Dan pada akhirnya, Prema tidak bisa menang melawan keinginan Isyana.
Dia dengan cukup terpaksa menaiki anak tangga satu per satu, melangkah menuju sebuah kamar dengan pintu kayu jati yang di cat abu.
Untuk beberapa detik, Prema hanya diam saat sudah sampai.
Entah apa yang tengah dipikirkannya dengan kening mengerut seperti itu.
Mungkin saja kini Prema tengah mengalami konflik batin. Haruskah dia tetap masuk dan membuat pertahanan dirinya kembali runtuh atau pergi saja demi keselamatan hatinya?
Comments