Ten

Hening, tidak ada yang berbicara. Semua orang dengan serempak memandang dua sejoli yang sedang bertatapan satu sama lain.
Yang satunya tersenyum penuh ancaman, dan yang satunya lagi melotot penuh peringatan.
Rahagi(ML)
Rahagi(ML)
Saya akan mengajak Prema bicara sebentar. Apakah Om dan Tante keberatan? (Rahagi mengatakan hal yang tak terduga)
Sadam
Sadam
Kenapa tidak di sini saja, Tuan Rahagi? (Sadam tidak pernah merubah sedikitpun pandangannya kepada pria seusianya ini. Karena menurut Sadam, Rahagi adalah orang yang patut dicurigai)
Rahagi(ML)
Rahagi(ML)
Saya hanya membutuhkan sedikit privasi, Kakak Ipar. (Dia tersenyum manis, dan entah mengapa dimata Sadam itu terlihat menyebalkan)
Nayaka
Nayaka
Bicaralah, Nak! kami tahu kalian butuh waktu berdua. (Dengan bijak Nayaka menyetujui keinginan Rahagi)
Wira
Wira
Ayo kita ke ruang keluarga saja, bicara di sana akan terasa lebih nyaman. Biarkan Rahagi dan Prema bicara dari hati ke hati.
Wira memimpin semu orang menuju ruang keluarga Pramudya yang letaknya tidak jauh dari ruang makan.
Benar memang, di sini terasa lebih hangat dan nyaman.
Isyana(Ibu Rahagi)
Isyana(Ibu Rahagi)
Tolong bawakan teh chamomile untuk kami! (Isyana berseru pada pelayan dibelakangnya. Tamu istimewa harus dijamu dengan minuman istimewa juga)
Sedangkan Kiran yang belum meninggalkan meja makan, menatap kepergian dua insan yang menuju taman belakang dengan emosi yang membara dihatinya.
Matanya menyipit penuh permusuhan, dan kedua tangannya saling mengepal di kedua sisi tubuh rampingnya.
Apa dia memang kalah dari kakak tirinya itu?
Kiran
Kiran
Hah, sungguh tidak bisa dipercaya.
Sadam
Sadam
Sayang sekali bukan?
Suara berat dari belakang punggungnya membuat Kiran berbalik.
Dia begitu kaget saat melihat siapa gerangan yang berbicara kepadanya barusan.
Kiran
Kiran
Ha-hai, sayang sekali kenapa Kak? (dia cukup gugup kali ini, tertangkap basah oleh sang kakak tiri tertua tidak pernah dia bayangkan sebelumnya)
Sadam
Sadam
Kiran, sepertinya aku harus memperhatikan mu. Jangan pernah main-main dengan keluargaku! cukup kamu mengambil ayah kami, tapi jangan harap kamu bisa mengambil lebih dari itu. (Sadam sudah ingin menyampaikan ini dari dulu, tapi dia begitu malas untuk berbicara dengan Kiran)
Kiran
Kiran
Aku tidak mengerti, Kak. (Berpura-pura polos adalah hal terbaik untuknya saat ini)
Sadam melangkah lebih dekat ke arah Kiran.
Sadam mengeluarkan aura permusuhan yang cukup kental saat ini, dan Kiran mendadak merasakan tubuhnya bergetar.
Sadam
Sadam
Kamu pikir aku tidak tahu dengan semua kelakuan busukmu? kamu ingin mendapatkan Rahagi bukan? tapi sayangnya pria itu terlalu pintar untuk bisa kamu taklukkan. Aku berduka untuk kegagalanmu.
Sadam memang tersenyum saat ini. Namun menurut Kiran, itu merupakan satu tanda peringatan untuknya.
Sadam
Sadam
Ingat, jangan bertindak terlalu jauh! aku akan selalu mengawasimu.
Sadam berlalu begitu saja dari hadapan adik tirinya dengan bersenandung, seolah yang baru saja mengancam Kiran bukanlah dirinya.
Kiran
Kiran
Kenapa semua orang selalu berpihak padamu? kenapa Prema?
Taman belakang di kediaman Pramudya adalah spot terbaik menurut Prema.
Saat siang hari kamu akan disuguhi keberagaman bunga yang indah dan berwarna, dan tentu saja itu merupakan tanaman kesayangan Nyonya Pramudya.
Dan disaat malam menjelang, kelap-kelip lampu yang menghiasi pepohonan akan menyambutmu.
Prema menatap air mancur yang diselimuti cahaya didepannya, ini cukup menenangkan.
Prema(ML)
Prema(ML)
Apa kamu akan terus diam? (Dia menatap Rahagi yang belum berbicara apapun sejak lima belas menit yang lalu)
Rahagi(ML)
Rahagi(ML)
Jangan katakan apapun dulu pada orangtuaku!
Prema(ML)
Prema(ML)
Hah? (Prema mengernyit bingung)
Rahagi(ML)
Rahagi(ML)
Mama terlihat begitu peduli padamu. (Rahagi berujar pelan)
Prema(ML)
Prema(ML)
Ya, lalu? (Perempuan itu belum menemukan maksud dari ucapan pria disampingnya)
Rahagi(ML)
Rahagi(ML)
Biarkanlah dulu, katakan saja pada mereka bahwa kita belum siap untuk menikah.
Prema(ML)
Prema(ML)
Lalu orangtuaku?
Rahagi(ML)
Rahagi(ML)
Mereka sudah tahu tentang kesepakatan kita? (Rahagi akhirnya mau menatap lawan bicaranya)
Prema(ML)
Prema(ML)
Ya, tentu saja. Kamu pikir apa tujuan kami datang ke rumahmu? (Prema tidak habis pikir kenapa Rahagi mempertanyakan hal yang sudah pasti)
Rahagi(ML)
Rahagi(ML)
Kalau begitu, jangan katakan apa-apa lagi setelah ini. Aku akan memikirkan cara lain untuk semua ini.
Prema(ML)
Prema(ML)
Apa susahnya mengatakan yang sebenarnya? katakan saja pada mereka bahwa kita sudah tidak cocok dan tidak bisa mencintai satu sama lain. Selesai.
Rahagi(ML)
Rahagi(ML)
Bukankah kamu mencintaiku? (Rahagi bertanya dengan telak)
Prema diam membatu tidak menjawab.
Rahagi(ML)
Rahagi(ML)
Mereka tidak akan percaya dengan kata-kata seperti itu.
Prema(ML)
Prema(ML)
Hahh. (Prema menghela nafas kasar)
Prema(ML)
Prema(ML)
Kalau begitu katakan saja yang sebenarnya, hal yang paling benar dari semua ini adalah karena kamu tidak mau terikat denganku. Katakan saja bahwa kamu mencintai adik tiriku, dan ingin hidup bersama dia selamanya. Dengan begitu kita akan terlepas dengan mudah. (Berbagai macam rencana sudah tersusun rapih di otak kecilnya)
Rahagi(ML)
Rahagi(ML)
Prema.
Prema(ML)
Prema(ML)
Hah? (Perempuan itu menoleh, merasa heran dengan intonasi Rahagi yang tiba-tiba melembut)
Rahagi(ML)
Rahagi(ML)
Tidak semua yang kamu lihat adalah apa yang sebenarnya terjadi.
Rahagi(ML)
Rahagi(ML)
Jadi, ikuti saja ucapanku. Biar aku yang mengatur semuanya.
Prema(ML)
Prema(ML)
Kamu bertingkah seperti ini bukan karena kamu mulai tertarik padaku bukan?
Rahagi(ML)
Rahagi(ML)
Prema Reswara, aku harap kamu mengurangi sedikit tingkat kepercayaan dirimu. Ayo masuk!
Prema mendengus pelan menatap Rahagi yang kembali melangkah ke dalam rumah.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!