"Kak Alex," seru Kesya senang.
Naya yang berada di samping Kesya ikut melongo, Kakak tingkat yang terkenal dan juga pintar dari sekolah ikut menjenguk sahabatnya.
Alex memamerkan senyum penuh pesona seperti biasanya, ia duduk di kursi tepat disamping Naya.
Sementara Naya, jangan tanya bagaimana perasaannya, ia merasa bahagia bisa duduk berdampingan dengan lelaki tampan.
"Keadaan kamu gimana sekarang?" tanya Alex.
"Udah baik kak," jelas Kesya singkat, sambil tersenyum sumringah.
"Kakak, kok tahu aku disini?" tanya Kesya balik.
"Tadi aku gak sengaja denger para siswi ngomong." Kesya mengangguk kepalanya mengerti. Ia kemudian menoleh ke arah Naya yang marah akibat di kacangin.
"Oh ya, kenalin ini teman aku namanya Naya," ujar Kesye memperkenalkan Naya pada Alex begitupun sebaliknya.
Ketiganya mulai akrab sambil berbicara topik yang ringan dan sedikit lulucon aneh Naya.
"Kesya, kalau kita pulang bareng mau gak?" ajak Alex.
Kesya langsung setuju, ia sangat senang bisa pulang dengan pujaan hatinya. Momen dimana yang paling dinginkan Kesya.
Setelah mendengar kata setuju dari Kesya, Alex kembali ke kelas dengan perasaan senang.
"Beda banget ya," imbuh Kesya sambil tersenyum tidak jelas.
"Apanya?" tanya Naya tidak mengerti.
Kesya menoleh ke samping. "Kak Alex sama Kevin."
Naya tampak berpikir. "Yang penting sama-sama tampan," ceplosnya.
Kesya memukul pipi Naya pelan, menyadari sahabatnya itu dari dunia fantasi yang sedang ia kembangkan.
"Bukan itu!" bantah Keysa cepat.
"Lalu apa?" tanya Naya masih tidak mengerti.
"Kamu liat sendiri kan, kak Alex itu ramah banget, senyumnya itu bikin hati adem, cara bicaranya juga baik dan sopan." terang Kesya sambil tersenyum malu-malu.
Naya ikut membenarkan ucapan Kesya. Benar dilihat dari sisi manapun kak Alex tampak baik dan keren. Meski sebenarnya Kevin jauh lebih tampan.
Ekspresi Kesya berubah ketika menjelaskan tentang Kevin. "Tidak seperti Kevin, muka datar kayak tembok gak pernah senyum..." Ucapan Kesya berhenti sejenak ketika melihat perubahan sikap Naya ia tampak gugup.
"Kenapa? Kamu takut, tenang dia itu hanya alien tidak berperasaan dan menyebalkan, lihat saja nanti. Jika, aku bertemu Kevin bakalan aku pukul dia," omel Kesya sambil memperagakan adengan meninju.
Naya meneguk saliva berat, sudah beberapa kali ia mencoba memberitahu Kesya untuk diam. Namun, anak itu sibuk mengeluarkan banyak sumpah serapah.
"Please, lihat ke belakang," teriak Naya dalam hati.
Kesya masih tidak mengerti tingkah aneh Naya, matanya seolah menyuruh Kesya melihat ke belakang. Ia akhirnya berbalik, mencari tahu apa yang Naya lihat.
Nyali Kesya yang tadinya membara kini sudah menciut, hilang entah kemana. Ternyata Kevin sudah berdiri tegak di belakang Kesya sambil menyilang tangan di kedua dadanya, tatapan intimidasi yang dilontarkan Kevin membuat Kesya gugup setengah mati.
"Kenapa gak kasih tau sih? Kalau manusianya ada di belakang," bisik Kesya pelan di telinga Naya.
"Aku kan suda memberimu kode dari tadi, kamu saja yang tidak peka," sewot Naya, ia bahkan terang-terangan memberi kode hingga matanya hampir juling. Sahabatnya itu memang tidak peka keadaan.
"Sekarang aku harus bagaimana?" tanya Kesya pada Naya.
"Aku juga tidak tahu tapi, dari tatapannya aku bisa menebak sebentar lagi hidupmu pasti akan berakhir." Bukannya berusaha membantu, Naya malah semakin menakuti Kesya.
Setelah mengatakan hal tersebut ia segera pamit pergi. Jika tidak ia mungkin akan terkena semburan mematikan dari Kevin.
Kesya mendengus kesal, bukannya membantu, Naya malah melarikan diri, meninggalkan dia bersama harimau yang sepertinya siap menerkam dirinya.
"Tenang Kesya, kamu harus berusaha tersenyum dan ajak dia berbicara secara baik," yakin Kesya pada hatinya.
Ia kemudian bangun dari tempat tidur, merapikan penampilannya sesudah itu, ia memasang senyum termanis untuk meluluhkan hati Kevin.
"Hai Kevin," sapa Kesya yang bahkan terdengar sangat canggung.
Kevin tidak menyahut, jelas sekali dari raut wajahnya, ia sedang berusaha menahan emosi. Ia melangkah mendekati Kesya. Kesya yang melihat Kevin menuju ke arah merasa takut, ia hanya bisa menutup matanya, pasti Kevin akan memukulnya kali ini.
Kesya merasa ketakutan saat Kevin meraih sebelah tanganya. Ia merasa Kevin memberikan sesuatu, Kesya membuka matanya kembali, ia melihat Kevin keluar UKS. Kesya segera melihat isi kantung plastik yang ada ditangannya.
Disana terdapat sebungkus nasi dan air mineral. Kesya merasa amat bersalah, padahal Kevin berusaha membelikan ia makanan tapi, dirinya malah mencerca Kevin.
Kesya segera berlari mengejar Kevin untuk meminta maaf, untunglah Kevin belum pergi terlalu jauh sehingga, Kesya bisa menyusul.
"Kevin," panggil Kesya dengan nada yang terkesan imut.
Kevin tidak menjawab, ia berusaha untuk tidak menanggapi panggilan Kesya.
"Jutek amat sih," sewot Kesya.
Kevin tetap tidak perduli. "Jangan marah ya, aku minta maaf deh. Aku ngaku salah."
Kesya mencoba menarik-narik baju Kevin dari samping. Kevin berhenti begitupun Kesya.
"Pasti dia mulai luluh." Pikir Kesya.
Kevin melihat ke arah Kesya dari rambut hingga ke ujung kaki dengan tatapan menyelidik, ia kemudian menipis tangan Kesya untuk menjauh dari pakaiannya. Setelah itu, ia kembali berjalan.
"Kevin," Seorang siswi tiba-tiba saja berlari menghampiri Kevin. "Lagi mau kemana?"
Kevin tersenyum singkat. "Mau balik ke kelas."
Spontan Kesya menatap tak percaya, bagaimana bisa Kevin tersenyum pada perempuan lain. Sedangkan saat berbicara dengannya, Kevin malah memasang wajah dingin dan tidak pernah tersenyum.
"Lho, jam istirahatkan masih lama, bagaimana kalau kita ke taman" ajak siswi tersebut.
Kesya bahkan lebih syok lagi saat mengetahui, Kevin langsung menyetujui permintaan siswi tersebut.
"Sepertinya aku pernah melihatnya, ah iya, dia kan Salsa siswi dari kelas XI MIA 4," ujar Kesya dalam hati.
Sementara Kesya dan Kevin berada di kelas XI MIA 3, letak kelas yang berdekatan membuat Kesya tidak asing dengan wajah tersebut.
Kevin dan Salsa kemudian pergi meninggalkan Kesya sendiri, mereka memperlakukannya seolah mahluk yang tidak terlihat.
Kesya menggerutu kesal, padahal ia berusaha minta maaf tetapi, Kevin malah pergi begitu saja.
"Dasar Alien yang tidak berperasaan!" maki Kesya.
"Sepertinya, kamu baru saja dibuang oleh Kevin," sindir sebuah suara yang sangat dikenal Kesya.
Ia berbalik menatap sinis kepada orang yang baru saja menyindir dirinya.
"Kamu itu adik kelas jadi, bersikap sopan sedikit." peringat Dewi angkuh.
Kesya tersenyum mengejek. "Kakak kelas yang jahat sepertimu tidak pantas dihormati."
"Berani sekali kamu!" teriak Dewi murka.
"Lihat disana ada Bu Ani," bohong Kesya.
Dewi menoleh ke arah yang di tunjuk Kesya, ia tidak menemukan keberadaan siapapun disana.
"Tidak ada, jangan coba membohongiku," ujar Dewi saat melihat kembali ke arah Kesya.
Sayangnya Kesya telah pergi menjauh, saat berhasil mengalihkan perhatiannya.
"Sial, aku ditipu. Lihat saja nanti aku pasti membalasmu!" ucap Dewi jengkel.
# # #
😆😆
Gak Kesya gak Kevin. keduanya selalu membuat orang lain kesal.😅
JANGAN LUPA VOTE, LIKE DAN KOMEN YA, SUPAYA AUTHOR MAKIN SEMANGAT LANJUT 😁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
Ummi Syifa Zulfa
hahahah .lanjut thor
2020-03-25
0