Ma
18 Pahlawan Kesiangan
19 Raka
20 Dendam
21 Murid baru
22 Murid Baru 2
23 Kekuatan Doa
24 kau tak pantas untuk menamparku
25 Nadhira bukanlah anakku
26 Sebuah gelang tangan
27 Yang buruk belum tentu jahat
28 Penculikan
29 penculikan 2
30 Penculikan 3
31 penculikan 4
32 penculikan 5
33 penculikan 6
34 penculikan 7
35 penculikan 8
36 Masa Yang Kelam
37 Tak tertolong
38 Kembali
39 Luka tak berdarah
40 Izinkan memanggilmu Ibu
41 Siap jadi lawanmu
42 Penikmat Rasa Takut
43 Ujian Nasional
44 Ujian Nasional 2
45 Ujian Nasional 3
46 Maafkan aku
47 Pulang
48 Papa pulang
49 Kepasar
50 Kepasar 2
51 Kepasar 3
52 Kepanti asuhan
53 Mimpi yang menyeramkan
54 Ini bukan mimpi
55 Desa Mawar Merah
56 Desa Mawar Merah 2
57 Desa Mawar Merah 3
58 Desa Mawar Merah 4
59 Desa Mawar Merah 5
60 Apakah alam gaib itu ada
61 Tugasmu sudah selesai, sekarang giliranku
62 Kabar kematian
63 Dia milikku
64 Senyumanmu
65 Bagaimana hatiku?
66 Rindu
67 Janji
68 Racun untukku
69 Sebuah Surat
70 Gagal
71 Makan Bersama
72 Camping
73 Camping 2
74 Camping 3
75 Camping 4
76 Camping 5
77 Camping 6
78 Camping 7
79 Camping 8
80 Camping 9
81 Camping 10
82 Pulang Camping
83 Tuduhan
84 Apa salah dinding?
85 Adik dan Kakak
86 Penyerangan
87 Penyerangan 2
88 Penyerangan 3
89 Taruhan
90 Taruhan 2
91 Mengantar Nadhira pulang
92 Tamatlah riwayatmu
93 Permata iblis
94 Tuan Muda
95 Abriyanta Groub
96 Kepergian Aryabima
97 Pusat perhatian
98 Belanja
99 Terlalu bersemangat untuk belanja
100 Setelah makan jangan lupa bayar
101 Nyawaku sudah tidak berarti
102 pelukan yang dirindukan
103 Perhatian
104 Tatap menatap
105 Bukan ide yang bagus
106 Mimpi yang begitu nyata
107 Mimpi yang begitu nyata 2
108 Bisa mendengar
109 Keputusan tanpa persetujuan
110 Iri tanda tak mampu
111 Kerasukan
112 Sadar
113 Harga dirimu begitu rendah
114 Kekuatan membuka mata
115 Dia adalah sahabatku
116 Nadhira memiliki kakak?
117 Urus saja urusanmu sendiri
118 perampok yang dirampok
119 Kecurigaan yang muncul tiba tiba
120 Mencari pembantu
121 Berlatih bersama
122 Jalan jalan
123 Jalan jalan 2
124 Jalan jalan 3
125 Apa yang disembunyikan dariku
126 Malam yang panjang
127 Mengungkap misteri
128 Mengungkap misteri 2
129 Mengungkap misteri 3
130 Mengungkap misteri 4
131 Mengungkap misteri 5
132 Mengungkap misteri 6
133 Mengungkap misteri 7
134 Mengungkap misteri 8
135 Mengungkap misteri 9
136 Trauma
137 Sekolah Baru
138 Pembulian
139 Kembali camping
140 Menangkap seseorang
141 Mandi pagi
142 Kesurupan masal
143 Orang misterius dan Ratu iblis
144 Rifki marah?
145 Cemburu
146 Siapa atasanmu?
147 Bahayanya Pacaran
148 Bahayanya pacaran 2
149 Bahayanya pacaran 3
150 Ikan panggang
151 Acara perpisahan
152 Jangan sampai Nadhira mendengarnya
153 Pelatihan Gengcobra
154 Pelatihan Gengcobra 2
155 Pelatihan Gengcobra 3
156 Kenapa dihutan?
157 Aku menginginkan nyawa Papa
158 Kisah Pangeran Kian
159 Kisah Pangeran Kian 2
160 Kisah Pangeran Kian 3
161 Kisah Pangeran Kian 4
162 Kisah Pangeran Kian 5
163 Kisah Pangeran Kian 6
164 Kisah Pangeran Kian 7
165 Kisah Pangeran Kian 8
166 Kisah Pangeran Kian 9
167 Kisah Pangeran Kian 10
168 Kisah Pangeran Kian 11
169 Kisah Pangeran Kian 12
170 Kisah Pangeran Kian 13
171 Kisah Pangeran Kian 14
172 Kisah Pangeran Kian 15
173 Kisah Pangeran Kian 16
174 Kisah Pangeran Kian 17
175 Kisah Pangeran Kian 18
176 Kisah Pangeran Kian 19
177 Kisah Pangeran Kian 20
178 Kisah Pangeran Kian 21
179 Kisah Pangeran Kian 22
180 Kisah Pangeran Kian 23
181 Kisah Pangeran Kian 24
182 Kisah Pangeran Kian 25
183 Kisah Pangeran Kian 26
184 Kisah Pangeran Kian 27
185 Kisah Pangeran Kian 28
186 Kisah Pangeran Kian 29
187 Akhir kisah Pangeran Kian
188 Perselisihan
189 Mengenang sosok Lia
190 Kepantai
191 Jangan bertindak gegabah
192 Sebuah gaun
193 Berlibur bersama
194 Berlibur bersama 2
195 Berlibur bersama 3
196 Perpisahan
197 Perpisahan 2
198 Perpisahan 3
199 Tidak terpengaruh
200 Gerhana bulan merah
201 Memperebutkan permata
202 Memperebutkan permata 2
203 Memperebutkan permata 3
204 Memperebutkan permata 4
205 Memperebutkan permata 5
206 Menyelamatkan nyawa Nadhira
207 Makanan untuk Nadhira
208 Melakukan tugas
209 Tentang Haris
210 Nadhira kembali dan hilang ingatan
211 Hasutan
212 Nadhira melupakan segalanya
213 Senjata makan tuan
214 Aku tidak bisa beladiri
215 Tunduk dihadapan manusia?
216 Club malam
217 Nadhira mabuk?
218 Mabuknya Nadhira
219 Mabuknya Nadhira 2
220 Teman SMP
221 Maafkan Nadhira
222 Sosok misterius
223 Hanya luka kecil
224 Tukang kebun baru
225 Ulang tahun Amanda
226 Pesta berujung malapetaka
227 Pengorbanan Nadhira
228 Merebut Nadhira kembali
229 Kebenaran
230 Jangan pergi Dhira
231 Apakah aku sudah diakhirat?
232 Sisi lain Nadhira
233 Hati yang terluka
234 Rumah baru bagi Nadhira
235 Berita kecelakaan
236 Rendi kecelakaan
237 Pengorbanan yang tak dianggap
238 Sebuah foto
239 Bicara sendiri
240 Mencari tau
241 Rumah Dwija
242 Komplotan begal
243 Kasus pembegalan
244 Rumah sakit jiwa
245 Sebuah surat
246 Bercandanya ngak lucu
247 Desa Flamboyan
248 Hilangnya seorang anak
249 Malam yang sunyi
250 Semangkuk Nasehat
251 Pak Mun hilang
252 Serangan
253 Keributan dimakam keramat
254 Misteri makam keramat terbongkar
255 Terjebak
256 Kenyataan pahit
257 Kebahagiaan seluruh warga
258 Ledakan bom
259 Perayaan warga desa
260 Pulang
261 Merasa diawasi
262 Rendi datang
263 Siapa yang benar dan salah
264 Sudut pandang Rendi
265 Rencana keluar rumah diam diam
266 Lebih baik kau mati saja Dhira!
267 Aku bukan anak kandung Papa
268 Bertemu sahabat lama
269 Akhir kisah Apa Salahku Pa ( The end )
270 Informasi
Episodes

Updated 270 Episodes

1
Nadhira
2
Awal Perubahan
3
apa salahku
4
Kembali Akur
5
Teman Baru dan Musuh baru
6
Ada Yang Terbakar
7
Sang Putri dan Dua Pelayan
8
Kesalahan apa yang aku lakukan?
9
Masa lalu Rendi
10
Kabar Buruk
11
Pencarian
12
Ikhlas
13
Belajar Beladiri
14
Belajar Beladiri 2
15
Belajar Beladiri 3
16
Kenapa aku tidak boleh ikut beladiri
17
Aku merindukanmu Ma
18
Pahlawan Kesiangan
19
Raka
20
Dendam
21
Murid baru
22
Murid Baru 2
23
Kekuatan Doa
24
kau tak pantas untuk menamparku
25
Nadhira bukanlah anakku
26
Sebuah gelang tangan
27
Yang buruk belum tentu jahat
28
Penculikan
29
penculikan 2
30
Penculikan 3
31
penculikan 4
32
penculikan 5
33
penculikan 6
34
penculikan 7
35
penculikan 8
36
Masa Yang Kelam
37
Tak tertolong
38
Kembali
39
Luka tak berdarah
40
Izinkan memanggilmu Ibu
41
Siap jadi lawanmu
42
Penikmat Rasa Takut
43
Ujian Nasional
44
Ujian Nasional 2
45
Ujian Nasional 3
46
Maafkan aku
47
Pulang
48
Papa pulang
49
Kepasar
50
Kepasar 2
51
Kepasar 3
52
Kepanti asuhan
53
Mimpi yang menyeramkan
54
Ini bukan mimpi
55
Desa Mawar Merah
56
Desa Mawar Merah 2
57
Desa Mawar Merah 3
58
Desa Mawar Merah 4
59
Desa Mawar Merah 5
60
Apakah alam gaib itu ada
61
Tugasmu sudah selesai, sekarang giliranku
62
Kabar kematian
63
Dia milikku
64
Senyumanmu
65
Bagaimana hatiku?
66
Rindu
67
Janji
68
Racun untukku
69
Sebuah Surat
70
Gagal
71
Makan Bersama
72
Camping
73
Camping 2
74
Camping 3
75
Camping 4
76
Camping 5
77
Camping 6
78
Camping 7
79
Camping 8
80
Camping 9
81
Camping 10
82
Pulang Camping
83
Tuduhan
84
Apa salah dinding?
85
Adik dan Kakak
86
Penyerangan
87
Penyerangan 2
88
Penyerangan 3
89
Taruhan
90
Taruhan 2
91
Mengantar Nadhira pulang
92
Tamatlah riwayatmu
93
Permata iblis
94
Tuan Muda
95
Abriyanta Groub
96
Kepergian Aryabima
97
Pusat perhatian
98
Belanja
99
Terlalu bersemangat untuk belanja
100
Setelah makan jangan lupa bayar
101
Nyawaku sudah tidak berarti
102
pelukan yang dirindukan
103
Perhatian
104
Tatap menatap
105
Bukan ide yang bagus
106
Mimpi yang begitu nyata
107
Mimpi yang begitu nyata 2
108
Bisa mendengar
109
Keputusan tanpa persetujuan
110
Iri tanda tak mampu
111
Kerasukan
112
Sadar
113
Harga dirimu begitu rendah
114
Kekuatan membuka mata
115
Dia adalah sahabatku
116
Nadhira memiliki kakak?
117
Urus saja urusanmu sendiri
118
perampok yang dirampok
119
Kecurigaan yang muncul tiba tiba
120
Mencari pembantu
121
Berlatih bersama
122
Jalan jalan
123
Jalan jalan 2
124
Jalan jalan 3
125
Apa yang disembunyikan dariku
126
Malam yang panjang
127
Mengungkap misteri
128
Mengungkap misteri 2
129
Mengungkap misteri 3
130
Mengungkap misteri 4
131
Mengungkap misteri 5
132
Mengungkap misteri 6
133
Mengungkap misteri 7
134
Mengungkap misteri 8
135
Mengungkap misteri 9
136
Trauma
137
Sekolah Baru
138
Pembulian
139
Kembali camping
140
Menangkap seseorang
141
Mandi pagi
142
Kesurupan masal
143
Orang misterius dan Ratu iblis
144
Rifki marah?
145
Cemburu
146
Siapa atasanmu?
147
Bahayanya Pacaran
148
Bahayanya pacaran 2
149
Bahayanya pacaran 3
150
Ikan panggang
151
Acara perpisahan
152
Jangan sampai Nadhira mendengarnya
153
Pelatihan Gengcobra
154
Pelatihan Gengcobra 2
155
Pelatihan Gengcobra 3
156
Kenapa dihutan?
157
Aku menginginkan nyawa Papa
158
Kisah Pangeran Kian
159
Kisah Pangeran Kian 2
160
Kisah Pangeran Kian 3
161
Kisah Pangeran Kian 4
162
Kisah Pangeran Kian 5
163
Kisah Pangeran Kian 6
164
Kisah Pangeran Kian 7
165
Kisah Pangeran Kian 8
166
Kisah Pangeran Kian 9
167
Kisah Pangeran Kian 10
168
Kisah Pangeran Kian 11
169
Kisah Pangeran Kian 12
170
Kisah Pangeran Kian 13
171
Kisah Pangeran Kian 14
172
Kisah Pangeran Kian 15
173
Kisah Pangeran Kian 16
174
Kisah Pangeran Kian 17
175
Kisah Pangeran Kian 18
176
Kisah Pangeran Kian 19
177
Kisah Pangeran Kian 20
178
Kisah Pangeran Kian 21
179
Kisah Pangeran Kian 22
180
Kisah Pangeran Kian 23
181
Kisah Pangeran Kian 24
182
Kisah Pangeran Kian 25
183
Kisah Pangeran Kian 26
184
Kisah Pangeran Kian 27
185
Kisah Pangeran Kian 28
186
Kisah Pangeran Kian 29
187
Akhir kisah Pangeran Kian
188
Perselisihan
189
Mengenang sosok Lia
190
Kepantai
191
Jangan bertindak gegabah
192
Sebuah gaun
193
Berlibur bersama
194
Berlibur bersama 2
195
Berlibur bersama 3
196
Perpisahan
197
Perpisahan 2
198
Perpisahan 3
199
Tidak terpengaruh
200
Gerhana bulan merah
201
Memperebutkan permata
202
Memperebutkan permata 2
203
Memperebutkan permata 3
204
Memperebutkan permata 4
205
Memperebutkan permata 5
206
Menyelamatkan nyawa Nadhira
207
Makanan untuk Nadhira
208
Melakukan tugas
209
Tentang Haris
210
Nadhira kembali dan hilang ingatan
211
Hasutan
212
Nadhira melupakan segalanya
213
Senjata makan tuan
214
Aku tidak bisa beladiri
215
Tunduk dihadapan manusia?
216
Club malam
217
Nadhira mabuk?
218
Mabuknya Nadhira
219
Mabuknya Nadhira 2
220
Teman SMP
221
Maafkan Nadhira
222
Sosok misterius
223
Hanya luka kecil
224
Tukang kebun baru
225
Ulang tahun Amanda
226
Pesta berujung malapetaka
227
Pengorbanan Nadhira
228
Merebut Nadhira kembali
229
Kebenaran
230
Jangan pergi Dhira
231
Apakah aku sudah diakhirat?
232
Sisi lain Nadhira
233
Hati yang terluka
234
Rumah baru bagi Nadhira
235
Berita kecelakaan
236
Rendi kecelakaan
237
Pengorbanan yang tak dianggap
238
Sebuah foto
239
Bicara sendiri
240
Mencari tau
241
Rumah Dwija
242
Komplotan begal
243
Kasus pembegalan
244
Rumah sakit jiwa
245
Sebuah surat
246
Bercandanya ngak lucu
247
Desa Flamboyan
248
Hilangnya seorang anak
249
Malam yang sunyi
250
Semangkuk Nasehat
251
Pak Mun hilang
252
Serangan
253
Keributan dimakam keramat
254
Misteri makam keramat terbongkar
255
Terjebak
256
Kenyataan pahit
257
Kebahagiaan seluruh warga
258
Ledakan bom
259
Perayaan warga desa
260
Pulang
261
Merasa diawasi
262
Rendi datang
263
Siapa yang benar dan salah
264
Sudut pandang Rendi
265
Rencana keluar rumah diam diam
266
Lebih baik kau mati saja Dhira!
267
Aku bukan anak kandung Papa
268
Bertemu sahabat lama
269
Akhir kisah Apa Salahku Pa ( The end )
270
Informasi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!