Wanita Murahan

Mereka larut dalam ciuman, sepersekian detik kemudian Karin sadar!

Dia belum bisa memberikan mahkotanya untuk saat ini.

Karin menggigit bibir Devian, menghentikan ciuman panas mereka.

" Apa yang Lo lakuin!"

" Kita melakukannya disaat pulang ke rumah aja, ya?"

" Gak gue mau sekarang!"

" Kalau di rumah Lo boleh deh, melakukan sepuasnya!"

Devian tampak berpikir.

" Oke Lo bebas sekarang! Awas aja Lo bohongin gue!"

Karin mengelus dadanya, setelah Devian masuk kamar mandi.

" Untuk kali ini Lo selamat Karin!" gumam Karin.

Segera tidur agar tidak memancing hal yang diluar kendali.

🌹POV DEVIAN🌹

Gue gak tau kenapa tiba-tiba meminta hak gue kepada Karin.

Padahal pertama kali menikah gue janji gak akan menyentuh dia, tapi bakal menyiksanya!

Seharusnya gue siksa dia, setelah mendapat kabar kalau papa memberikan sepenuhnya penerus perusahaan milik mama padaku.

Namun, melihat dirinya sesuatu dalam diri gue seakan bangkit.

Gue mau dia menjadi milik gue seutuhnya!

Dengan berpikir setelah mengambil keperawanannya, tak akan ada yang berani merebutnya dari gue.

Egois memang.

Ya itulah sifat gue!

Gue gak mau membuka hati untuk dia, gue juga gak peduli bagaimana perasaannya ke gue!

Bukankah sudah akibatnya karena memaksa nikah gue?

Gue selama ini gak bermain kasar juga, karena gak mau perusahaan mama gue menjadi milik adik tiri gue!

Enak saja!

Sedarah saja tidak!

Apalagi mengingat ibu tiri gue!

Sebentar lagi wanita jahanam akan tersingkirkan!

Lo gak tau kan? Gue sudah mendapatkan apa yang gue inginkan!

TUNGGULAH PEMBALASANNYA.

🌹POV END🌹

Keesokan paginya, Devian berangkat ke kantor bersama papa Teo untuk mengurus beberapa keperluan tentang pemindahan jabatan.

Sedangkan Karin pergi ke tempat orang tuanya.

Mengucapkan good bye.

Mereka akan pulang setelah urusannya beres.

Hal yang paling Karin benci pertanyaan kenapa dia tidak bersama Devian kesini?

Serasa ingin mengatakan bahwa menantu kesayangan mereka gak mau diajak kesini.

Tapi berusaha menutupi alasan jahat itu.

Puas temu rindu dengan kedua orangtuanya, Karin pun pulang.

Ternyata bersamaan dengan Devian dan papa Teo.

Tampaknya urusan di kantor telah selesai.

Devian resmi menjadi penerus perusahaan mamanya!

Sekarang, semua yang dilakukan Devian gak perlu mendapatkan izin dari papanya.

...****...

Hari ini keberangkatan mereka kembali ke USA.

" Devian! Berarti Lo jadi sering kesini dong!"

" Gak tetap seperti dulu, sekedar mengecek!"

" Emang bisa?" Karin tak pernah mengerti urusan perkantoran, dia hanya suka menggambar atau menciptakan gaun yang indah.

" Gue jadikan perusahaan mama menjadi perusahaan cabang terbesar, lalu pusatnya di perusahaan gue!"

Devian sudah lama memikirkan ini.

Agar klien yang ingin membuat kerja sama datang ke perusahaan DV, juga kerjaan penting langsung dikirimkan ke dia.

" Makanya belajar bisnis!"

Devian menjitak kepala Karin.

" Buka butik juga bisnis!"

" Itu usaha, bodoh!"

" Ish! Jangan menjitak terus! Nanti beneran bodoh." Devian terkekeh.

Saatnya berpamitan pergi.

Karin memeluk papa Teo.

" Papa jadi sendiri lagi! Ayo ikut kami, pa!"

" Gak usah nak. Sudah terbiasa jangan khawatir."

Tiba-tiba seseorang yang selalu Devian hindari datang tanpa diundang.

Siapa lagi kalau bukan adik tirinya.

" CK!" Devian berdecak ketika si adik tiri menyalami papanya.

" Cari perhatian! Ayo pesawat sebentar lagi take off!" Devian menarik tangan Karin.

" Gak sopan! Bilang terimakasih atau peluk papa Teo ,kek!"

Karin menyentak tangan Devian.

" Gak perlu! Emang seharusnya jadi milik gue! Perusahaan itu punya mama gue!" Devian pergi begitu saja.

" Sampai jumpa lagi, pa!" Karin memeluk sebentar papa Teo, setelahnya menyusul Devian.

Karin tak menyapa adik tiri Devian.

Alasan gak dekat dan gak tau juga namanya.

Padahal muak lihat wajah polos namun di dalamnya penuh kekejaman.

Persis dengan ibunya!

...****...

Malam hari mereka sampai di USA.

Sekretaris Juna telah menunggu tuannya, mengantarkan ke rumah.

" Bye! Sekretaris Juna!" Devian menahan lambaian tangan Karin.

Karin menoleh ketika mobil yang dikendarai oleh sekretaris Juna telah pergi.

" Apa!" bentaknya, Devian menarik Karin masuk.

Mereka langsung ke kamar, membersihkan tubuh yang terasa lengket setelah itu mengistirahatkan tubuh.

...*****...

Kehidupan kembali seperti biasa.

Karin menyajikan sarapan, lalu membangunkan Devian.

" Devian! Bangun!"

Devian membuka matanya sebentar, menarik Karin ke dalam pelukannya.

" Udah pagi tau! Ayo bangun, kasihan sekretaris Juna nunggu lama!"

" Cium gue!"

" Udah!" Karin mencium Devian bertubi-tubi.

Kenapa suaminya bertambah ganteng baru bangun tidur?

Kan jadi gemas!

" Udah! Nafsu gue nanti!" Devian beranjak dari tidurnya.

Ciuman Karin candu baginya, mengembalikan tenaga.

Mungkin Devian akan membawa Karin ke kantornya hanya duduk di sofa dengan tenang.

Jika Devian capek, Devian bisa menyuruh Karin menciumnya.

Pikir Devian!

Sehabis sarapan, Karin mengantar Devian ke halaman depan.

Persis seperti suami istri yang saling mencintai.

Sayang sekali mereka melakukannya hanya sebatas kewajiban dan hak tanpa rasa cinta.

Tapi sekarang Karin mulai melakukan atas dasar cinta, namun tak terlalu terlihat.

" Nanti siang datang ke kantor gue!"

" Hmm!" Devian mencium kening Karin sebelum berangkat kerja.

Dari kejauhan seorang wanita diam-diam melihat kejadian mesra itu.

Kepergian mobil Devian, memberikan sosok itu kesempatan datang ke rumah melabrak Karin.

" Hei, wanita jalang!"

Karin menghentikan langkahnya, membalikkan badan menatap wanita yang berani mengatakan dirinya jalang.

" CK! Ngapain Lo kesini? Gak ada kerjaan lain? Pergi sana! Gue sibuk!"

" Punyak hak apa Lo ngusir gue! Bukan Lo yang punya rumah sebesar ini! Lo cuma wanita jalang-nya tuan Devian!" Teriak Mia.

" Ish aneh Lo! Datang-datang ngatain gue jalang! Terus pakai gue Lo pula lagi! Gak saya anda atau kamu? Biasanya perkataan Lo sopan banged di depan suami gue!"

" Suami? Masih pacaran juga. Emang ya wanita kek Lo itu murahan! Lo menang cantik doang!"

Karin lupa bahwasanya mereka memperkenalkan diri sebatas pacaran karena malas meladeni ibu Mia yang cerewet.

" Terimakasih udah bilang gue cantik! Asal Lo tau gue bukan wanita murahan! Lo kali yang wanita sok polos yang menjelma menjadi wanita murahan! Ngapain Lo datang kesini? Darimana juga Lo tau rumah kami? Berarti Lo udah berniat menjadi wanita penggoda!"

" Diam Lo!" Mia menarik rambut Karin.

" Sialan Lo! Baru aja gue kasih vitamin nih rambut!"

Karin ikut menarik rambut Mia, Malah lebih kasar.

" IYUH! Berminyak banged rambut Lo!"

Bodohnya Karin melepas rambut Mia, melihat tangannya yang baru diolesin body lotion menjadi berminyak dan juga bau.

Gak peduli dengan rambutnya yang masih ditarik Mia.

" Pak satpam! Tolong Karin."

Karin menangis bukan karena Mia yang menarik rambutnya, melainkan tangan berminyak juga rambutnya yang kacau.

Karin tipikal wanita yang sangat suka merawat diri.

Dia punya prinsip LOVE MYSELF.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!