Suara itu sangat tidak asing di telingaku ... Apakah dia Ghavi yang kukenal ? Ghavi yang pernah mengisi hatiku selama 5 tahun dengan penuh cinta dan mamanya yang telah menghancurkan nya dengan cara yang tidak bermoral. Sudah susah aku bersembunyi darinya sejak 3 tahun lalu tapi kenapa harus bertemu dengannya disini ? batinku ingin berteriak antara yakin dan tidak bahwa laki-laki yang disebutkan oleh Amara sebagai tunangannya adalah Ghavi yang pernah mengisi hatiku beberapa tahun yang lalu saat kami berdua bersekolah di Paris.
Apakah Catelyn akan goyah dengan kehadiran Ghavi ?
Apakah Catelyn bersedia membuatkan gaun pernikahan untuk Amara dan Ghavi ?
Dan bagaimana perasaan Catelyn dan Ghavi atas pertemuan yang tidak terduga ini ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon deameriawan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MEMBUKA LUKA LAMA
Dan saat Catelyn sudah duduk untuk menikmati secangkir kopinya yang sudah disiapkan oleh waiters ... Ghavi langsung duduk didepan Catelyn dan berkata "Akhirnya aku menemukan mu Catie".
Catelyn benar-benar kaget dengan kedatangan Ghavi. "Eh Vi apa kabar ? kamu nginap disini ?" tanya Catelyn dan tentu saja dengan jantung yang gak aman detaknya. "Kabarku baik Cat ... dan iya aku barusan check in dihotel ini. Kamu nginap disini ?" jawab Ghavi sambil menatap penuh binar kerinduan pada Catelyn. Masih dengan tatapannya ia melontarkan sebuah kalimat "Kangen" yang diucapkan nya tanpa suara. Catelyn yang tanpa sadar membaca bahasa bibir dari laki-laki yang ada didepannya jadi salah tingkah sendiri. Oh come on Cate ... murahan banget sih hatimu batin Catelyn mencoba menyadarkan bahwa laki-laki itu hanya masa lalunya. Pesona Ghavi dari dulu memang gak pernah bisa hilang dari benaknya. Tubuh atletis ... wajah tampan ... lengan yang kokoh saat memeluknya ... huff sepertinya bayang-bayang itu harus segera dienyahkan dari benaknya. Catelyn tersadar dari bayangan sensual yang ada dalam pikirannya. "Gak Vi ... lagi ada perlu aja disini" ujarnya singkat padat dan datar untuk menutupi rasa nervous nya.
Ghavi bersyukur pada Tuhan bahwa ia bisa bertemu wanita yang dicintainya secepat ini bahkan lebih cepat dari jarak penerbangan CGK-DPS yang ditempuhnya tadi pagi. Padahal tadinya ia berencana untuk datang ke butik Catelyn yang ada di Seminyak sesuai dengan saran dari Annetha. Karena hanya alamat itulah yang diketahuinya. Ghavi menatap wajah Catelyn yang hampir tidak berubah ... masih sangat cantik ... matanya yang indah ... bulu mata yang lentik ... kulit putih yang mulus ... tungkai kakinya yang indah ... rambut tebal yang saat ini sudah dengan model shaggy ... body ramping dan sangat pas untuk dipeluk. Akh ... pikiran Ghavi sudah kemana-mana. Iya merasa menjadi laki-laki terbodoh didunia karena telah melepaskan Catelyn dari pelukannya.
"Catie ... punya waktu gak buat ngobrol ? Kalau gak bisa hari ini atau kapan gitu. Kabar mama papa gimana ?" Ghavi mencoba membuka omongan terlebih dahulu. "Kalau hari ini sepertinya aku sangat sibuk sekali Vi. Emang ada apa Vi ?" ujar Catelyn. " Aku ingin minta maaf atas segala yang pernah aku lakukan padamu juga ke mama papa. Aku seorang bajingan dan perbuatanku dulu telah menyakiti mu begitu juga mungkin ke mama papa. Je suis tellement désolé (aku sangat menyesal) Catie" ujar Ghavi lirih dan menggenggam tangan Catelyn yang berada di atas meja. Genggaman tangan Ghavi cukup mengagetkan nya. Tapi secara perlahan Catelyn menarik tangannya karena ia sangat tidak nyaman dengan situasi ini. Apalagi di restoran hotelnya sendiri, kalau sampai ada yang melihatnya bisa jadi hot gosip hari ini.
"J'ai oublié cet incident et je ne veux pas repenser à ce sombre passé (Aku sudah melupakan kejadian itu dan aku tidak mau lagi berkutat pada masa lalu yang kelam) sepertinya mama papaku pun begitu. Kuharap kamu juga belajar untuk lebih baik kedepannya" kalimat yang keluar dari mulut Catelyn dibarengi dengan tatapan penuh luka menurut Ghavi. Baru saja Ghavi ingin menjelaskan lebih lanjut, staff restaurant datang menghampiri Catelyn dan bertanya "Ibu Catelyn ... untuk makanannya apa mau disiapkan sekarang di ruangan Ibu atau cukup disini ?". OMG hampir Catelyn melupakan makanan yang sudah dipesannya. Akhirnya Catelyn menjawab "Tolong diruangan saja. Setelah ini saya naik kog". Jawaban yang padat dan singkat sekaligus menyelamatkan nya dari Ghavi. "Baik Bu kalau begitu. Kami siapkan sekarang" ujar staff restaurant tersebut dengan sopan. "Ghavi ... sorry banget aku naik ke atas dulu. Semoga liburanmu di Bali menyenangkan" Catelyn mencoba tersenyum ke arah Ghavi. Namun tatapan tajam dari Ghavi cukup membuat Catelyn grogi. Kebencian nya terhadap Ghavi mungkin sudah tidak ada lagi, tapi luka lama yang ia derita selama 3 tahun terasa kembali sakitnya.
"Catie ... ijinkan aku untuk bicara empat mata dengan kamu. Kapan ada waktu ?" Ghavi mencoba mencegah saat Catelyn akan meninggalkan restoran. "Mau bicara tentang apalagi Vi ? Kalau untuk masalah gaun pernikahan kalian masih dalam proses saat ini. Dan Aku pastikan saat fitting pakaian bulan depan semuanya sudah siap" ujar Catelyn mencoba membatasi pembicaraan yang nantinya akan mengarah ke hubungan personal. "Cat, aku gak membahas masalah wedding ... persetan dengan itu semua. Aku mau membicarakan tentang kita. Mungkin menurut mu semua itu hanya masa lalu tapi aku menemuimu karena buat aku masa lalu kita tidak pernah selesai" kata Ghavi dengan perkataan yang tegas dan tajam ditelinga Catelyn. Catelyn cukup kaget dengan tujuan Ghavi menemuinya. "Vi ... Kita sudah punya kehidupan masing-masing yang harus saling kita hormati. Dan bahkan kalau boleh jujur untuk menjadi teman pun aku tidak ingin menjalinnya denganmu. Tapi karena kita akhirnya ada hubungan kerjasama ya mau gak mau aku harus berkomunikasi denganmu. Kalau tidak ada hubungan kerjasama aku akan senang kalau kita menjadi dua orang yang tidak saling mengenal dan itu yang terbaik" ucap Catelyn dengan emosi. Sudah cukup ia merasakan hancur dan tersia-sia. Jadi lebih baik ia menjauh demi dirinya sendiri dan buah cinta mereka yang dirahasiakan Catelyn yaitu Gavin. "Sorry aku masih ada meeting Vi " ujar Catelyn dan meninggalkan Ghavi dengan terburu-buru.
Ghavi menatap sedih ke wanita yang sangat dicintainya itu. Ia merasa benar-benar menjadi orang yang sangat brengsek sampai membuat hati seseorang terluka seperti itu.
Flashback on ...
Ini semua bermula dari hasutan Mama Renatta beberapa tahun yang lalu. Saat masih ia dan Catelyn tinggal di Paris. Saat itu mamanya memberikan satu buah amplop yang berisi foto-foto Catelyn bersama laki-laki yang berbeda-beda saat berada di hotel, restaurant bahkan di tempat tidur. Saat itu ia sudah mengkonfirmasi kepada Catelyn akan hal tersebut. Namun Catelyn bersikeras bahwa hal tersebut tidak pernah sekalipun ia lakukan. Dan Catelyn sempat mempertanyakan apakah ini bukan foto editan kepada Ghavi. Karena hidup Catelyn selama ini hanya focus untuk bekerja dan mengurus semua kebutuhan Ghavi. Apalagi ia harus selalu bolak balik Paris-Milan untuk bekerja. Namun karena keegoisan Ghavi yang sedang marah dan termakan hasutan Mama Renatta, ia melampiaskan emosinya dengan hangout bersama teman-teman nya ke Pachamama Club de Paris. Sebuah club ekslusif yang ada di kota Paris. Ghavi yang saat itu sedang mabuk berat tidak menyadari bahwa sedang dicumbu oleh wanita yang dikenalkan oleh mamanya bernama Anya. Anya anak dari teman bisnis Mama Renatta yang tanpa Ghavi tau sedang dijodohkan dengan dirinya. Saat Anya melakukan making out kepada Ghavi, Catelyn melihatnya. Ia juga berada di club tersebut atas undangan seorang sahabat yang merayakan Farewell Party karena akan pindah ke Melbourne. Hancur rasanya hati Catelyn melihat itu semua. Ghavi mencoba mengejar Catelyn untuk menjelaskan tapi dengan kondisi Ghavi yang sedang mabuk berat tentunya ia sangat kesulitan mencari keberadaan Catelyn ditengah penuhnya manusia di club tersebut. Bertubi-tubi masalah yang harus Catelyn terima, Mama Renatta dan Anya menemui Catelyn. Disitulah Anya dikenalkan sebagai calon tunangan Ghavi atas perjodohan keluarga. Dan Catelyn mengenali wanita itu yang melakukan making out bersama Ghavi di club. Harga diri Catelyn terinjak-injak dengan kalimat hinaan yang keluar dari mulut Mama Renatta. Puncaknya saat Mama Renatta menyerahkan check senilai 2 milyar kepada Catelyn sebagai kompensasi untuk meninggalkan Ghavi. Tapi yang dilakukan Catelyn ? Ia langsung merobek check tersebut dan melemparkan nya kehadapan Mama Renatta dan Anya. Catelyn dengan tegar langsung melangkah pulang dan membereskan semua barang-barang nya di apartemen dan sejak itulah ia meninggalkan Ghavi.
Flashback off ...
Sebenarnya Ghavi ingin menahan Catelyn untuk tetap di restoran namun ia tidak ingin menimbulkan masalah baru. Akhirnya ia membiarkan Catelyn pergi. Banyak hal berkecamuk di kepala Ghavi tapi saat ini masih belum menemukan solusinya. Dan akhirnya ia melanjutkan tujuan awalnya yaitu makan di restoran ini. Ghavi bertekad bahwa ia harus mendapatkan maaf yang tulus dari Catelyn bahkan dari Mama Papa nya. Entah bagaimana caranya.
***