Kesya berdiri di depan Kevin, sambil memamerkan senyum terbaiknya, ini adalah kesempatan yang bagus untuk balas dendam, suasana kanti tampak ramai, tidak mampu menyudutkan ia untuk mundur, malah Kesya semakin yakin dengan tekadnya.
"Ini." Kesya menyerahkan kotak bekal yang disiapkan mamanya tadi untuk Kevin, lebih tempat ia sudah mengelola isi kotak tersebut menjadi sesuatu yang mematikan.
Kevin melihat benda tersebut dengan penuh curiga, ia melempar tatapan menyelidik ke arah Kesya, sepertinya ada maksud terselubung dibalik semua ini. Ia sangat mengenal gadis itu, hampir setiap waktu mereka bertengkar jadi tidak mungkin Kesya tiba-tiba menjadi ramah padanya.
"Cuma buat Kevin, kita kok enggak," ujar Dito salah satu teman Kevin.
"Ya, bener tu, kita kan juga mau bekal dari cewek cantik," timpal Rio modus sambil menunjuk pesonanya seperti biasa.
Kesya membuka kotak tersebut, disana terdapat tiga potong roti yang berisi selai strawberry. "Ini untuk kalian."
Kesya membagikan roti tersebut satu persatu.
"Lalu, ini untukmu," Kesya memberikan potongan roti terakhir pada Kevin.
Cowok tersebut hanya diam mematung, entah kenapa logikanya menyuruhnya untuk menolak tapi, hati mengatakan sebaliknya.
"Udah Kesya, kalau dia gak mau, kasih ke aku aja," ucap Rio ketika berhasil melahap potongan roti terakhir miliknya.
Mendengar hal tersebut, Kevin segera merebut roti yang ada di tangan Kesya cepat, sebelum habis di sikat Rio, dengan gerakan ragu, Kevin memasukan roti tersebut ke dalam mulutnya.
Kesya yang melihat hal tersebut, merasa tidak sabar menantikan adegan selanjutnya, pasti kehebohan akan terjadi saat ini.
Sementara itu, Naya yang berdiri di belakang Kesya hanya bungkam, ia merasa sedikit takut dengan rencana aneh sahabatnya.
"Satu." Batin Kesya mulai berhitung.
Kevin melirik sekilas Kesa.
"Dua." Kesya lanjut menghitung.
Roti kini telah masuk kedalam mulut Kevin, melalui proses kunyahan.
"Tiga!" Seru Kesya senang saat menyadari raut wajah Kevin yang berubah.
"Aaaaaa, pedas!" teriak Kevin yang membuat bingung semua orang.
Kesya yang menahan tawa sejak tadi mulai terbahak melihat tingkah Kevin.
Wajah Kevin mulai memerah, Hanya mengunyah satu potong sudah membuatnya histeris, sekarang Kevin mengerti, Kesya pasti sengaja ingin balas dendam.
"Air, air aku butuh air," teriak Kevin, wajah paniknya membuat semua orang tertawa karena sebelumnya tidak pernah ada yang melihat ekspresi ini, biasa Kevin hanya memamerkan wajah datar plus tatapan mematikan yang membuat bulu kuduk merinding.
Kesya mengambil botol minum yang dipegang Naya lalu, menyerahkannya pada Kevin, dengan sigap Kevin meraih botol tersebut dan meminumnya dalam beberapa kali teguk.
Setelah meminum habis air, Kevin melihat si pembuat onar yang telah melarikan diri. Kesya telah siap siaga mengambil langkah seribu.
"Kesyaaaaa!" teriak Kevin murka.
"Jangan kabur!" teriak Kevin lagi. Namun, tidak didengarkan Kesya.
* * *
"Kesya tunggu, aku tidak sanggup lari lagi," ujar Naya dengan napas terengah-engah. Wajah tampak pucat dengan keringat yang mulai menetes.
Kesya berhenti berlari lagipula, Kevin sudah tidak mengejar mereka lagi. "Ya sudah duduk dulu."
Naya menurut, ia duduk di bangku yang terletak di koridor, mencoba menghirup oksigen sebanyak mungkin. Kesya yang melihat Naya kelelahan membuatnya merasa bersalah.
"Mau kemana?" tanya Naya saat melihat Kesya bangkit.
"Tunggu sebentar, aku akan segera kembali." Kesya pergi berlari ke warung membeli air.
"Bang, teh hangat sama air mineral satu." Pesan Kesya.
"Ini dik," ucap si penjual, setelah membeli, Kesya langsung berlari ke arah Naya.
Bruuk.
Tubuhnya menabrak seseorang hingga jatuh tersungkur. Kesya mendongak wajahnya menatap ke arah orang yang ia tabrak.
"Aduh kak, maaf saya gak sengaja," sesal Kesya ketika melihat keadaan orang yang ia tabrak.
Baju seragam yang berwarna putih berubah menjadi coklat akibat tumpahan teh, bukan hanya itu wajahnya terlihat merah padam menahan luapan emosi. Dan parahnya lagi orang yang ia tabrak adalah kakak tingkatnya.
"Tamatlah riwayatmu hari ini Kesya," sesal Kesya dalam hati.
Dewi adalah salah satu siswi populer, bukan hanya sesama angkatan tapi, seluruh sekolah juga mengakui kecantikannya. Hanya saja sifat sombong dan angkuh membuat terlihat kejam dan menyebalkan.
"Maaf kak, kan saya gak sengaja, lagian salah sendiri, ngapain nongol dadakan," bela Kesya cuek.
"Maaf katamu," Dewi merebut bungkus teh yang dipegang Kesya lalu, melempar kembali ke arah pemiliknya.
Kesya tidak melawan, ia menerima perlakuan seniornya karena memang Kesya yang salah, ia segera menutup mata sebelum bungkus plastik itu dilempar ke arahnya.
Namun, setelah beberapa detik tubuhnya tetap tidak merasakan apapun, perlahan ia membuka mata dan menatap punggung seseorang yang telah berdiri di hadapannya.
"Sekarang sudah imbangkan." Biarpun hanya melihat dari belakang dan mendengar suaranya, Kesya sudah tahu siapa orang tersebut.
"Kevin," kata Dewi tergagap. "Aku tidak bermaksud menyirammu," terangnya lagi.
"Tidak masalah kamu bisa pergi," Setelah Dewi pergi, Kevin berbalik menatap Kesya yang masih mematung di belakang.
"Dasar ceroboh, bagaimana kalau kamu terluka," cerca Kevin penuh dengan nada jengkel dan juga khawatir.
Kesya hanya tersenyum kikuk, "Maaf, lain kali aku akan lebih hati-hati, sensi amat sih."
Kevin diam tidak menjawab, ia melangkah pergi.
"Tunggu, bajumu kotor, biar aku yang cuci," ujar Kesya dengan nada bersalah.
"Tidak perlu," kata Kevin singkat.
Kesya hanya memandang bingung punggung Kevin, kenapa hatinya terasa menghangat? Pasti ada sesuatu yang mulai salah padanya.
"Kesya." Sebuah tepukan di bahu membuat Kesya menoleh. Disana Naya sudah berdiri dengan tatapan khawatir. "Maaf, karena aku, kamu malah mendapat masalah."
Kesya segera menggeleng cepat, ia memberikan air mineral yang masih dipegang kepada Naya.
"Tidak masalah, ini minumlah." Titah Kesya.
Naya menerima botol tersebut, meminumnya beberapa teguk.
"Sudah lebik baik."
Naya mengangguk, ia mengajak Kesya kembali ke kelas. Mereka menyusuri koridor sambil sesekali bercanda.
* * *
"Kenapa bajumu?" tanya Dito saat melihat Kevin kembali dengan pakaian yang kotor.
Kevin memilih bungkam, dari pada menjawab ia lebih ingin menghabisi nyawa seseorang.
"Jangan bilang, kamu dikerjain lagi sama Kesya," Sindir Rio yang sukses mengundang gelak tawa keduanya.
"Diam kalian! Aku sedang tidak ingin bercanda," peringat Kevin, bukan hanya Dito dan Rio yang merasakan efek tersebut tetapi, seluruh orang yang ada disana juga ikut merasakan aura tidak bersahabat dari Kevin.
Kevin mengambil ponselnya yang terletak di atas meja lalu, melangkah menuju loker, mengambil jaket, setidaknya benda itu akan menutupi noda bajunya yang kotor.
Kemudian melangkahkan kakinya menuju kelas, namun, ditengah jalan ia mendapati Kesya tengah berbicara dengan cowok yang tampak asing menurut Kevin. Lebih tepatnya ialah yang tidak peduli terhadap sekitar. Wajah malu-malu yang ditunjukkan Kesya membuat Kevin sedikit geli.
"Dasar cewek aneh," umpatnya dalam hati sambil berlalu.
* * *
"Kevinnn," teriak Kesya dari jauh, tak lupa senyum terbaik yang ia tampilkan. Kesya mengaku ia memang salah tadi karena sudah mengerjai Kevin.
"Maaf ya, untuk kejadian tadi," ujar Kesya tulus.
Kevin tidak menjawab, ia bersikap seolah Kesya adalah makhluk tak kasat mata yang tidak perlu direspon. Karla yang semula ingin berbaikan, jiwa iblis kembali bangkit.
"Dasar cowok nyebelin, udah bagus aku minta maaf, malah dicuekin, kalau gini aku tarik deh kata maafnya," keluh Kesya dalam hati.
"Sudah selesai mengumpat tentangku, Ayo kita pulang," Kevin memakaikan helm pada Kesya, wajah mereka begitu dekat, Kesya tidak tahu entah mengapa, kali ini jantungnya berdetak kencang.
Kesya bahkan bisa melihat ke dalam pupil coklat milik Kevin yang tampak begitu indah.
"Ternyata benar kata Naya, Kevin terlihat sangat tampan jika dilihat dari dekat." Bisik Kesya dalam hati.
"Cepat naik!" Perintah Kevin yang membuat Kesya tersadar dari lamunan.
Kesya mendengus kesal, ia segera duduk di belakang Kevin. Tidak lupa tatapan aneh semua pasang mata yang melihat kelakuan mereka.
"Bukanya tadi kamu gak mau semua orang tahu kita berangkat bareng kan," Karla tidak mengerti jalan pikiran Kevin, tadi pagi Kevin tidak mau ada orang yang tahu mereka berangkat bersama, sekarang ia malah terang-terangan membonceng Kesya didepan semua orang.
"Terserah." jawab Kevin enteng.
# #
😆😆😆
Bagaimana ya Kevin malah bikin Kesya makin kesal.
Dasar Kevin😑
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
Sioba Masibasa
Kevin Kevin hehe
ditunggu up nya ya thor
2020-03-19
2