Katanya cinta itu kayak taman bunga yang bersemi dihati. Kayaknya salah deh, malah
emosiku yang makin berapi.
~Cinta yang Penuh Rasa Benci~
"Pak, kasih kita masuk ya," pinta Kesya dengan wajah memelas.
Pak satpam masih diam, ia tampak tidak terpengaruh dengan keberadaan Kesya dan Kevin.
"Ini semua gara-gara kamu," tuduh Kesya tiba-tiba.
"Kok aku," kata Kevin tidak terima.
"Ya iyalah, kalau motor butut kamu gak mati ditengah jalan, kan gak bakal gini jadinya." Kesya mencibirkan bibirnya. Penyebab mereka terlambat adalah motor Kevin yang tiba-tiba mati ditengah jalan dan sialnya letak bengkel yang jauh membuat keduanya harus mendorong benda tersebut.
"Apa! Kamu bilang itu motor butut," Kevin menyentuh dahinya sendiri, dengan tatapan tak percaya, motor matic terbaru miliknya dikatakan 'Butut'.
"Terus apa dong? Motor mati ditengah jalan apa namanya?" tanya Kesya balik, sambil memajukan wajahnya dengan sorot menantang.
Kevin menghembuskan napas berat. Ia tidak bisa menerima panggilan menyebalkan itu, tersematkan begitu saja pada motor kesayangannya.
"Dengar ya!" ujar Kevin geram, wajah kini tampak menahan emosi yang siap berkobar kapan saja. "Semua orang berebut ingin boncengan denganku jadi, ada baiknya kamu bersyukur."
Kesya membuang muka malas. "Mana ada orang yang mau naik motor butut, Jangan sok kepedean!"
Pak satpam yang melihat keduanya hanya bisa menggelengkan kepala. Ia membuka pintu pagar dan mempersilahkan mereka masuk. Jika tidak kupingnya akan bermasalah mendengar pertengkaran unfaedah dua anak manusia tersebut.
"Nah, gitu dong pak," ucap Kesya senang. Ia kemudian masuk sambil menarik tangan Kevin yang masih merasa kesal.
"Gimana rencanaku tadi, berhasilkan," ujar Kesya puas, saat jarak mereka telah jauh dari pos satpam.
Ide pertengkaran tersebut memang sengaja mereka susun agar satpam membiarkan keduanya masuk. Tapi, Kevin masih tidak terima motor kesayangannya di sebut butut, itu tidak ada dalam daftar rencana.
Namun, ya sudahlah tidak ada gunanya memperpanjang masalah ini, toh semua itu tidak sengaja.
Dengan langkah pasti, keduanya mengendap dibalik pilar yang ada di koridor sembari sesekali menunduk, untuk menghindari Bu Ani_Guru BK yang terkenal killer dan juga disiplin.
"Kevin! Kesya!," panggil sebuah suara yang membuat keduanya menoleh gugup dan benar saja, Bu Ani telah berdiri dibelakang didepan mereka sambil berdecak pinggang lengkap dengan tatapan murka.
"Ikut saya! Kalian berdua akan mendapat hukuman!"
Keduanya hanya saling menunduk pasrah.
* * *
"Kalian bereskan perpustakaan, angkat semua tumpukan buku ini, letakkan di lemari sesuai raknya masing-masing." jelas Bu Ani. "Jangan mencoba kabur, saya akan memberikan hukuman dua kali lipat."
Keduanya mengangguk patuh. Kesya melihat ke segala arah, tidak ada orang disini, wajar saja, kan masih jam belajar.
Sepeninggalan Bu Ani, keduanya hanya diam menatap tumpukan buku yang lumayan banyak tapi, tidak apa. Menurut Kesya lebih baik disini daripada harus mengikuti pelajaran matematika yang membosankan.
Kesya menunduk, ia ingin mengangkat tumpukan buku Namun, pergerakannya dihentikan Kevin.
"Biar aku saja," perkataan Kevin membuat kupu-kupu diperut Kesya terbang tinggi.
"Ternyata Kevin manis juga," batin Kesya.
"Jangan salah paham, aku cuma gak mau kalau buku yang kamu angkat itu jatuh dan rusak, percuma malah bikin masalah baru nanti," jelas Kevin dengan wajah datar.
Detik itu juga, Kesya seperti ditampar kenyataan, tidak mungkin seorang Kevin bersikap manis, pasti ada hal jelek yang akan diungkapkannya kemudian. Sialnya Kesya hampir baper dengan tindakan Kevin tadi.
"Dasar mahkluk astral, selalu aja bikin orang pengen nyakar," omel Kesya dengan suara pelan Namun, masih bisa didengar jelas Kevin.
"Apa katamu!" ucap Kevin terpancing emosi.
Tanpa menunggu ejekan selanjutnya, Kesya langsung berjalan ke arah rak yang kosong, meletakkan buku yang ditaruh Kevin di sebelahnya.
Ia meletakkannya satu persatu sesuai dengan urutan buku sambil memulai sesi menghujatnya yang tertunda tadi. Saat melihat Kevin mendekat ia akan berpura-pura diam, begitu Kevin kembali mengambil tumpukan buku ia akan melanjutkan sesinya tanpa jeda.
Kesya mengambil dua buah buku kamus, ia mencoba meletakkannya di bagian atas tetapi, tubuhnya yang pendek dan juga mungil membuat ia kesusahan meletakkan benda tersebut. Sebenarnya Kesya ingin meminta bantuan Kevin tetapi, segera ia tepis.
Meminta bantuan Kevin sama dengan menjatuhkan martabat dirinya yang amat berharga, Kevin pasti akan mengejek tinggi badannya. Tidak Kesya tidak akan pernah mau.
Ia kembali berusaha, kali ini kedua kakinya dipaksa berjinjit untuk mencapai ketinggian, sayangnya usaha tersebut gagal, buku yang ia susun malah terjatuh. Refleks Kesya menunduk sembari menutup matanya takut.
Brukk.
Kesya bisa mendengar dengan jelas ada beberapa buku yang terjatuh namun, anehnya tidak ada satupun dari buku tersebut yang menimpa dirinya. Bukan hanya itu, ia juga merasa ada seseorang sedang memeluk erat tubuhnya.
Kesya membuka matanya perlahan, bau mint begitu menyeruak di hidung, ia mendongak wajahnya untuk melihat siapa orang tersebut.
"Kevin." Suara pertama yang dari Kesya ketika menatap orang didepan.
"Dasar ceroboh, tidak bisakah kamu meminta bantuanku!"
Kesya kembali menunduk, ia tidak berani melihat wajah Kevin yang penuh kemarahan karena ini pertama kalinya Kesya melihat tampang seram Kevin, memang mereka sering bertengkar dan Kevin sering kesal, akan tetapi, Kesya tidak pernah melihat ekspresi menakutkan ini sebelumnya.
"Kamu itu bodoh atau idiot, bagaimana jika tumpukan buku itu mengenai mu!" keluh Kevin menggebu-gebu, suasana perpustakaan yang begitu sepi, semakin membuat Kesya takut.
Kevin terdiam, ia melihat Kesya yang menunduk lemah, sepertinya gadis itu mulai ketakutan dengan bentakannya tadi. Kevin mengajak Kesya untuk duduk disalah satu bangku kayu yang terletak di dekat jendela.
"Maaf, aku tidak bermaksud membentakmu," sesal Kevin, ia sendiri tidak tahu, seluruh tubuhnya seperti tidak bisa mengontrol emosi, padahal biasanya semarah apapun Kevin ia tetap tenang kecuali menyangkut orang yang ia sayangi.
Kesya mengangkat wajahnya, bukannya marah, malah raut khawatir yang terpancar di wajahnya.
"Kevin, dahimu berdarah," pekik Kesya kaget.
Kevin menyentuh dahinya dan benar saja ada darah segar yang mengalir disana. "Tenang, ini hanya luka kecil, aku akan mengobatinya nanti."
Kesya bangkit, ia tidak mengatakan apapun, meninggalkan Kevin yang terduduk sendiri di sana.
"Sudah lama, aku tidak melihatmu," kata Kevin pada darah yang ada ditangannya.
Kevin kembali melanjutkan pekerjaannya, Kesya pasti sangat marah karena itu pergi meninggalkannya. Ada rasa sedih dan kecewa di hati tapi, tidak apa, ia memang pantas mendapatkannya.
Setelah hukumannya selesai, Kevin akan pergi menemui Kesya untuk minta maaf. Kevin yakin gadis itu pasti akan memaafkannya.
* * *
"Kevin!" Teriak Kesya dari luar pintu perpustakaan, dengan napas yang masih terengah-engah.
Kevin yang menyaksikan hal tersebut menyergitkan dahinya bingung, melihat Kesya berjalan ke arahnya.
"Duduk," perintah Kesya.
Kevin diam menurut, ia langsung duduk sesuai perintah Kesya.
Kesya mengeluarkan kotak p3k dari balik punggungnya. Meletakkan benda tersebut di atas meja.
Ia mengambil kapas, membersihkan darah yang ada di dahi Kevin dengan telaten. Setelah bersih, ia mengolesi salep luka, terakhir Kesya menempelkan plaster di atas luka tersebut.
"Selesai," kata Kesya tersenyum bangga melihat hasil karyanya.
"Sial," umpat Kevin dalam hati.
Senyuman manis Kesya ternyata berdampak luar biasa pada Kevin, ia menjadi salah tingkah, bahkan wajahnya ikut memerah. Kevin segera membuang muka ke samping, mau dibawa kemana wajah tampannya yang terkenal dingin.
"Sakit gak?" tanya Kesya.
Kesya memajukan wajahnya, meniup area luka yang ada di dahi Kevin dengan lembut. Spontan hal tersebut membuat Kevin gelagapan.
# # #
Sakit gak ya?🤔
Pura-pura sakit atau mati aja biar Kesya khawatir.
Jawaban Kevin: Ogah!!!!
🙄 kok ngegas ya
buat teman-teman jangan lupa vote, komen dan like ya biar Author tambah semangat.
Terima kasih untuk semuanya.
Happy reading
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
Ummi Syifa Zulfa
cerita yang keren gak bikin bosen hehehe
2020-03-25
1
Sioba Masibasa
ceritanya makin seru nih thor hehe
2020-03-24
2