Beginilah nasib jomblo ketika hari minggu, duduk diam di pojok kamar sambil merenungkan masa kejombloan yang masih terus melanda. Lalu, menjelma menjadi rasa bosan yang amat luar biasa.
Kesya kembali menghembuskan napas berat, otaknya terasa sangat buntu, ia bahkan tidak tahu harus melakukan apa. Laptop yang sedari tadi menayangkan video tujuh pemuda tampan ternyata, belum mampu menghiburnya.
"V Oppa, aku bosan ni," rengek Kesya seolah manusia yang berada di dalam laptop tersebut akan keluar untuk membantunya dirinya.
Ia kemudian mematikan benda tersebut dan lebih memilih membaca buku. Hingga sebuah ketukan pintu membuat perhatian Kesya teralihkan.
"Iya, sebentar," Bangkit Kesya, ia kemudian melangkah untuk membukakan pintu.
"Hai, kak Kesya," sapa Dipta ketika pintu terbuka.
Kesya tampak terkejut sekaligus senang. "Hai adik kecil yang imut, ada apa?"
"Kak, ayo kita pergi," ajak Dipta sambil tersenyum polos.
"Pergi," ulang Kesya tidak mengerti.
Dipta mendorong tubuh Kesya untuk masuk ke dalam. "Kakak ganti baju yang cantik, aku tunggu di bawah ya."
Setelah itu, Dipta pergi meninggalkan Kesya yang masih bingung, ia kemudian masuk kamar dan mengganti pakaian seperti yang diperintahkan Dipta padanya.
* * *
"Nah, itu Diptanya udah turun," ucap Soraya yang melihat Dipta sudah turun dengan wajah sumringah.
"Tante, kak Kesya juga ikut," jelas Dipta senang. Sementara Kevin hanya tersenyum singkat.
Semua yang terjadi adalah ulah Dipta, ia ingin pergi bersama Kevin tapi, Kesya juga harus ikut.
"Sebenarnya kakaknya disini aku atau Kesya sih," batin Kevin kesal.
"Kalian tunggu sebentar ya, maklum cewek pasti lama kalau dandan," jelas Soraya.
"Iya Tante," jawab Kevin ramah.
Selang beberapa waktu, akhirnya Kesya turun. Sweater pink lengan panjang menjadi pilihan Kesya, yang dipadu dengan celana jeans, plus rambut yang dikucir kuda membuatnya tampak imut.
"Ayo kita pergi," ujar Dipta bersemangat. Setalah selesai berpamitan dengan Soraya.
Dipta langsung berlari keluar, meninggalkan keduanya yang memilih berjalan santai.
"Kita mau kemana sih?" tanya Kesya penasaran, setahunya, Kevin sudah janjian untuk bertemu Salsa tadi pagi, kenapa malah mengajak dirinya.
"Patut diwaspadai," batin Kesya
"Mau ke toko buku ketemu Salsa, terus Dipta pengen ikut dan malah minta kamu juga ikut," jelas Kevin singkat.
Kesya hanya ber o ria, itu artinya ia sebentar lagi akan menjadi obat nyamuk tetapi, tunggu dulu, kan ada Dipta setidaknya ia tidak akan terlihat terlalu mengenaskan.
"Kak, cepat!" Teriak Dipta dari luar.
* * *
Di sisi lain.
Salsa melirik jam tangan miliknya, sudah sepuluh menit yang lalu, ia berdiri di depan sebuah toko buku, sambil terus mengedarkan pandangannya ke segala arah, untuk mencari siluet orang yang sedang ia nantikan.
"Yes, bentar lagi aku bakalan kencan sama Kevin," pekik Salsa senang.
Mata Salsa langsung tertuju ke sebuah objek yang ia tunggu, Kevin keluar dari sebuah mobil berwarna hitam.
Kaos putih dibalut luaran kemeja kotak-kotak dengan Celana jeans hitam dan sneakers bewarna senada membuat Kevin terlihat sangat tampan. Salsa bahkan merasakan kedua pipinya terasa panas, ia menunduk beberapa saat.
"Ganteng banget!" Teriak Salsa menggebu-gebu di dalam hati.
Ia mendongakkan kepalanya ketika Kevin sudah berdiri di depannya. Aura ketampanan Kevin memang tidak diragukan lagi, banyak perempuan yang lewat memilih berhenti sejenak untuk mengagumi ketampanan Kevin.
"Hai," sapa Salsa singkat, mata Salsa begitu berbinar ke arah Kevin.
"Hai kak," jawab sebuah suara yang membuat Salsa melihat ke bawah. Disana terdapat anak lelaki yang tersenyum manis ke arahnya. Bukan hanya itu, ia juga menemukan seseorang gadis yang tidak asing baginya.
"Kenalin, ini adikku namanya Dipta," Kevin memperkenalkan Dipta pada Salsa.
Salsa hanya bungkam, ia masih sedikit terguncang dengan apa yang disaksikannya saat ini.
"Ini namanya kak Salsa," Kevin memperkenalkan Salsa pada Dipta.
"Hai kak Salsa," Dipta menyapa.
Sapaan Dipta membuat lamunannya buyar, ia melirik sekilas ke arah Kesya.
"Dia ikut karena Dipta yang ajak," jelas Kevin tanpa perlu diminta.
"Oh, benarkah?" Tanya Salsa sedikit tercekat. Bibirnya terasa kering seketika.
Dipta segera menggangguk, ia meraih tangan Kesya untuk berdiri di sampingnya. "Aku ajak kak Kesya supaya jadi lebih rame. Kasian kak Kesya kesepian di rumah."
"Hancurlah harapan jika seperti ini," guman Salsa sedih di dalam hati.
Salsa tersenyum, meski jelas sekali kalau itu adalah sebuah wujud pemaksaan. "Tidak masalah, ya sudah ayo kita masuk,"
Kevin dan Dipta berjalan di depan sementara Salsa dan Kesya di belakang.
"Kenapa? Kenyataan tidak sesuai ekspektasi," tebak Kesya ketika melihat ekspresi lesu di wajah Salsa.
Salsa menoleh sekilas ke Kesya, memang benar kenyataan yang sedang terjadi tidak seperti yang ia bayangkan sebelumnya.
"Tidak perlu dipikirkan, dunia memang tidak adil," imbuh Kesya lagi.
* * *
Daripada menghasilkan waktu bersama Salsa, Kevin malah sibuk menghabiskan waktu dengan adik kesayangannya itu, Salsa merasa tidak nyaman dengan kehadiran Dipta, yang terus menguasai perhatian Kevin. Ia sibuk memikirkan cara agar Dipta bisa menyingkir dari Kevin sebentar.
Jangan tanya dengan keadaan Kesya, ia sama sekali tidak terusik, tangannya sibuk memilih novel romance terbaru dengan teliti, apalagi jika ada yang tertera diskon, pasti akan lebih menguntungkan baginya.
"Kesya," panggil Salsa.
"Hm," Kesya berdehem tanpa mengalihkan pandangannya sedikitpun, dari blurd novel yang sedang ia baca.
"Kamu kok bisa kenal adiknya Kevin sih?" tanya Salsa penasaran.
Kesya mengembalikan novel yang sedang ia pegang ke tempat semula, sembari memutar tubuh menghadap lawan bicaranya.
"Itu karena rumah kami lumayan berdekatan. Jadi, Dipta sering berkunjung ke rumahku."
Awalnya Salsa hanya merespon jawaban Kesya dengan beberapa anggukan, sebelum dirinya mulai menyadari sesuatu.
"Tunggu! rumah kalian berdekatan itu artinya kamu dan Kevin, bertetangga," tuduh Salsa.
"Ya seperti itulah," ujar Kesya santai. Ia kembali sibuk memilih novel.
"Serius? Wah amazing," puji Salsa tidak percaya.
Kesya menatap heran Salsa sebentar. "Apanya yang amazing?"
Menurut Kesya bertetangga dengan Kevin bukan hal yang menguntungkan, malah membuat dirinya semakin kesal setiap kali berpapasan dengan Kevin.
Sementara Salsa, ia sungguh tidak mengerti dengan jalan pikiran Kesya, di saat seluruh perempuan di sekolah ingin mendapatkan perhatian Kevin, walau hanya sedetik saja, Kesya malah menyia-nyiakan kesempatan langka tersebut.
"Dengar Kesya, bertetangga dengan pangeran adalah sebuah anugerah, kamu bisa setiap saat melihat wajah tampannya." ceplos Salsa antusias.
Penjelasan Salsa membuat Kesya merasa aneh. "Apanya yang anugerah, malah nambah kesialan tahu." bantah Kesya mencibir. Ia kembali sibuk memilih novel.
"Jadi?" tanya Salsa.
"Jadi apa?" Kesya mengulang kembali pertanyaan Salsa.
"Kamu tidak menyukai Kevin?" tanya Salsa memastikan.
* * *
**Kira-kira Kesya akan kasih jawaban apa ya? Ada yang tahu?.
jangan lupa like dan komen kalau suka.
Dukungan kalian akan sangat membantu menambah moodku menulis 😊😊**.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments