Lintang Sang Baga

Sebenarnya nggak ada tuh bapak Den ngomong mau ngusir Lintang dari rumah, itu sih akal-akalan Lintang aja karena kesel nggak bisa nembus akun pacarnya tadi.

Dia juga bingung dengan perasaannya sekarang, pacaran udah setahun kok cuma gini-gini aja? Pasangan lain mungkin udah have fun bareng pacarnya di real. Bisa dengan jalan bareng gandengan tangan (mode irit tanpa modal), sarapan bareng setelah car free day'an (Mayan lah, budget nya juga nggak nyampe jual ginjal) atau yang elit dikit.. Pergi bareng candle light dinner ala-ala drama Korea, gitu. Lha ini.. Pacaran cuma ketik bales pesan doang. LDR'an aja nggak separah ini kali.

"Kok my boyfriend nggak bales pesan ai, apa mungkin dia udah bosen chatan sama ai?"

Lintang menunggu hampir lima belas menit tapi Zyan609 nggak kunjung membalas pesannya yang terakhir tadi dia kirimkan. Lintang nggak tahu aja kalau Baga atau Zyan609 sekarang lagi sibuk nyariin dia.

Gadis itu masih ada di kafe Kopi Senja, dia menatap ponselnya dengan kepala di taruh di meja, sesantai itu dia. Berasa kayak di rumah sendiri.

"Apa mungkin my boyfriend sekarang lagi mikirin cara bunuh diri, karena ai minta break dari dia tiba-tiba? O'emjiiiii! No! Ai harus gimana ini?!" dari santai kini dia terlihat gusar. Dia mencoba menghubungi seseorang dari ponselnya.

"Halo, ini nomer pemadam kebakaran, right? Ai mau minta bantuan dari bapak-bapak damkar di sana! Yes! This is urgent! No, pak damkar no. Nggak ada kebakaran di sini. Ini lebih penting dari itu, ini tersangkut nyawa my boyfriend..."

Hayolooo, ditelponin damkar kamu, Ga! Nyawa mu tersangkut di mana emangnya sih, Ga?

"Alamat? Aaah.. Iya, sebentar. Ai tanya pacar ai dulu, alamat dia di mana. But, ai takut dia udah nggak terlontong karena terlalu lama nunggu bantuan, pak damkar! Ya ya, bawa dua atau tiga mobil cukup kayaknya. Oke, setelah ini saya telpon police!"

Terlontong...?

Kembali Lintang panik. Dia langsung minta bantuan bapaknya. Ditelpon lah bapak Den untuk bantu melacak keberadaan akun Zyan609 berada. Nah.. Malah minta bantuan pusat dia!

"Hallo, bapaaaaaak! Help me bapak!! Heeeeelp!" Suara Lintang membuat beberapa orang di sekitarnya menoleh ke arahnya, dia sih nggak peduli, sibuk banget dia mau ngasih tau ke bapaknya kalau dia butuh bantuan.

"Ada apa, Lintang? Kamu kenapa?? Kamu diapain orang?? Kamu di mana sekarang??" panik lah, bapak mana yang nggak panik pas angkat telepon dari anak semata wayang malah dapet brondongan kata-kata minta tolong.

"Bapak, ai serius! Ai mau minta tolong sama bapak! Ai harus nemuin keberadaan atau titik lokasi my boyfriend sekarang, bapaaak!" Lintang berdiri, seakan sedang bicara dengan bapaknya di depan mata.

"Kamu nggak apa-apa kan Lin? Kamu teriak-teriak kayak gitu tadi cuma mau minta bantuan bapak buat nyariin pacar dedemit mu? Maaf, Lin. Bapak sibuk. Tiba-tiba mules sampe besok, nggak bisa ngapa-ngapain. Otak bapak udah nggak seencer dulu." emang ada mules dijadwalkan, mana sampai besok lagi jadwalnya!

"Owh, bapak nggak mau? Misalnya nanti ada berita seorang pemuda mati bunuh diri motifnya diputusin pacar online nya, bapak mau tanggung jawab?" ancam Lintang begitu bersemangat mendesak bapaknya agar mau melacak keberadaan akun Zyan609.

"Lho, udah putus? Hahaha, apa bapak harus ngadain syukuran..?" apa ini Fernando? Kenapa tanggapannya kayak gitu?

"Buruan, bapaaaak! Ai nggak ada waktu buat jelasin! Keburu my boyfriend nenggak racun serangga nantik!" paksa Lintang makin mengintimidasi bapaknya.

Entah alasan kasihan atau emang lagi jenuh di kerjaan, bapak Den menyanggupi untuk melacak keberadaan akun Zyan609.

"Kenapa itu anak nggak cari sendiri di mana lokasi dedemit nya? Punya anak satu kok ngerepotin gini." ya meski grundelan, bapak Den tetap jadi bapak yang nggak tegaan sama anaknya.

Tapi bapak Den rada heran sama akun yang diberikan Lintang, perasaan dia pernah melihat akun ini sebelumnya, tapi di mana? Bapak Den mengingat-ingat, sambil berusaha membobol pertahankan keamanan akun Zyan609.

"Astaga. Zyan609 itu.. Baga? Laaaah.. Tuwasan tak pisuhi, jebul anak'e pak Abhi... Hahahaaaa.." Bapak Den tertawa lepas kala mengetahui kenyataan eh kebenaran jika Zyan609 yang merupakan pacar online anaknya adalah Baga, anak bapak Abhi yang kantornya dibuat praktek kegabutan si Lintang.

Dengan kegembiraan yang terpancar di wajahnya, bapak Den langsung mengirimi titik koordinat di mana akun Zyan609 berada.

"Dunia kok sesempit ini sih, dulu emaknya Lintang nguber-uber bapaknya Baga tapi nggak kesampaian bisa bersama, sekarang malah anaknya pak Abhi sendiri yang mepetin si Lintang kayak gini. Ini misalnya emaknya Lintang tahu kalau anaknya pacaran sama anaknya crush terindah nya dulu, reaksi nya gimana ya?" bukan lagi cemburu, bapak Den malah menganggap semua ini merupakan kebetulan yang lucu.

"Pantes aja itu bocah satu nggak bisa meretas sendiri akun pacarnya, orang yang ngasih proteksi dobel itu aku kok." bapaknya Lintang ini terlihat happy sekali.

Dan setelah menerima pesan dari bapaknya, Lintang segera mengirimkan lokasi di mana akun Zyan609 berada pada petugas damkar. Dua mobil damkar diterjunkan untuk mengevakuasi calon korban bunuh diri. Kenapa dua, kok banyak amat? Iya karena setelah ditinjau titik lokasi Zyan609 sekarang berada di jembatan gantung Rajawali, di mana di bawah jembatan gantung tersebut ada sungai yang cukup deras aliran airnya. Mereka berpikir pasti orang yang dilaporkan saat ini sedang berniat bunuh diri dengan cara menerjunkan diri dari atas jembatan gantung sana.

Mengetahui jika sang pacar berada dalam bahaya (menurut dirinya sendiri, nggak ada yang mikir kalau Baga eh.. Zyan609 bakal bunuh diri,) Lintang juga bergegas pergi menuju lokasi pacarnya.

Ini Baga yang nggak tau apa-apa, dia sedang berkendara santai di jembatan gantung, terasa lama karena dia begitu menikmati perjalanan di atas sana. Lelaki itu baru aja mau nyalain musik biar otaknya bisa relaks dikit, eh tiba-tiba lampu strobo biru-merah menyala dengan suara khas miumiumiuuuuu datang dari depan. Lah, ini film Fast & Furious versi koplo apa gimana? Tiba-tiba aja dia dihadang oleh mobil patroli polisi, dia kaget dong. Apalagi tak lama kemudian dua mobil damkar juga datang meramaikan suasana. Banyak mobil lain ikut berhenti karena penasaran dengan apa yang terjadi.

Baga yang nggak ngerti apa-apa jadi kebingungan. Dia mengikuti instruksi petugas kepolisian untuk turun dari mobil, manut aja dulu lah.. Dia juga nggak tau ada apaan, siapa tahu mau ada surprise ulang tahun untuknya. Eh, tapi ulang tahunnya kan masih lama! Lagian orang gila mana yang ngasih kejutan pakai bawa polisi dan petugas damkar segala? (Orang gila itu pacar mu sendiri, Ga! Pacarmu sendiri!!)

"Keluar dari mobil dan angkat tangan ke atas! Jangan melawan, turuti perintah kami!" ini vibesnya si Baga udah kayak nangkap teroris aja ya?

"Ada apa ini, pak? Saya salah apa?" Baga nggak nyaman diginiin, dilihatin banyak orang, ada yang merekam kejadian ini juga, dikelilingi petugas berseragam. Uh, udah jadi artis beneran kamu, Ga. Jangan lupa ingatkan dia untuk sungkem sama Lintang setelah ini ya. Karena udah bikin dia seterkenal ini.

Pak damkar mendekati Baga pelan-pelan, takut Baga melawan atau berontak. Mereka sampai melemparkan karung besar ke arah Baga dan sigap mengikat tangan Baga ke belakang. Baga kaget! Dia kelagepan. Salah dia apa sebenarnya?? Apa nyari si Lintang emang butuh perjuangan kayak gini??? Batin Baga meronta tak terima diperlakukan seperti seorang rapiaaa! (mafia)