Persembunyian Mateo

Setelah kejadian kemarin, Karin mulai hati-hati jika membahas tentang cowok. Seperti pagi ini, Devian akan berangkat kerja. dan ia meminta izin pergi ke toko buku.

" Bye suamiku!" teriak Karin sambil melambaikan tangannya. Dilihatnya mobil Devian sudah menjauh, ia kembali masuk ke rumah.

Sebelum pergi Karin memakai topi dan masker,lalu membawa mobil sports Devian diam-diam agar sopirnya mengira Devian yang pergi.

Sedangkan sang sopir masih berada di halaman belakang, permintaan Karin yang menyuruh mengambil buah mangga.

" Akhirnya bebas gue!" Karin mengendarai mobil sports Devian kencang. Rencananya hari ini, ialah mencari kebusukan ibu tiri Devian. Karin akan mencampakkan ibu tiri Devian, agar papa Devian sadar bahwa Devian anak kandungnya butuh kasih sayang, pengertian, dan arahan.

Selama menjadi istri Devian, Karin mengerti kenapa Devian sangat membenci papanya. Papa Devian lebih peduli pada adik tirinya dibandingkan dengan Devian.

" Huh! Keluarga yang rumit!" Tak butuh waktu lama, Karin memberhentikan mobilnya. Lalu berjalan memasuki ruko bekas dan berteriak memanggil nama teman hackernya. Teman yang membantu dirinya mendapatkan informasi tentang Devian.

" Mateo! Gue datang! Karin cantik datang!" teriaknya di ruko tak berpenghuni itu.

Siapa yang menyangka ada seseorang tinggal disana?

Sesudah Karin berteriak, dari arah belakang terdengar bunyi pintu terbuka.Dilihatnya Mateo tengah menatap kesal.

" Mateo! Unik banged tempat tinggal Lo!" Pintu yang seperti garasi rusak namun hanya bisa dibuka dengan sidik jari Mateo. Lalu di dalam penuh dengan komputer yang menyala, tak jauh dari sana sebuah layar besar samping tempat tidur.

" Anjir gue Pengen punya begini! What the Hell! Ada dapur sama kamar mandi. Ya, walaupun dindingnya masih terlihat bekas kebakaran." sempat tidak yakin Mateo tinggal di ruko bekas kebakaran. Tapi, disaat masuk Karin kagum dengan dekorasi dan pemilihan tempat yang tenang.

" Berisik Lo! Cepat katakan yang ingin Lo cari!"

" Carikan bukti kejahatan ibu tirinya Devian!" perintah Karin.

" Berani bayar berapa?"

" Lo gak kasihan sama gue? Butik terkenal Udah gue berikan ke Lo! Mana gue teman Lo!" Karin memperlihatkan wajah memelasnya.

" Aish! Untung Lo punya kebaikan sama gue!"

" Gak sia-sia gue pungut Lo! Ternyata Lo ingat jasa gue!" Karin merebahkan dirinya di kasur, menunggu Mateo mencari kejahatan ibu tiri Devian.

Karin tersenyum mengingat pertemuan pertamanya dengan Mateo di acara Fashion. Karin tak sengaja melihat Mateo masuk ke ruangan manajer. Rasa penasaran yang tinggi membuat Karin mengikuti Mateo.

Karin memperhatikan Mateo sedang mengotak-atik komputer ,lalu mengambil flashdisk yang tertancap disana. Ditukar dengan flashdisk yang ia bawa.

Saking fokusnya Mateo, ia tak menyadari ada beberapa orang yang berjalan masuk ke ruangan. Karin segera menarik Mateo dan mereka bersembunyi.

Mateo sebenarnya ingin marah, tapi Karin memberikan kode tetap diam. Ia pun menurut, tak lama setelah itu, orang-orang itu pun masuk.

Karin terkejut, saat ia mendengar orang-orang itu gagal menjebak Mateo. Diam-diam mereka keluar, ketika sudah jauh Mateo hanya mengatakan terima kasih lalu pergi meninggalkannya. Tanpa menjelaskan kejadian tadi.

Tak disangka mereka bertemu lagi, semenjak pertemuan singkat di tamanlah mereka semakin hari semakin dekat sebagai partner. Meski Mateo sedikit cuek dan pendiam.

Karin tertawa ketika memaksa Mateo bekerja sama dengannya. Dengan gila Karin mengikuti Mateo 24 jam. Karin tak menyangka ia ketularan sikap tak tau malu Angel.

Asik tertawa Karin tak menyadari, Mateo bersiap-siap melemparkan buku ke arahnya.

BUK!

" Aw! Mateo! KDRT Lo!" teriak Karin menggema sambil mengelus pipi yang terkena lemparan buku.

" KDRT pala Lo! Jangan Berisik bego!" Mateo kembali fokus dengan komputernya.

" KEKERASAN DALAM RANAH PERTEMANAN, OGEB! Gak gaul Lo!"

" Bodo amat!" Karin berdecak, ketika Mateo kembali fokus dengan laptopnya.

Merasa bosan, Karin pun memasuki dapur Mateo. Ia ingin mengambil beberapa cemilan selagi menunggu. Tak peduli jika nanti Mateo akan marah, Karena penyimpanan makanan bulanannya berkurang.

DI SISI LAIN

PERUSAHAAN DV

Devian terlihat sibuk dengan berkas-berkas, sampai ketukan pintu membuyarkan keseriusan-nya.

" Ada apa?"

" Maaf tuan! Sopir anda mengatakan nona Karin pergi menggunakan mobil sports kesayangan anda." jelas sekretaris Juna.

" Biarkan saja! Dia sudah mengatakan ingin pergi ke toko buku."

" Tapi, saya melacak mobil anda terparkir di tempat sepi tak jauh dari ruko bekas kebakaran tuan."

" Ngapain dia disana? Huh! Dia merepotkan!" Devian beranjak dari kursi kebesarannya, dan memasang jas yang sempat ia lepaskan.

" Antar gue kesana!"

...*****...

Cukup lama Karin menunggu, akhirnya membuahkan hasil. Dia bersenandung ria menuju mobil sports yang ia parkir tak jauh dari ruko bekas.

Sebelum menjauh, Karin berteriak terimakasih dan sampai jumpa lagi pada Mateo. entah Mateo mendengarnya atau tidak. Yang jelas Karin sedang senang!

" Wah! Mobil sports Devian bagus juga! Kenapa yang satu ini jarang dia pakai, ya?" Karin melihat-lihat mobil sports yang ia ambil diam-diam sambil memikirkan setelah ini akan pergi kemana. Selagi ia membawa mobil bagus!

" Cepat masuk!"

" OMG! Devian? Anjir kok bisa disini Lo? Lo cenayang, ya?" Karin memastikan apakah jantungnya masih aman. Betapa terkejutnya, Devian telah berada di dalam mobilnya.

" Lo mau gue tinggal?" Bunyi mobil nyala, menyadarkan Karin bahwa Devian benar-benar akan meninggalkannya.

" Tunggu!" Devian menjalankan mobilnya, setelah Karin masuk.

" Kok bisa Lo masuk?"

" Karena ada kunci!"

" Darimana Lo dapat?"

" Secret! Jangan alihkan pembicaraan! Ngapain Lo di sana?"

" Cari belalang!"

" Gue serius!"

" Privasi Devian!" Devian mempercepat laju mobilnya, kesal dengan Karin yang tak berniat berkata jujur.

" Devian! Lo boleh kencang tapi jangan bawa gue juga!"

" Devian! Oke gue bilang! Gue dapat bukti kejahatan ibu tiri Lo!" Devian menghentikan mobilnya mendadak, Sehingga kening Karin menyentuh dashboard mobil.

" Sorry! Coba ulang yang Lo bilang!"

" Kening gue merah! Lo harus janji belikan banyak makanan." Devian menghembuskan nafas kasar, mengapa dirinya mendapatkan istri aneh?

" Ya! Cepat katakan!"

" Gue dapat bukti kejahatan yang dilakukan ibu tiri Lo! Hahaha! Sebentar lagi ibu tiri Lo, gak bakalan bisa berbuat seenaknya!" tawa Karin.

" Kalau itu gue udah tau! Percuma papa tetap percaya dengan wanita jahanam itu!"

" Tau apa Lo? Gue dapat informasi, kalau ibu tiri Lo pernah mencoba membunuh papa Lo!" Karin melepaskan masker dan topi yang ia pakai.

" Maksud Lo? "

" Di rumah gue jelasin! Mending kita pergi makan sekarang, sayang!" goda Karin.

" Kenapa Lo pakai topi sama masker gitu?"

" Biar keren!" Tak mungkin kan, Karin mengatakan takut ketahuan Devian? Walaupun tetap ketahuan, namun Devian tidak penasaran tentang ruko bekas itu. Bisa kasihan Mateo, digusur dari persembunyiannya.

" Sekarang gue ampuni! Sekali lagi Lo bohongi gue, Lo bakal gue siksa!"

" Jahat benar Lo, jadi suami!" Devian melajukan mobilnya menuju tempat makan. Karena moodnya sedang membaik, ia tidak mempertanyakan hal lain lagi.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!