Raka

Ketika Nadhira membuka pintu kelasnya, terlihat guru wanita tengah menerangkan pelajaran kepada para murid yang ada disitu, setelah pintu terbuka Nadhira masuk dan menghadap kepada guru tersebut. Nadhira menjelaskan bahwa dia habis ke UKS sehingga ia telat mengikuti materi yang diberikan.

Setelah selesai menjelaskan, Nadhira akhirnya diizinkan untuk mengikuti pelajaran lanjutan, Theo memperhatikan Nadhira dengan diam. Vina yang melihat Nadhira berjalan kearahnya segera merubah posisi duduknya dan mengizinkan Nadhira untuk duduk.

"Apa kamu sakit Dhir?". Tanya Vina penasaran.

"Ngak kok, cuma cidera saja, tapi udah ngak papa berkat bantuan dari Rifki". Nadhira tersenyum kepada Vina.

Vina mengangguk angukkan kepalanya mendengar jawaban dari Nadhira. Memang sebelumnya kabar tentang kejadian dikantin menyebar diseluruh kelas, tetapi setelah mengetahui bahwa Rifki hanya menolong Nadhira membuat kabar itu tidak lagi dibicarakan.

Waktu menunjukkan sudah waktunya pulang Sekolah, seluruh murid keluar dari kelasnya masing masing. Nadhira bergegas untuk menemui teman temannya ditempat biasanya.

Kali itu hanya ada Rifki yang ada digerbang, sedangkan Bayu dan Susi tidak terlihat. Nadhira menanyakan kemana mereka berdua, Rifki bilang kalau Susi sudah dijemput ibunya. Sedangkan Bayu ada urusan dengan teman sekelasnya.

Nadhira dan Rifki pulang dengan berjalan kaki berdua, sesekali mereka bercanda disepanjang jalan yang mereka lewati.

"Rif, papa ku melarang untuk ikut beladiri, padahal aku ingin sekali ikut". Keluh Nadhira.

Mendengar ucapan Nadhira. Rifki menghentikan langkahnya dsn menoleh kearah Nadhira, Rifki melipat tangannya didepan sambil memandang Nadhira.

"Kenapa?".

"Aku juga ngak tau Rif, dia marah ketika tau aku ikut beladiri, akh....".

Tiba tiba Nadhira merasa sangat sakit dibagian jantungnya setelah menyelesaikan kata katanya. Detak jantungnya semakin kencang, dan terasa sangat nyeri.

"Dhira!! Kamu kenapa!!". Rifki sangat panik melihat Nadhira memegang dadanya.

Rifki memapah Nadhira untuk duduk, ketika menyentuh kulit Nadhira ia merasakan energi yang asing baginya itu sedang tidak stabil dan membuat Nadhira merasa kesakitan.

"Entah Rif, akh... Seakan akan akh... Jantung ku serasa diremas".

"Apa mungkin energi itu bukan melindungi Nadhira melainkan......, Tidak tidak.. aku harus melakukan sesuatu". Batin Rifki.

Rifki memberi Nadhira minum, ia berpindah posisi jadi dibelakang Nadhira. Rifki memijat punggung Nadhira, setelah dipijat rasa sakit itu menghilang. Justru berpindah kepada Rifki.

"Sudah mendingan Dhir?". Tanya Rifki sambil menahan sakit.

"Sudah Rif, ayo lanjutkan perjalanan". Ajak Nadhira tampa melihat ekspresi Rifki.

"Maaf Dhir, aku baru teringat kalau aku ada janji dengan seseorang, maaf aku tidak bisa mengantar, aku pergi dulu".

Rifki membalikkan badan dan menjauh dari Nadhira, tanpa mendengar ucapan Nadhira, Rifki berlari menjauh dari posisi Nadhira. Nadhira yang melihat Rifki pergi tiba tiba merasa sedih, dan ingin memarahi Rifki.

Nadhira akhirnya berjalan pulang sendirian, dengan wajah lesunya karena ditinggalkan oleh Rifki begitu saja. Sedangkan ketika Rifki sudah berada jauh dari Nadhira, ia terjatuh ketanah dan kesakitan.

"Sepertinya energi itu begitu kuat.. uhuk uhuk, ia menyerang roh ku, dugaan ku benar energi itu bukan melindunginya melainkan mengincar sesuatu dari Nadhira". Rifki terbatuk batuk, dan terbaring lemas ditanah dengan keringat bercucuran.

Sosok seorang pria tua tiba tiba muncul didepannya, dan membantu Rifki untuk meringankan rasa sakit yang ia rasakan.

"Mengapa kau membantunya? Apa kau fikir dirimu begitu kuat ha?" Teriak pria itu, tetapi hanya Rifki yang bisa mendengarnya.

"Kakek, maafkan aku kek, ketika melihat dia kesakitan aku merasa khawatir". Rifki benar benar merasa bersalah kepada sosok yang ada didepannya.

"Energi itu tidak akan membunuhnya, seharusnya kau jangan gegabah dalam mengambil langkah".

"Maksud kakek apa? Tadi benar benar aku lihat dia begitu kesakitan bahagimana itu disebut tidak membunuh?"

Sosok pria tua itu tiba tiba lenyap begitu saja dari hadapan Rifki tanpa menjawab pertanyaannya. Rifki merasa bingung mengenai ucapan dari pria tua tersebut.

Rifki bangkit dan membersihkan tanah dan daun yang menempel pada pakaian yang ia gunakan. Rifki berjalan pulang kerumahnya ketika hendak masuk kegerbang rumahnya ia menemukan sosok anak kecil yang berusia sekitar 10 tahunan yang sedang menangis.

Rifki mendatangi sosok anak kecil tersebut yang sudah menarik perhatiannya. Setelah jarak mereka berdekatan Rifki mencoba bertanya kepada sosok tersebut.

"Mengapa kau menangis disini?". Tanya Rifki

Sosok anak kecil tersebut segera menoleh kearah Rifki yang berada tepat didepannya dan sambil memandangi dirinya.

"Kau bisa melihatku?". Tanya sosok tersebut kepada Rifki.

Rifki hanya diam ketika mendengar sosok tersebut bertanya kepadanya, Rifki mencoba menoleh kearah kanan dan kiri memastikan tiada orang lain yang ada disitu.

"Kenapa kau ada disini?".

"Apa kau bicara kepadaku? Ataukah kau bicara sendiri? Apa kah kau bisa melihatku?.tanya sosok tersebut kepada Rifki

Rifki menghela nafasnya dalam dalam ketika memandang sosok anak kecil yang berkelamin laki laki yang ada dihadapannya.

"Apakah mungkin aku berbicara sendiri? Sudah jelas aku bisa melihatmu, mengapa kau menangis disini?".

" Kau indigo? Sebenarnya aku arwah bergentayangan, aku dibunuh begitu saja dan kematian ku tidak wajar, aku merasa kesepian disini, mau kah kau menemaniku?". Sosok tersebut tersenyum kepada Rifki.

"Iya aku indigo, mengapa kau bisa mengalami kematian yang tidak wajar?". Tanya Rifki penasaran.

" Nama ku adalah Raka, usia ku 10 tahun, kejadian itu beberapa tahun yang lalu, mungkin ketika dirimu belum lahir didunia.............. Sosok tersebut menceritakan kisah hidupnya ketika ia masih menjadi manusia

Pada malam hari itu suasana sangat sunyi dan sepi. Raka dan kedua orang tuanya sedang berkumpul bersama diruang keluarga. Waktu itu Raka sedang bermain dengan orang tuanya.

Brakkk

Tiba tiba pintu rumahnya digebrak oleh sosok yang tidak ia kenali dan mereka yakini sebagai rampok. Raka sangat ketakutan dan berlari dibalik dialmari terdekat dengannya

"Serahkan harta kalian".

Para rampok tersebut masing masing membawa senjata tajam dan sangat menakutkan. Salah satu rampok tersebut mendekati mereka dan mengikat tangan, kaki, dan mulut mereka.

Para rampok tersebut mengeledah rumahnya dan memporak-porandakan seluruh barang yang ada dirumah tersebut. Raka sungguh ketakutan didalam almari tersebut.

Setelah suara bising tersebut lenyap, Raka memberanikan dirinya untuk keluar dari persembunyiannya. Tak disangka ia justru dihadang oleh salah satu rampok terkuat dari yang lainnya.

Raka berlari sekuat yang ia bisa, dan berteriak memanggil para warga, tetapi teriakan itu tidak didengar oleh warga karena jarak rumahnya dan warga yang lain cukup jauh.

Jrepp

Salah satu rampok melemparinya dengan pisau yang ia bawa dan mengenai tepat dipunggungnya. Ia terjatuh dilantai, kedua orang tuanya menangis histeris tetapi tidak bisa berbuat apa apa, berteriak pun ia tidak mampu.

Raka mencoba bangkit dari rasa sakit yang menjalar pada punggungnya meskipun darah bercucuran begitu derasnya. Melihat anak kecil itu mampu bangkit salah satu dari mereka merangkul Raka.

Tak disangka orang tersebut menusukkan pisau yang ia bawa kepada dada Raka sehingga membuatnya termuntah darah. Raka memegangi dadanya yang tertancap oleh pisau tiada suara lagi yang dapat diucapkan.

"Apa kau berniat membunuhnya ha?" Bentak pemimpin rampok tersebut.

"Maaf ketua, anak ini sudah melihat wajah kita, bagaimana kalau dia melaporkan kepada pihak kepolisian". Jawab orang yang telah menusuk Raka.

Uhuk uhuk

Raka terbatuk batuk merasakan sakit yang ada didadanya, lelaki tersebut melepaskan pelukannya. Tetapi Raka masih mampu untuk berdiri tegak. Meskipun darah bercucuran keluar dari tubuhnya.

Rampok tersebut beberapa kali menusuk tubuh Raka tetapi Raka masih mampu bernafas meskipun ia sudah tidak mampu untuk bangkit lagi.

Ibu Raka tidak sadarkan diri ketika melihat anak satu satunya disiksa seperti itu. Ayahnya raka berusaha untuk membuka penutup mulutnya dan akhirnya berhasil.

Perampok tersebut terus memukuli tubuh Raka dan sesekali menggores tubuh Raka. Darah mengalir dari beberapa luka tusukkan, mulutnya, dan juga keningnya. Raka terbaring lemah dilantai dengan bersimbah darah, ia sudah tidak bisa berkata kata karena mulutnya dipenuh i oleh darahnya.

"Tolong jangan siksa anakku, cukup... Jangan tambahkan rasa sakitnya, tolong bunuh saja dia jangan terus kalian siksa seperti itu". Tangis ayahnya pecah seketika. "Maafkan aku nak, karena ayah tidak bisa melindungimu membuatmu tersiksa seperti ini".

Dengan satu ayunan pisau, pisau tersebut menancap dijantung Raka dan membuatnya tewas seketika itu juga. Wajah Raka seolab olah tidak terima ketika nyawanya begitu saja direnggut dari tubuhnya.

Setelah membunuh Raka, mereka semua menghilangkan barang buktinya dialiran sungai. Ayahnya dibuat buta untuk selamanya sedangkan ibunya dibawa pergi dan dipe***sa, dan menghembuskan nafas terakhirnya.

"Arwahku tidak tenang, aku harus membalaskan dendam kepada mereka yang melakukan itu kepada keluargaku". Ucap Raka.

"Lalu apa yang terjadi? Apa kau berhasil membalaskan dendammu pada mereka?". Rifki sangat antusias mendengarkan cerita sosok tersebut.

"Tidak". Wajah Raka nampak lesu dan kecewa. "Dan bahkan aku tidak bisa menyentuhnya, berbeda dengan makhluk gaib lainnya mereka bisa menghantui, sedangkan aku.....".

"Lebih baik kau lupakan saja dendammu, biar arwahmu tenang dialam sana, daripada dirimu menyimpan dendam yang membuatmu menderita disini". Rifki duduk didekatnya dan menatapnya.

"Kau benar! Tapi hatiku merasa sakit, aku harus terpisah dari keluargaku sebelum waktunya". Sosok itu berdiri dan memegang dadanya menggunakan kedua tangannya.

"Apakah hantu juga memiliki hati?". Tanya Rifki dengan polosnya.

"Kau pikir manusia saja yang memiliki hati hah?" Teriak sosok itu,"emm... Memang kami tidak punya hati, tapi kami punya kesedihan". Tambahnya dengan wajah sedih.

Terpopuler

Comments

💮Aroe🌸

💮Aroe🌸

ngenes banget 😱 sedih bacanya... dasar peranpok lucknut😤

🏃🏻‍♀️🏃🏻‍♀️🏃🏻‍♀️🏃🏻‍♀️🏃🏻‍♀️🏃🏻‍♀️🏃🏻‍♀️🏃🏻‍♀️🏃🏻‍♀️🏃🏻‍♀️

2022-03-03

1

lihat semua
Episodes
1 Nadhira
2 Awal Perubahan
3 apa salahku
4 Kembali Akur
5 Teman Baru dan Musuh baru
6 Ada Yang Terbakar
7 Sang Putri dan Dua Pelayan
8 Kesalahan apa yang aku lakukan?
9 Masa lalu Rendi
10 Kabar Buruk
11 Pencarian
12 Ikhlas
13 Belajar Beladiri
14 Belajar Beladiri 2
15 Belajar Beladiri 3
16 Kenapa aku tidak boleh ikut beladiri
17 Aku merindukanmu Ma
18 Pahlawan Kesiangan
19 Raka
20 Dendam
21 Murid baru
22 Murid Baru 2
23 Kekuatan Doa
24 kau tak pantas untuk menamparku
25 Nadhira bukanlah anakku
26 Sebuah gelang tangan
27 Yang buruk belum tentu jahat
28 Penculikan
29 penculikan 2
30 Penculikan 3
31 penculikan 4
32 penculikan 5
33 penculikan 6
34 penculikan 7
35 penculikan 8
36 Masa Yang Kelam
37 Tak tertolong
38 Kembali
39 Luka tak berdarah
40 Izinkan memanggilmu Ibu
41 Siap jadi lawanmu
42 Penikmat Rasa Takut
43 Ujian Nasional
44 Ujian Nasional 2
45 Ujian Nasional 3
46 Maafkan aku
47 Pulang
48 Papa pulang
49 Kepasar
50 Kepasar 2
51 Kepasar 3
52 Kepanti asuhan
53 Mimpi yang menyeramkan
54 Ini bukan mimpi
55 Desa Mawar Merah
56 Desa Mawar Merah 2
57 Desa Mawar Merah 3
58 Desa Mawar Merah 4
59 Desa Mawar Merah 5
60 Apakah alam gaib itu ada
61 Tugasmu sudah selesai, sekarang giliranku
62 Kabar kematian
63 Dia milikku
64 Senyumanmu
65 Bagaimana hatiku?
66 Rindu
67 Janji
68 Racun untukku
69 Sebuah Surat
70 Gagal
71 Makan Bersama
72 Camping
73 Camping 2
74 Camping 3
75 Camping 4
76 Camping 5
77 Camping 6
78 Camping 7
79 Camping 8
80 Camping 9
81 Camping 10
82 Pulang Camping
83 Tuduhan
84 Apa salah dinding?
85 Adik dan Kakak
86 Penyerangan
87 Penyerangan 2
88 Penyerangan 3
89 Taruhan
90 Taruhan 2
91 Mengantar Nadhira pulang
92 Tamatlah riwayatmu
93 Permata iblis
94 Tuan Muda
95 Abriyanta Groub
96 Kepergian Aryabima
97 Pusat perhatian
98 Belanja
99 Terlalu bersemangat untuk belanja
100 Setelah makan jangan lupa bayar
101 Nyawaku sudah tidak berarti
102 pelukan yang dirindukan
103 Perhatian
104 Tatap menatap
105 Bukan ide yang bagus
106 Mimpi yang begitu nyata
107 Mimpi yang begitu nyata 2
108 Bisa mendengar
109 Keputusan tanpa persetujuan
110 Iri tanda tak mampu
111 Kerasukan
112 Sadar
113 Harga dirimu begitu rendah
114 Kekuatan membuka mata
115 Dia adalah sahabatku
116 Nadhira memiliki kakak?
117 Urus saja urusanmu sendiri
118 perampok yang dirampok
119 Kecurigaan yang muncul tiba tiba
120 Mencari pembantu
121 Berlatih bersama
122 Jalan jalan
123 Jalan jalan 2
124 Jalan jalan 3
125 Apa yang disembunyikan dariku
126 Malam yang panjang
127 Mengungkap misteri
128 Mengungkap misteri 2
129 Mengungkap misteri 3
130 Mengungkap misteri 4
131 Mengungkap misteri 5
132 Mengungkap misteri 6
133 Mengungkap misteri 7
134 Mengungkap misteri 8
135 Mengungkap misteri 9
136 Trauma
137 Sekolah Baru
138 Pembulian
139 Kembali camping
140 Menangkap seseorang
141 Mandi pagi
142 Kesurupan masal
143 Orang misterius dan Ratu iblis
144 Rifki marah?
145 Cemburu
146 Siapa atasanmu?
147 Bahayanya Pacaran
148 Bahayanya pacaran 2
149 Bahayanya pacaran 3
150 Ikan panggang
151 Acara perpisahan
152 Jangan sampai Nadhira mendengarnya
153 Pelatihan Gengcobra
154 Pelatihan Gengcobra 2
155 Pelatihan Gengcobra 3
156 Kenapa dihutan?
157 Aku menginginkan nyawa Papa
158 Kisah Pangeran Kian
159 Kisah Pangeran Kian 2
160 Kisah Pangeran Kian 3
161 Kisah Pangeran Kian 4
162 Kisah Pangeran Kian 5
163 Kisah Pangeran Kian 6
164 Kisah Pangeran Kian 7
165 Kisah Pangeran Kian 8
166 Kisah Pangeran Kian 9
167 Kisah Pangeran Kian 10
168 Kisah Pangeran Kian 11
169 Kisah Pangeran Kian 12
170 Kisah Pangeran Kian 13
171 Kisah Pangeran Kian 14
172 Kisah Pangeran Kian 15
173 Kisah Pangeran Kian 16
174 Kisah Pangeran Kian 17
175 Kisah Pangeran Kian 18
176 Kisah Pangeran Kian 19
177 Kisah Pangeran Kian 20
178 Kisah Pangeran Kian 21
179 Kisah Pangeran Kian 22
180 Kisah Pangeran Kian 23
181 Kisah Pangeran Kian 24
182 Kisah Pangeran Kian 25
183 Kisah Pangeran Kian 26
184 Kisah Pangeran Kian 27
185 Kisah Pangeran Kian 28
186 Kisah Pangeran Kian 29
187 Akhir kisah Pangeran Kian
188 Perselisihan
189 Mengenang sosok Lia
190 Kepantai
191 Jangan bertindak gegabah
192 Sebuah gaun
193 Berlibur bersama
194 Berlibur bersama 2
195 Berlibur bersama 3
196 Perpisahan
197 Perpisahan 2
198 Perpisahan 3
199 Tidak terpengaruh
200 Gerhana bulan merah
201 Memperebutkan permata
202 Memperebutkan permata 2
203 Memperebutkan permata 3
204 Memperebutkan permata 4
205 Memperebutkan permata 5
206 Menyelamatkan nyawa Nadhira
207 Makanan untuk Nadhira
208 Melakukan tugas
209 Tentang Haris
210 Nadhira kembali dan hilang ingatan
211 Hasutan
212 Nadhira melupakan segalanya
213 Senjata makan tuan
214 Aku tidak bisa beladiri
215 Tunduk dihadapan manusia?
216 Club malam
217 Nadhira mabuk?
218 Mabuknya Nadhira
219 Mabuknya Nadhira 2
220 Teman SMP
221 Maafkan Nadhira
222 Sosok misterius
223 Hanya luka kecil
224 Tukang kebun baru
225 Ulang tahun Amanda
226 Pesta berujung malapetaka
227 Pengorbanan Nadhira
228 Merebut Nadhira kembali
229 Kebenaran
230 Jangan pergi Dhira
231 Apakah aku sudah diakhirat?
232 Sisi lain Nadhira
233 Hati yang terluka
234 Rumah baru bagi Nadhira
235 Berita kecelakaan
236 Rendi kecelakaan
237 Pengorbanan yang tak dianggap
238 Sebuah foto
239 Bicara sendiri
240 Mencari tau
241 Rumah Dwija
242 Komplotan begal
243 Kasus pembegalan
244 Rumah sakit jiwa
245 Sebuah surat
246 Bercandanya ngak lucu
247 Desa Flamboyan
248 Hilangnya seorang anak
249 Malam yang sunyi
250 Semangkuk Nasehat
251 Pak Mun hilang
252 Serangan
253 Keributan dimakam keramat
254 Misteri makam keramat terbongkar
255 Terjebak
256 Kenyataan pahit
257 Kebahagiaan seluruh warga
258 Ledakan bom
259 Perayaan warga desa
260 Pulang
261 Merasa diawasi
262 Rendi datang
263 Siapa yang benar dan salah
264 Sudut pandang Rendi
265 Rencana keluar rumah diam diam
266 Lebih baik kau mati saja Dhira!
267 Aku bukan anak kandung Papa
268 Bertemu sahabat lama
269 Akhir kisah Apa Salahku Pa ( The end )
270 Informasi
Episodes

Updated 270 Episodes

1
Nadhira
2
Awal Perubahan
3
apa salahku
4
Kembali Akur
5
Teman Baru dan Musuh baru
6
Ada Yang Terbakar
7
Sang Putri dan Dua Pelayan
8
Kesalahan apa yang aku lakukan?
9
Masa lalu Rendi
10
Kabar Buruk
11
Pencarian
12
Ikhlas
13
Belajar Beladiri
14
Belajar Beladiri 2
15
Belajar Beladiri 3
16
Kenapa aku tidak boleh ikut beladiri
17
Aku merindukanmu Ma
18
Pahlawan Kesiangan
19
Raka
20
Dendam
21
Murid baru
22
Murid Baru 2
23
Kekuatan Doa
24
kau tak pantas untuk menamparku
25
Nadhira bukanlah anakku
26
Sebuah gelang tangan
27
Yang buruk belum tentu jahat
28
Penculikan
29
penculikan 2
30
Penculikan 3
31
penculikan 4
32
penculikan 5
33
penculikan 6
34
penculikan 7
35
penculikan 8
36
Masa Yang Kelam
37
Tak tertolong
38
Kembali
39
Luka tak berdarah
40
Izinkan memanggilmu Ibu
41
Siap jadi lawanmu
42
Penikmat Rasa Takut
43
Ujian Nasional
44
Ujian Nasional 2
45
Ujian Nasional 3
46
Maafkan aku
47
Pulang
48
Papa pulang
49
Kepasar
50
Kepasar 2
51
Kepasar 3
52
Kepanti asuhan
53
Mimpi yang menyeramkan
54
Ini bukan mimpi
55
Desa Mawar Merah
56
Desa Mawar Merah 2
57
Desa Mawar Merah 3
58
Desa Mawar Merah 4
59
Desa Mawar Merah 5
60
Apakah alam gaib itu ada
61
Tugasmu sudah selesai, sekarang giliranku
62
Kabar kematian
63
Dia milikku
64
Senyumanmu
65
Bagaimana hatiku?
66
Rindu
67
Janji
68
Racun untukku
69
Sebuah Surat
70
Gagal
71
Makan Bersama
72
Camping
73
Camping 2
74
Camping 3
75
Camping 4
76
Camping 5
77
Camping 6
78
Camping 7
79
Camping 8
80
Camping 9
81
Camping 10
82
Pulang Camping
83
Tuduhan
84
Apa salah dinding?
85
Adik dan Kakak
86
Penyerangan
87
Penyerangan 2
88
Penyerangan 3
89
Taruhan
90
Taruhan 2
91
Mengantar Nadhira pulang
92
Tamatlah riwayatmu
93
Permata iblis
94
Tuan Muda
95
Abriyanta Groub
96
Kepergian Aryabima
97
Pusat perhatian
98
Belanja
99
Terlalu bersemangat untuk belanja
100
Setelah makan jangan lupa bayar
101
Nyawaku sudah tidak berarti
102
pelukan yang dirindukan
103
Perhatian
104
Tatap menatap
105
Bukan ide yang bagus
106
Mimpi yang begitu nyata
107
Mimpi yang begitu nyata 2
108
Bisa mendengar
109
Keputusan tanpa persetujuan
110
Iri tanda tak mampu
111
Kerasukan
112
Sadar
113
Harga dirimu begitu rendah
114
Kekuatan membuka mata
115
Dia adalah sahabatku
116
Nadhira memiliki kakak?
117
Urus saja urusanmu sendiri
118
perampok yang dirampok
119
Kecurigaan yang muncul tiba tiba
120
Mencari pembantu
121
Berlatih bersama
122
Jalan jalan
123
Jalan jalan 2
124
Jalan jalan 3
125
Apa yang disembunyikan dariku
126
Malam yang panjang
127
Mengungkap misteri
128
Mengungkap misteri 2
129
Mengungkap misteri 3
130
Mengungkap misteri 4
131
Mengungkap misteri 5
132
Mengungkap misteri 6
133
Mengungkap misteri 7
134
Mengungkap misteri 8
135
Mengungkap misteri 9
136
Trauma
137
Sekolah Baru
138
Pembulian
139
Kembali camping
140
Menangkap seseorang
141
Mandi pagi
142
Kesurupan masal
143
Orang misterius dan Ratu iblis
144
Rifki marah?
145
Cemburu
146
Siapa atasanmu?
147
Bahayanya Pacaran
148
Bahayanya pacaran 2
149
Bahayanya pacaran 3
150
Ikan panggang
151
Acara perpisahan
152
Jangan sampai Nadhira mendengarnya
153
Pelatihan Gengcobra
154
Pelatihan Gengcobra 2
155
Pelatihan Gengcobra 3
156
Kenapa dihutan?
157
Aku menginginkan nyawa Papa
158
Kisah Pangeran Kian
159
Kisah Pangeran Kian 2
160
Kisah Pangeran Kian 3
161
Kisah Pangeran Kian 4
162
Kisah Pangeran Kian 5
163
Kisah Pangeran Kian 6
164
Kisah Pangeran Kian 7
165
Kisah Pangeran Kian 8
166
Kisah Pangeran Kian 9
167
Kisah Pangeran Kian 10
168
Kisah Pangeran Kian 11
169
Kisah Pangeran Kian 12
170
Kisah Pangeran Kian 13
171
Kisah Pangeran Kian 14
172
Kisah Pangeran Kian 15
173
Kisah Pangeran Kian 16
174
Kisah Pangeran Kian 17
175
Kisah Pangeran Kian 18
176
Kisah Pangeran Kian 19
177
Kisah Pangeran Kian 20
178
Kisah Pangeran Kian 21
179
Kisah Pangeran Kian 22
180
Kisah Pangeran Kian 23
181
Kisah Pangeran Kian 24
182
Kisah Pangeran Kian 25
183
Kisah Pangeran Kian 26
184
Kisah Pangeran Kian 27
185
Kisah Pangeran Kian 28
186
Kisah Pangeran Kian 29
187
Akhir kisah Pangeran Kian
188
Perselisihan
189
Mengenang sosok Lia
190
Kepantai
191
Jangan bertindak gegabah
192
Sebuah gaun
193
Berlibur bersama
194
Berlibur bersama 2
195
Berlibur bersama 3
196
Perpisahan
197
Perpisahan 2
198
Perpisahan 3
199
Tidak terpengaruh
200
Gerhana bulan merah
201
Memperebutkan permata
202
Memperebutkan permata 2
203
Memperebutkan permata 3
204
Memperebutkan permata 4
205
Memperebutkan permata 5
206
Menyelamatkan nyawa Nadhira
207
Makanan untuk Nadhira
208
Melakukan tugas
209
Tentang Haris
210
Nadhira kembali dan hilang ingatan
211
Hasutan
212
Nadhira melupakan segalanya
213
Senjata makan tuan
214
Aku tidak bisa beladiri
215
Tunduk dihadapan manusia?
216
Club malam
217
Nadhira mabuk?
218
Mabuknya Nadhira
219
Mabuknya Nadhira 2
220
Teman SMP
221
Maafkan Nadhira
222
Sosok misterius
223
Hanya luka kecil
224
Tukang kebun baru
225
Ulang tahun Amanda
226
Pesta berujung malapetaka
227
Pengorbanan Nadhira
228
Merebut Nadhira kembali
229
Kebenaran
230
Jangan pergi Dhira
231
Apakah aku sudah diakhirat?
232
Sisi lain Nadhira
233
Hati yang terluka
234
Rumah baru bagi Nadhira
235
Berita kecelakaan
236
Rendi kecelakaan
237
Pengorbanan yang tak dianggap
238
Sebuah foto
239
Bicara sendiri
240
Mencari tau
241
Rumah Dwija
242
Komplotan begal
243
Kasus pembegalan
244
Rumah sakit jiwa
245
Sebuah surat
246
Bercandanya ngak lucu
247
Desa Flamboyan
248
Hilangnya seorang anak
249
Malam yang sunyi
250
Semangkuk Nasehat
251
Pak Mun hilang
252
Serangan
253
Keributan dimakam keramat
254
Misteri makam keramat terbongkar
255
Terjebak
256
Kenyataan pahit
257
Kebahagiaan seluruh warga
258
Ledakan bom
259
Perayaan warga desa
260
Pulang
261
Merasa diawasi
262
Rendi datang
263
Siapa yang benar dan salah
264
Sudut pandang Rendi
265
Rencana keluar rumah diam diam
266
Lebih baik kau mati saja Dhira!
267
Aku bukan anak kandung Papa
268
Bertemu sahabat lama
269
Akhir kisah Apa Salahku Pa ( The end )
270
Informasi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!