Sudah terhitung 5 hari keduanya berada di negara kelahiran mereka.
Dalam 5 hari itu juga, Karin terus menghabiskan waktu dengan papa Teo.
Hanya 1 hari lalu yang tidak!
Karin pergi mendatangi rumah orang tuanya, melepas rindu, lalu bertemu Angel dan calon keponakannya.
Anak Angel sebentar lagi akan melihat dunia, Karin sangat antusias sampai-sampai membelikan pakaian anak-anak.
Gak hanya itu, Karin menghabiskan uang buat membeli semua jenis bola beserta perlengkapannya!
Angel menggelengkan kepalanya, dikira Karin anaknya bakalan jadi seorang atlet?
Tinggal 1 hari lagi sebelum kembali ke USA.
Berharap papa Teo meneruskan perusahaan keluarga ke Devian, supaya misi menyingkirkan ibu tiri Devian terlaksana.
" Lo mau berangkat kerja?"
Hanya kerja yang Devian lakukan selama berada disini.
" Hmm!"
Balas Devian.
" Refreshing Devian! Uang Lo juga banyak! Libur beberapa hari gak buat Lo miskin!"
" Gak usah berisik!"
Karin mendekati Devian, berjinjit mencium kening dan bibir Devian.
Satu trik agar Devian melembut dan mau mendengarkannya.
" Kita jalan-jalan, gimana? Nanti Lo sakit mikirin kerjaan terus!" ucap Karin lembut.
Karin berniat merubah sikapnya perlahan-lahan.
Berharap Devian luluh dan mulai mencintai dirinya.
" Malas! Mending gue di kamar seharian!"
Karin memeluk Devian.
Menghentikan langkah Devian.
" Mada banged suami gue! Ke gym yok? Olahraga sehat buat badan dan pikiran." Karin tau Devian menyukai olahraga, bahkan di sela-sela kesibukan Devian tetap membagi waktunya untuk berolahraga.
" Dirumah ini ada tempat olahraga! Lo mau menggoda cowok? Makanya Lo mau ke gym?"
Karin merutuki dirinya! Betapa bodoh dia?
Sehingga lupa fasilitas rumah lebih lengkap!
Gak salah juga, Karena Karin hanya menjelajah dapur, ruang keluarga, halaman belakang dan kamar Devian.
Selebihnya dilarang Devian, gak membolehkan Karin bertemu dengan adik tirinya.
Ngomong-ngomong selama disini Karin gak pernah lihat tanda-tanda kehadiran adik tiri Devian.
Kemana dia?
Jika menanyakan soal itu pada Devian, cari masalah namanya!
" Yaudah cari tempat lain aja!"
" Gue tau dimana! Tempat masa kecil gue!"
Karin melebarkan bola matanya! Serius?
Biasanya Devian anti menceritakan ataupun berbagi kisah masa kecilnya dengan Karin.
Dengan senang hati Karin segera menganggukkan kepalanya.
...*****...
Sekitaran setengah jam mereka sampai di tempat kenangan ketika Devian kecil .
" Wah! Bagus!" Karin berlari pelan.
" Kok Lo bisa tau tempat sebagus ini! Oh, papa Lo pernah ngajak kesini ya?"
" Dia gak tau! Tempat ini kenangan terindah gue bersama Angel!" jawab Devian tersenyum tipis.
Raut wajah Karin berubah sendu.
Jauh di lubuk hatinya, Karin iri dengan Angel.
Tapi Angel berhak mendapatkan cinta dari semua orang! Angel gadis baik dan ceria.
Karin tersenyum kembali. Gak patut dia cemburu dengan sahabat sendiri.
Pantas jalanan-nya menuju rumah papa Angel!
Namun Devian bohong!
Ketika Karin tanya tadi, kenapa Devian menjawab tempatnya menuju rumah lamanya?
Jelas-jelas tempat Angel lebih pas, dibandingkan rumah lama Devian!
" Kenapa Lo bawa gue disini? Ini kan tempat terindah Lo."
" Gue ingin sekali bawa Angel! Sayang kehidupan Angel sudah bahagia. Gue gak mau ganggu! Alasan gue bawa Lo kesini, gue juga gak tau! Cuma pengen aja, mungkin!"
" Ayo buat Kenangan disini! Sebelum kembali ke USA."
" Kenangan apa?"
Karin mengajak Devian berfoto bersama, saling bercerita hal lucu, terakhir menanam satu tanaman mawar.
' SEMOGA MAWAR KECIL INI BISA TUMBUH BESAR BERSAMAAN DENGAN TUMBUHNYA PERASAAN CINTA DEVIAN!' DOA KARIN.
Menjelang senja pemandangan yang tercipta bertambah menakjubkan.
Satu hal terlintas di otak Karin.
Menciptakan kenangan yang benar-benar berkesan!
Karin menghadap Devian, segera mencium bibir Devian gak peduli nantinya Devian marah atau mendorong dirinya.
Namun dugaan Karin salah!
Devian membalas ciumannya, mereka larut dengan perasaan masing-masing.
Perasaan cinta Karin.
Juga perasaan aneh dalam diri Devian.
Perjalanan pulang mereka saling diam.
Karin masih tidak percaya begitu nekad dirinya.
Sebaliknya Devian bingung dengan
perasaannya.
...****...
" Devian, temui papa ke ruang kerja!" perintah papa Teo sesudah makan malam.
Devian menatap Karin, Karin membalas dengan mengedipkan sebelah matanya.
Memberikan semangat pada Devian.
BEBERAPA JAM KEMUDIAN
Karin mondar-mandir menunggu Devian.
" Kenapa lama sekali? Apa mereka kelahi?" monolog Karin.
Karin mendudukkan kasar badannya, menatap pintu kamar berharap Devian masuk dan memberi tahu kabar baik.
CEKLEK
" Bagaimana? Papa bilang apa tadi?"
Tanya Karin beruntun!
Devian mengunci pintu kamar, menatap Karin serius.
Sepersekian detik berikutnya Devian memeluk Karin erat.
" Devian?" Keterkejutan Karin.
" Besok pagi papa akan meneruskan perusahaan atas nama gue! Perusahaan mama jadi milik gue seutuhnya!"
Karin tertegun!
Devian tersenyum sambil memeluk lembut dirinya?
Apakah Karin harus menjadi perempuan yang bisa diandalkan, supaya Devian tetap seperti ini?
" Langkah pertama kita berhasil!"
Muncul ketakutan di diri Karin.
Devian rela menikahi dirinya karena ancaman papa Teo yang mau memberikan perusahaan ke adik tirinya.
Devian belum mencintainya.
Setelah ini, tak ada lagi yang ditakuti oleh Devian!
Di sisi lain Karin senang, Devian tidak dijadikan boneka lagi oleh ibu tirinya.
Namun Karin takut, Devian bisa saja berbuat kasar padanya. Toh, perusahaan mamanya sudah menjadi milik Devian.
Selama mereka menikah, Devian mencari sesuatu yang lain untuk meredam emosinya.
Gak mau memukul Karin, takut Karin mengadukan pada papanya.
' KALAU MEMANG DEVIAN BERUBAH SETELAH INI, BERARTI HARUS LEBIH MEMBENTENGI DIRI LO! JANGAN LEMAH KARIN.'
Gumam Karin sangat pelan.
" Lo ngomong apa?"
" Gue berdoa semoga Lo dikasih umur panjang!" jawab Karin asal.
" Berani Lo sekarang?"
Devian mengangkat Karin, lalu merebahkan Karin ke kasur.
" Mau apa?"
" Minta hak gue!"
" What?"
" Lo harus nurut! Gue suami Lo! Dengar ini Karin, gue berterimakasih berkat Lo papa memberikan perusahaan sepenuhnya ke gue tanpa perlu izin dari wanita jahanam!"
" Lo bersyukur karena gue gak bakalan menyiksa Lo! Gue bebas! Tapi Lo tetap gue permainkan, berani mengancam gue agar menikah dengan Lo!"
" Gue udah tau! Lo bebas sekarang! Tapi jangan ganggu hubungan Angel, ya?"
Devian terdiam!
Memang gak mungkin lagi Devian mengganggu hubungan Angel, gadis kecilnya!
Devian sudah berjanji membiarkan Angel bahagia dengan lelaki pilihannya.
Walaupun perasaan cintanya gak pernah berubah.
Yang membuat Devian terdiam, Sebegitu pentingnya Angel di hidup Karin?
Bahkan Karin melakukan berbagai cara untuk menghentikan dirinya menghancurkan hubungan Angel.
Karin tak memikirkan nasibnya!
" Tergantung Lo! Kalau Lo menuruti perintah gue, gak akan gue ganggu hubungan Angel lagi!"
Ancam Devian.
Devian tau kelemahan Karin adalah Angel, makanya tadi Devian berkata seperti itu.
Karin telah teledor!
Secara tidak langsung dirinyalah yang memberitahu salah satu kelemahannya.
" Gue turutin!"
" Bagus!"
Devian menatap dalam Karin, begitu juga sebaliknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments