Chapter 9 Pujaan hati

Kesya memajukan wajahnya, meniup area luka yang ada di dahi Kevin dengan lembut. Spontan hal tersebut membuat Kevin gelagapan.

"Jangan dekat-dekat!" peringat Kevin.

Kesya menjauh tubuhnya, masih dengan senyum cengengesan, plus tatapan polos tanpa dosa. "Dulu, Papa sering melakukan ini, kalau aku terluka."

"Oh ya, aku belum pernah bertemu Papamu, dia dimana?" tanya Kevin penasaran, hampir tiga hari tinggal bertetangga, Kevin belum pernah bertemu Papa Kesya.

"Papa udah disurga, dia meninggal dalam kecelakaan pesawat, saat melakukan perjalanan bisnis," jelas Kesya singkat, wajahnya tampak sendu. Namun senyuman masih setia dibibirnya.

Kevin merasa bersalah, ia mengajukan pertanyaan yang membuat Kesya sedih. "Aku tidak bermaksud membuatmu sedih."

Kesya segera menggeleng, ia sudah berjanji pada papanya untuk menjadi anak yang kuat dan bisa menjaga mamanya, tidak akan membiarkan perasaan sedih membuatnya lemah.

"Gak kok," dalih Kesya.

"Mau ngapain?" tanya Kevin saat melihat Kesya bangun.

"Melanjutkan hukuman," ujar Kesya, siap mengambil buku yang sudah berantakan karena ulahnya.

Kevin mengambil alih buku tersebut, ia menyuruh Kesya kembali duduk. "Gak usah, malah bikin masalah lagi nanti."

Kesya menoleh ke samping, ia menatap sinis ke arah Kevin, tidak bisakah manusia ini mengunakan bahasa yang lebih sopan. Selalu saja memancing emosi Kesya.

"Diam disitu atau mau..." ucapan Kevin terhenti, ia memajukan wajahnya mendekati telinga Kesya, membisikkan sesuatu yang membuat Kesya menurut.

"Aku cium," bisik Kevin pelan. Kesya segera diam, ia duduk patuh seperti anak kecil yang penurut, wajahnya kini memerah seperti kepiting rebus.

Kevin tersenyum puas karena berhasil menggoda Kesya.

"Gadis aneh," batinnya tertawa lucu.

Pada akhirnya Kesya duduk sambil memandang Kevin yang sibuk menyusun buku tersebut kembali ke rak.

Tanpa sadar hatinya ikut menghangat, Kevin tampak sempurna meskipun dilihat dari sisi manapun, ketampanannya selalu berhasil membuat semua gadis bertekuk lutut tetapi, tidak berlaku pada Kesya ia malah sibuk memperhatikan gerak gerik Kevin yang tampak manis. Andai saja Kevin selalu bersikap baik pada Kesya, pasti ia akan jatuh hati seperti siswi kebanyakan.

"Hai," sapa sebuah suara yang membuat keduanya berbalik.

"Kak Alex," ujar Kesya senang, ia merasa bahagia bisa kembali bertemu dengan pujaan hatinya meskipun, ia adalah kakak kelas yang sangat populer. Alex sangat berbeda dari Kevin, ia selalu tersenyum saat berbicara dengan Kesya, bukan hanya itu sikap dan cara bicaranya yang ramah membuat Kesya jatuh hati. Tidak seperti Kevin, muka datar, tidak pernah senyum dan sikap menyebalkan yang membuat Kesya naik darah.

"Lagi ngapain?" tanya Alex.

Kesya merapikan rambutnya, guna menunjukkan penampilan terbaiknya dihadapan Alex.

Kevin melihat hal tersebut, menyergit geli, melihat tingkah Kesya yang berlagak sok manis didepan lelaki tersebut.

"Bukan dia cowok kemarin yang ditemui kesya," Kevin segera memincingkan matanya, "Oh, namanya Alex," ujar Kevin saat mendengar Kesya memanggilnya.

Kesya tampak berpikir, jika ia memberitahu Alex bahwa dirinya sedang dihukum karena terlambat pasti hal yang memalukan. Kesya harus harus memberikan alasan yang bagus agar harga dirinya tetap terjaga.

"Aku mau membaca buku," Kesya langsung meraih salah satu buku yang tergeletak tak jauh di atas meja.

"Kalau kak Alex sendiri gimana?" tanya Kesya balik.

"Aku lagi nyari novel untuk buat resensi, buat tugas bahasa Indonesia." Kesya mengangguk mengerti, ia melihat ke sekitar.

"Mau aku bantu gak," tawar Kesya yang segera di iyakan Alex.

Keduanya pergi menuju rak buku novel. Kevin yang penasaran dengan pembicaraan mereka, bersembunyi dibalik susunan buku. Mengikuti kemana dua anak manusia itu pergi.

"Ini kak," kata Kesya menyerahkan sebuah novel bersampul biru.

"Double Hate," Alex membaca judul tersebut, dengan alis yang terangkat bingung.

"Keren lho ceritanya, Kakak pasti suka, kedua tokoh yang saling benci dipertemukan oleh cinta melalui hal yang tidak terduga," Kesya menjelaskan secara singkat.

Alex tersenyum mendengar penjelasan Kesya, ia kemudian berterima kasih.

Kesya yang mendapatkan perlakuan manis dari Alex menjadi salah tingkah, hatinya ikut berdebar bersamaan dengan senyum yang Alex lontarkan padanya.

"Lex, kita udah dapat novelnya, ayo balik ke kelas," ajak beberapa temannya. Mereka berjalan menuju tempat penjaga perpustakaan, mendaftarkan buku yang dipinjam.

Alex kemudian pamit, meninggalkan Kesya yang masih belum sepenuhnya sadar dari lamunannya.

"Woi!" panggil Kevin yang membuat Kesya terkejut setengah mati, manusia satu ini selalu merusak kebahagiaannya.

"Ngapain senyam senyum kayak orang gila," sindir Kevin yang melihat gelagat aneh Kesya.

"Biarin," ujar Kesya ketus.

"Ngaca sono, mana mau dia sama cewek buruk rupa kayak kamu," ujar Kevin dengan nada mengejek.

Kesya menatap malas Kevin, ia melempar buku yang dipengangnya tadi ke arah Kevin.

"Makan tu buruk rupa!" umpat Kesya.

* * *

"Bu, bukunya udah disusun rapi, kalau begitu kami mau balik ke kelas dulu," pamit Kesya pada Bu Susi yang bertugas menjaga perpustakaan.

Ia tersenyum ramah, berbeda sekali dengan Bu Ani yang terkesan menyeramkan.

Kesya merasa heran, mengapa dari tadi ia terus membandingkan orang.

"Baik, ini ambil untuk jajan," Bu Susi menyerahkan beberapa lembar sepuluh ribuan.

Kesya segera menolak, ia tidak enak menerima uang tersebut, apalagi mereka melakukan hal tersebut kerena dihukum.

"Terima kasih Bu," Kevin menerima uang tersebut sambil tersenyum senang.

Kesya berbalik, menatap ke arah Kevin sinis.

"Kenapa? Tidak baik tahu menolak rezeki." Kata Kevin yang langsung mendapat persetujuan dari Bu Susi.

"Sudahlah, lebih baik kalian segera ke kelas, sebentar lagi kan pergantian jam pelajaran. Nanti kalian malah ketinggalan materi lagi," nasehat Bu Susi.

* * *

"Kesya!" teriak Naya ketika melihat sahabatnya dari jauh.

Setelah guru Matematika keluar, kelas menjadi riuh dan porak poranda. Banyak dari penghuni kelas melanjutkan aktivitas tadi pagi yang tertunda, ada yang ber make up, bergosip, konser dibelakang kelas dan keanehan lain yang sering dilakukan siswa\i pada umumnya ketika tidak ada guru.

Namun, saat mendengar Naya meneriakki nama Kesya, semua menjadi diam.

Kesya masuk, semua tatapan mata menatap penuh iri padanya, disusul Kevin dari belakang yang berjalan santai menuju tempat duduknya, yang terletak paling belakang.

"Kesya, cerita dong, kapan kalian jadian?" Kesya heran mendengar pertanyaan tidak masuk akal milik Naya.

Semua siswi yang ingin mendengar jawaban langsung dari sumbernya, memasang indera pendengaran mereka setajam mungkin, tidak akan dibiarkan satu kata pun terlewatkan.

"Kita gak jadian, itu gosip darimana sih?" tanya Kesya balik.

Naya menyenggol lengan Kesya pelan. "Jangan bohong deh, semua orang udah tahu kalian kemarin pulang bareng."

"Oh, itu aku cuma numpang nebeng karena rumah kita searah," Jawaban tersebut membuat beberapa siswi menghela napas lega, ternyata masih ada kemungkinan untuk memiliki hati Kevin.

Raut kecewa tampak jelas di wajah Naya, padahal tadi ia merasa sangat senang perkataannya terwujud.

"Siapa juga yang mau pacaran sama manusia nyebelin kayak gitu," desis Kesya lumayan keras agar bisa didengar semua orang terutama Kevin.

#

24 Maret 2020

Terpopuler

Comments

Sioba Masibasa

Sioba Masibasa

wkwk Kesya kesal😁

2020-03-24

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!