Alinda Season Two : KARIR DAN HIDUP DALAM CINTAKU

Alinda Season Two : KARIR DAN HIDUP DALAM CINTAKU

#1 - Lembaran Baru

Aku meninggalkan semua kenangan burukku saat ku menjejakkan kaki di Kota ini.

Sedih, tentu saja, banyak teman dekat disana. Ada persahabatan yang kini telah terpisah oleh jarak, meskipun ada banyak media yang akan menyatukan kami, tapi tetap saja, kami terpisah jarak dan tak mungkin selalu bertemu.

Ada tangis dan saling menguatkan saat perpisahan dengan Reina dan Maria, meski nanti kami berjanji akan bertemu di Jogja saat liburan tapi tetap haru terasa.

Dengan Sella, Martha dan teman-teman yang lain pun sama. Meski mereka masih menduga kepindahanku karena masalahku dengan Chris dan sudah ku jelaskan, salah paham masih ada.

Sedangkan Chris, sebenarnya aku tidak bisa mendeskripsikan bagaimana perasaanku, tapi aku bertahan dan mencoba untuk menjelaskan bukan karena dia seutuhnya, tapi keadaanlah yang mendukungku untuk maju. Maju untuk karirku dan maju untuk kehidupanku. Dia sebenarnya ingin mengalah untuk pindah, akan tetapi aku mencegahnya karena sekalipun dia pindah aku tetap akan pergi karena ini bagian dari pekerjaan.

Apa aku menangis? Iya, aku memang menangis, tapi bukan didepan Chris lagi, hanya di kamar, karena aku harus meninggalkan semua kenangan yang berkesan yang membuat hidupku berwarna, ada merah, pink, biru dan kelabu. Meninggalkan senyum, tawa, sedih dan tangis. Sebentar, namun berkesan, itulah pengalamanku selama tinggal disini.

Malam perpisahan? Aku tak sempat, karena banyak pekerjaan yang harus ku selesaikan.

Dan akhirnya, kota yang akhir-akhir ini sering ku kunjungi dalam perjalanan bisnisku sebagai sekretaris.

Mulai hari ini, kota ini akan memberi lembaran baru pada diriku. Aku datang dengan menanggalkan jabatan sebagai sekretaris direksi dan berganti dengan mengemban tugas sebagai Kepala Administrasi dan Arsip.

Aku tidak tahu apakah ada jabatan seperti itu di luar sana. Namun karena semua sangat mendadak aku harus mengemban tugas ini.

Aku akan membawahi setiap hal yang berhubungan administratif sesuai dengan titel jabatanku juga membawahi pengarsipan di segala lini divisi yang terbentuk. 

Semua ini terjadi karena Bos ku yang berlaku sebagai Direktur Utama dan Pemegang Saham harus selalu berada di kota lain karena beliau membawahi sebuah perusahaan yang lumayan besar dengan cabang yang ada di beberapa kota.

Selain itu aku akan menghandle segala pengarsipan karena selama masa persiapan, perencanaan, dan pengerjaan aku berada disana sehingga aku sudah banyak tahu bagaimana akan berkembang untuk perusahaan Travel dan Hotel. 

Barang-barangku sudah aku packing dan sudah aku titipkan pada Martha dan Maria. Jadi saat aku sudah memiliki tempat tinggal aku akan meminta Maria untuk memaketkan kesini dengan bantuan Martha.

Sebenarnya aku direncanakan akan tinggal di sebuah apartemen. Namun Pak Ronald memberiku keistimewaan agar bisa memilih sendiri mana apartemen yang nyaman untukku. Padahal sewa kosan seperti dulu pun sudah cukup bagiku, tapi entah apa pertimbangan dari atasanku kali ini.

"Kamu tidak masalah saya mutasi kamu kesini Line?" Tanya Pak Ronald padaku.

"Nggak Pak. Saya tidak masalah."

"Karena Chris?"

"Iya dan tidak."

"Iya nya?"

"Iya, karena mungkin ini lebih baik untuk kami berdua. Karena bila salah satu dari kami harus pergi karena yang lain akan ada rasa tidak enak. Tidak, karena saya percaya, Tuhan sudah memberi saya jalan untuk bisa bertahan dengan diberi jarak dengannya. Jadi saya bersyukur juga dimutasi kesini."

"Tapi saya akhirnya harus kehilangan salah satu sekretaris terbaik saya, dan juga teman saya dalam perjalanan, karena terima atau tidak, kita memang sudah dekat bukan hanya sebagai atasan dan bawahan tapi juga sebagai teman."

"Maka saya juga akan menunggu bapak disini bila nanti bapak berkunjung, kita juga bisa bercengkrama sebagai teman meski tetap ada batasan sebagai atasan dan bawahan dalam profesionalisme."

"Sebenarnya saya tidak rela memutasi kamu disini Line."

"Tapi ini akhirnya jalan terbaik dari Tuhan untuk saya Pak."

"Ini yang membuat saya juga berat."

"Maksudnya?"

"Tidak akan ada sekretaris yang hebat di samping saya lagi, bukan berarti Maria kurang bagus, tetapi saya sudah klik dengan cara kerja kamu. Kamu sudah tahu pola kerja dengan saya tanpa saya minta. Dan lagi banyak hal yang membuat saya merasa kamu adalah wanita hebat dan tegar. Saya akhirnya banyak belajar dari kamu cara bersikap dalam masalah dan memisahkan dengan profesionalitas bekerja."

"Saya tidak sebaik itu."

"Tapi itu yang saya lihat."

Kami terdiam, sebenarnya aku canggung harus berkata apa tentang pujian itu. Rasanya ini terlalu intim. Akhirnya kami sampai di hotel sebelum kami memulai perjalanan mencari tempat tinggal untukku.

Ternyata ada tiga buah apartemen yang sudah disiapkan oleh Pak Rony, jadi kami meninjau semua. Aku mencoba mencari lokasi yang paling dekat dengan keramaian sehingga mudah mencari makan. Tapi akhirnya aku jatuh cinta pada kosan seperti ditempat lama. Kosan yang lumayan mewah, tapi fasilitas seperti di hotel. Tidak terlalu jauh bila ke kantor. Dekat dengan tempat-tempat hiburan seperti mall. Meskipun ada rasa kecewa karena akhirnya aku tidak merasa cocok dengan apartemen yang sudah ditawarkan akan tetapi Pak Ronald setuju karena tempatnya memang bagus. 

Beliau juga menawari untuk menyediakan mobil sebagai transportasi namun aku memilih sepeda motor. Sebenarnya aku bisa mengendarai mobil, namun belum biasa, dan aku juga merasa berlebihan apabila langsung diberi fasilitas mobil setara dengan general manager dan kepala human resource kami. Jadi setelah deal lokasi Kos, kami pergi ke dealer untuk membeli motor sebagai fasilitas agar mobilisasi ku disini lebih enak. 

Karena memang Tuhanlah yang terbaik dalam merencanakan hidup.

"Apa gapapa pak, saya dapat fasilitas motor?"

"It's ok Line, karena memang memutasi seseorang memang ada harganya."

"Tapi kalau…"

"Tidak perlu kalau, itu privilege kamu. Atau kamu memaksa saya agar mencari karyawan lain saja dan kamu tetap di perusahaan yang lama?"

"Nope. Thanks for your kindness, Sir"

"Kalau Bu Alinda saja yang posisinya sudah bagus merasa gak enak menerima fasilitas bagaimana dengan saya yang orang baru." Celetuk Pak Rony.

"Ya beda dong Pak. Kan memang sudah disiapkan dari awal fasilitas-fasilitas apa saja yang ditawarkan sebagai benefit."

"Ya berarti sama dong."

"Hehehe.. ia ia. Kalah deh saya. Terima kasih buat bapak-bapak semua yang sudah membantu saya."

Mereka tertawa bersama. Bahagia, tentu saja. Meski aku akan sendiri dan memulai semua dari awal, tapi banyak orang-orang baik yang akan ada disekitarku nantinya.

--- --- --- --- --- --- --- --- --- ---

Lembaran baru untuk Alinda.

Terima kasih sudah menunggu karyaku.

Semoga kalian menikmati tulisan saya.

Klik like dan kasih komentar kalian.

Please yang faedah ya, jangan hanya kapan up dan crazy up dong. 

Xoxo 💕💕

Terpopuler

Comments

Mia Amalia

Mia Amalia

baru ngeh ada lanjutan alindaa..

2022-09-28

0

Wiwi Niji

Wiwi Niji

setia menunggu Thor,,, semangat Aline smoga jd sama bos Ronald 😁

2021-12-20

0

Hesty Kowaas

Hesty Kowaas

Aku setia menanti lanjutan Alinda

2021-11-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!