Dijalan hati Lia sangat hancur karena ia tidak menyangka pernikahannya akan berujung dengan dirinya yang tersakiti, Ia selalu mencoba mempertahankan pernikahannya selama ini, tetapi inilah balasan dari suaminya.
Ketidakadilan apalagi yang ia dapatkan dari pernikahan ini, ia tidak menyangka suaminya tega melakukan hal itu padanya. Dengan marah ia menambah kecepatan laju mobilnya.
Rumah wanita tersebut ada dipegunungan yang agak jauh dari kota yang mereka tempati
Tin tin
Tiba tiba didepan perempatan jalan ada sepeda motor yang melaju memotong jalannya, Lia yang menyadari hal itu segera membanting setir dan mobil yang ia naiki masuk kedalam jurang. Sekitar 500 meter dan menabrak pohon besar yang ada ditepi jurang. Lia terpental dan masuk kedalam sungai yang ada diujung sungai tersebut.
Jduarrr
Mobil yang ia naiki tadi meledak dengan kencang dan menimbulkan kepulan asap hitam, orang orang yang ada disekitar itu segera berkerumun.
Terlihat sosok laki laki tidak jauh dari lokasi tersebut, laki laki yang sama yang mengawasi Rendi dan Sena waktu itu. Ia segera berlari kelokasi kejadian dan mengecek kondisi dari penumpang mobil tersebut.
Ia tidak menemukan sosok yang ia cari dari ledakan mobil tersebut. Ia hanya menemukan bercak darah dikursi mobil tersebut.
"Apakah dia sudah mati? Maafkan aku tidak bisa menolongmu, aku harus pergi dari sini, sebelum ia dan suaminya ada disini". Ucap Sosok tersebut lalu segera pergi dari lokasi itu.
*****
Dirumah Nadhira lelah mencari mamanya, kakinya semakin sakit ketika dipakai untuk berjalan lebih lama lagi, ia akhirnya menyalakan TV untuk mengisi kekosongan dirumah itu.
Ia menonton acara kesukaan, kartun Upin dan Ipin. Ia berjalan kearah kulkas karena ia haus ingin minum, ketika berjalan didekat meja sebelah kulkas, kakinya tiba tiba sakit dan tanpa sengaja ia menyenggol sebuah foto
Ciarrr
Nadhira buru buru mengambil foto itu, dan tampa sengaja jarinya terluka, darahnya metetes diatas foto mamanya.
"Akh.. ".
Beberapa detik Nadhira memandangi wajah mamanya, wajah cantik itu pun bersimbah darah milik Nadhira, darah Nadhira menetes tepat difoto wajah mamanya.
"Apa yang terjadi, firasat seperti apakah ini".
Seorang anak dan ibu memiki ikatan batin yang kuat, sehingga membuat Nadhira meneteskan air mata, ia merasa separuh hidupnya ada yang hilang.
Nadhira segera berdiri dan membasuh jarinya yang terluka, setelahnya ia duduk didepan Tv. Tak lama kemudian ada yang mengetuk pintu.
Tok tok tok
Orang yang ada dibalik pintu nyatanya tidak sabaran, ia terus mengulang gulang i ketukannya. Sampai akhirnya Nadhira membukakan pintu tersebut.
"Dhira.. aku tadi mendengar berita ditv...." Suara Susi yang tergesa-gesa seperti habis berlari.
"Kamu tenang dulu Si, ada apa". Nadhira menarik tangan Susi untuk masuk kedalam rumahnya.
"i.. ii.. ituu... ".
Nadhira mengambilkan Susi minuman agar bisa menenangkan fikiran Susi agar bisa berbicara dengan leluasa.
"A.. aku.. melihat.. mobil ayahmu masuk jurang di tv"
Ciarrrr
Gelas yang dibawa Nadhira segera pecah dan berserakan dilantai rumahnya, seakan akan Nadhira salah mendengar ucapan dari Susi.
Ketika ia mendengar berita tersebut ia segera berlari kerumah Nadhira untuk memberitahu tentang keluarganya yang mengalami kecelakaan dan masuk jurang ia mengenali bahwa mobil itu adalah milik papa Nadhira.
Mendengar hal itu, Nadhira bergegas untuk melihat chenel yang ditunjukkan oleh Susi. Dan ia melihat bahwa papanya ada dilokasi tersebut.
Seorang wartawan menjelaskan bahwa korban dari kecelakaan itu adalah wanita yang berumur 30 tahunan. Dan jasadnya tidak ditemukan.diduga korban tersebut terbawa arus sungai yang ada diujung jurang tersebut.
Nadhira sampai menahan nafasnya mendengar berita tersebut dan terjatuh dilantai dengan lemasnya, ia berusaha meyakinkan dirinya bahwa itu bukanlah mamanya. Mamanya baik baik saja, tetapi kesaksian papanya telah merusak keyakinannya.
Pandangan Nadhira menjadi sedikit buram, rasa sesak menyelimuti dadanya dan perlahan lahan pandangannya menjadi gelap, akhirnya ia tidak sadarkan diri.
Susi yang melihat itu bingung harus bagaimana, ia berusaha mengangkat Nadhira dan menidurkannya diranjangnya, tetapi tenaganya tak cukup untuk mengangkat Nadhira.
Ia memanggil siapapun yang ada dirumah itu, tetapi tetap tidak ada jawaban karena rumah itu sedang sepi. Akhirnya ia berlari keluar rumah dan menemukan Rifki yang sedang berjalan didepan rumah Nadhira.
"Riff.. tolo... nggg". Suara susi mengema memanggil Rifki
"Ada apa Si". Rifki yang dipanggil segera bergegas mendatangi Susi
"Nadhira pingsan".
"Astaga.. kok bisa"
Mereka berdua berlari masuk kedalam rumah Nadhira dan menemukan Nadhira yang ada dilantai, Rifki dan Susi bekerja sama untuk mengangkat Nadhira kekamarnya.
"Kamu jaga Dhira, aku akan panggil tetangga untuk menyadarkannya". Pinta Rifki.
Tanpa menunggu jawaban dari Susi, Rifki segera berlari kerumah tetangga terdekat dan meminta bantuannya. Mereka segera belari kerumah Nadhira.
"Apa yang terjadi". Tanya wanita paruh baya yang datang bersama Rifki
Susi pun menceritakan kisah yang mereka alami sebelum Nadhira tidak sadarkan diri, wanita paruh baya tersebut memberi minyak kayu putih pada hidung Nadhira.
Dialam bawah sadarnya, Nadhira sedang berjalan dalam indahnya rerumputan yang hijau dihiasi oleh warna warni bunga yanh bermekaran.
"Dimana aku?".
Setelah lama ia berjalan, ia menemukan seorang wanita sedang bermain ditepi danau yang luas dan sejuk, wanita itu berpakaian serba putih dan rambutnya terurai begitu saja.
Nadhira merasa kenal dengan sosok yang ada didepannya, ia bergegas berjalan mendekati wanita tersebut.
"Tidak Nadhira, jangan mendekat kemari". Ucap wanita itu tanpa menoleh kearahnya
Nadhira yang baru beberapa langkah dibelakangnya segera menghentikan langkahnya karena seruan dari wanita tersebut.
"Mama!!".
Nadhira mengenali suara tersebut sebagai suara mamanya, wanita itu menoleh kearahnya dan berjalan menuju ketempatnya berada saat ini.
Senyum wanita itu terpancar dari wajahnya yang cantik, jika lebih diperhatikan lagi, senyum tersebut mengandung kesedihan yang teramat dalam.
Ketika jaraknya dengan Nadhira hanya berkisar satu meter, Nadhira segera memeluk wanita tersebut. Begitupun wanita tersebut yang langsung menerima pelukan Nadhira.
"Mama tau, Nadhira adalah anak yang kuat, anak yang baik, pintar, maafin mama nak, mama tidak bisa menjaga Nadhira mulai saat ini". Ucap wanita itu, yang tidak lain adalah Lia.
"Apa yang mama bicarakan!! Jangan tinggalin Dhira ma!!". Menangis sejadi jadinya
"Sekolah yang rajin, kejarlah mimpimu yang tinggi dhira, mama sangat menyayangi dhira".
"Apa yang mama katakan, Nadhira ngak mau pisah sama mama, Nadhira mau ikut mama".
"Tidak nak, jalan kita sudah berbeda, tapi kasih sayang mama akan tetap sama, suatu saat kita akan bersama lagi, nak apa yang kamu lihat belum tentu itu kebenaran, orang yang baik belum tentu baik, dan yang jahat pasti memiliki kebaikan dalam hatinya, mama tidak akan pergi, mama akan selalu berada disini". Menunjuk dada Nadhira lebih tepatnya di hati Nadhira.
Lia memeluk Nadhira dengan erat, airmata mulai membanjiri wajah cantiknya tersebut, tak lama kemudian ia mulai melepaskan pelukannya dari Nadhira.
"Berhati hatilah Nadhira mama sangat menyayangi dhira".
"Mama, jangan tinggalkan Nadhira hiks hiks hiks"
"Ikhlas kepergian mama nak, jika Nadhira tersenyum maka mama juga pasti tersenyum"
Setelah mengucapkan hal tersebut, sosok Lia berjalan menuju danau tersebut dan tenggelam didalam danau, perlahan lahan tubuhnya mulai hanyut dan menghilang
Dhira yang melihat hal itu berteriak histeris tetapi ia tidak bisa berbuat apa apa, ia tidak bisa menggerakkan badannya untuk mendekat didanau tersebut.
"Mamaaaa....."
Tiba tiba pandangannya menjadi gelap, ada setitik cahaya yang mendekatinya dan perlahan lahan cahaya tersebut membesar membuatnya harus menutup mata, ketika ia membuka matanya perlahan ia sudah kembali kedalam kamarnya.
"Mamaaaa....."
Nadhira berteriak histeris, dan segera bangkit dari tempat tidurnya tanpa memperdulikan orang orang disekitarnya. Ia bergegas untuk keluar dari kamarnya.
Teriakan semua orang didalam situ tidak dihiraukan olehnya, yang ada difikirannya hanyalah mencari keberadaan mamanya.
Tiba tiba sosok gadis menghalangi jalannya, Nadhira sangat marah dengan gadis tersebut dan mencoba memukulnya, tetapi gadis itu tidak memperdulikan pukulan yang Nadhira luncurkan kepadanya. Gadis itu segera memeluk Nadhira dan menyenangkannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 270 Episodes
Comments
Mir_rim22
😭😭😭😭😭😭😭
2022-12-07
1
💮Aroe🌸
kasiaan😭😭😭😭
2022-03-02
0
Author Ruff
meninggal ya🥺
2022-02-25
0