Chapter 13 Jalan Bersama (Bukan Kencan)

"Wah, kakak rapi benget sore ini," seru Dipta ketika masuk ke kamar Kevin.

Kevin menghampiri Dipta sambil mengelus puncak kepalanya lembut. "Kakak ganteng gak?"

Pertanyaan Kevin dalam mendapatkan anggukan Dipta, ia memberikan kedua jempol tangannya untuk menilai penampilan Kevin.

T-shirt oversize bewarna putih dipadu dengan jeans hitam, semakin menambah level ketampanan Kevin, bisa dipastikan semua gadis akan menatapnya takjub.

"Kamu mau ikut gak?" tanya Kevin, ia mencoba mengajak adik kecilnya, bagaimanapun mereka sudah lama tidak menghabiskan waktu bersama. Apalagi semenjak Dipta ikut les piano, Kevin merasa sangat kesepian.

Dipta tampak berpikir. "Mauu!" Lanjutnya senang.

"Ya sudah sana pake ganti baju, biar gak kalah ganteng kayak kakaknya," perintah Kevin sembari mengacak rambut Dipta gemas.

Dipta merasa senang, ia segera berlarian keluar.

"Ma, Dipta mau ganti baju, biar bisa pergi bareng kakak!" teriak Dipta yang masih terdengar oleh Kevin.

* * *

Kesya melirik jam, sudah menunjukkan pukul empat sore, ia sudah siap dengan sweater lengan panjang yang berputih, rambut yang dikucir kuda, tak lupa celana jeans yang bewarna coklat, lengkap dengan sedikit polesan make up membuat ia tampak begitu cantik dan imut.

"Mau kemana kamu?" tanya Soraya yang duduk di ruang tamu sambil berkutat di depan laptop.

Kesya sedikit bingung, ia harus mencari kalimat yang bagus agar mamanya tidak salah paham.

"Mau temenin...hm...itu Ma..." Kesya tampak sedikit gugup.

Soraya menatap anaknya aneh. "Hm itu apa?"

"Mau menemani si tetangga nyari barang Ma, seleranya kan aneh makanya Kesya mau bantu." jelas Kesya singkat.

"Kevin maksudmu."

"Hehehe, iya Ma," Kesya tersenyum garing.

"Hati-hati ya," peringat Soraya.

"Siap, Ma."

Soraya hanya menggelengkan kepala pelan. Ia kembali sibuk dengan aktivitas awalnya.

* * *

Kevin terdiam melihat ke arah kesya yang baru keluar rumah, ia tidak bisa mengalihkan pandangannya dari objek tersebut.

Tidak jauh beda dengan Kevin. Kesya juga ikut terdiam melihat penampilan Kevin yang sangat tampan dengan gaya casual yang terbilang cukup sederhana.

Dari balik tubuh Kevin, keluar bocah kecil yang tersenyum melambaikan tangan ke arahnya.

"Hai kak Kesya," sapanya imut.

Kesya segera berjalan menghampiri Dipta kecil, setelannya juga tidak jauh beda dengan Kevin, bahkan mereka tampak sangat mirip.

"Kevin versi kecil yang sangat imut," batin Kesya gemas. Ia segera memeluk  Dipta senang.

"Jangan Ge-er, aku ngajak kamu jalan cuma mau nemenin Dipta, dia merasa bosan dirumah," jelas Kevin tanpa diminta, ia tidak mau Kesya menganggap ini adalah kencan.

Kesya tidak mengindahkan perkataan Kevin, ia masih sibuk berbicara dengan Dipta.

"Kakak cantik sekali," puji Dipta dengan nada yang terkesan imut.

Kesya tersenyum senang. "Kamu juga sangat tampan."

"Cantik apanya, aneh iya," Mulut Kevin memang tidak setuju dengan pendapat Dipta tapi, hatinya membenarkan hal tersebut. Kesya memang sangat cantik.

"Aku rasa mata kakak sepertinya sakit," bantah Dipta.

"Apa katamu!" ujar Kevin tidak terima.

"Takut kakakku jadi galak," Dipta mengadu pada Kesya, ia berdiri di samping Kesya.

Kesya malah tersenyum melihat wajah Kevin yang semakin kesal.

"Udah, ayo kita berangkat," sela Kesya.

* * *

Selama perjalanan, ketiganya hanya diam, apalagi Kesya dan Kevin.

"Baju kita mirip ya kak," Dipta buka suara, Kesya dan Kevin akhirnya sadar.

Kevin melirik sedikit ke arah mereka melalui kaca mobil.

Benar saja baju mereka tampak couple dengan warna senada padahal,  Kevin maupun Kesya tidak janjian untuk hal tersebut.

Sesampainya di tempat tujuan, Kevin menghentikan mobilnya.

"Turun," perintah Kevin pada Kesya.

"Taman hiburan?" tanya Kesya meyakinkan.

Kevin tersenyum picik, ia pikir Kesya tidak akan menyukai tempat ini. "Kenapa? Kamu tidak suka, kan aku sudah bilang ingin menemani Dipta bukan..." Belum sempat Kevin menyelesaikan kalimatnya, Kesya dan Dipta sudah berlarian masuk kesana.

"Cepat!" teriak Kesya dan Dipta bersamaan.

Kevin tersadar dari lamunannya, ternyata gadis tersebut malah menyukai tempat ini tapi, syukurlah ia kemudian melangkah mendekati mereka, membayar tiket masuk.

"Jangan lepas tangan kakak ya," Dipta menggangguk.

Tanpa sadar mereka bertiga kini menjadi perbincangan publik, lihat saja bagaimana banyak gadis yang memuja ketampanan Kevin.

Kevin ikut memegang tangan Dipta, posisi Kevin berdiri di sisi kanan dan Kesya di kiri. Sungguh membuat semua orang iri melihatnya.

"*Lihatlah, sepertinya mereka sepasang suami-istri," tebak salah satu gadis yang melihat ke arah mereka sejak tadi.

"Benarkah, pupus deh harapanku mendekati lelaki tampan," sesal gadis lainnya*.

Kevin yang mendengar hal tersebut hanya tertawa senang didalam hati, ia sedikit merasa aneh ketika melihat Kesya dan Dipta saling berbisik.

"Apa yang sedang kalian bicarakan?" tanyanya. Namun, kedua orang yang ditanya hanya bungkam sambil tersenyum penuh arti.

"Pasti mereka merencanakan sesuatu, kenapa perasaanku jadi tidak enak ya," batin Kevin.

Mereka mulai berkeliling, melihat berbagai wahana yang menarik, Dipta menarik-narik baju Kevin. "Kak aku mau naik itu." Tunjuk Dipta ke arah komedi putar.

Kevin berjongkok, menyamakan posisinya dengan Dipta. "Tentu."

* * *

"Kamu tidak ingin naik?" tanya Kevin.

Keduanya tengah sibuk memperhatikan Dipta kecil yang naik komedi putar.

"Tidak, aku tidak terlalu suka." Jujur Kesya.

Dalam diam, Kevin memperhatikan Kesya yang sibuk tersenyum dengan Dipta. Sebuah senyum yang selalu tampak bersinar di mata Kevin, saat tatapan keduanya bertemu, Kevin sengaja membuang pandangannya ke arah lain, ia tidak mau Kesya tahu, kalau dirinya secara diam-diam, sibuk memperhatikan Kesya dari tadi.

"Kevin," panggil Kesya imut.

"Hm."

"Aku pengen makan itu," tunjuk Kesya pada si penjual gulali. Kevin diam, ia langsung berjalan menuju penjual gulali.

"Pak, gulalinya dua." Minta Kevin, matanya masih sibuk melihat ke arah Kesya dan Dipta bergantian.

"Ini dik." Si penjual memberi dua buah gulali pada Kevin, setelah selesai membayar, ia langsung kembali ke tempat tadi.

"Ini," Kevin menyerahkan satu gulali untuk Kesya dan satu lagi untuk Dipta.

"Terimakasih kak," seru Dipta senang. Begitupun Kesya ia juga ikut berterima kasih.

"Masih mau naik lagi?" tanya Kevin.

Dipta langsung menggeleng, ia menarik keduanya untuk duduk, di sebuah bangku yang terletak tidak jauh dari tempat mereka berdiri.

"Kakak mau?" tawar Dipta.

"Gak, itukan makanan bocah, masak orang dewasa juga ikut makan." Ucapan Kevin sukses menyindir Kesya yang tengah menikmati gulali miliknya. Ia melempar tatapan ingin membunuh kepada Kevin.

Dipta menepuk pelan dahinya, "Kakak salah, ini enak loh, coba saja."

"Tidak mau," tolak Kevin cepat.

"Coba dulu, baru komentar." Akhirnya Kevin menurut, ia mengambil sedikit bagian gulali tersebut lalu, memasukan makanan tersebut penuh ragu ke dalam mulutnya.

Saat pertama kali gulali tersebut mengenai lidahnya, terasa seperti efek meletup pelan, setelah itu rasa manis mulai menguasai indra pengecap Kevin.

"Bagaimana rasanya?" tanya Dipta ketika menyadari raut wajah Kevin yang tampak berubah.

"Lumayan," kata Kevin datar, meski sejujurnya sangat lezat, Kevin menyukai sensasi yang dihasilkan dari makanan tersebut.

Setelah selesai menikmati gulali, mereka bertiga sibuk memainkan beberapa game.

Sekarang Kevin tahu apa yang sudah direncanakan Kesya dan adiknya, mereka sengaja menyuruh Kevin memenangkan permainan, lihat hadiah yang kini dipegang di tangan kiri sendangkan tangan kanannya mengendong Dipta yang tertidur akibat lelah bermain.

"Mau aku bantu," tawar Kesya, Kevin segera menyerahkan sekantung penuh boneka pada Kesya.

Mereka duduk istirahat sebentar, sambil melihat pemandangan orang yang lalu lalang.

"Sepertinya, kamu sangat menyayangi adikmu," ujar Kesya, ia melihat sikap Kevin begitu lembut kepada Dipta, beda sekali saat ia berbicara pada orang lain terutama Kesya.

Wajah menyebalkan itu, selalu saja ia tunjukkan dihadapannya. Namun, malam ini Kesya menyadari sesuatu, ada hal yang berbeda dari Kevin. Dia adalah kakak terbaik yang pernah Kesya temukan.

Dan untuk pertama kalinya, Kesya melihat garis lengkung tercipta di wajah Kevin, senyum kali ini amat berbeda, jelas sekali terlihat ketulusan didalamnya, bukan seperti senyum yang dilihatnya selama ini tetapi, sebuah senyuman yang membuat jantung Kesya berdetak kencang.

"Benar kata Naya jika sampai senyuman Kevin muncul, entah berapa banyak lagi gadis yang akan jatuh cinta padanya," puji Kesya dalam hati.

Kesya langsung membuang jauh-jauh pujiannya tadi, ia pasti sudah mulai gila kerena memuji Kevin.

"Dia adalah orang pertama yang menarikku dari kegelapan." Kevin memberi beberapa detik jeda dalam ucapannya. "Sedangkan kamu orang yang pertama memberi warna didalam hidupku," lanjut Kevin dalam hati.

"Karena itu, aku akan melakukan apapun untuk melindungi dan menjaga Dipta semampuku," jelas Kevin lagi.

Untuk pertama kalinya, Kesya merasa sangat takjub dengan Kevin, cowok dingin dan datar yang Kesya kenal selama ini juga memiliki peranan yang sama seperti manusia umumnya.

"Yuk pulang, lagipula ini udah malam, Dipta juga udah kelelahan." Kevin bangkit untuk pulang.

Begitupun Kesya, ia mengikuti Kevin dari belakang, menatap punggung Kevin yang tampak tegar meski Kesya yakin adalah rahasia besar dibalik sikap menyebalkannya selama ini.

# # #

Gimana pendapat kalian di chapter ini, kira-kira apa yang terjadi besoknya, apakah Kesya dan Kevin mulai saling jatuh cinta ya🤔🤔

Jangan lupa tetap ikutin Chapter selanjutnya ya😁

Biar Author semangat jangan lupa like vote dan Komen ya😍😍

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!