Sesampainya Nadhira dirumah, Nadhira melihat mamanya yang sedang duduk dimeja yang ada ditaman sendirian. Nadhira menghampirinya
"Assalamualaikum ma". Ucapnya sambil mencium tangan mamanya.
"Waalaikum salam dhira,kamu udah pulang, buruan ganti baju terus makan, mama sudah masakin kesukaannya Nadhira lo".
"Beneran ma? Yaudah Dhira masuk dulu ya ma, mama ngak masuk?".
"Nanti saja mama nyusul"
"Baik ma".
Nadhira bergegas untuk masuk dan berganti pakaian dikamarnya, setelahnya ia langsung menuju meja makan yang sedang terhidangkan makanan kesukaanya, ayam kecap.
Nadhira bergegas untuk mengambil nasi dan lauknya setelahnya ia menikmati masakan itu dengan ekspresi sangat bahagia. mama memang yang terbaik.
Sore itu, menjadi hari terkenyang bagi Nadhira. Meskipun mamanya sering membuatkan masakan kesukaannya tetapi ia tidak akan pernah bosan untuk menikmatinya.
Nadhira kembali kekamarnya dan mengerjakan tugas rumah yang diberikan oleh gurunya waktu disekolah,ia mengerjakan dengan serius dan sesekali teringat tentang sahabatnya.
Nadhira penasaran apa yang terjadi dengan sahabatnya, mengapa terakhir kali ia bertemu dengan mereka nampak ada perubahan yang tidak ia mengerti.
Nadhira memutuskan untuk menemui mereka bertiga, dan ia bergegas untuk keluar rumah dan berjalan ketempat biasanya ia berkumpul.
*****
Disebuah tempat dibawa pohon beringin yang rindang, angin yang berhembus dengan lembut, dihiasi oleh kicauan burung yang merdu terdapat tiga orang disana
Dua lelaki dan satu wanita yang cantik sedang memakan mahkota terbuat dari bunga,gaun yang melekat pada tubuhnya membuatnya semakin tampak anggun, riasan yang sedikit natural itu membuat siapa saja yang menatapnya akan menaruh perasaan padanya.
Dua lelaki itu berdiri disisi kanan dan kiri dari wanita tersebut, seakan akan menatap wanita itu dengan malas dan seperti terlihat tidak ada ketertarikan sama sekali pada wanita tersebut.
Salah satu lelaki yang memiliki tinggi lebih pendek dari yang satunya itu sedang mengipasi wanita tersebut dengan memasang wajah tanpa ekspresi
Yang satunya lagi membawa nampan yang berisikan makanan dan buah buahan yang segar dan menggoda, Terlihat ekspresi keduanya tampak tak jauh berbeda.
Wanita cantik yang memakan mahkota bunga tampak sangat bahagia dan sesekali tertawa kecil melihat dua orang lelaki yang ada disampingnya.
"Pelayan, tolong ambilkan buah yang lainnya, aku bosan memakan yang itu mulu".
"Baik Tuan Putri". Pelayan yang dipanggil segera bergegas mencari buah yang dimaksud oleh Tuan Putrinya
Pelayan tersebut buru buru pergi dari lokasi itu dengan tergesa gesa ia takut kalau Tuan Putrinya marah lagi kepadanya,setelah pelayan tersebut menghilang dari pandangannya wanita tersebut menandang lekaki yang ada disampingnya.
"Pelayan, bisa ngak sih lebih cepat ngipasnya, gerah nih". Ucapnya sambil mengipas wajah menggunakan tangannya sendiri.
"Maafkan hamba Tuan Putri". Pelayan tersebut menambahkan kecepatannya.
Pelayan yang disuruh untuk mengambilkannya buah yang lain, nampak terlihat buru buru untuk menghadap kepada Sang Putri.
"Maafkan hamba Tuan Putri, tapi persediaan buah telah habis Putri". Katanya sambil menundukkan kepala.
"APA? Pergi cari ditempat lain"
"Tapi Putri"
"Beraninya kau!! Memanggil diriku seperti itu". Katanya sambil menunjuk kearah pelayan yang sedang membungkuk didepannya.
"Maafkan hamba Tuan Putriiiiiiii". Ucapnya sambil menahan marah.
"Cepat pergi dari sini, carikan aku buah yang lebih banyak"
"Uangnya Tuan Putri?" Ucap pelayanan tersebut sambil mengulurkan tangannya.
Tanpa aba aba, ia mengayunkan tangannya dan mengeluarkan uang dari balik gaun yang ia pakai saat ini, dan memberikannya pada pelayan tersebut.
"Apa!! Uang segini tidak akan cukup Tuan Putri". Ucap pelayan tersebut ketika mengetahui jumlah uang yang wanita itu beri.
"Kamu berani membantah perintah saya". Tanya wanita tersebut dengan menatap pelayan itu dengan tajam.
"Bu..bukan begitu putri". Pelayan tersebut segera berlari menjauh dari sang putri.
Melihat hal itu membuat sang putri berusaha untuk menahan tawanya dengan kedua tangannya. Suasana sejuk dibawa pohon itu benar benar membuatnya damai dan tertidur pulas ditempat itu.
Melihat sang putri tertidur, pelayan satunya segera menghentikan kegiatannya untuk mengipasi sang putri, karena tangannya sudah mulai kram.sampai kapan ia harus terus seperti ini batinnya.
Tak berberapa lama kemudian, putri tersebut menggerakkan salah satu tangannya pertanda ia belum benar benar tertidur.
"Pelayan!! Kenapa kau diam saja, pijat tanganku sekarang".
Pelayan tersebut yang mendengar seruan sang putri, ia merasa terkejut dan berlagak semelas mungkin.
"Tuan putri, bolehkah saya istirahat sebentarrr saja". Bujuknya
"APA?"
sang putri yang tadinya tertidur segera bergegas untuk bangun dan menghampiri salah satu pelayan tersebut dan menatapnya dengan tajam.
"Kau mau hukumanmu ditambah hah?". Tanya putri tersebut.
"Ja.. jangan Tuan Putri, baiklah baiklah saya akan memijat tangan putri".
Pelayan tersebut tidak memiliki alasan lain untuk tidak memijat sang putri tersebut, akhirnya ia memijat tangan putri tersebut dengan pasrah yang mendalam.
Disisi lain, seorang pelayan yang diberi tugas untuk membeli buah ia sedang berkeliling diarea pasar terdekat dan membeli buah buahan yang diinginkan oleh Tuan Putrinya menggunakan uangnya sendiri, karena uang yang diberikan oleh Tuan Putrinya tadi tidaklah cukup untuk membeli buah yang ia inginkan.
"Terpaksa aku harus memakai uang ini, oh Tuhan kenapa takdir ku seperti ini". Keluhnya
Ia menatap uang yang ada ditangan penjual tersebut dan buah ditangannya secara bergantian, uang tersebut adalah uang hasil menabungnya selama ini, dengan mudahnya ia berpindah tempat.
Membeli buah yang bahkan bukan untuknya sendiri tetapi memakai uangnya sendiri. Setelah mendapatkan buah yang Tuan Putrinya inginkan, pelayan tersebut bergegas untuk menemuinya.
Sesampainya ia ditempat wanita itu berada, ia segera memberikan buah buahan itu kepada wanita tersebut. Dan ia duduk disamping wanita tersebut
"Eh eh.. siapa yang mengizinkanmu untuk duduk". Ucap sang putri.
"Hamba capek Tuan Putri, biarkan hamba duduk sebentar". Keluhnya
"Ngak boleh".
Bhuakkk
Tak lama kemudian sebuah kipas melayang diudara dan mendarat tepat dikepala pelayan yang tengah duduk tadinya. Pelayan tersebut nampaknya mengeram kesakitan.
Pelakunya tidak lain adalah pelayan yang ditugaskan untuk memijat tangan sang putri, belum sempat pelayan satunya protes nampak bayangan yang datang menghampirinya.
Perlahan lahan bayangan itu pun mulai menampakkan wujudnya. Sosok gadis cantik dengan rambut panjangnya yang diikat menjadi dua bagian, dengan poni didepannya. Berjalan kearah mereka bertiga.
"Apa yang kalian lakukan". Tanyanya kepada ketiga orang tersebut.
"Eh Dhira bukan apa apa". Jawab wanita tersebut.
"Tolong selamatkan kami", ucap dua pengawal tersebut kepada gadis tersebut.
"Siapa yang memberi kalian izin untuk berbicara". Tanya wanita itu kepada kedua orang pelayannya.
"Pffftttt,, hahaha.." melihat hal itu Nadhira tidak bisa menghentikan tawanya.
Melihat Nadhira yang tertawa terbahak bahak membuat mereka bertiga menatapnya dengan tatapan aneh,dua pengawal dan satu putri tersebut adalah Rifki, Bayu, dan Susi.
"Kenapa tertawa? Ada yang aneh". Tanya Susi
"Kalian membuat drama yang bagus". Pujinya
"Drama maksudmu?". Tanya Bayu
"Aku tidak mengizinkanmu bicara ataupun berkata seperti itu pada teman ku". Ucap Susi
"Tapi Tuan putri, saya lelah".
"Kalian melanggar peraturan saya ternyata, apa kalian masih ingat peraturan yang aku berikan pada kalian sebelumnya
Pertama, tidak boleh membantah perintah saya dan selalu menuruti permintaan saya.
Kedua, harus memanggil saya dengan sebutan Tuan Putri dan menghormati saya seperti putri kerajaan
Ketiga, dilarang emosi dalam setiap ucapan saya,tapi kalian berdua tadi nampaknya sedang menahan emosi kepadaku
Keempat, bila peraturan pertama sampai ketika dilanggar maka hukuman kalian akan ditambah sebanyak 2 hari penuh
Jadi kalian berdua telah melanggar peraturan pertama dan ketiga, jadi hukuman kalian bertambah sebanyak 4 hari penuh". Ucap susi dengan entengnya.
"APA!!". Seru Bayu dan Rifki secara bersamaan.
Menurut mereka berdua, sehari saja sudah tidak tahan akan sikap Susi kepada mereka, apalagi harus menambah sebanyak 4 hari lagi, hukuman macam apa ini, yang benar saja.
"Sudahlah Susi maafkan mereka berdua, kasihan kan mereka nampak kecapean". Ucap Nadhira yang melihat wajah memelas mereka.
"Ngak bisa, mereka berdua berani menjitak ku tanpa meminta izin dariku".
"Kalau kami izin berarti, kami boleh menjitak mu sesuka hati kami, kalau begitu izinkan kami menjitakmu Tuan Putri". Ucap dan langsung menjitak kening Susi.
"Auhhh.. sakit Rif, beraninya kamu".
"Aku hanya mengikuti perintah mu saja Tuan Putri".
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 270 Episodes
Comments
💮Aroe🌸
susi😂😂😂😂
kirain putri dari dimensi lain😆
2022-03-02
1
vheindie19
wkwwkk... minta izin dong untuk menjitak mu😀
2022-02-01
2