Arkendra Zivan Mahendra seorang laki-laki yang berhati dingin dan terkenal dengan sikapnya yang anti perempuan. Bukan tanpa alasan laki-laki sukses dan kaya raya itu di juluki anti perempuan. Hal itu karena di masalalu, dia pernah di kecewakan oleh seorang perempuan yang berstatus calon istrinya.
Di hari pernikahan Kendra harus menelan pil pahit jika calon istrinya memilih meninggalkan dirinya dengan pria lain. Hal itu menjadikan Kendra trauma akan pernikahan dan malas berdekatan dengan perempuan.
Sampai di mana dia bertemu dengan seorang seorang perempuan yang menarik hatinya. Siapakah perempuan yang berhasil membuat Kendra berani untuk mengambil hatinya?
ikuti kisahnya ...
Happy Reading
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puspa Arum, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Drop
Dania sampai di Rumah Sakit. Dia berjalan menyusuri lorong rumah sakit menuju kamar rawat sang ibu.
"Assalamualaikum.."
"Wa'alaikum salam,"
Kamar rawat ibu Dania bertempat di bangsal kelas tiga. Di kamar itu ada empat orang yang menghuni.
"Kamu baru pulang nak?" Dania menyalami budhe nya dan juga ibunya.
"Iya Bu, gimana keadaan ibu?" Dania menatap sedih sang ibu yang begitu lemah terbaring di atas brangkar.
"Keadaan ibu lebih baik nak.." mendengar penuturan ibunya tak mungkin Dania langsung percaya. Tapi, Dania tetap menganggukan kepalanya.
"Budhe kalau mau pulang nggak apa-apa budhe, sudah ada Dania disini."
"Baiklah, budhe pulang dulu ya.. pagi-pagi nanti budhe kesini lagi. Tika, mba pulang dulu ya..besok mba kesini lagi buat temani kamu."
Tika, ibu dari Dania mengangguk lemah mendengar ucapan sang kakak. Sepeninggal Lela, Dania duduk di samping bangkar sang ibu.
"Dania.." suara lemah Kartika mengalihkan perhatian Dania yang baru saja duduk di kursi dekat sang ibu.
"Iya Bu, ibu butuh sesuatu?" Kartika menggelengkan kepalanya dengan lemah. Lalu dia pun mengangkat satu tangannya mengisyaratkan untuk menyentuh putrinya.
Dania yang tanggap langsung meraih tangan sang ibu. Lalu dengan lembut Dania pencium punggung tangan wanita yang sudah melahirkan nya itu. "Maafin ibu ya nak.." Dania mengerutkan keningnya mendengar ucapan ibunya.
"Ibu kenapa minta maaf sama Nia, ibu nggak salah apa-apa sama Nia. Bahkan Nia yang minta maaf sama ibu, Nia belum bisa kasih yang terbaik buat kesembuhan ibu. Tapi yang jelas, Ibu harus semangat.. doakan Nia agar bisa cepat ngumpulin uang buat operasi ibu, buat ibu cepat sembuh." Kartika tersenyum tipis mendengar ucapan putri nya.
"Sekarang ibu istirahat biar cepat pulih." Kartika hanya merespon dengan kedipan mata nya saja. Mata yang terlihat sayu dan lelah.
Dania hanya bisa menghela nafas panjang dan dalam hati terus berdoa supaya cepat mendapatkan uang untuk biaya operasi ibunya.
...----------------...
Pagi-pagi sekali Dania di buat panik saat dia akan berangkat kerja kondisi ibunya ternyata drop. Bahkan dokter meminta untuk Dania secepatnya menyetujui untuk Kartika di operasi.
Dania tentu saja bingung dapat uang dari mana sebanyak itu. Bahkan dia juga baru mulai bekerja di rumah keluarga Kendra. Tidak mungkin dia meminjam uang sebanyak itu ke majikannya sedangkan dia sendiri baru bekerja.
"Nia, gimana ibumu?" Lela yang mendapat kabar jika adiknya drop langsung ke Rumah Sakit.
"Budhe, ibu sedang di tangani. Ibu juga harus segera di Operasi. Dokter kasih waktu dua hari ini sambil menunggu kondisi ibu stabil."
Lela menghela nafas panjang. Dia terlihat sedih dan juga bingung. Bagaimana pun biaya operasi adiknya pastinya di beratkan pada keponakan nya. Lela pun berpikir jika keponakan nya tidak akan mungkin dapat uang sebanyak itu dalam waktu dekat.
"Lalu apa yang mau kamu lakukan. Tadi pakdhe mu bilang mau coba pinjam ke tempat kerjanya. Semoga saja bisa dapat minimal setengah dari biaya operasi ibumu." mendengar ucapan Lela, Dania merasa haru. Nia tahu betul kehidupan kakak dari ibunya itu. Dia pun banyak beban yang harus ditanggung.
"Ya Allah budhe, maafin Nia sama ibu kalau kami selalu merepotkan keluarga budhe." Lela memeluk tubuh Dania. Keponakan nya itu bahkan tak pernah mengeluh sesulit apapun kehidupan mereka, Nia dan ibunya selalu terlihat baik-baik saja walaupun hidup mereka porak poranda.
Tiba-tiba saja ponsel milik Nia bergetar. Lalu dia melihat notifikasi dari bi Sumi yang menanyakan tentang keberadaannya.
Akhirnya Dania langsung membalas dan mengatakan yang sebenarnya tentang kondisi ibunya pada Sumi.
"Gimana Sumi, Dania kemana? Jam segini kok belum datang?"
"Maaf nyonya, ini Dania kasih kabar kalau ibunya masuk ICU lagi. Katanya sedang nunggu hasil keputusan dokter soal tindakan yang akan di lakukan dalam waktu dekat."
"Astaghfirullah, memangnya ibunya sakit apa bi?" Yunita mendengar tentang kabar dari Dania membuat dirinya terkejut.
Sementara itu, Kendra yang tak sengaja mendengar percakapan ibunya dan Sumi langsung berbalik arah menuju kamar nya lagi.
"Sial..kenapa dia nggak ngomong sih..CK..bikin kesal saja." Niat hati Kendra tadi ingin mencari keberadaan Dania. Karena di jam yang seharusnya Dania masuk kamarnya, tapi sampai Kendra bosan menunggu gadis itu belum juga kelihatan batang hidungnya. Jadilah Kendra mencari ke dapur tapi, ternyata dia baru mendapatkan kabar tentang Dania yang menunggu sang ibu.
Kendra membersihkan diri dan tak sampai dua puluh menit dia sudah rapih dengan pakaian kerjanya.
"Kendra, kamu kenapa buru-buru begitu ?"
Kendra yang sedang menuruni tangga dengan langkah cepat mendekati sang ibu.
"Ma, aku berangkat sekarang. Aku sarapan di kantor saja." Kendra meraih tangan sang ibu dan menciumnya dengan takzim. Setelah itu tanpa basa-basi Kendra melangkah cepat menuju mobilnya.
Yunita yang melihat ekspresi sang anak pun merasa heran. Tapi, dia tidak ambil pusing karena mungkin Kendra ada pertemuan penting pagi ini.
"Mama, kenapa bengong di sini?" tiba-tiba Gita yang baru keluar dari kamar nya melihat sosok ibunya yang masih diam setelah kepergian Kendra.
"Ah, nggak apa-apa, cuma itu...Kendra kelihatan panik dan buru-buru berangkat kantor. Bahkan mama tawarin sarapan dia nolak.'
"Mungkin ada meeting pagi ma.." Yunita mengangguk mendengar ucapan putrinya. "Ya sudah yuk ma, ke meja makan."
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Sementara Kendra langsung mengendarai mobil nya keluar dari mansion dan melajukannya dengan cepat.
"CK..sial,Kenapa aku lupa..bahkan aku nggak tahu ibunya Dania di rawat dimana, CK.. blo*n.."
Akhirnya Kendra minta Bi Sumi mengirimkan nomer Dania padanya. Walaupun awalnya bi Sumi heran kenapa tiba-tiba tuan muda nya itu meminta nomer telpon Dania. Tapi, Kendra hanya bilang punya urusan dengan asisten pribadinya itu.
Ya, bagaimana pun sekarang Dania sudah menjadi Asisten pribadinya, yang tugasnya mengurus semua tentang pribadi Kendra.
Tak lama kemudian, sebuah pesan masuk ke ponsel milik Kendra. Lalu dengan cepat juga Kendra menghubungi nomer telpon yang bagus aja dia terima.
"Hallo, Assalamualaikum.." terdengar suara yang terdengar serak menyapa pendengaran Kendra.
"Di mana?" dengan suara tegas Kendra langsung menanyakan keberadaan Dania sekarang.
"Maaf, ini siapa ya?" Kendra mendengar pertanyaan itu hanya bisa mendengus.
"Dania, di Rumah Sakit mana ibu kamu di rawat!" tanpa menyebutkan nama, Kendra langsung menanyakan posisi Dania sekarang.
"Di Rumah Sakit..XXC..
Mendengar lokasi di mana Dania berada, Kendra langsung mengakhiri panggilan nya.
Sedangkan di sisi lain Dania kesal dengan sikap orang yang baru saja menelpon nya, bahkan Dania belum tahu siapa yang baru saja menghubungi dirinya.
Bersambung
Tunduk deh...