"Woi tungguin aku," teriak Kesya kesal.
"Makanya jalan cepat dikit jadi, cewek lambat banget," seru Kevin tanpa berbalik.
Dari belakang Kesya menggerutu kesal, ia beberapa kali menghentak kakinya dijalan. Bagaimana bisa ia bertemu dengan makhluk aneh dan menyebalkan seperti Kevin, pasti Kesya pernah berbuat dosa di masa lalu sehingga ia harus berhubungan dengan Kevin.
"Dasar Mahkluk astral!" Teriak Kesya lagi sambil mengangkat sebelah kakinya, berusaha menendang bayangan Kevin. Tanpa sadar sandal yang di pakainya lepas landas mengenai kepala Kevin.
Kevin berbalik melihat ke arah benda yang sudah berani menyentuh kepala jeniusnya, sandal karet bergambar Doraemon tersenyum lebar semakin membuat Kevin geram, seolah karakter tersebut ikut menertawakan dirinya.
"Kesya! diam disitu," perintah Kevin penuh kemarahan.
Kesya yang melihat aura kegelapan disekitar sekitar Kevin membuatnya bergidik ngeri, ia harus segera kabur jika ingin selamat.
Tanpa mendengar perintah Kevin. Kesya langsung mengambil langkah seribu untuk lari, tapi sayang ia kalah cepat. Kevin telah berhasil memegang tangannya.
"Berhenti atau aku akan melakukan hal yang menakutkan padamu!" seru Kevin lantang.
Akhirnya Kesya hanya menurut, ia diam dan tidak bergerak sama sekali, lagian percuma berlari sebelah kakinya mulai terasa sakit.
Kevin berjongkok memakaikan sandal tersebut di kaki Kesya. "Dasar bodoh, telapak kakimu bisa terluka."
Kevin kemudian berdiri menerawang dalam mata Kesya, seketika ide jail terlintas di benaknya, ia kemudian mengacak rambut gadis itu asal lalu, berlari menjauh.
Kesya yang baru saja terhipnotis dengan sikap manis Kevin akhirnya tersadar dari keterkejutanya.
"Dasar Kevin sialan!" Maki Kesya tanpa ampun, rambut indahnya kini berubah kusut dan jelek. Ia kemudian mengejar Kevin dengan tenaga yang masih tersisa.
Akhirnya Keduanya sampai juga dirumah, Soraya yang melihat keadaan keduanya ngos-ngosan menatap aneh sekaligus bingung.
"Kalian kenapa lari? Di kejar anjing" tebak Soraya karena di depan gang memang ada anjing galak dan suka mengejar orang tidak dikenal.
Kesya segera menggeleng cepat, "Gak kok Ma, kita lagi latihan lari aja."
"Beneran?" tanya Soraya pada Kevin.
Kevin juga ikut mengiyakan alasan konyol Kesya. "Tante, Mama dimana?"
"Udah balik dari tadi kalian kelamaan sih," terang Soraya.
"Ya sudah kalau begitu Tante, saya izin pulang dulu," pamit Kevin sopan sambil tersenyum ramah.
Soraya mengangguk, membalas perkataan Kevin dengan senyuman yang tidak kalah lembut.
Kesya yang menyaksikan sikap sok baik Kevin hanya tersenyum hambar. "Pulang aja Sono!"
Ucapan ketus Kesya sukses mendapat tatapan tidak suka dari Soraya. "Kamu ini yang sopan bicaranya."
"Gak apa-apa kok Tante, saya pulang dulu," Setelah kepergian Kevin. Kesya menyerahkan kantung plastik yang berisi martabak pada Mamanya sesudah itu, ia langsung melenggang masuk menuju dapur, mencari segelas air putih untuk melepaskan dahaganya.
"Kamu ini, minum itu sambil duduk jangan berdiri."
"Iya mamaku tersayang," ucap Kesya lalu pergi masuk kamar.
* * *
"Ini Ma, martabaknya." Kevin menaruh benda tersebut di atas meja.
"Kamu gak makan?" tanya Mika pada anaknya.
"Selera makan Kevin hilang Ma," Ayolah ia telah lelah beradu mulut dengan Kesya ditambah adegan kejar-kejaran yang menguras habis tenaga.
"Padahal enak loh," ungkap Mika saat berhasil mengunyah sepotong martabak. "Oh ya anak tante Soraya cantikkan?" tanya Mika tiba-tiba yang membuat Kevin terkejut dan hampir menyembur air yang tengah ia minum.
"Gak," bantah Kevin cepat
"Kamu gimana sih, Kesya itu baik dan cantik kayak menantu idaman Mama," ungkap Mika jujur
Kevin langsung merasa aneh, "Gak, sekali gak tetep gak." Setelah mengatakan hal tersebut Kevin langsung pergi masuk ke kamar.
Sementara Mika hanya tersenyum puas sambil menikmati makanannya.
Di dalam Kamar, Kevin langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur. Tak lupa mendengus kesal, ditambah dengan ucapan Mamanya tadi malah semakin membuat moodnya hancur.
"Kak," panggil seseorang dari balik pintu.
"Masuk aja," titah Kevin.
"Ada apa dik?" tanya Kevin saat melihat Dipta masuk.
Anak kecil tersebut duduk manis didekatnya. Kevin kemudian bangkit mencubit pipinya gemas.
"Is, kakak sakit tahu," kata Dipta kesal.
Kevin hanya tersenyum cengegesan dengan wajah polos tanpa dosa. "Habis pipi kamu imut banget."
Dipta menatap malas kakaknya, bukannya membantu malah nambah masalah.
"Aku lagi serius ini" rengek anak berusia delapan tahun tersebut.
"iya, kakak ngerti, sekarang bilang ada apa?" Kali ini wajah Kevin tampak lebih serius, ia tidak mau adiknya nanti marah.
Dipta menunduk. "Tadi aku ikut lomba lari disekolah, tapi aku kalah."
Raut wajahnya tampak sendu dan kecewa. Kevin tahu jika adiknya itu selalu menang dalam hal apapun, hampir mirip seperti dirinya yang serba bisa. Sekarang Kevin mengerti tidak ada manusia yang sempurna, setiap orang punya kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Kevin mengelus kepala adiknya lembut, sambil memamerkan senyum terbaiknya.
"Dalam perlombaan, menang atau kalah adalah hal yang biasa, yang penting kita sudah berusaha semampunya," Jelas Kevin.
Dipta melihat ke arah Kevin tak percaya. "Kakak enak, selalu memang pasti tidak pernah merasakan apa yang Dipta rasakan makanya, bicara gitu."
Kevin diam, memang benar ia tidak pernah kalah dalam hal apapun, ternyata Tuhan telah memberikan ia sebuah kelebihan otak yang begitu jenius. Lalu, wajah seseorang terlintas begitu saja di kepala tampannya.
"Kamu mau tahu tidak, cerita teman kakak yang selalu kalah."
Dipta mengangguk antusias, ia ingin tahu bagaimana perasaan orang yang selalu mengalami kekalahan.
"Seorang perempuan, cantik dan juga manis, memiliki banyak sekali kekurangan, kamu tahu ia pernah mendapat nilai 5 dalam ulangan matematika," Dipta terdiam, ia begitu tekun menyimak cerita Kevin.
"Bukan hanya itu, ia selalu kalah dalam lomba lari, tidak pernah memenangkan juara apapun," Lanjut Kevin.
"Kasian sekali, kalau aku menjadi dia, aku pasti tidak mau sekolah atau bertemu orang lagi," ceplos Dipta iba.
Kevin masih melanjutkan ceritanya. "Kamu salah, dia tetap bersyukur dan selalu berusaha. Tidak perduli apapun yang dikatakan orang, selama yang dilakukannya benar maka, ia tidak akan menyerah."
Dipta terkesima mendengar penuturan Kevin, wajahnya yang semula sedih kini kembali ceria. ia menjadi sangat ingin bertemu dengan orang tersebut.
"Wahh, hebat sekali, aku jadi ingin bertemu dengannya," Ujar Dipta lucu, bola matanya tampak berbinar senang.
"Meskipun kurang dalam beberapa bidang. Namun, ia sangat pandai dalam sastra. Kakak pernah melihat gambar sketsa yang ia buat, sangat indah" timpal Kevin.
"Siapa namanya kak? Dipta gak sabar pengen ketemu." Jujur Dipta
Kevin tampak berpikir sebelum akhirnya menyebut nama gadis tersebut dalam satu tarikan napas. "Kesya Naraya Putri,"
Dipta tersenyum senang. "Nama yang indah, ya udah kalau gitu, Dipta mau ketemu Papa mau minta dibelikan mainan."
Sesudah itu, anak kecil tersebut pergi berlari keluar, sambil sesekali melompat kecil. Sementara Kevin hanya tersenyum manis melihat tingkah adiknya.
Disisi lain, Kesya yang awalnya tengah sibuk membaca novel, merasa sedikit aneh karena terus terbatuk-batuk dari tadi.
"Sepertinya ada orang yang sedang membicarakanku," Kesya membantin.
#
Ho ho ho siapa ni yang sedang membicarakan Kesya dibelakang 😂😂. Jangan lupa spam komen, like, vote dan share cerita ini ke temen kamu biar bisa seru bareng 😁.
Ok, sampai disini dulu ya Kesya dan Kevin mau bobo manis dulu.
15 Maret 2020
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
Yant (ig : @supriyanti_27)
Martabak cinta ahahaha
2020-03-15
1
Sioba Masibasa
ceritanya keren
mantap thor👍👍😇
2020-03-15
2