Chapter 20 Horor Story

Tidak seperti biasanya, pagi ini Kesya sengaja bangun lebih awal, kalian pasti masih ingat kejadian kemarin saat dirinya dan Kevin terlambat sampai ke sekolah dan berujung mendapatkan hukuman dari Bu Ani kerena itulah hari ini Kesya sengaja bangun cepat, supaya kejadian kemarin tidak terulang lagi. Ya, meskipun Kesya bukan murid yang tergolong pintar tetapi, ia tidak mau ketinggian pelajaran lagi.

Kesya masih sibuk menguap beberapa kali, ia berjalan menuju meja makan dan menjatuhkan bokongnya di atas kursi. Jelas terlihat dari wajahnya kalau ia masih mengantuk.

"Tumben bangunnya pagi?" tanya Soraya curiga, tidak biasanya Kesya bangun sepagi ini.

Kesya menggaruk tekuknya yang tidak gatal, tidak mungkin memberitahu hal sebenarnya pada ibunya, bisa-bisa ia akan kena siraman rohani selama beberapa hari ke depan. "Mama gimana sih? Giliran anaknya semangat sekolah malah dicurigai."

"Ya bukannya curiga, Mama heran aja kamu tiba-tiba bangun pagi banget," tutur Soraya, ia meletakkan sepiring nasi goreng lengkap dengan telur mata sapi.

Wajah Kesya yang tadinya tidak bersemangat menjadi cerah seketika, ia tersenyum senang sambil menikmati aroma nasi goreng kesukaannya.

Soraya mengusap lembut puncak kepala Kesya. "Giliran liat makanan, semangat langsung 45," ujarnya menggeleng kepala.

"Ya jelaslah, masakan Mama kan yang terbaik." Kesya kemudian melahap makanan tersebut dalam diam, sambil sesekali berseru riang.

Setelah selesai, Kesya meletakkan piring kotor di wastafel.

"Biarkan saja, nanti Mama yang cuci," kata Soraya yang masih berada di ruang makan. "Sekolah sana, jangan sampai terlambat."

"Siap Ma," sahut Kesya ala prajurit, tidak lupa melakukan hormat.

Kesya kemudian memakai sepatu dan bersiap berangkat.

"Kevin udah bangun gak ya?" tanyanya pada diri sendiri.

"Astaga!" menekik pelan, begitu membuka pintu, untunglah ia bisa segera meredam suaranya agar tidak memunculkan kehebohan di pagi hari.

Jantung Kesya serasa hampir copot, saking terkejutnya dengan keberadaan Kevin yang tiba-tiba berdiri di depan pintu rumahnya.

Kesya menatap murka ke arah Kevin. "Kamu itu sebenarnya manusia atau makhluk asral sih? Main nongol aja," tuduh Kesya lagi.

"Sebenarnya, aku mau ketuk pintu tadi, kamunya aja yang keluar tiba-tiba," bantah Kevin cuek.

Kesya mengembuskan napas gusar. "Jadi, kamu menyalahkanku?"

"Kenyataannya memang seperti itu kan," balas Kevin menaikan kedua alisnya, tidak perduli.

Bola mata Kesya bergerak dari atas ke bawah, ia tidak bisa percaya. Bagaimana makhluk menyebalkan seperti Kevin berakhir di dalam hidupnya.

Tangannya ikut mengepal menahan emosi, sepertinya keberadaan Kevin memang ditakdirkan Tuhan untuk menguji kesabarannya.

"Tidak perlu menatapku seperti itu, aku tahu kalau diriku ini sangat tampan." seru Kevin tenang

Skakmat. Ucapan Kevin tersebut, sukses membuat Kesya bergidik geli seketika. Ia merasa jengkel berkali-kali lipat dari sebelumnya.

"Wahh, aku merasa ingin membunuh seseorang pagi ini," gerutu Kesya geram, emosi kini telah memuncak hingga ke ubun-ubun.

"Nanti saja kamu lakukan, sekarang ayo kita berangkat sekolah dulu," ajak Kevin menarik tangan Kesya.

"Tapi aku pengen bunuhnya sekarang!" omel Kesya dalam hati.

* * *

Keduanya kini tengah berjalan di koridor sekolah tanpa bersuara, di tambah suasana sekolah yang tampak sangat sepi, semakin membuat hawa sekitar terasa mencekam.

Kesya meneguk salivanya berulang kali, ia sedikit takut mendapati seisi sekolah yang sepi, bangku-bangku kosong yang tersusun rapi di dalam kelas seolah tampak berpenghuni.

"Kevin."

"Hm."

"Kevin," panggil Kesya lagi.

"Hm."

"Kevin," panggil Kesya setengah berteriak.

"Apaan sih," Kesal Kevin, dari tadi Kesya terus memanggil dirinya tidak jelas.

Kesya langsung menampakkan ekspresi datar. Manusia satu ini memang tidak pernah mengerti keadaan.

"Kamu tidak lihat sekitar apa, sekolah terasa sepi dan menyeramkan,"

"Lalu, apa urusannya denganku?" Kevin berhenti ia berbalik menatap Kesya bingung.

Kesya menyipitkan kedua matanya sebelum kembali berbicara."Kamu gak dengar rumor gitu, kalau di sekolah kita pernah ada pembullyan, terus siswa yang dibully tersebut akhirnya bunuh diri di dalam kelas."

"Bukan hanya itu, katanya di kelas tersebut, selalu ada bangku dan meja kosong yang disediakan di sekolah," jelas Kesya, kali ini ia bahkan menakuti Kevin.

Kevin tersenyum miring tidak percaya. "Gak lucu." Lalu kembali berjalan santai.

"Dasar Alien, kalau ketemu baru percaya," celutuk Kesya geram.

Brukk.

Suara benda yang terjatuh membuat Kesya berteriak ketakutan, ia segera berlari mendekati Kevin.

"Masih pagi, bisa gak volumenya dikurangi gitu," ucap Kevin risih.

Wajah Kesya tampak pucat, bulu kuduknya juga ikut merinding. Jelas sekali kalau tadi ia mendengar bunyi aneh. Ia kemudian menarik baju Kevin.

"Tadi aku dengar suara benda jatuh," jujurnya.

Kevin menghela napas. "Benarkah tapi aku tidak mendengar apapun."

Kevin kembali melanjutkan langkahnya, sementara itu, Kesya masih mematung di posisinya. Ia merasa sesuatu aneh. Hawa dingin mulai menyelimuti dirinya. Belum lagi peluh yang sudah bercucuran di dahi.

"Mungkin cuma perasaanku saja," yakinnya. Ia kemudian berniat menyusul Kevin.

Tepat saat Kesya mengambil langkah pertama, tiba-tiba ia merasa sesuatu menyentuh pundaknya.

"Kevin!!!" teriak Kesya ketakutan.

Kevin yang mendengar Kesya berteriak, langsung berbalik. Tanpa ba bi bu Kesya langsung berlari memeluk Kevin.

"Tolong! Tolong, ada sesuatu yang menyentuhku tadi." pekik Kesya ketakutan. Tubuhnya bahkan ikut gemetar.

Kevin diam. "Sudah selesai acara pelukannya, cepat lepas."

Kevin melepaskan pelukan mereka lalu, memutar tubuh kecil Kesya ke arah objek yang ditakuti Kesya.

Mulut langsung mengatup, ternyata Kesya telah salah, yang memegang pundaknya tadi adalah Naya bukan hantu seperti yang ada di pikirannya, ia langsung memamerkan senyum penuh pemaksaan untuk menutupi rasa malunya.

"Naya," seru Kesya tak percaya.

Sementara Naya, ia mulai tertawa ngakak karena dari tadi berusaha menahan tawanya.

"Hahahaha, Dasar Kesya, Kesya. Belum apa-apa udah lari." Naya menghampiri Kesya dan Kevin sambil terus tertawa.

"Ya, ketawa aja terus sepuasnya," ujar Kesya kesal.

Begitu juga dengan Kevin, ia sedikit tertawa melihat tingkah Kesya tadi.

"Ahh, jadi kamu juga menertawakan aku," tuduh Kesya ke Kevin.

"Tidak, aku hanya tersenyum menyapa Naya tadi," jelas Kevin.

Kesya memandang tajam ke Kevin, ia kemudian pergi ke kelas.

"Kesya," panggil Naya namun, tidak di gubris Kesya.

"Kesya, tunggu!" Kali ini Naya berusaha berlari menyeimbangi langkah Kesya.

Naya menarik tangan Kesya untuk berhenti. "Maaf."

Sesudah mengucapkan kata maaf, Kesya tetap diam tidak menjawab, ia langsung masuk kelas dan menghempaskan bokongnya di atas kursi. Di susul Naya dan Kevin.

Kesya dan Naya duduk di barisan ke empat. Sementara Kevin duduk di barisan ke lima dari kiri, letaknya juga dekat dengan jendela.

"Maaf, aku salah," ujar Naya ketika duduk di samping Kesya.

"Entahlah," jawab Kesya singkat.

Tidak di ragukan lagi, Naya langsung mengeluarkan jurus terbaik, ia memasang puppy eyes sembari bertingkah imut.

Naya menarik-narik lengan Kesya. "Maaf," ujarnya lagi.

Akhirnya Kesya melunak, ia memaafkan Naya. "Iya iya aku maafin deh."

* * *

15 Mei 2020

Sekian dulu dari Kevin.

Kesya: Jangan rindu ya, soalnya rindu ke Kevin itu berat dan membawa bencana.

Kevin: Apa katamu!!!

Dan begitulah dua manusia yang tidak berhenti bertengkar.

😂😂😂

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!