IT'S MY DEVIAN

IT'S MY DEVIAN

Keputusanku Sudah Benar

" Tuan, kenapa kebiasaan buruk anda kembali lagi?"

" Diam Lo! Lo cuma sekretaris gue!"

Juna menatap dalam bosnya, entah apa yang ia pikirkan.

" Anda telah menikah tuan! Dia juga baik sama seperti nona Angel."

" Dia berbeda! Dia bukan gadis kecilku! Bangsat!" bentak Devian.

Malam ini Devian berada di Club malam. Kebiasaan yang dulu ia tinggali demi mendapatkan gadis kecilnya, sekarang sudah kembali. Setiap kesal, Devian akan mengunjungi Club.

Juna sang sekretaris Devian. Tidak lagi menasehati tuannya. Juna membiarkan tuannya melakukan apapun yang ia inginkan. Akan berbahaya jika ia memaksa.

Selepas kepergian Juna, Devian terus meminum hingga 4 botol minuman keras itu habis. Padahal tenggorokannya sudah terasa panas dan kepalanya terasa sangat berat.

" Hai tampan!" ucap perempuan seksi yang tiba-tiba mendudukkan badannya di pangkuan Devian. Membuat Devian menggeram tertahan.

" Awas!" usir Devian. Bukannya mendengarkan, perempuan itu malah mengalungkan tangannya di leher Devian.

" Kamu sangat tampan!" tanpa aba-aba perempuan itu langsung menempelkan bibirnya ke bibir Devian. Devian yang sudah setengah sadar hanya membiarkan kelakuan perempuan itu.

" Sadar tuan! Jaga perasaan istri anda!" sentak Juna, lalu menarik perempuan itu.

" Istri anda dari tadi telpon saya.Terus menanyakan keberadaan anda, tuan!"

" Cih! Berisik Lo!" amuk Devian sambil berdiri memukulkan satu botol bekas Wine-nya tadi ke kepala Juna. Untung saja Juna menghindar walau akhirnya pundaknya terkena.

Apa yang dilakukan Devian, membuat orang-orang yang berada di sekitarnya memekik panik. Juna membiarkan darah mengalir di pundaknya.

Tanpa banyak kata lagi, Juna segera menarik tuannya keluar dari Club malam. Menahan rasa sakit di pundaknya.

...******...

Karin duduk di depan meja rias, ia kembali melihat dirinya yang dulu sebelum mengenal Angel.

Jam menunjukkan pukul satu malam. Sedari tadi ia menunggu Devian, namun tidak ada kabar apapun yang diberikan oleh Devian maupun sekretarisnya Juna.

Karin memutuskan untuk tidur, sesudah ia menggunakan serum di wajahnya.

Baru saja selesai dengan rutinitas malamnya, yaitu skincarean. Suara mobil terdengar berhenti di halaman rumahnya. Karin sudah tau, pasti Devianlah yang datang.

Sudah 1 bulan mereka menikah, Devian tidak pernah sekalipun pulang tanpa mabuk. Karin menghela nafas kasar sebelum keluar menghampiri suaminya.

" Selamat malam nona."

" Huh! Seharusnya kamu biarkan saja dia! Kalau perlu buang ke jalanan!" ucap Karin kesal.

" Sekretaris Juna maaf dan terimakasih telah berada di sisinya. Ini semua salahku, Karena mengancamnya untuk menikahi diriku."

" Sudah seharusnya saya berada di sisi tuan Devian. Saya tau alasan anda mengancam tuan Devian. Tapi, saya mohon tetaplah bertahan dan bersabar nona. Tuan Devian sebenarnya baik, namun kekurangan kasih sayang dari orang tuanya membuat tuan memiliki sikap buruk." Karin sudah tau semua tentang Devian, itu makanya dia dengan sekuat hati ingin merubah sikap buruk Devian.

" Hmm! Juna pundak kamu berdarah!" teriak Karin, baru menyadari darah mengalir di pundak sekretaris Juna. Karin berlari mengambil kotak p3k.

" Biar saya obati sendiri nona."

" Bagaimana caranya kamu mengobatinya? Jangan keras kepala, buka kemeja atasmu saja sedikit." Juna pasrah, ia membiarkan Karin mengobati dirinya. Tidak butuh waktu lama, luka Juna sudah di perban.

" Ini pasti gara-gara Devian, kan? Dia ini, mabuk atau tidak selalu saja seenaknya!" gerutu Karin yang muak dengan kelakuan kekanakan Devian.

" Terimakasih nona, kalau begitu saya pamit pulang!"

...******...

Selepas kepergian sekretaris Juna. Karin mulai mendekati Devian.

" Ayo ke kamar!"

" Jangan ganggu gue!" Devian menidurkan lagi tubuhnya di sofa.

" Lo sekali aja gak mabuk, bisa gak? Ngerepotin tau!" teriak Karin, hanya itu caranya agar Devian mendengar dirinya.

" Gue gak nyuruh Lo urusin diri gue!" Devian berucap dengan mata terpejam.

" Kalau bukan istri Lo, gue juga gak bakalan urusin hidup Lo!" Karin yang kesal, melemparkan bantal sofa ke arah Devian. Lalu, meninggalkan Devian begitu saja.

Devian mendengus, ia terpaksa berjalan sempoyongan mengikuti Karin ke kamar.

" Sanggup juga Lo jalan!" sindir Karin.

" Bacot Lo!" Devian segera merebahkan dirinya ke kasur, tanpa melepaskan sepatu yang masih melekat di kakinya. Karin mendecak pelan , sambil berjalan mendekati Devian. Ia melepaskan sepatu Devian. Lalu memperbaiki tidur Devian , yang terakhir Karin menyelimuti Devian.

" Udah gila gue, maksa Lo nikahin gue! Huh! Ini juga salah Lo! Gue gak mau hubungan sahabat gue hancur! Lo gak tau seberapa berarti Angel bagi gue." curhat Karin.

" Karin!"

" Apa!"

" Tadi, ada perempuan mencium gue!" Devian sengaja mengatakan, agar Karin semakin tidak tahan padanya.

" Sini bibir lo, gue cium lagi!" Karin mencium bibir Devian, mencoba menghilangkan bekas perempuan tadi.

" Gila Lo!" ujar Devian, setelah Karin menghentikan ciumannya. Karin dengan sikap bodo amatnya, berjalan ke balkon meninggalkan Devian yang pasti sebentar lagi bakal pingsan.

BALKON KAMAR

Karin tau, tidak mudah merubah sikap buruk Devian. Itu juga semua karena dirinya!

" Gue yakin keputusan yang gue ambil udah benar! Gue senang lihat hubungan Angel gak dirusak oleh Devian. Hanya ini Balas Budi gue, njel! Gue bersyukur Lo jadi teman gue! Berkat Lo, orang tua gue akhirnya sadar. Mereka gak maksain gue untuk jadi seperti yang mereka inginkan."

" Berkat Lo juga, keluarga gue jadi tau arti pentingnya kebersamaan keluarga." Karin tersenyum, tatkala mengingat Angel dengan berani menasehati kedua orang tuanya sampai orang tuanya tidak lagi memaksa Karin untuk selalu jadi yang sempurna.

Angel melepaskan Karin dari hidup yang tertekan! Sifat Angel yang ceria, berani, tegas memberikan positive vibe untuk dirinya.

" Huh! Kalau dipikir-pikir, Devian hidupnya keras juga sejak kecil. Entah kenapa aku bertekad akan mengubah sikapnya." Karin melihat ke belakang, dimana Devian telah tertidur lelap.

" Maaf gue ngancam Lo! Gue bakalan menyingkirkan ibu tiri licik Lo! Gue janji." Hanya orang terdekat yang tau mereka telah menikah. Apalagi cara mereka ngomong tidak seperti pasangan kekasih pada umumnya. Hanya pada kedua orang tua mereka, baru mengganti tutur kata.

Cukup lama Karin berada di balkon, melihat bulan.Merasa mengantuk, ia pun memutuskan tidur.

" Selamat mimpi buruk suami jelek, gue!" Karin mencium kening Devian, sebelum memasuki dunia mimpi. Semenjak menikah dengan Devian, Karin mulai berusaha mencintai Devian dan menjalankan kewajiban seperti istri pada umumnya. Meski agak unik sedikit!

Dari dulu Karin berkeinginan menikah hanya sekali, Dia juga tau resiko yang akan ia hadapi jika menikah Dengan Devian. Lelaki yang masih mencintai sahabatnya. Tapi, itu bukan kesalahan siapa-siapa! Devian sejak kecil sudah tidak dipedulikan, dan pertemuan ia dengan Angel. Membuat kehidupannya berubah walaupun hanya sebentar.

Sekarang Karin akan membuktikan bahwa masih ada yang peduli dengannya! Karin akan bersama Devian, sampai Devian benar-benar muak, sehingga mengusir dirinya.

Disaat itulah Karin akan pergi!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!