Suara alarm dari ponsel berbunyi dengan kencang hingga membangunkanku. Aku langsung mencari asal suara untuk mematikannya. 6.10 am begitulah yang tertera dilayarnya. Dengan malas aku duduk dari posisi tidurku sambil mengecek notifikasi yang ada. 5 pesan dari Langit, dan 2 telepon tidak terjawab.
[21.03] Malam Al
[21.05] Sudah makan?
[21.23] Sudah tidur ya?
[21.31] Aku kangen nih
[22.02] Nite Al. Mimpi indah ya..
Aku tersenyum. Langit termasuk seseorang yang cukup pengertian selama ini. Dia mengerti batasan dan tidak terlalu maju dan menguji kesabaranku. Sayang akhir-akhir ini aku jarang ada waktu buat dia.
[06.15] Pagi Langit. Maaf ya semalam gak tau kamu message. Semalam sih makan sampai 2x belum termasuk nyemil donat soalnya kemarin capek juga jalan-jalan sambil belanja. Wkwkwk… Gak bawa baju sih, jadi terpaksa belanja. Mo bagemana lagi. Bos datang dadakan. Nanti kalau sudah ada waktu kita makan bareng yuk. Nanti hati-hati ya waktu berangkat kerja. Jangan sampai kesiangan juga. Jangan lupa sarapan. -send-
Setelah membalas pesan Langit aku segera bangun dan mandi. Biar nanti sarapan gak keburu-buru. Setelah mandi dan bersiap gak lupa bawa peralatan ke kantor aku mengirim pesan juga pada Pak Ronald dan Doddy.
My Big Bos -
[6.52] Saya turun ke Restoran ya Pak.
Doddy -
[6.54] Mbak langsung ke Resto ya Dod, kamu cepetan siap-siapnya.
Setelah mengirim pesan pada mereka berdua aku langsung menuju ke Restoran. Aku selalu pesan kamar yang include dengan sarapannya supaya gak terlalu terburu-buru saat berangkat. Atau kalau terburu-buru gak sampai skip sarapannya.
Seperti biasanya hotel ini selalu memberikan menu makanan yang cukup menggugah selera. Pagi ini ada Nasi Goreng Kari, Bihun Goreng Seafood, Ayam Karage, Soto Ayam, Sup Jagung, Salad Buah dan lain-lain.
Untuk kali ini aku memilih Nasi Putih, Ayam Karage dengan saus asam manis dan sup jagung yang aku ambil. Dan juga gak lupa pesan omelet juga. Saat semua makanan-makanan dan minuman ada di meja, terlihat Pak Ronald berjalan ke arahku.
"Pagi Pak"
"Pagi. Saya ambil makanan dulu ya."
Aku hanya mengangguk. Sambil memulai sarapanku terlebih dahulu.
Aku memang tidak pernah menunggu Pak Ronald saat sarapan di hotel. Hanya saat harus makan dengan klien atau pesta perusahaan manner itu aku pakai.
Tidak lama Pak Ronald datang lalu dia juga mulai makan. Seperti biasanya. Hanya roti dan kopi. Khas breakfast orang barat. Pukul setengah 8 Doddy datang sambil sedikit tergesa-gesa.
"Pagi Pak, Pagi Mbak."
"Pagi Dod" "Pagi Dod" Jawabku dan Pak Ronald bersamaan.
"Ambil makan gih, cepet, nanti aku tinggal lho."
"Ok ok"
Kami bertiga makan dengan tenang. Benar-benar tenang, aku main ponsel sambil makan omelet. Sedangkan Doddy sibuk ketik ketik entah dengan siapa. Dan untuk Pak Ronald aku yakin dia sedang membaca koran. Kenyang. Iya kenyang banget. Aku selalu memanfaatkan makan di hotel ini untuk perbaikan gizi, karena kalau masak untuk diri sendiri itu malas kalau banyak-banyak karena tidak ada yang menemani makan.
"Sudah Line?" Tanya Pak Ronald
"Sudah Pak"
"Kamu juga sudah Dod?"
"Sudah Pak"
"Ya sudah kita berangkat."
"Kamu bisa nyetir Dod?"
"Hehe, belum Pak"
"Ya sudah biar saya yang nyetir, kamu cepat belajar. Masak bosmu yang kamu suruh nyetir."
"Iya Pak. Baik."
Aku melihat wajah Doddy yang malu. Sepertinya Doddy merasa bersalah dengan keadaannya itu.
"Kamu belajar di kursus ya, nanti uangnya reimburse ke kantor."
"Baik Pak"
Kami lalu berjalan ke arah basement.
"Lho kok kesini Pak?" Tanyaku. Karena seingatku mobil ada di depan.
"Saya minta petugas buat mindahin kemarin. Itu kan hanya parkir sementara."
"Owh"
Setelah sampai di mobil, posisi duduk kini berubah, ada Doddy di sebelah Pak Ronald. Dan aku di belakang.
Pagi ini cukup macet di beberapa area. Jam 8.50 kami baru sampai kantor. Pak Andry sudah menunggu di depan kantor. Setelah Pak Ronald turun, beliau langsung dengan sigap mengambil alih mobil untuk memarkirkannya.
Akh, aku lupa membelikan cemilan untuk Pak Ronald. Disini tidak seperti kantor pusat, sudah tertata, apa saja yang perlu disiapkan untuk Pak Ronald. Sekretaris Pak Rony pun hanya menyiapkan makan siang untuk atasannya. Tanpa cemilan. Jadi setelah aku menuju ruanganku, aku segera mencari Agung.
"Gung"
"Iya Bu"
"Tolong kamu beli Roti Bakery yang menurut enak disini, ini uangnya. Kalau kecil-kecil kamu beli 4 macam, 2 buah permacamnya ya. Atau kalau beli yang kardus panjang gitu yang kayak spiku, atau cake gitu beli satu yang panjangnya segini." Jelasku sambil mempraktekkan.
"Baik Bu"
"Ini uangnya. Kami juga beli kue yang kamu pengen kalau uangnya cukup."
"Iya terima kasih Bu"
Budaya untuk memberi sedikit saat kalian minta tolong akan sangat membuat orang yang menolong kita senang. Itulah prinsip saat aku harus meminta tolong ke OB kalau nggak beli sedikit uang sebagai ganti uang bensin.
Sekitar 30 menit kemudian Agung datang ke ruanganku.
"Bu, sudah saya belikan."
"Ya sudah, saya ke Pantry."
"Iya Bu"
Aku menyusul Agung ke Pantry, lalu menyiapkan kue untuk Pak Ronald. Dari Pantry aku menelpon Doddy.
"Ke Pantry Dod"
"Baik mbak"
Tidak lama Doddy turun, "Ada apa mbak?"
"Ini, bawa ke Bapak"
"Oiya, saya lupa, kok mbak ingat saja."
"Lama saya ya daripada kamu yang jadi Sekretaris bapak."
"Iya deh yang senior. Ya sudah, makasih ya mbak."
"Sama-sama."
"Bu" panggil Agung kepadaku
"Iya"
"Ini kembaliannya."
"Aku menerima struk dan kembalian."
Aku meneliti, ada 1 kue kecil yang dibeli, sepertinya itu pilihan Agung. Lalu aku menyodorkan uang 10 ribu rupiah padanya.
"Ini buat ganti bensin ya. Makasih sudah bantu. Nanti jam 11an kamu ke ruangan saya. Saya mau minta tolong kamu lagi "
"Baik Bu"
Aku kembali ke ruanganku. Dan mulai bekerja lagi. Hari ini hanya menyusun laporan kembali. Tidak terasa pukul 11 Agung mencariku.
"Bu"
"Sudah jam 11 ya Gung?"
"Iya Bu."
"Sebentar ya"
Aku menelpon seseorang dengan jaringan telepon kantor.
Tuut.. tuut..
"Siang Pak"
"Siang Aline"
"Bapak mau makan siang apa?"
"Apa saja terserah kamu"
"Baik Pak"
Aku segera menutup telepon.
"Gung, tolong kamu ke Transmart ya, belikan bapak nasi Gyudon di Yoshinoya. Berapa nomor kamu, nanti saya kirimi menu yang saya pilih"
Doddy menyebutkan nomornya. Lalu aku segera menyimpan nomornya dikontakku. Setelah itu mengulurkan uang untuk membeli makanan.
"Tolong agak cepat ya Gung, biar jam 12 bapak bisa makan."
"Baik Bu. Saya permisi dulu."
"Makasih ya Gung"
Aku kembali bekerja lagi. Meskipun ini perusahaan baru, karena dari awal semua berkas kurang tertata jadi harus merapikan semua agar lebih enak sebagai arsip. Pukul 11.55 Agung datang ke ruanganku lagi.
"Bu, sudah saya belikan. Semua makanan ada di Pantry. Yang punya ibu sudah saya sendirikan kantongnya. Lalu ini kembaliannya."
"Oke. Ini buat kamu makan siang."
"Tapi Bu"
"It's ok kok Gung, makasih ya. Sama minta tolong kamu antar makanannya bapak ke ruangannya. Makasih sekali lagi ya."
"Iya bu, sama-sama."
Setelah merapikan meja sebelum aku tinggal makan siang, teman-temanku seruangan pamit untuk membeli makan. "Bu, pergi makan siang dulu."
"Oke. Met makan siang ya"
Setelah rapi aku segera ke Pantry. Saat sedang membuka makanan ada Doddy datang dengan senyuman yang menakutkan.
"Ngapain Dod, cengar-cengir?"
"Makasih ya mbak makan siangnya."
"Kapan-kapan kamu yang belikan mbak makan siang lho Dod."
"Oke. Anytime."
"Bapak dah makan siang?"
"Lagi makan siang beliau, makanya aku turun buat makan."
"Owh, makan yuk"
🎶 Haruman neowa naega hamkkehal su itdamyeon
Haruman neowa naega sonjabeul su itdamyeon
Haruman neowa naega hamkkehal su itdamyeon
Haruman (haruman) 🎶
Langit VC
"Halo"
"Siang Al"
"Siang juga"
"Lagi apa?"
"Makan siang nih sama Doddy"
Aku mengubah mode kamera belakang
"Makan apa?" Tanya Langit
"Yoshinoya"
"Suka ya?"
"Gak juga. Tapi ini sekalian beli buat Big Bos"
"Oh, kapan ketemu?"
"Gak tau nih, maybe minggu depan gimana?"
"Oke"
"Kamu gak makan?"
"Makan. Lagi antri beli nasi. Ya sudah kamu makan dulu ya. See you soon Al"
"I'll see you soon Langit"
"Bye"
"Bye"
Lalu aku menutup telepon tersebut.
"Pacar baru ya Mbak?"
"Ngawur kamu Dod"
"Kok tumben ada temen ngajak VC, makan apa, emang ada temen gitu?"
"Ada, itu buktinya."
"Gebetan kali mbak."
Aku menggedikkan bahu.
"Pak Ronald di taruh mana mbak?"
"Jangan ngawur Dod, nanti ada yang denger jadi berabe."
"Ups. Hehehe.. tapi aku lihat lhi ada yang gandengan kemarin. Saya mah apa. Cuma setan di sela-sela kerumunan"
Aku tertegun. Ternyata Doddy melihat.
"It's ok mbak. Cuma karena nyebrang kan?"
"Iya. Karena nyebrang."
"Tapi nyaman kan?"
Aku melempar sendok plastik yang tidak kupakai ke arah Doddy.
"Ampun mbak"
Lalu kami kembali makan. Sebenarnya apa yang sudah ku lakukan?
--- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- ---
Jadi gimana rasanya kegep?
Segini aja dulu ya. See you soon.
#stayhealthy #staystrong #dirumahaja buat yang bisa.
Xoxo 💕💕
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
Rosidah Rose
Doddy nyebelin deh ....
2020-12-08
0
Timeta
nyamanlahhh.... msh jomblowati, suit suit....
2020-11-13
0
Srieaniez Ñew Srieaniez
au au au🙈🙈🙈🙈😂😂😂😂😂😂
2020-10-05
0