Perkelahian berakhir di ruang keluarga.
Karin merasa seperti di sidang!
Melihat tatapan Devian, beralih ke sekretaris Juna. Hanya pak satpam menatap kasihan ke arahnya.
Tatapan yang Karin tidak suka.
Karin gak mau dikasihani oleh siapapun.
Air matanya juga kenapa keluar!
" Lo kenapa nangis? Di depan gue Lo berlagak kuat!" ujar Devian sambil mengisap rokok.
" Jangan merokok Devian!"
" Jawab pertanyaan gue! Jangan peduli sama gue!"
" Siapa yang peduli! Asapnya nanti terhirup sama gue! Gue gak mau ketularan sakit!" Karin menutup kedua hidungnya.
" Karin! " bentak Devian.
Devian beralih menatap Mia.
Tampilannya tak kalah kacau.
Malah lebih kacau dibandingkan Karin!
Tapi, kenapa Karin yang menangis?
" Pak satpam ceritakan kejadian dari awal!"
" Saya tidak tau pasti, tuan! Tadi saya berada di kamar mandi sedang BAB. Saya cuma melihat nona Karin yang menangis juga mengamuk, tuan!" jawab pak satpam gemetaran.
Karin tau, kalau Devian orang yang kejam. Tapi Karin gak tau sedikit kesalahan tetap terkena hukuman. Meskipun bukan kesalahan pak satpam, dipastikan Devian tetap menghukum pak satpam.
Devian mengangguk-anggukan kepalanya, dia juga hanya melihat kejadian itu.
Devian kembali ke rumah dikarenakan berkas pentingnya tertinggal, perjalanan yang ditempuh belum terlalu jauh dari rumah.
Jadinya sekretaris Juna memutarbalikkan arah kembali ke rumah.
Mereka terkejut tatkala melihat Karin dan gadis sok polos berkelahi, tak jauh dari sana pak satpam mencoba melerai.
Devian berteriak menghentikan pertengkaran kedua perempuan itu.
Lalu berakhir disini!
" Karin ceritakan alasan kalian berkelahi!"
" Tuh cewek narik rambut gue duluan! Ya gue balas, kesal tau! Rambut gue baru dikasih vitamin , eh malah dirusak! Tau gak? Rambut dia bau banged.Berapa hari Lo gak keramas?"
Sekretaris Juna menahan ketawa, nona-nya pandai sekali membuat lawannya kena mental.
" Ehem!" Devian berdehem.
Sekretaris Juna biasanya serius di suasana genting, bisa-bisanya hampir tertawa karena mendengar ucapan Karin.
Devian pusing sekretaris Juna mulai ketularan anehnya Karin.
" Kasih gue alasan spesifik!"
" Dia bilang gue jalang!" teriak Karin menatap sinis Mia.
Bagaimana bisa dia bertemu dengan gadis berwajah dua?
Rasakan tadi gue keluarkan jurus take down! batin Karin sembari tersenyum miring.
Devian beralih menatap Mia.
Merasa diperhatikan Mia perlahan mengangkat kepala yang semula menunduk.
Terlihat mata sembab, bekas cakaran di pipi, rambut seperti terkena sengatan listrik.
Penampilan Mia sangat parah, tapi pas kejadian Karin yang menangis sangat kencang.
" Darimana Lo tau rumah gue? Kenapa Lo datang kesini?"
" Sa-saya ingin meminta bantuan tuan. Tapi pacar tuan malah mengusir saya. Sa-saya juga tidak mengatakan pacar tuan wanita jalang." bela Mia.
Karin melebarkan bola matanya, sungguh sopan cara bicara Mia sangat berbeda dengan yang tadi. Gak pakai gue Lo!
" Lo gak berbohong?" Devian bisa menilai seseorang. Karin tipe tak mau berkelahi jika bukan lawannya yang memulai duluan.
Devian tau pasti Mia yang mencari masalah.
" Semuanya selesai! Dan Lo pulanglah! Jangan datang atau mencari masalah lagi!" Devian bangkit merapikan jasnya, sebentar lagi meeting nya dimulai.
" Tu-tuan masa selesai gitu aja? Tuan seharusnya memberikan hukuman pada pacar tuan, wajah saya terluka terkena cakarannya. Jangan tertipu tuan karena pacar anda menangis tadi."
" Lo menasehati gue ? Punya hak apa? Jika Lo gak terima, kenapa gak Lo balas saja?"
" Apa! Berani Lo mencakar wajah gue, bakalan gue cabut bulu mata Lo!" Karin memelototi Mia.
Bertambah break down mental Mia!
" Pergi sana Lo! Nih gue kasih uang buat perawatan rambut sama wajah Lo!" Karin melemparkan uang ratusan ribu tepat ke wajah Mia.
Mia dengan muka temboknya , memungut uang itu lalu berlalu pergi.
Sudah dipastikan Mia sangat malu, apalagi lawannya bukan wanita lemah!
Mia kira dengan mengucapkan beberapa hinaan, Karin bakalan takut padanya.
" Puas Lo kelahi? Baru gue tinggalin beberapa menit! Cepat rapikan penampilan Lo, ikut gue!"
Karin menuruti perintah Devian tanpa bantahan.
Moodnya sedang baik sekarang.
BEBERAPA JAM KEMUDIAN
" Kenapa sangat lama!" Karin merebahkan badannya di sofa, sesekali melihat ke arah jarum jam.
Devian benar-benar menyiksanya!
Sesampainya mereka di perusahaan DV, Devian mengunci Karin di ruangan.
Devian berkata supaya Karin tidak membuat ulah selama dirinya meeting.
Mau berteriak percuma! Ruangan kedap suara.
" Huh! Gue lapar!"
Mengelus perutnya.
" Sabar ya nak, nanti kita beli makanan yang banyak!"
OMG! otak Karin agak geser jika kelaparan.
CEKLEK
Devian masuk tanpa rasa bersalah.
" Penyiksaan Lo! Kasihan anak gue kelaparan!" Karin masih setia dengan posisinya, sesekali mengelus perutnya.
" Anak?"
" Iya! Cepat belikan makanan! Gue pengen junk food! Lagi ngidam,nih!"
" Anak siapa?"
" Anak gue!"
" Dengan?"
" Apanya?"
Devian mendekati Karin, berjongkok menatap Karin serius.
" Apa liat-liat!"
" Anak siapa!"
" CK! Gue bercanda, anak yang gue maksud cacing gue!" Karin mendudukkan dirinya.
" Gue masih perawan tau!"
Bahaya jika posisinya masih telentang, apalagi Devian di dekatnya.
" Jangan berani dekat dengan lelaki lain!"
" Siap suamiku!" Karin tertawa melihat tingkahnya sendiri.
Mereka pun pergi makan siang bersama, meskipun jam makan siang sudah lewat.
...🌹RESTAURANT🌹...
" Hmm! Enak!" ujar Karin.
Keduanya makan tanpa gangguan, sesekali Karin melihat sekeliling sambil mengunyah makanannya.
Tiba-tiba Karin tersedak ketika melihat ibu tiri Devian bersama lelaki lain.
" Makanya makan tuh jangan banyak gaya!" nasehat Devian sembari memberikan segelas minum untuk Karin.
" Lihat tuh!"
" Kapan kita mulai rencana selanjutnya?" tanya Karin.
" Tunggu! Anak buah gue, lagi mencari siapa yang selama ini membantunya!"
Karin mengerti, mereka gak boleh gegabah.
Ibu tiri Devian licik! Bahkan papa Devian saja gak berkutik menghadapi ibu tiri Devian.
Karin jadi penasaran siapa yang berdiri di belakang ibu tiri Devian.
Huh! Jika Mateo masih disini pasti Karin sudah meminta bantuan.
Setidaknya Devian mengirimkan suruhan melindungi Mateo dari kejahatan ibu tiri-nya.
" Dia masih santai saja! Apa ibu tiri Lo gak tau tentang Mateo yang mencari informasinya?"
" Gue rasa tau! Wanita jahanam pandai bersikap tenang dalam situasi genting. Lo harus nurut sama gue! Jangan pernah pergi tanpa pengawasan! Gak mungkin wanita jahanam gak curiga sama Lo!"
Karin menutup mulutnya, seakan-akan terkejut.
" Wah! Lo kalau bahas ini jadi banyak bicara, ya?"
Devian berdecak, Gak bisakah wanita di depannya ini bersikap serius sekali saja?
Entah apa moto hidupnya?
Disaat wanita takut padanya karena sikap Kejam dan dingin , Karin malah melakukan berbagai cara agar bisa menikah dengannya.
Memang memiliki banyak nyawa!
Modal nekatnya kuat juga.
" Cepat habiskan! Jangan lihat kesana terus, nanti kita ketahuan!"
" Nanti mampir beli kebab, ya? Gara-gara Lo kurung, anak gue jadi ngambek! Gue harus bujuk dengan makanan!" ucap Karin setengah berbisik.
" Benaran gue buat ada anak di rahim Lo, kalau Lo gak berhenti ngomongin anak!"
Deg! Karin seketika diam.
Jika Devian sudah mengancam tidak butuh waktu lama ucapannya akan terjadi.
.
.
.
.
.
GUYS!
SOAL PENGGUNAAN AKU KAMU ATAU GUE LO DI TOKOH BUKAN KARENA AUTHOR GAK KONSISTEN.
EMANG SENGAJA DI BUAT GITU.
PEMBICARAAN ANTAR LAWAN DIGUNAKAN SESUAI SITUASI DAN KONDISI.
TERGANTUNG SAMA SIAPA TOKOHNYA BICARA.
...SAMPAI JUMPA LAGI:V...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
Bariah Abdul Majid
Next...
2021-07-25
0
MARIA OKTAFIANA LIME
next
2021-07-25
0
MARIA OKTAFIANA LIME
sumpah bagus banget ni cerita
2021-07-25
0