Nine

Wira
Wira
Bagaimana perjalanan Anda, Tuan Reswara?
Nayaka
Nayaka
Cukup menyenangkan walau mobil kami terpisah dengan anak-anak. Lihatlah anggota keluarga kami lebih banyak daripada Anda. (Nayaka bergurau menjawab pertanyaan calon besannya tersebut. Ralat, mungkin sebentar lagi akan jadi mantan calon besan)
Ruang makan milik keluarga Pramudya begitu klasik nan elegan. Prema bahkan berkali-kali berdecak kagum di dalam hatinya.
Dulu dia memang sering ke sini, tapi dia tidak sampai melihat setiap sudut rumah besar ini dengan teliti.
Jumlah kursinya ada sepuluh, dan hampir semuanya sudah terisi sekarang.
Lima anggota keluarga Reswara, dan empat anggota keluarga Pramudya.
Para pelayan terlihat begitu sibuk menghidangkan berbagai macam menu di atas meja makan.
Untuk menyambut tamu penting mereka malam ini, Isyana bahkan memerintahkan koki di rumah ini untuk menghidangkan masakan yang spesial.
Prema melotot menatap jumlah piring yang terisi lauk pauk dihadapannya.
Dia bahkan tidak yakin kalau mereka semua akan bisa menghabiskannya.
Isyana(Ibu Rahagi)
Isyana(Ibu Rahagi)
Prema, bagaimana keadaanmu saat ini? sudah lebih baik, Nak? (Isyana menatap lembut calon menantunya yang terlihat cantik malam ini, seperti biasa)
Prema(ML)
Prema(ML)
Sudah lebih baik Tante, berkat doa semua orang. Terimakasih, omong-omong Tante semakin cantik saja. (Prema begitu manis menuju ibu dari Rahagi tersebut. Tapi sungguh, dia tidak sedang cari muka, dia mengatakannya tulus dari hati yang terdalam)
Isyana(Ibu Rahagi)
Isyana(Ibu Rahagi)
Ya Tuhan, kamu memang selalu bersikap manis. Tante sudah tidak sabar menunggumu untuk jadi menantu Pramudya. (Isyana menyeru dengan gembira, dia bahkan tidak melihat wajah pucat dari keluarga Reswara dan raut wajah Rahagi yang saat ini terlihat sedang berpikir rumit)
Nayaka dan Elyana saling menatap satu sama lain. Mereka berdua seolah tidak yakin dengan keputusan putri mereka.
Benarkah pembatalan pertunangan ini sudah disetujui oleh Prema dan Rahagi?
Wira
Wira
Sudah, sudah. Ayo, kita makan terlebih dahulu. Kita punya banyak waktu untuk berbincang nanti.
Tentu semua orang setuju dengan Wira.
Dan akhirnya mereka mulai menikmati hidangan yang disediakan.
Rahagi yang sedari tadi diam kini meneliti semua orang di sana satu persatu.
Satu alisnya naik saat pandangannya bertemu dengan Kiran yang duduk tepat di samping kiri Prema, sedangkan tunangannya itu duduk persis dihadapannya.
Kiran tersenyum kecil dengan raut menggoda di wajahnya, mata Rahagi sedikit turun untuk melihat apa yang dikenakan perempuan itu. Gaun merah dengan potongan dada yang cukup rendah.
Rahagi menghela nafas lelah, seharusnya dari awal dia tidak perlu meladeni adik tiri dari Prema ini. Dia sama sekali tidak memiliki ketertarikan apapun pada Kiran, dia membiarkan Kiran bertindak sesuka hati hanya untuk membuat Prema menjauh.
Namun disaat Prema sudah akan menjauh, Rahagi jadi kelimpungan sendiri menghadapi Kiran.
Elyana
Elyana
Apa Nak Rahagi sedikit tidak sehat malam ini?
Semua orang menoleh menatap Rahagi yang seperti sedang banyak pikiran.
Rahagi(ML)
Rahagi(ML)
Ah tidak Tante, saya baik-baik saja. Hanya tentang masalah pekerjaan. (Pria itu memaksakan senyumnya demi meyakinkan Elyana)
Nayaka
Nayaka
Jangan terlalu dipaksakan, Nak! bekerjalah dengan sewajarnya! (ayah dari Prema tersebut ikut mengomentari Rahagi yang memang terkenal dengan julukan 'gila kerja')
Rahagi(ML)
Rahagi(ML)
Terimakasih, Om. Tentu. (Rahagi tidak pernah tahu jika orang tua Prema se-perhatian ini)
Mata elangnya berhenti pada sosok Prema yang kebetulan juga sedang menatapnya.
Dua orang tersebut hanya terdiam selama beberapa detik, mereka seperti sedang bertelepati.
Dan tentu saja itu tidak luput dari atensi semua orang.
Sekitar dua puluh menit kemudian, semua orang memilih berhenti mengunyah, mereka merasa cukup kenyang sekarang.
Elyana
Elyana
Wah, makanannya sangat lezat. Apa Anda sendiri yang memimpin koki dapur malam ini? (Elyana menatap Isyana dengan raut wajah senang)
Isyana(Ibu Rahagi)
Isyana(Ibu Rahagi)
Ah tentu, aku ingin yang terbaik untuk calon besanku. (Begitu ringan seolah tanpa beban)
Isyana(Ibu Rahagi)
Isyana(Ibu Rahagi)
Kemarin, Kakek dari anak-anak datang berkunjung. (Isyana merujuk pada kedatangan Surya beberapa waktu yang lalu)
Isyana(Ibu Rahagi)
Isyana(Ibu Rahagi)
Beliau berkata ingin segera menimbang cicit. Bagaimana ini? tidakkah sebaiknya anak-anak kita segera melanjutkan ke jenjang yang lebih serius? (Wanita awal empat puluhan tersebut memandang semua orang yang ada di sana)
Wira
Wira
Betul, usia keduanya juga sudah cukup untuk menikah. (Wira merasa pernikahan ini sebaiknya jangan ditunda lagi)
Rahagi dan Prema terdiam beberapa saat, mereka seolah kehilangan pikirannya saat ini.
Kenapa semuanya jadi nampak sulit sekarang? padahal seharusnya mereka tinggal mengatakan yang sebenarnya pada mereka bukan?
Sadam menatap adik kesayangannya yang sedang menunduk, dia tidak tahu apa yang Prema pikiran sekarang, tapi sungguh ini bukan ranahnya untuk ikut campur.
Matanya beralih menatap sang adik tiri yang belum mengeluarkan suara sedikitpun dari tadi. Bibirnya tersenyum mengejek saat melihat raut wajah Kiran yang jelek dan masam. Jangan salah, Sadam bahkan tahu tingkah busuk Kiran yang ingin merebut Rahagi dari adiknya selama ini.
Rahagi(ML)
Rahagi(ML)
Prema bahkan belum lulus, Pa. Tidak perlu buru-buru. Bukan begitu sayang? (Dia menatap Prema yang sedang melotot padanya)
Ayolah Rahagi, tinggal katakan yang sebenarnya. Maka semuanya akan selesai. Tutur Prema dalam hati.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!