Chapter 10

"Siapa juga yang mau pacaran sama manusia nyebelin kayak gitu," desis Kesya lumayan keras agar bisa didengar semua orang terutama Kevin.

"Kamu pikir dirimu itu cantik," sela Kevin tidak terima.

"Aku memang gak cantik tapi, aku gak nyebelin kayak kamu!" Ujar Kesya tak mau kalah.

Suasana kelas kembali riuh menyaksikan perdebatan antara Kevin dan Kesya. Tidak biasa Kevin berbicara banyak didepan orang kecuali, Kesya. Ya, Kesya menjadi pengecualian untuk setiap aturan yang ia buat, gadis itu selalu berhasil membuat emosinya naik turun.

"Berani sekali kamu!" Kevin merasa tertantang, dari sekian manusia, hanya Kesya yang berani mengatainya.

Kesya menaikan kedua alis nya, posisi mereka yang sejajar dan saling melotot menjadikan mereka pusat perhatian.

"Aduh, aku takut," ujar Kesya dengan nada takut yang dibuat-buat. "Aku gak takut," lanjut Kesya penuh penekanan.

"Sudah jangan bertengkar," peringat Naya. Bukannya diam, mereka malah menghadiahi tatapan membunuh ke arah Naya yang membuat nyalinya seketika menciut.

"Ngalah sama cewek," bisik Aldo ditelinga Kevin tetapi, tidak digubrisnya.

Kedua sejoli itu kembali melanjutkan pertengkaran tanpa henti.

"Dasar Alien tidak berperasaan!" Cerca Kesya.

"Dasar cewek aneh gak sadar diri!" sindir Kevin tidak mau kalah.

Mereka kembali melontarkan kata-kata kasar, sampai sebuah suara kembali terdengar, menyuruh keduanya diam.

"Sudah berhenti bertengkar!" ujar sebuah suara.

Keduanya tidak menoleh, malah membentak keras orang tersebut.

"Diam!" Kata keduanya serentak.

Setelah kata itu terucap, suasana kelas menjadi amat sunyi, semua orang tidak ada yang berani mengeluarkan suara. Kevin dan Kesya yang merasakan hawa kemungkaran mulai menoleh ke arah orang tersebut.

Disana berdiri Bu Ani, berdecak pinggang lengkap dengan tatapan mata yang ingin menelan keduanya hidup-hidup.

Kevin maupun Kesya hanya bisa meneguk saliva pelan, melempar pandangan satu sama lain. Tamatlah riwayat keduanya, mereka baru saja membentak Bu Ani-Guru BK yang paling ditakuti di sekolah.

Tidak ada yang tahu nasib mereka setelah ini.

"Kalian berdua, berdiri di tengah lapangan sampai jam istirahat. Sekarang!" Hardik Bu Ani penuh kekesalan.

"Baik Bu." Keduanya hanya menurut pasrah.

* * *

Disinilah keduanya berdiri, ditengah panas terik, dalam sehari mereka sudah mendapat dua hukuman. Pertama karena terlambat dan kedua akibat membentak guru.

Entah nasib sial apa yang mengikuti Kevin, sampai harus merasakan hal memalukan seperti ini.

"Semua ini salahmu," tuduh Kevin.

Kesya yang baru saja mendapat tuduhan merasa tidak terima.

"Kamu yang salah! Mengapa menyalakanku," omel Kesya.

"Memang ini salahmu, penyebab kita dihukum itu kamu!" tunjuk Kevin ke arah Kesya.

Kesya menepis tangan Kevin. "Enak saja main nuduh, siapa suruh membentak guru."

"Kamu juga sama," ucapan tersebut membuat keduanya bungkam. Membuang tatapan mereka ke arah yang berlawanan.

"Sial, kenapa aku merasa pusing," keluh Kesya dalam hati. "Ini pasti karena aku tidak sarapan tadi."

Kesya memegang kepalanya yang berdenyut, andai saja ia mau mendengarkan mamanya untuk sarapan hal ini pasti tidak akan terjadi.

Rasa pusing mulai menyerang kepala Kesya, menimbulkan sensasi melayang dan berputar-putar, pandangannya mulai kabur hingga gelap sepenuhnya.

* * *

Kevin merasa kepanasan sekaligus kesal, perasaannya menjadi campur aduk. Ia merasa aneh dengan Kesya yang sejak tadi diam.

"Kenapa dia diam? Apa sudah lelah bertengkar," pikir Kevin.

"Hm, Kesya aku rasa kita memang salah," ujar Kevin setelah, Kesya tetap tidak menyahut. Membuat Kevin mendadak khawatir, ia berbalik melihat Kesya.

Pemandangan didepannya, membuat Kevin terkejut bukan main, ia menyaksikan tubuh Kesya yang tergeletak di atas tanah.

Kevin segera berlari membangun Kesya. "Kesya bangun, kamu kenapa?" tanya Kesya menepuk pelan kedua pipi Kesya. Sayangnya Kesya tetap diam tidak merespon.

Kevin segera menggendong tubuh mungil Kesya menuju UKS, tidak perduli dengan tatapan beberapa orang yang tidak sengaja melihat mereka.

"Kesya bangun, jangan bikin aku ketakutan," beo Kevin didalam hati.

* * *

Kesya membuka matanya perlahan, ia masih merasakan kepalanya sakit, begitupun tubuhnya yang terasa lemas.

"Jangan bangun dulu, berbaringlah lagi," Kevin menahan kedua bahu Kesya. Menyuruhnya kembali tidur.

"Masih sakit?" tanya Kevin penuh perhatian.

Kesya diam, ia melihat ekspresi Kevin yang tampak jelas, menyiratkan raut khawatir.

"Aku sudah baikkan kok," yakin Kesya mencoba duduk, Kevin dengan sigap membantunya.

Kevin meraih botol air dan roti yang ia beli tadi. "Makanlah, kamu belum sarapankan."

Kesya mengangguk lemah, ia mengambil air lalu, meminumnnya setelah meneguk beberapa teguk dan merasa tenggorokannya tidak kering lagi, Kesya mengambil roti lalu memakannya sedikit demi sedikit.

"Lain kali sarapan dulu sebelum sekolah, jangan sok kuat!" tegas Kevin.

Kesya tidak menyahut, ia sibuk mengunyah roti tersebut, tanpa mengeluarkan sepatah katapun.

"Jangan pernah membuatku ketakutan lagi." terang Kevin lembut yang membuat Kesya menganga lebar.

"Manusia alien seperti Kevin ternyata bisa takut juga," batin Kesya tidak percaya.

"Udah gak usah bengong, makan yang bener, biar berisi sedikit. Tubuhmu ringan banget kayak kapas." Ejek Kevin setelahnya.

Kesya mendengus kesal, baru saja Kesya menganggap Kevin baik, sekarang sikap menyebalkannya kembali lagi.

"Dasar mahkluk astral," maki Kesya dalam hati.

"Kenapa melihatku seperti itu, kamu pasti sedang mengataiku kan" tebak Kevin.

"Enggak kok, perasaan kamu aja." Kesya melanjutkan acara mengunyah rotinya.

Sementara Kevin terus memandangi Kesya sembari menghembuskan napas lega.

* * *

"Kesya kamu gak apa-apa kan?" tanya Naya. Ia segera berlari ke UKS ketika mengetahui sahabatnya jatuh pingsan.

Kesya tersenyum singkat. "Aku baik-baik saja," terangnya.

Naya langsung memeluk kesya untuk menghilangkan rasa Khawatirnya.

"Jangan sakit lagi! Nanti aku sendiri." Naya melepaskan pelukan mereka.

"Is, gak usah lebay deh, aku cuma pingsan gak sakit parah," bela Kesya.

"Oh ya, Kevin mana?" tanya Naya melihat sekeliling dan tidak menemukan keberadaan Kevin.

"Ke kanti mungkin, ini kan udah jam istirahat, mungkin dia lapar," ucap Kesya asal.

Naya hanya manggut-manggut mengerti sambil tersenyum penuh arti.

"Ngapain senyam senyum gak jelas." Kesya merasa aneh dengan tingkah Naya.

"Tau gak, semua orang lagi pada ngosipin kamu," ujar Naya dengan nada pelan agar mengundang rasa penasaran Kesya.

"Kenapa?" tanya Kesya dengan polosnya.

"Ada beberapa siswi yang lihat kejadian langsung, saat Kevin mengendongmu menuju UKS. So Sweet." Puji Naya. "Katanya Kevin itu pacar idaman tahu."

"Apaan sih! Gak lucu." Kesya membuang pandangannya kesamping. Yang benar saja membayangkan hal tersebut membuat kedua pipi Kesya terasa panas.

"Cie blushing," goda Naya.

"Ih siapa juga yang blushing, kamu salah lihat," bantah Keysa. Ia tidak mau mengakui hal tersebut.

Naya tertawa lepas, ia senang berhasil membuat Kesya kalang kabut.

"Bilang aja iya," Naya kembali menggoda Kesya.

"Enggak!" sela Keysa cepat.

"Iya. Ngaku aja"

"Enggak, sekali enggak ya enggak," ujar Kesya kesal.

"Kalian lagi meributkan apa sih?" tanya suara bariton yang membuat keduanya menoleh takjub.

# # #

Kira- kira siapa ya🤔.

penasarankan, tunggu chapter selanjutnya.

oh ya, aku juga mau tau gimana keadaan kalian terkait covid-19.

semoga semuanya selalu sehat.

Amiinn

#dirumahaja

sambil rebahan baca cerita Double Hate(Love).

jangan lupa vote, like dan spam komen, biar author tambah semangat 😊😊☺️😘

salam cinta Kevin. Muachh 😘

Terpopuler

Comments

Ummi Syifa Zulfa

Ummi Syifa Zulfa

kerenn

2020-03-25

2

Sioba Masibasa

Sioba Masibasa

mantap thor

2020-03-25

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!