"Bapak moodnya udah baikan?"
"Memang kenapa sama mood saya?"
"Tadi kayaknya lagi uring-uringan"
"Gak juga. Mungkin perasaan kamu aja."
"Owh, ya sudah kalau cuma perasaan saya saja."
"Iya. Ini tempat yang dulu kan?"
"Iya"
Tidak sampai 15 menit kami sudah sampai lokasi. Kali ini kami memesan bersama. Soalnya aku gak mau nasi yang terlalu banyak saat makan malam-malam gini. Setelah memesan kami mencari tempat duduk lalu segera makan. Aku melihat bosku ini orangnya cukup istimewa karena untuk sekelas Bos bisa duduk dengan nyaman makan di lesehan dan tidak banyak memilih itu tidak biasa.
"Kenapa?"
"Apanya Pak?"
"Kamu ngeliatin saya."
"Owh, bapak kok mau makan sama saya di kaki lima mulu."
"Memang kenapa kalau kaki lima?"
"Emmm, biasanya Bos sering makan di restoran."
"Makanan kaki lima gak se gak enak itu hingga saya antipati. Meskipun terasa agak gak higienis untuk orang lain, tapi kadang bisa makan bersama sama ngeliat suasana yang lebih kekeluargaan setiap hari itu lebih baik. Bersikap biasa dalam segala hal itu akan mempermudah kita beradaptasi juga."
"Hemm"
Lalu sebuah tangan mengusap ujung bibirku.
"Kalau makan yang rapi. Kalau belepotan gini jadi pengen bersiin tau gak"
"Maaf"
"Al"
Aku medongak. Ada Langit disana. Melihatku. Melihat tangan Pak Ronald yang sedang membantuku.
Aku…. Bingung….
"Langit"
Wajah yang tidak bisa ditebak.
"Sama siapa?"
"Ibu" jawab Langit singkat
Aku menoleh, iya memang ada sesosok perempuan yang sudah tidak muda lagi disebelahnya. Namun masih terlihat cantik meski berpakaian sederhana.
Aku tersenyum ke arah ibu itu.
"Duduk sini Langit"
"Oke." Jawab Langit singkat.
"Duduk sini saja ya bu. Ini teman Langit dari Jakarta. Tapi lagi kerja di Jogja" Kata Langit pada Ibunya.
"Owh, iya"
"Kalian kenalan dulu ini Alinda Bu lalu ini…."
Aku mengulurkan tanganku untuk salim. Aku terbiasa salim kepada orang yang lebih tua terlebih lagi ini Ibu temanku.
"Alinda Bu, ini Bos Alinda Pak Ronald. Kebetulan lagi kelaparan malam-malam jadi kesini."
"Owh"
Aku tidak tahu apa yang ada dibenak Ibu Langit. Beliau tidak banyak bicara. Setelah bersalaman dengan Pak Ronald beliau hanya diam. Aku pun jadi keki, tidak tahu harus bersikap bagaimana.
"Kalian cuma berdua saja?" Tanya Langit padaku.
"Iya, temanku Doddy lagi nonton TV soalnya dia sudah makan kenyang waktu makan malam tadi."
"Makan apa tadi Al?"
"Steak aja tadi, di dalam Hotel."
"Owh, kamu gak balik kosan Al dua hari ini?"
"Belum nih. Ini aja baju boleh beli kemarin. Soalnya tugasnya dadakan, gak sempat bawa baju kemarin."
"Owh, agak gak lumrah sih, apalagi kamu bukan sekretaris lagi."
Aku melihat mata Langit yang kali ini dia tidak menatapku, melainkan Pak Ronald. Aku tidak tahu apa yang mereka berdua pikirkan. Pak Ronald hanya diam menatap Langit, hah, apa lagi ini ya Tuhan.
"Maem dulu le, baru ngobrol."
"Nggeh Bu"
Untung saja, Ibu cukup ngerti suasana awkward ini.
Kami makan dalam diam. Aku dan Pak Ronald habis duluan. Lalu Pak Ronald beranjak dari duduknya. Mungkin untuk membayar.
"Kamu sering pergi berdua sama bos kamu gini Al malam-malam?"
"Gak juga sih, kalau lapar aja. Tadi mau pesen dari ojek online, tapi pas balik dari monumen tadi Bapak lagi di luar, mungkin beliau bosen, pas aku bilang mau cari makan, beliau juga lapar katanya."
"Owh, kalian kayaknya dekat."
"Ya gimanapun kan dulu saya sekretarisnya. Kalau luar kota ya kami berdua, jadi ya sedikit dekat, tapi dekat juga harus tau diri Lang, saya cuma pegawai, gak boleh kurang ajar juga kan."
"Hemm, tadi gak bilang kalau mau makan malam disini. Tau gitu biar aku antar."
"Ya kan gak ada rencana."
"Lain kali minta antar aku aja ya. Bisa?"
"Nanti ngrepotin kamu."
"Nggak repot kok. Aku malah lebih seneng nemeni kamu. Tapi ini tadi Pas Ibu pengen makan pedes, dan meskipun orang Jogja kami juga jarang kesini."
"Iya, gapapa sekali-kali."
"Iya." Lalu pandangan Langit berubah arah ke Ibu-nya.
"Gimana Bu? Enak?"
"Enak Ibu seng masak le."
"Nggeh enggeh Bu, sinten sing mboten ngertos. Kecap mboten wonten nomer kalih, Bu ( Ya, iya Bu, siapa yang gak tau. Kecap gak ada yang nomor dua, Bu. )."
Aku tertawa kecil.
"Sudah lama tinggal di Jogja, Nduk?"
"Mboten Bu, tasik angsal kalih mingguan. (Tidak Bu, masih dapat 2 mingguan.)"
"Owh. Terus kenal karo Langit kapan? (Terus kenal sama Langit dari kapan?"
"Waktu ten Karimun Jawa, Nggeh mboten lami nggehan. Langit niku rencang setunggal group ten mriko. ( Waktu di Karimun Jawa, juga belum lama juga. Langit itu teman satu grup waktu disana. )"
Pak Ronald datang lalu duduk kembali. "Balik yuk Line"
"Balik sekarang Pak?"
"Iya"
"Ya sudah, saya pamit dulu ke teman saya."
"Oke."
"Bu, kulo pamit rumiyin nggih, sampun dangu mpunan nggihan. (Bu, saya pamit dulu ya. Sudah lama juga disini.)"
"Owh, nggih. Monggo. (Owh, iya. Silahkan.)"
"Aku balik dulu ya Langit, maaf gak bisa nemenin kamu disini. Nanti kapan-kapan kita ketemu. Nanti kamu temeni saya jalan-jalan."
"Oke. Anytime."
"Bu, saya permisi dulu. Ini makannya sudah saya bayar tadi sebagai tanda perkenalan saya. Terima kasih sudah menemani kami makan." Pamit Pak Ronald ke Ibu Langit. Beliau bersikap sesopan mungkin kepada Ibu Langit.
"Wah, Pak. Kok jadi ngerepotin. Saya bayar sendiri gapapa Pak." Sahut Langit, aku tahu perasaan ini, merasa tidak enak.
"It's ok. Kamu teman Alinda. Terima kasih sudah menemani dia waktu di Jogja. Gimanapun, saya juga khawatir dia disini sendirian. Lebih nyaman untuk tinggal di tempat baru kalau ada teman kan. Nanti kapan-kapan kita ketemu lagi."
"Kalau begitu saya terima kasih banyak Pak"
"Sama-sama."
Mereka bersalaman.
"Dah Langit. Hati-hati ya pulangnya nanti. Nanti kabari pas sampai di rumah."
"Oke."
"Monggo Bu. (Mari Bu)"
"Monggo-monggo (Mari-mari)"
Aku dan Pak Ronald menuju mobil meninggalkan area tempat makan.
"Kayaknya akrab kamu sama temanmu itu."
"Lumayan Pak. Kan dia teman satu grup di Travel waktu ke Karimun kapan hari."
"Owh"
"Beberapa hari sama-sama kan akhirnya kenal dekat. Disini dia juga sering nemenin saya makan."
"Hemmm. Seberapa dekat?"
"Yaaa, biasa aja sih. Ya dekat teman aja. Kayak saya sama Doddy."
"Owh, kayak sama Doddy. Tapi dia suka kamu tuh."
"Masak sih? Tapi siapa sih yang gak suka sama saya."
"Iya sih, siapa yang gak suka sama kamu."
Kali ini Pak Ronald menoleh sambil berkata begitu padaku. Ya Tuhan, tatapan itu sungguh membingungkan.
"Saya kepedean ya Pak?"
"Gak juga. Bener kok apa yang kamu bilang."
"Yaaah, jangan gitu dong Pak nyindirnya."
"Gak nyindir kok. Buktinya kamu banyak teman kan."
"Iya sih."
"Jadi siapa yang gak suka sama kamu?"
"Bapak mungkin."
"Kata siapa?"
"Kata saya."
"Kamu aja yang gak tahu perasaan saya."
Deg….
"Gimana?"
"Kalau saya gak suka kamu, kamu sudah saya pecat."
"Ya iya sih."
"Ya sudah. Yang saya bilang bener kan."
"Iya bener."
Alinda Alinda. Apa sih yang kamu mau itu.
Kami diam selama perjalanan berikutnya hingga sampai di Hotel.
Setelah sampai kami segera masuk. Dan waktu sampai di depan kamarku, tiba-tiba Pak Ronald mendatangiku.
Sambil merapikan anak rambut ke belakang telingaku.
"Makasih ya baju nya. Makasih ya sudah ngajak makan malam ini."
"Eh…." Aku gugup. Tentu saja. "Iya Pak. Sama-sama."
Lalu beliau meninggalkanku dalam kebingungan dan masuk ke kamar.
Aku bersandar di depan pintu sambil memegangi rambut yang dirapikan Pak Ronald tadi. Jantungku berdegup dengan kencang. Beradu dengan kebingungan yang terjadi.
--- --- --- --- --- --- --- --- --- --- ---
Ciiiiiieeeeee…
Udah segitu aja. Namanya juga penggalan bab kemarin.
Oke mulai saat ini saya umumin perlombaan mendapatkan Alinda. Akankah Pak Ronald atau Langit yang mendapatkan Alinda.
#AlindaRonald vs #AlindaLangit
Langit akan mulai bertempur setelah tahu siapa saingannya. Nantikan perseteruan mereka.
Jangan lupa like sama komennya. Sekali lagi, selain next atau lanjut. Tanpa kalian bilang gitu, saya pasti lanjut, yang sukanya komen gitu ketimbang komen gitu mending sini bantuin saya ngarang. 1 chapter boleh, 30 chapter lebih bagus. Bisa ngerti kan?
Makasih buat kalian yang sudah komentarin kalian sesuai cerita.
See you tomorrow. Xoxo 💕💕
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
Wiwi Niji
Aline Ronald laaah go Ronald go Ronald go
2021-12-21
0
fanthaliyya
Yach #alineronald lah siapa yg mau nolak direktur ky pak Ronald 💪💪💗💗
2021-04-29
0
Hesti Sulistianingrum
masih #AlindaRonald donggg...
2020-12-18
2