Double Hate(Love)
"Kevin bukan jodoh Kesya titik!" bantah Kesya dengan nada tegas, demi apapun di dunia ini. Bahkan seluruh langit akan runtuh, ia akan tetap pada pendiriannya.
Naya tertawa geli melihat tingkah sahabatnya, setiap kali ia menyinggung tentang Kevin, Kesya akan sangat marah dan pastinya menolak mentah-mentah semua tuduhan yang ia layangkan.
Ayolah membuat Kesya kesal itu sangat mudah, hanya tinggal menyebutkan nama Kevin dengan cepat bibir mungil milik Kesya akan menggerutu. "Dengar Kesya, dari tiga puluh siswa dikelas kalian masuk ke dalam satu kelompok, bukanlah itu yang disebut jodoh," terang Naya antusias, wajah Kesya yang cemberut kesal terlihat sangat lucu.
"Intinya itu tidak akan terjadi!" sela Kesya cepat.
Demi kesejahteraan seluruh umat manusia dan ketenangan di bumi, menggoda sahabat termasuk hal yang menyenangkan bukan. "Jangan terlalu benci, nanti cinta mati baru tahu."
"Dengar ini baik-baik Naya! Jika suatu hari aku terdampar di sebuah pulau dan Kevin adalah manusia terakhir yang bersamaku maka, aku akan memilih jomblo seumur hidup," jelas Kesya menggebu-gebu, ia sangat tidak suka dengan candaan Naya yang selalu menjodohkannya dengan Kevin. Sama sekali tidak lucu.
Wajah Kesya yang merah padam lengkap dengan tatapan yang siap memangsa siapapun yang berada di dekatnya membuat Naya bergidik ngeri. Lebih baik ia diam sekarang atau Kesya akan menerkam dirinya tanpa ampun.
"Aku hanya bercanda, sudahlah tidak perlu dipikirkan, Ayo kita ke kelas." ajak Naya mengubah topik pembicaraan.
Awalnya Kesya ingin menyahut kembali tapi, ia urungkan saat melihat jam yang menunjukan waktu istirahat sudah berakhir sepuluh menit yang lalu, berdebat dengan Naya membuat mereka lupa keadaan sekitar, itu sebabnya taman tampak sepi, semua orang pasti sudah masuk ke kelas.
Keduanya hanya menatap satu sama lain, sebelum akhirnya menyadari kalau mereka sudah terlambat.
"Kita telat masuk kelas!" teriak keduanya membahana sambil berlari melalui koridor menuju kelas.
Saat sampai di kelas, Kesya bisa melihat kalau guru tengah memberi pengarahan.
"Sepertinya kami akan diusir," batin Kesya pasrah
"Permisi...Pak," ujar keduanya dengan napas yang masih memburu. mereka masih berusaha menghirup napas sebanyak mungkin dari sekitar.
Pak Amir memperbaiki letak kacamatanya, agar bisa fokus melihat dua objek yang berdiri di pintu. "Kalian kenapa terlambat?"
"Hm...itu pak...hm...itu," jelas Kesya gagap, otaknya seolah tidak bekerja untuk mencari alasan logis agar mereka tidak dikeluarkan dari kelas.
"itu apa? Cepat jawab," perintah Pak Amir.
"Itu Pak, tadi Kesya sakit perut, dia di toiletnya lama," sergah Naya cepat, terkadang otaknya cukup bermanfaat saat keadaan darurat seperti ini.
Pak Amir diam, menatap ke arah mereka secara bergantian sambil menghembuskan napas berat. "Baiklah, kali ini saya maafkan tapi, lain kali saya tidak bisa menjamin hal tersebut. Silahkan duduk."
Kesya dan Naya merasa cukup lega, keduanya berjalan ke bangku mereka masing-masing.
"Sekarang kalian buka halaman 30, kita akan belajar tentang Gaya gravitasi," lanjut Pak Amir.
"Baik pak," seru siswa serentak.
* * *
Suasana kelas menjadi begitu tenang, ada siswa yang memang serius dan ada juga yang tidak. Seperti Kesya misalnya, ia mencoba fokus tapi, tidak bisa. Matanya selalu melirik ke arah Kevin jengkel.
"Kalian berdua itu jodoh, yang sudah ditakdirkan Tuhan,"
Ungkapan Naya tadi terus tergiang di kepala Kesya, memenuhi setiap sel saraf di otak, mengantarkan informasi ke dalam hati yang membuat ia mendengus kesal.
"Ogah Tuhan, aku gak mau," batin Kesya dramatis.
Naya yang menyadari raut aneh Kesya, menyenggol lengannya pelan, ia menggerakkan alisnya ke atas seolah bertanya 'Ada apa?'
Kesya yang menyadari hal tersebut hanya menggeleng pelan, ia kembali fokus melihat ke arah depan, kumpulan rumus ternyata benar-benar menyiksa matanya tapi, sudahlah. Hal ini jauh lebih baik daripada harus memikirkan ucapan Naya. Lihat saja Kesya akan memberi perhitungan padanya.
Tidak berapa lama, bel pulang akhirnya berbunyi, seluruh penghuni kelas berlomba keluar.
"Aku duluan ya udah dijemput," terang Naya yang langsung mendapat anggukan Kesya.
Setelah Naya pergi, Kesya juga ikut pulang, tidak seperti siswa kebanyakan yang dijemput atau membawa kendaraan sendiri. Kesya lebih memilih jalan kaki lagipula, rumahnya juga lumayan dekat jadi bagus untuk menghemat pengeluaran.
Wajah Kesya yang sumringah berubah masam ketika melihat Kevin melewati dirinya.
"Mau nebeng gak?" tanya Kevin sedikit berteriak, saat ia menyadari keberadaan Kesya.
"Ogah! Aku mau jalan kaki aja sekaligus olahraga biar sehat," tolak Kesya.
"Ya sudah, aku malah bersyukur," ujar Kevin tidak perduli yang malah membuat Kesya semakin kesal.
Kevin melajukan sepada motor miliknya, ia tidak mau ambil pusing dengan penolakan Kesya, mana ada olahraga saat siang dengan cuaca yang sangat panas. Ya terserah saja.
"Dasar cowok gak peka," teriak Kesya saat Kevin telah jauh.
"Usaha kek, biar aku naik. Ini malah ditinggal gitu aja. Dasar Kevin ****!" Melanjutkan cemoohan yang sedari tadi ia pendam.
Kesya terdiam. "Kenapa dia pulang lewat sini ya, biasanya kan ke arah sana?"
"Ah, sudahlah itu tidak penting." Kesya menggeleng cepat. Terserah Kevin mau pulang lewat jalur manapun, itukan tidak ada sangkut paut dengan dirinya.
12 Maret 2020
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
Ummi Syifa Zulfa
kerennn kak
2020-03-25
0
Sioba Masibasa
mantap ceritanya👍👍
ditunggu kelanjutannya ya thor
2020-03-13
1