TWINS (Belenggu Gangster Kejam)
Lima Belas Tahun Kemudian
"Arzena cepatlah." Titah Arvina yang sebentar lagi akan terlambat berangkat kuliah hanya karena menunggu Arzena berdandan.
Arvina dan Arzena adalah sepasang gadis kembar berusia dua puluh tahun.
Mereka kini sedang menempuh pendidikan Strata Satu dengan Arvina mengambil jurusan Art and Design sedangkan Arzena mengambil jurusan musik.
Arvina berkarakter lebih pendiam, dewasa, dan apa adanya. Arvina sangat peduli pada penampilan, manja, mencintai kebebasan, dan nakal.
Sejak kecil Arvina selalu melindungi Arzena dari hal-hal yang menurutnya akan membawa dampak buruk untuk Arzena, namun bukan Arzena namanya jika tidak bisa mencari celah untuk lepas dari lindungan kakak kembarnya.
"Astaga, kita akan berangkat kuliah Arzena, bukan untuk mengikuti Fashion show." Gerutu Arvina kesal melihat adik kembarnya dari tadi masih sibuk merias wajahnya.
"Hei, kalian belum berangkat rupanya?" Tanya Zevina, sang Mommy tercinta dari ambang pintu kamar mereka.
"Mommy lihat saja kelakuannya, aku sudah menunggu dari tadi tapi dia bahkan tidak peduli." Keluh Arvina.
Zevina hanya menggeleng gemas melihat tingkah putri kembarnya yang sangat berbeda itu.
Bukan berarti Arvina tidak suka berdandan dan tomboy, hanya saja ia lebih suka sesuatu yang sederhana.
"Sudah sudah. Ayo." Ucap Arzena tanpa rasa bersalah dan menggandeng tangan kakaknya.
"Kami pergi dulu Mom." Pamit keduanya lalu mengecup pipi Zevina bergantian
Mereka pun berangkat menuju kampus mereka. Karena sifat manja Arzena, ia selalu meminta kakaknya untuk mengantar dan menjemput dirinya padahal letak kampus mereka berbeda dan mereka masing-masing sudah difasilitasi mobil oleh Daddy mereka.
"Sis, kau tahu sepertinya kampus ku tahun ini akan memilih mahasiswa mahasiswi dengan prestasi baik untuk magang diluar negeri." Ucap Arzena semangat.
Arvina hanya mengangguk.
"Jika kau ingin pergi, maka belajar dengan baik." Ucap Arvina menasehati adiknya sambil fokus menyetir.
"Aku sudah belajar dengan baik. Jadi penyanyi magang juga tidak mudah." Celoteh Arzena.
"Apa seorang penyanyi juga ada magangnya?" Tanya Arvina terkekeh.
"Tidak ada. Tapi mungkin ada. Hahaha." Arzena tertawa terbahak diikuti Arvina.
"Sudah sampai. Turun sana." Titah Arvina.
"Terima kasih sis." Ucap Arzena mengecup pipi kakaknya lalu turun dari mobil dan langsung disambut oleh beberapa mahasiswa yang memang khusus menunggu kedatangannya.
"Dasar anak nakal." Arvina menggerutu dan melajukan mobilnya pergi.
Tak lama ia pun sampai dikampus nya.
Arvina juga tak kalah populer, hanya saja ia memilih menutup diri dari pergaulan yang menurutnya tidak sehat.
"Arvina." Seseorang menyapanya saat ia baru turun dari mobil.
"Oh Hi Ken." Jawab Arvina.
Ken adalah satu-satunya mahasiswa yang bisa dibilang paling dekat dengan nya dan sering membuat mahasiswa lainnya merasa iri.
"Hei, apa kau sudah dengar kalau tahun ini kampus kita akan mengirim mahasiswa dengan prestasi baik untuk magang keluar negeri." Ucap Ken semangat, dan mereka berjalan beriringan menuju ke kelas mereka yang memang sama.
"Kau yang benar saja? Tadi adikku juga bilang begitu tentang kampusnya." Tanya Arvina sanksi.
Tapi ia tahu kalau informasi dari Ken tidak pernah salah.
"Aku hanya mendengar dari para dosen." Ucap Ken.
Arvina hanya mengangguk pelan.
"Dan aku juga mendengar kalau salah satu kandidatnya adalah dirimu." Ken menimpali dengan bahagia.
Ken sebenarnya menyimpan rasa pada Arvina, hanya saja Arvina tidak ingin menanggapi.
"Kau ini jika ingin bercanda jangan keterlaluan. Mana mungkin aku bisa menjadi perwakilan kampus untuk magang diluar negeri." Ucap Arvina merendah diri.
"Tapi aku dengar begitu." Tambah Ken.
"Sudahlah, lebih baik kita dengarkan saja pengumuman dari dosen jika itu benar adanya." Ucap Arvina duduk di tempatnya dan Ken duduk di sampingnya.
Tak lama kemudian seorang dosen masuk kedalam kelas mereka dan berceloteh panjang lebar yang intinya memang membahas masalah magang yang dibicarakan Ken tadi.
"Dan disini aku sudah mempunyai beberapa nama yang akan dikirim ke luar negeri tepatnya di Australia untuk mengikuti magang di salah satu perusahaan design terbesar di sana." Jelas sang dosen.
"Semoga saja nama kita disebutkan." Ucap Ken berharap.
Ken adalah anak yatim piatu yang tinggal dan besar di sebuah panti asuhan tempat Daddy Arvina sering beramal.
Bahkan biaya kuliah Ken pun, Daddy Arvina yang menanggungnya.
Ken sangat tahu diri, maka dari itu ia selalu berusaha untuk belajar dengan giat.
"Aku mempunyai lima nama disini. Dan dua diantaranya akan langsung ditempatkan dibagian design setibanya disana tanpa perlu melewati tahap seleksi. Dua orang itu adalah Arvina dan Ken." Ucap sang dosen.
Ken melompat kegirangan membuat seisi kelas menatapnya.
"Ken, duduk." Ucap Arvina menahan malu.
"Maaf maaf, aku terlalu bahagia." Ucap Ken lalu membungkuk beberapa kali.
Ken pun duduk kembali.
"Lihat, apa aku bilang? Kita bahkan ditempatkan dibagian design tanpa harus melewati tahap seleksi." Bisik Ken pada Arvina.
Arvina tampak melamun.
"Hei, kau kenapa?" Tanya Ken menyikut lengan Arvina.
"Ah, tidak." Jawab Arvina tersentak.
"Kenapa perasaanku tidak enak tentang hal ini?" Batin Arvina.
"Bahkan mendengar kata Australia saja membuatku merasa takut. Semoga saja ini bukan pertanda buruk." Batin Arvina.
"Baik, itu tadi lima nama yang sudah disebutkan. Dan untuk masa magangnya adalah satu tahun. Jadi selama satu tahun kalian akan berada di Australia dan magang disana. Jika kalian dapat melakukan dengan baik, maka kalian akan langsung mendapatkan kesempatan untuk dikontrak dengan perusahaan tempat kalian magang." Jelas dosen tersebut membuat Ken semakin bahagia.
"Baik, jadwal keberangkatan kalian adalah dua minggu lagi. Dan pihak dari Australia akan menghubungi kalian tentang apa saja yang harus kalian persiapkan selama disana. Pertemuan hari ini aku akhiri sampai disini." Ucap sang dosen lalu keluar dari ruang kelas itu.
"Yuhuuu.." Ken kembali melompat bahagia.
"Arvina, aku harus ikut kerumahmu setelah ini untuk mengabari berita bahagia ini pada uncle Darv." Ucap Ken bahagia.
"Terserah kau saja." Ucap Arvina gemas dengan tingkah Ken.
"Aku lapar, kita makan dulu dikantin." Ajak Arvina merangkul pundak Ken.
Ken pun setuju.
Sesampainya dikantin mereka langsung memilih makanan yang ingin mereka santap.
"Biar aku yang bayar." Ucap Ken saat Arvina hendak membayar.
"Tidak usah sok kaya. Nanti saja kau traktir aku, jika sudah menjadi desainer terkenal. Sekarang biar aku yang membayar untukmu." Ucap Arvina bercanda.
Ken tidak tersinggung karena ia tahu Arvina hanya bercanda, beda dengan Arzena yang lebih sering menghinanya secara terang terangan.
Selesai Arvina membayar, mereka pun memilih tempat duduk agar lebih leluasa menyantap makanan mereka.
Setelah menemukan tempat yang cocok, mereka pun duduk dan menyantap makanan mereka.
"Pelan kan suara mu." Ucap Arvina sedikit kesal mendengar suara Ken saat mengunyah yang menganggu telinga nya.
"Maaf." Ucap Ken malu.
"Cepat habiskan makanan mu, setelah itu kita ke rumahku." Titah Arvina namun tetap sopan.
Arvina selalu sopan pada siapapun selama orang tersebut tidak menganggu nya.
Mereka pun segera menyelesaikan kegiatan makan mereka agar bisa segera kembali ke rumah Arvina.
...~ To Be Continue ~...
•••••••••
Pembukaan nya semoga suka yah..
Like dan komentar jangan lupa..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
Lady Meilina (Ig:lady_meilina)
Halo kak slm kenal y. mmpir k novelku jika berknn💕
2021-12-06
0
Nurhalisa 054
nyimak
2021-11-12
0
🏁Nyno_Ever🏁
One
⭐⭐⭐⭐⭐👏👏⭐⭐⭐⭐👏👏👏👏👏💗💗💗💗💗💗💗💗💗💙💙💙💙💙💙❤️❤️❤️❤️♥️♥️♥️🖤🖤🖤🖤🖤🖤💚💚💚
7in1
2021-10-10
0