"Dave, hari sudah malam. Aku ingin pulang." Rengek Arvina pada Dave.
Setelah membawa Arvina ke taman bertelaga nya, Dave membawa Arvina ke mansion nya.
Ia meminta Arvina menemaninya berbaring seharian dikamarnya.
"Oh benarkah?" Tanya Dave pura pura.
"Astaga Dave, apa matamu buta?" Tanya Arvina keceplosan.
"Hem..aku sudah buta untuk melihat hal lain dan hanya mampu melihat mu." Jawab Dave santai.
Seharian Dave mengurung Arvina dikamar nya walaupun mereka tidak melakukan apapun yang melewati batas.
Dave tahu bahwa Arvina bukanlah perempuan yang bisa dipakai sembarangan, maka dari itu ia bertekad untuk menjaga Arvina hingga saatnya nanti.
Dave sangat optimis dan yakin kalau Arvina akan mencintainya dan menjadi miliknya seutuhnya.
"Please Dave, aku ingin pulang." Rengek Arvina lagi
Arvina merasa tidak nyaman berduaan dengan Dave dikamar seharian walaupun mereka tidak melakukan apapun.
"Menginap lah disini!" Pinta Dave sigap meraih tubuh Arvina kedalam pelukannya.
"Aku tidak bisa Dave. Berada didalam satu kamar berdua denganmu saja menurutku sudah melewati batas seharusnya. Aku tidak ingin mengecewakan Dad dan Mom serta merusak kepercayaan mereka padaku." Ucap Arvina tegas.
Bolehkah Dave merasa bangga mencintai seorang gadis yang begitu memegang teguh prinsip hidup nya? Ya, Dave bangga, bangga karena Arvina tumbuh dengan baik dan hidup sebaik yang ia ekspektasi kan.
Bukan karena Arvina menjaga kehormatannya dengan baik karena Dave sama sekali tidak peduli akan hal itu, yang Dave banggakan adalah Arvina perempuan yang tegas dan tidak mudah jatuh dalam rayuan seseorang.
"Baiklah, Aku akan mengantarmu pulang, tapi berikan aku ciuman sebagai sogokan!" Titah Dave tersenyum jahil sambil menepuk pipinya.
Hanya pipi? Arvina menurut dan hendak mengecup pipi Dave. Diluar dugaan Arvina, saat bibir Arvina hendak menyentuh pipinya, ia sigap menindih Arvina dan melahap bibir Arvina lembut. Hanya sebatas itu.
"Dave..um.." Arvina meminta lepas dan Dave menurut.
"I love you." Ucap Dave mengecup kening Arvina lalu menuntun Arvina berdiri dan turun dari ranjangnya.
"Ayo, aku akan mengantarkan Ratu ku pulang ke gubuknya." Ucap Dave berkelakar.
"Jangan menghina seperti itu." Ucap Arvina menendang bokong Dave.
"Haha Ratu ku sudah mulai kasar sekarang." Ucap Dave yang malah tertawa.
"Silahkan sayang." Ucap Dave setelah membukakan pintu mobilnya untuk Arvina.
Arvina langsung masuk tanpa banyak bicara.
Dave tidak pernah keberatan dengan semua hal yang Arvina lakukan selama itu bersamanya dan kepadanya.
Dave pun segera masuk kedalam mobilnya dan mulai menjalankan mobilnya.
"Sayang, apa perlu membeli sesuatu untuk kau makan dirumah?" Tanya Dave perhatian.
"Tidak perlu. Aku sangat jarang makan malam. Jika aku lapar aku bisa memasak sendiri apa yang ingin aku makan." Tolak Arvina secara halus.
Dave hanya mengangguk.
"Aku akan sangat merindukan mu satu bulan kedepan." Ucap Dave tiba-tiba.
Arvina mengernyit bingung.
"Memangnya kau akan kemana?" Tanya Arvina bingung.
"Ada pekerjaan yang harus aku urus di New York." Jelas Dave dengan suara lemah.
"Hah, kau tidak perlu bersedih seperti itu. Saat kau berada di sana, pasti akan banyak perempuan yang bersedia menemanimu." Ujar Arvina meledek.
"Yah pasti. Tubuhku bisa bersama mereka dan menjamah mereka. Tapi hatiku tidak pernah terjamah oleh siapapun selain dirimu." Ucap Dave tegas.
Arvina terdiam sejenak.
"Apa dia sungguh serius dengan semua perkataannya? Ah, sadarlah Vina, dia bukan pria baik seperti yang kau harapkan. Dia mendekati hanya untuk mengejar mu. Saat dia mendapatkannya, maka kau hanya sampah yang siap ia buang kapan saja." Batin Arvina.
"Sayang, kenapa kau diam? Apa kau sakit?" Tanya Dave khawatir.
"Tidak. Aku hanya memikirkan sesuatu." Jawab Arvina seadanya.
"Jangan memikirkan tentang keburukan ku! Kau tahu, aku bisa menjadi pria baik hanya untukmu." Ucap Dave tanpa sadar membuat Arvina bergidik ngeri.
Arvina saat ini seperti terjebak dalam lingkaran setan dan sulit untuk mencari jalan keluar.
"Dave, jika seandainya pada akhirnya aku tetap tidak bisa mencintaimu dan lebih memilih bersama dengan laki-laki lain, apa kau akan menerimanya?" Tanya Arvina berani.
Dave membanting setir ke arah kiri dan menghentikan mobilnya.
Ia melepaskan seat belt nya dan mengunci tubuh Arvina hingga mereka begitu intim dan dekat.
"Jangan pernah berharap hal itu terjadi. Aku akan menghancurkan bahkan tidak segan menghabisi siapa saja yang kau pilih selain aku! Ingat Arvina! Kau hanya milikku! Milik Dave Alexon saja!" Ucap Dave dengan mata dipenuhi amarah.
Bahkan tanpa sadar kini tangannya mencengkram kuat kedua pundak Arvina.
Arvina hanya memejamkan matanya dan meringis dalam diam menahan sakit akibat cengkeraman Dave.
"Maaf. Maaf aku menyakiti mu." Pinta Dave saat ia tersadar dan langsung memeluk Arvina.
"Aku tidak meminta banyak padamu. Hanya memintamu untuk mencintaiku meski sedikit saja. Aku membutuhkanmu Arvina. Aku membutuhkanmu." Ucap Dave dengan suara tercekat.
Rasanya ia hanya berani menjadi lemah didepan Arvina seorang.
Arvina mengusap lembut punggung Dave membuat Dave merasa lebih tenang.
"Aku tidak apa apa." Ucap Arvina pelan.
Dave melepaskan pelukannya.
"Sekali lagi maafkan aku." Pinta Dave merapikan beberapa helai anak rambut yang menghalangi wajah cantik Arvina lalu mengecup kening Arvina penuh sayang.
Ia pun kembali melajukan mobilnya. Sepanjang perjalanan mereka menjadi hening.
Tak lama mereka pun sampai didepan rumah Arvina.
Dave tidak langsung mengijinkan Arvina turun.
Ia kembali memeluk Arvina setelah melepaskan seat belt nya begitu juga Arvina.
"Jaga dirimu selama aku tidak disini. Jika terjadi sesuatu yang buruk kau harus segera menghubungi ku. Aku akan usahakan untuk segera kembali." Ucap Dave memeluk Arvina erat.
Rasanya sangat enggan melepaskan Arvina.
Arvina hanya mengangguk, ia pun tidak tahu harus menjawab apa.
"Ayo, aku akan mengantarmu masuk." Ucap Dave lalu melepaskan pelukannya. Ia turun terlebih dulu lalu membukakan pintu mobilnya untuk Arvina.
Setelah Arvina turun, ia kembali memeluk Arvina dengan erat.
"Jangan nakal. Jangan ijinkan pria lain mendekati mu apalagi menyentuh mu!" Titah Dave lagi.
"Arvina!" Terdengar suara seorang pria memanggil Arvina dari dalam rumah.
Dave melepaskan pelukannya dan Arvina segera berbalik untuk melihat siapa yang memanggilnya.
"Daddy Derex?" Arvina berteriak kegirangan dan langsung berlari memeluk Derex.
"Bukankah dia Derex Austin? Ketua Gangster terbesar di Italia." Gumam Dave.
"Apa hubungannya dengan Arvina?" Lanjutnya lagi dan ia pun segera masuk kedalam mobilnya dan melajukan mobilnya pergi dari rumah Arvina dengan segala rasa penasarannya.
"Hei, kau sudah mulai nakal yah?" Tanya Derex menyelidiki putri angkatnya.
Derex memang lebih menyayangi Arvina dibandingkan Arzena karena Arzena selalu membantah dan melanggar ucapan nya saat kecil.
"No Dad. Dia hanya teman ku. Daddy kenapa bisa disini? Apa aunty Alice dan kakak Derice juga ikut?" Tanya Arvina bersemangat sambil berjalan masuk kedalam rumah bersama Derex yang merangkul nya.
Mereka lalu duduk disofa ruang utama rumah itu.
"Em..mereka tidak ikut. Aunty Alice sedang berlibur dan Derice sekarang sedang sibuk dengan perusahaan yang baru ia rintis." Jelas Derex
Arvina mengangguk paham.
"Daddy berapa lama disini?" Tanya Arvina semangat.
"One week. Hanya satu minggu." Ucap Derex.
"Em..yasudah. Aku akan siapkan kamar untuk Daddy." Ucap Arvina bangkit dari duduknya.
"Terima kasih sweetheart. Kau yang terbaik." Ucap Derex mengacungkan jempolnya.
"Kenapa rumah ini sepi sekali? Bukankah little bilang Arzena dan Ken juga disini?" Batin Derex bingung.
...~ To Be Continue ~...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
Nilaaa🍒
hadir kakak
semangat selalu
salam dari This Our Love
2021-07-27
1
Little Peony
Lanjut ya Thor ✨✨✨
2021-07-26
1
el Putriᵉˡ̳༆
wah Darex berkunjung.
keanu mana kak😁
2021-07-18
1