"Pak Bos"
"Iya, siapa lagi?"
Beliau menjulurkan tangan yang memegang bungkusan kepadaku.
"Jadi mau sampai kapan kamu bengong dan membiarkan Bosmu ini megang kantong ini?"
"Eh, iya. Lupa. Bapak tau aja kalau saya butuh sandal. Makasih ya Pak"
"Ehem. Iya. Ya sudah kamu pakai baju sana."
Aku melihat tubuhku. Ini gila. Meskipun itu Bathrobe itu masih tergolong handuk kan?
"Emmm… makasih ya Pak. Saya masuk dulu."
"Iya sama-sama"
Aku segera menutup pintu. Malu. Apa Pak Ronald gak akan mikir aku mencoba menggodanya ya?
Alinda kok **** banget sih. Ceroboh.
Ternyata di dalam kantong itu tidak hanya ada sandal. Tapi juga kaos. Aku tidak tau darimana Pak Ronald mendapatkan Kaos dan Sandal ini.
Setelah berpakaian aku segera keluar. Mungkin menunggu di kolam lebih enak. Namun saat berada di depan kamar Pak Ronald dan Doddy yang berseberangan ternyata Doddy juga akan keluar.
"Eh, mbak Aline. Sudah rapi. Tapi kok bisa pakai baju lain? Emmm, pakai sandal juga. Dapat dari mana mbak?"
"Kepo deh kamu Dod. Ya sudah berhubung ada kamu ayo ke Coffee Shop sambil nungguin Bos."
"Iya"
Kami segera turun lewat lift.
Di dalam lift.
"Beneran deh mbak, saya penasaran, mbak dapat kaos sama sandal dari mana?"
"Adalah Dod, namanya rejeki anak sholeh itu gak terduga kali."
"Hish, ya udah deh."
"Btw Dod, gimana kabar Maria sama Reina?"
"Baik. Tiap hari tuh mbak Maria ngeluh, kenapa sih Alinda pergi, kenapa sih Alinda mutasi. Gak tau apa kerjaannya banyak. Gimana sih dia bisa lakuin semua sendiri."
"Kamu gak pernah bantuin Maria ya?"
"Jangan salah ya, kalo gak bantuin saya sudah dipecat kali mbak."
"Masuk akal juga sih."
"Mbak Aline, mbak Aline."
"Kenapa saya?"
🎶
Haruman neowa naega hamkkehal su itdamyeon
Haruman neowa naega sonjabeul su itdamyeon
Haruman neowa naega hamkkehal su itdamyeon
Haruman (haruman)
Neowa naega hamkkehal su itdamyeon
(Do it do it do it)
Neowa haruman itgireul barae barae
(Do it do it do it)
Neowa danduri bonaeneun party party
🎶
"Halo"
"Halo Al"
Ternyata Langit.
"Iya"
"Dimana?"
"Di Hotel"
"Ngapain?"
"Kan aku udah bilang ke kamu, hari ini ada bos sama Doddy jadi ngintilin mereka deh."
"Jam berapa balik kos?"
"Gak balik. Tidur hotel akunya."
"Yaaah, gak bisa ketemu dong?"
"Lha, kan aku udah bilang, ada apa btw?"
"Gapapa. Kangen aja."
"Gak lucu akh Langit."
"Beneran kok"
"Besok ya kalau mereka sudah balik. Kita ketemu. Gak enak ada orang Jakarta kesini masak aku tinggal ketemu kamu. Kamu dimana?"
"Mau balik. Baru selesai kerja."
"Hemmm… kok lewat jam kantor kamu. Banyak ya kerjaannya?"
"Iya lumayan. Boleh nyamperin gak sih kesana?"
"Nyamperin juga kemana Langit, ini aku mau pergi cari makan. Nanti ya pas mereka sudah balik kita ketemu. Maaf ya."
"Iya deh, maaf ya sudah ganggu kamu Al."
"Nggak, gak ganggu kok. Orang bilang kangen kok ganggu. Nanti kalau aku kangen kamu, kamu bilang aku ganggu."
"Hahaha, emang kamu bisa kangen kamu?"
"Ya, Who nose? Idung siapa?"
"Buktinya gak bales message aku"
"Ya, sibuk aja. Ya udah, kamu balik dulu gih. Nanti kemalaman. Besok-besok kita ketemu. Oke?"
"Oke. Take care ya disana."
"Iya. Kamu juga take care baliknya."
"Iya. Dah"
"Dah"
Aku menutup telepon dari Langit.
"Ciiiieee Mbak Aline. Udah punya pacar aja disini."
"Hush, bukan"
"Apa? Gebetan"
"Hemm, gak tau"
"Yah, dasar kang PHP."
"Awas jangan PHP si Bos ya Mbak Aline."
"Hei, kapan aku PHP Bos?"
"Ya gak tau. Maybe. Who knows. Idung siapa."
"Kalian kenapa gak bilang sudah turun?"
Kami sama-sama menoleh, dan melihat Bos kami berdiri di belakang kami.
"Eh bapak" Sahutku san Doddy bersamaan.
"Sudah lama pak?" Tanya Doddy
"Kenapa? Kamu pikir saya nguping omongan kalian?"
"Ya bukan gitu Pak. Kan kita tanya." Sambungku.
"Ya sudah. Mau ngopi dulu apa langsung jalan?"
"Jalan" "Ngopi" jawabku dan Doddy berbarengan.
"Jadi mau jalan apa ngopi dulu?"
"Terserah mbak Aline deh Pak."
"Jalan aja Pak. Mumpung masih agak sore. Makan belum rame. Nanti pas muter-muternya juga lebih puas."
"Ya sudah. Ayok"
Kami akhirnya jalan untuk makan.
"Makan disitu yuk!"
Pak Ronald dan Doddy yang berjalan dibelakangku hanya mengangguk. Kami akhirnya menyeberang untuk makan. Kami makan di angkringan. Memang bukan langganan, tapi aku beberapa kali makan disini. Lumayan besar-besar porsi sate-satenya. Dan cukup terkenal. Karena muncul di Google Map.
Kami makan dengan lahap. Terutama Doddy.
"Enak Dod?"
"Enak mbak, gemuk-gemuk ikannya dari di Jakarta."
"Iya porsi disini memang lumayan besar sih dari yang lain. Tapi harga sama kayak yang di Jakarta." Jawabku
"Sudah. Kalian makan aja. Kalau kurang bisa tambah."
"Iya Pak" jawabku dengan Doddy bersamaan.
Kami mengobrol bersama soal kerjaan. Ya iya soal kerjaan. Emang kalau ngobrol sama Bos mau ngobrolin soal apa lagi?
Setelah kenyang akhirnya kami jalan lagi.
Kami berjalan menuju Jalan Malioboro, cukup jauh kalau berjalan. Tapi itu lebih baik daripada bermacet-macetan dengan mobil. Belum antri parkir juga. Sepertinya aku tidak waspada hingga akhirnya sebuah tangan menarikku ke arah pemiliknya.
"Awas"
"Duh mbak Aline. Jangan meleng dong. Jalan hati-hati"
Iya. Hampir tertabrak motor yang menyebrang dari jalur lain. Meskipun searah tapi ada patahan untuk melintas jalur.
"Makasih Pak"
"Sama-sama"
Kami berjalan. Entah berapa lama. Dan aku tahu, tangan itu belum juga terlepas menggenggamku.
--- --- --- --- --- --- --- ---
Cie gandengan.
Duh dah lama gak ada yang gandeng buat jalan-jalan. Mbak Corona kapan pulang? Saya kangen jalan-jalan. Biar ada yang gandeng.
Segini aja ya guys. Kalian Stay Healthy. Semoga semua reader selalu sehat dan terhindar dari penyakit.
Kalau bosen di rumah. Sama kalian gak sendirian. Tapi setelah pandemi berakhir, kita bisa jalan-jalan lagi sama keluarga.
Xoxo
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
fanthaliyya
y mesti gandengan donk....truk aja gandengan masa Qt kalah 🤭🤭🤭
💪💪💪💪💪 terooooos Thor
2021-04-29
0
Hesti Sulistianingrum
wkwkwk... mbak Corona 😆
2020-12-18
0
Timeta
pura2 lupa ya pak klo lg gandengan ama Aline hihihi....
2020-11-13
0