Chapter 19 Gelang couple

"Kamu tidak menyukai Kevin?" tanya Salsa memastikan.

Kesya menautkan kedua alisnya bingung, pertanyaan macam apa itu? Apakah di dunia ini, semua orang harus menyukai Kevin? Tidak bukan.

"Tidak, sama sekali tidak," sewot Kesya.

"Apa yang sedang kalian bicarakan?" tanya sebuah suara yang membuat keduanya menoleh.

Salsa langsung memamerkan senyuman terbaik, ia juga menyibakkan rambut perlahan bermaksud menarik perhatian Kevin. "Tidak ada, hanya masalah perempuan."

Kevin mengangguk lemah, ia sama sekali tidak tertarik dengan pembicaraan mereka. Ia lebih penasaran dengan buku yang sedang dipegang Kesya.

"Kenapa melihatku seperti itu?" tanya Kesya saat tatapan keduanya tidak sengaja bertemu.

Kevin langsung membuang pandangan ke arah lain. "Jangan kegeeran, aku cuma lihat buku yang ada dibelakangmu," Kevin mulai melangkah mendekati Kesya. Kesya yang melihat Kevin mendekat, spontan mundur, hingga punggungnya membentur rak buku.

Jarak mereka yang terlalu dengan membuat Kesya seketika menahan napas, debaran itu mulai kembali menguasai dirinya, posisi mereka yang begitu canggung, entah kenapa asmofir disekeliling juga terasa mencekam.

"Kamu gugup?" goda Kevin sambil tersenyum jahil. Ia kemudian mengambil sebuah novel secara acak.

Kesya mendorong tubuh Kevin. "Aku mau bayar, berdebat denganmu hanya buang-buang waktu."

Sepeninggalan Kesya, Kevin tersenyum melihat punggung Kesya yang menjauh, ya meskipun hanya sebuah senyuman singkat, andai saja hanya dirinya dan Kesya, ia pasti akan membuat perempuan itu lebih kesal lagi.

"Sial, kenapa malah aku yang menjadi orang ketiga di sini," sesal Salsa yang melihat pemandangan barusan.

* * *

Mereka berempat akhirnya pergi menuju kasir untuk membayar.

"Selamat," ujar penjaga toko, sambil tersenyum senang ke arah mereka berempat, terutama pada Kevin tepatnya.

"Karena hari ini toko kami sedang mengadakan giveaway. Dimana para pelanggan mengambil nomor undian secara acak jika, beruntung kalian akan mendapatkan hal yang menarik," jelas penjaga toko, sambil menunjuk deretan hadiah pada mereka.

"Yang paling diminati adalah gelang couple dengan edisi terbatas, hanya ada tiga pasang," terang si penjaga toko.

"Aku mau robot," tunjuk Dipta saat menemukan mainan kesukaannya. Ia sama sekali tidak tertarik dengan penjelasan si penjaga toko

Penjaga toko tersebut mendekati Dipta. "Kamu bisa mendapatkannya kalau beruntung."

Dipta mengulurkan tangannya ke dalam kotak sembari berdoa, semoga pilihannya tepat.

"Sudah." Penjaga toko itu, juga mengacak rambut Dipta gemas.

Kemudian, ia beralih ke Salsa, Kevin dan Kesya. "Silahkan dibuka."

Tampak raut kecewa di wajah Dipta, ia tidak berhasil mendapat benda yang diinginkannya. Kevin yang melihat ekspresi sendu di wajah Dipta, membuatnya ingin mendapatkan robot tersebut tetapi, sayang ia malah mendapat benda yang sama dengan Dipta.

"Wahh, kamu mendapat gelang couple dengan kakakmu, keren banget," hibur Kesya namun, tetap saja Dipta merasa sedih.

Sementara Salsa, ia mendapat gantung kunci berbentuk boneka kelinci.

Kesya membuka kertasnya perlahan, sebenarnya ia ingin mendapatkan kupon potong harga, agar bisa lebih menghemat.

"Kakak dapat robot," ujar Dipta ketika melihat penjaga toko yang memberikan mainan tersebut pada Kesya.

Dipta menunduk sedih menatap gelang yang sedang ia pakai. Kesya berjongkok di depan Dipta, untuk menyamai posisi mereka.

"Untukmu," ucap Kesya mengelus lembut puncak kepala Dipta sambil tersenyum.

Manik mata Dipta membulat sempurna, ia tidak bisa percaya dengan kalimat yang baru saja ia dengar.

"Kakak serius?" tanya Dipta memastikan lagi. Kesya tersenyum lucu, ia kembali mengangguk mantap.

Sungguh Dipta tidak dapat menyembunyikan perasaan senangnya, ia langsung mengambil robot tersebut, lalu memeluknya dengan begitu erat dan melompat penuh kegirangan.

Kevin yang melihat pemandangan didepannya merasa ikut bahagia, samar-samar garis lengkung kembali tercipta di wajahnya. Ya, meskipun hanya sesaat.

"Horeeee!" Teriak Dipta senang, ia kini berhasil mendapat robot yang diinginkannya.

Kesya juga ikut senang, senyumnya masih setia menghiasi wajah cantiknya.

Senyuman berhenti ketika Dipta meraih tangannya.

"Untuk kakak," ucapnya senang, ia memakaikan gelang tersebut ke pergelangan tangan Kesya.

"Tidak apa, kakak tidak membutuhkannya," tolak Kesya halus, ia memang tidak berniat sama sekali untuk memiliki gelang tersebut.

Namun, Dipta tidak menggubris perkataan Kesya, disini Kesya sadar memang ada beberapa sifat menyebalkan Kevin yang juga melekat pada Dipta, contoh seperti saat ini meskipun, Kesya menolak. Dipta tetap akan memberikan gelang itu padanya.

"Kakak beradik yang keras kepala." Batin Kesya sembari menggeleng pelan.

"Cantik," puji Dipta setelah selesai memasang gelang tersebut di tangan Kesya.

Salsa yang melihat hal tersebut, merasa tidak terima. "Kakak Kesya kan tidak mau, untuk kakak saja gelangnya, nanti kakak beli robot yang banyak."

Tawaran Salsa langsung di tolak Dipta, ia segeralah menggeleng tidak setuju.

"Pokoknya, kakak harus pakai. Jangan dilepas!" peringat Dipta pada Kesya, yang malah menjadikan Salsa semakin tidak suka dengan bocah kecil tersebut.

"Dasar bocah, awas saja nanti," umpatnya dalam hati.

"Sudahlah, kenapa kalian bertengkar hanya karena gelang aneh ini," timpal Kevin santai, ia ingin melepaskan gelang tersebut namun, segera di cegah Dipta.

"Kakak juga tidak boleh melepaskannya," ucap Dipta dengan nada lebih santai.

Kevin ingin menggerutu tidak terima, ia dan Kesya bukan pasangan kekasih. Kenapa mereka harus mengenakan barang couple seperti ini, sungguh sangat tidak masuk akal.

"Awas kalau sampe lepas atau hilang!" acam Dipta kemudian memperagakan adegan memotong leher yang ia tonton kemarin.

Kevin tampak tidak percaya, ia membuang napas gusar, mulutnya ikut menganga lebar, sejak kapan Dipta mulai berani mengancam dirinya.

Lain halnya dengan Kesya, ia malah sedang menahan tawanya karena melihat Dipta yang mulai berani mengancam Kevin.

"Kenapa ada yang lucu?" tanya Kevin yang melihat ekspresi Kesya.

"Tidak, aku tidak melakukan apapun," sahut Kesya acuh tak acuh.

Kevin menoleh ke samping, berusaha untuk tidak perduli.

Sebuah pesan yang masuk membuat Salsa mendengus kesal. "Aku pamit pulang dulu."

"Kenapa dadakan?" tanya Kesya penasaran.

"Mama menyuruhku untuk segera pulang, sepertinya ada hal penting," sahut Salsa.

"Kevin aku pulang dulu ya." Setelah itu, Salsa berjongkok di hadapan Dipta. "Sampai jumpa adik kecil yang manis."

"Dasar bocah menyebalkan," lanjutnya di dalam hati.

Kini tinggallah mereka bertiga yang tampak begitu canggung.

"Kak aku ingin es krim," ujar Dipta buka suara.

Kevin segera mengangguk, mereka pergi ke sebuah cafe yang tidak jauh dari toko tersebut.

* * *

Seperti biasa, Kevin selalu menjadi pusat perhatian, lihatlah bagaimana para gadis diam-diam melirik ke arahnya. wajar memang, wajah yang begitu tampan memang agak sulit itu di sia-siakan.

"Memangnya dia Kim Taehyung apa? Kenapa semua orang selalu memuji Kevin? Hidupnya pasti sangat enak." Kesya menyendok es krim yang kemudian ia masukkan ke dalam mulut, sambil terus mengoceh tentang Kevin di dalam hati.

"Kak," panggil Dipta tiba-tiba.

Kevin segera menoleh pada Dipta. "Ada apa?"

Dipta menunjuk ke luar jendela, di sana ada penjual balon. Kevin langsung mengerti maksud Dipta tanpa perlu melanjutkan kalimatnya. Ia kemudian langsung pergi untuk membeli balon.

Kesya merasa sedikit kagum dengan Kevin, ia begitu sabar menghadapi Dipta, menurut apapun yang diperintahkan adiknya.

"kakak yang baik," bisik Kesya pelan.

"Kakak suka kak Kevin gak?" Pertanyaan polos Dipta sukses membuat Kesya tersedak hingga terbatuk-batuk, ia segera meneguk air putih yang berada di dekatnya.

"Kakak tidak apa-apa kan?" tanya Dipta lagi dengan nada khawatir, bisa dilihat terdapat tatapan bersalah pada matanya.

Untunglah Kevin yang sudah kembali, dengan sigap menepuk punggung belakang Kesya.

"Makanya kalau makan itu jangan sambil menggerutu, ya begini jadinya," kata Kevin santai, ia memberikan balon yang dipegangnya pada Dipta.

Kesya langsung melempar tatapan tidak bersahabat ke arah Kevin, pemuda itu selalu saja punya kesempatan untuk menghinanya.

"Makan dengan baik, setelah itu kita pulang," jelas Kevin yang langsung mendapat anggukan dari Dipta.

* * *

**Dan begitulah akhirnya 🙄

setelah hampir seminggu lebih, jadilah chapter yang absurd ini.

semoga kalian suka ya.

jangan lupa tinggalkan jejak.

😉😉😉**

Terpopuler

Comments

Ummi Syifa Zulfa

Ummi Syifa Zulfa

Gelang couple

2020-05-14

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!