#9 - Makan Bersama

Senyum jahil Doddy menghiasi wajahnya saat membuka pintu Pantry.

"Siang Mbak Aline."

"Siang Dod! Udah datang aja. Pesawat jam berapa?"

"Siang Pak! Saya permisi dulu Bu Alinda."

Oiya Gung, btw Dod, ini agung, staff cleaning disini." Aku memperkenalkan Agung ke Doddy sebelum dia pergi.

"Doddy"

"Agung Pak"

"Panggil Doddy aja. Atau mas kalau gak enak panggil nama aja."

"Iya mas. Saya permisi dulu. Mari Bu Alinda, mari Mas Doddy."

"Iya" sahut Doddy

"Lagi makan mbak?"

"Iya. Ini baru setengah jalan makannya. Kamu udah makan Dod?"

"Sudah mbak. Tadi makan di luar sama bapak. Ini saya bawakan buat Mbak Aline. Tapi mbak Aline udah makan duluan."

"Bawa apa?"

"KFC"

Doddy membawa makanan ke atas meja sambil mengeluarkan ember kecil dari kantong plastik.

"Banyak amat Dod"

"Gak tau, bapak bos yang pesenin."

"Owh, makan aja Dod, ada nasinya?"

"Ada. Tadi dibelikan 1. Katanya bapak, mbak makan lauknya lebih banyak dari nasinya. Pak Bos sampai hafal ya mbak."

"Gimana gak hafal, saya kan sering makan sama beliau. Terus Pak Ronald kemana?"

"Saya disini!"

Suara berat bersamaan dengan terbukanya pintu yang beberapa hari tidak saya dengar.

"Siang Pak" aku berdiri sambil menyapa beliau.

"Siang Al, lagi makan?"

"Iya Pak. Bapak sudah makan?"

"Sudah."

"Kok bapak nyusul kesini?" Tanya Doddy kepada Pak Ronald.

"Emang kamu sudah bawain saya minum? Saya haus."

"Oh iya. Saya lupa. Sebentar saya ambilkan. Mau air putih apa kopi pak?"

"Ada cola kaleng dingin di kulkas Dod. Bapak kasih itu aja." Sahutku

"Iya mbak."

"Kamu selesaikan makan kamu dulu. Baru ngomong."

"Iya Pak. Ini ayamnya bisa dijadikan cemilan kok. Jadi bapak sama Doddy bisa ikut makan juga."

"Iya mbak." Sahut Doddy.

Setelah mengambil Cola untuk Pak Ronald dan dirinya, Doddy mulai makan ayam yang dia bawa. Sedangkan Pak Ronald pun mulai ikut makan, namun anehnya beliau hanya makan dagingnya saja. Padahal yang enak dari ayam krispi kan kulitnya. Namun aku hanya diam sambil melanjutkan makanku.

Memang sedikit aneh, kami serasa teman kerja saja bila makan bersama seperti ini. Setelah menyelesaikan makan dari nasi bungkus yang sudah kubeli, aku ikut makan ayam yang mereka bawa.

"Hemm… kulit ayam krispi ini memang tiada duanya."

"Emang segitu enaknya Line?"

"Wah, bapak, kenikmatan tiada duanya itu pak."

Padahal yang ditanya aku, tapi yang menjawab malah Doddy.

"Saya tanya Aline, Dod. Bukan kamu."

"Tapi jawaban mbak Aline sama saya pasti sama. Iya kan mbak?"

Aku hanya mengangguk-anggukkan kepala saja sambil meneruskan makan.

"Bapak kenapa gak suka kulitnya?" Tanyaku pada Bosku itu.

"Kata siapa saya gak suka?" Jawabnya.

"Lha itu gak dimakan?"

Tidak lama ponselnya berbunyi. Beliau melihat siapa yang telepon lalu segera mencuci tangan. 

"Ini buat kamu Line, kalau kamu suka. Saya masuk ruangan dulu."

Lalu beliau keluar dari Pantry.

"Gila. Kenikmatan mana lagi yang kau dustakan mbak Aline."

"Hust…" Sambil aku menepuk punggung tangan Doddy yang bersiap mengambil kulit ayam dari Pak Ronald.

"Sakit mbak"

"Jangan lebay! Lagian itu kata bapak buat saya Dod, bukan buat kamu."

"Akh, pelit. Ya sudah habisin deh, nanti aku mau beli waktu di hotel."

"Iya, beli sendiri aja. Awas ya, gak aku ajak makan di angkringan langgananku lho. Biasanya Bos kalau traktir di angkringan suka lebih mahal daripada makan di resto. Jangan nangis lho ya."

"Biarin" sahut Doddy sambil keluar Pantry juga.

Ternyata memang benar, kulit ayam krispi memang bisa jadi pemicu perselisihan antar saudara atau teman.

Ternyata meskipun 9 potong ayam dimakan ber-tiga pun masih ada sisa. Mungkin nanti bisa aku berikan ke Agung biar bisa dimakan nanti dirumah. Dan setelah beres membuang sampah-sampah dan mencuci sendok aku segera bergegas keluar.

--- --- --- --- --- --- --- --- ---

Jadi kira-kira, persaudaraan siapa yang telah terpisah atau hampir retak karena Kulit Ayam? Dan apakah, pepatah yang mengatakan "Laki-laki yang memberikan kulit ayam krispi harus diperjuangkan" itu berlaku buat Alinda?

Terus pantengin dan tunggu ya. Xoxo

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***