NovelToon NovelToon
Terlahir Kembali Sebagai Kaisar Iblis

Terlahir Kembali Sebagai Kaisar Iblis

Status: sedang berlangsung
Genre:Kelahiran kembali menjadi kuat / Reinkarnasi
Popularitas:410
Nilai: 5
Nama Author: BUBBLEBUNY

Arsenio Elvarendra, mafia kejam yang dihianati orang kepercayaannya, terlahir kembali di sebuah singgasana yang sangat megah sebagai Kaisar Iblis. Di dunia barunya, ia bertemu seorang wanita cantik—Dia seorang dewi yang menyembunyikan identitasnya.

Bisakah Arsenio mengungkap jati diri sang Dewi? Akankah cinta mereka mengubah jalan takdir di antara kegelapan dan cahaya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BUBBLEBUNY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Nostalgia dan Kebingungan di Istana Iblis

Ardiansyah menarik napas dalam-dalam dan mengikuti Zarthus masuk ke dalam istana. Ia tidak tahu apa yang menantinya di dalam, tetapi ia bertekad untuk menghadapi apa pun yang terjadi.

Istana itu sangat megah dan menakutkan. Dinding-dindingnya terbuat dari kristal hitam yang berkilauan, dan langit-langitnya dihiasi dengan ukiran-ukiran rumit yang menggambarkan adegan-adegan mengerikan. Di sepanjang lorong, berdiri patung-patung iblis yang menakutkan, mata mereka seolah mengikuti setiap gerakan Ardiansyah.

Ardiansyah merasa sangat kecil dan tidak berdaya di tempat ini. Ia berharap ia bisa segera kembali ke rumah.

Zarthus memimpin Ardiansyah ke sebuah aula besar di tengah istana. Di ujung aula, duduk seorang iblis yang sangat tampan dan juga gagah di atas singgasana yang megah. Iblis itu mengenakan Mahkota Iblis dan Jubah Kegelapan, memancarkan aura kekuatan yang luar biasa.

Ardiansyah tahu, iblis inilah Lucifer Morning star, Kaisar Iblis.

Zarthus membungkuk hormat di hadapan Lucifer. "Yang Mulia," kata Zarthus, "saya telah membawa manusia dari Bumi seperti yang Anda perintahkan."

Lucifer menatap Ardiansyah dengan tatapan menyelidik. Ardiansyah merasa gugup dan takut. Ia tidak tahu apa yang akan dilakukan Kaisar Iblis ini padanya.

"Manusia," kata Lucifer dengan suara yang menggema, "mendekatlah."

Ardiansyah berjalan mendekat dengan langkah gemetar. Ia berhenti beberapa meter dari singgasana dan membungkuk hormat.

"Yang Mulia Lucifer Morning star," kata Ardiansyah dengan suara bergetar, "nama saya Ardiansyah Putra. Saya seorang mahasiswa dari Bandung. Saya tidak tahu bagaimana saya bisa sampai di sini. Saya mohon, bantu saya untuk kembali ke Bumi."

Lucifer menatap Ardiansyah dengan tatapan yang sulit dibaca. Ia terdiam sejenak, lalu bertanya, "Bumi, ya? Sudah lama sekali sejak aku terakhir kali memikirkannya. Katakan padaku, manusia, seperti apa Bumi sekarang?"

Ardiansyah terkejut mendengar pertanyaan Lucifer. Ia tidak menyangka Kaisar Iblis ini tertarik dengan Bumi. Ardiansyah berpikir dan mencerna perkataan dari Yang Mulia Morning Star jika dirinya berasal dari Bumi.

"Bumi baik-baik saja, Yang Mulia," jawab Ardiansyah. "Teknologi semakin maju, kehidupan semakin modern. Tapi... ada juga banyak masalah. Kemiskinan, polusi, perang..."

Lucifer mengangguk-angguk. "Begitu. Jadi, tidak banyak yang berubah. Manusia selalu sama, penuh dengan ambisi dan keserakahan."

Lucifer terdiam sejenak, lalu bertanya lagi, "Katakan padaku, manusia, apakah kau mengenal seorang pria bernama Arsenio Elvarendra?"

Ardiansyah terkejut mendengar nama itu. Ia tidak tahu siapa Arsenio Elvarendra, tetapi nama itu terasa familiar di telinganya.

"Maaf, Yang Mulia," jawab Ardiansyah. "Saya tidak mengenal orang bernama Arsenio Elvarendra."

Lucifer menatap Ardiansyah dengan tatapan yang semakin sulit dibaca. Ia tampak berpikir keras.

"Begitu," kata Lucifer. "Mungkin dia sudah mati. Atau mungkin dia hanya legenda."

Zarthus dan para iblis lainnya di aula itu saling berpandangan dengan bingung. Mereka tidak mengerti kenapa Lucifer tiba-tiba bertanya tentang Bumi dan seorang manusia bernama Arsenio Elvarendra.

"Yang Mulia," kata Zarthus dengan hati-hati, "apakah Anda baik-baik saja? Apakah ada sesuatu yang mengganggu Anda?"

Lucifer menghela napas. "Aku baik-baik saja, Zarthus. Hanya saja... aku merasa sedikit nostalgia. Aku teringat tentang kehidupan lamaku."

Zarthus dan para iblis lainnya semakin bingung. Mereka tahu bahwa Lucifer Morning star adalah Kaisar Iblis yang abadi. Ia tidak memiliki kehidupan lampau. Ia selalu menjadi Lucifer Morning star.

"Yang Mulia," kata Zarthus, "saya tidak mengerti. Anda selalu menjadi Lucifer Morning star. Anda tidak memiliki kehidupan lain."

Lucifer tersenyum sinis. "Kau salah, Zarthus. Aku memang Lucifer Morning star, tetapi aku juga memiliki kehidupan lain. Aku pernah menjadi manusia. Aku pernah hidup di Bumi."

Para iblis di aula itu terkejut mendengar pengakuan Lucifer. Mereka tidak percaya bahwa Kaisar Iblis mereka pernah menjadi manusia.

"Itu tidak mungkin, Yang Mulia," kata Zarthus. "Anda adalah Kaisar Iblis. Anda tidak mungkin pernah menjadi manusia."

"Aku tahu ini sulit dipercaya," kata Lucifer, "tetapi ini adalah kebenaran. Aku pernah menjadi manusia, seorang pria bernama Arsenio Elvarendra. Aku adalah seorang King Mafia di kota Bandung, Indonesia. Aku memiliki kekuasaan, kekayaan, dan rasa takut dari semua orang di sekitarku."

Keheningan memenuhi aula singgasana. Para iblis, yang terbiasa dengan keajaiban dan kengerian neraka, tidak bisa mencerna pengakuan Lucifer. Kaisar Iblis mereka, penguasa abadi neraka, dulunya adalah manusia biasa? Seorang King Mafia dari dunia lain?

Lilith, yang selalu penasaran dan berani, maju selangkah. "Yang Mulia, apakah ini berarti... Anda memiliki ingatan tentang kehidupan Anda sebagai manusia?"

Lucifer mengangguk. "Ya. Ingatan itu kembali kepadaku sejak manusia ini tiba di kerajaanku. Aku mengingat kekejaman, pengkhianatan, dan penyesalan. Aku mengingat Raka..."

Lucifer mengepalkan tangannya, amarah kembali membara dalam dirinya. "Raka, sahabatku yang mengkhianatiku. Dia merebut semua yang kumiliki dan meninggalkanku mati. Aku bersumpah akan membalas dendam padanya, bahkan jika itu berarti aku harus menghancurkan seluruh dunia."

Zarthus, yang selalu setia dan bijaksana, mencoba menenangkan Lucifer. "Yang Mulia, jangan biarkan masa lalu menguasai Anda. Anda sekarang adalah Lucifer Morning star, Kaisar Iblis. Anda memiliki tanggung jawab yang lebih besar daripada membalas dendam."

Lucifer menghela napas dan mencoba menenangkan diri. Ia tahu Zarthus benar. Ia tidak bisa membiarkan masa lalu menghancurkan masa depannya.

"Kau benar, Zarthus," kata Lucifer. "Aku tidak boleh membiarkan Raka mengendalikanku. Aku harus fokus pada membangun kerajaanku dan menjadi Kaisar Iblis yang pantas."

Lucifer menatap Ardiansyah, yang masih berdiri dengan gemetar di hadapannya. Ia merasa kasihan pada manusia ini, yang tiba-tiba terseret ke dalam kekacauan kehidupannya.

"Manusia," kata Lucifer, "aku akan membantumu untuk kembali ke Bumi. Aku tau kau terkejut dan merasa familiar dengan nama Arsenio Elvarendra. Kau tidak bersalah dalam semua ini, dan aku tidak ingin kau menderita karena masa laluku."

Ardiansyah terkejut dan lega mendengar kata-kata Lucifer. Ia tidak menyangka Kaisar Iblis ini akan bersikap baik padanya.

"Terima kasih, Yang Mulia," kata Ardiansyah dengan tulus. "Saya sangat menghargai bantuan Anda, dan memang benar saya baru ingat nama itu."

Lucifer tersenyum tipis. "Jangan berterima kasih padaku. Aku hanya melakukan apa yang benar."

Lucifer mengangkat tangannya dan mulai melantunkan mantra. Ia memanggil kekuatan sihir yang luar biasa, menciptakan portal yang berkilauan di udara.

"Portal ini akan membawamu kembali ke Bumi," kata Lucifer. "Masuklah, dan semoga kau mendapatkan kehidupan yang lebih baik."

Ardiansyah mengangguk dan berjalan menuju portal. Ia menoleh ke belakang dan menatap Lucifer untuk terakhir kalinya.

"Terima kasih lagi, Yang Mulia," kata Ardiansyah. "Saya tidak akan pernah melupakan kebaikan Anda."

Ardiansyah melangkah masuk ke dalam portal, dan portal itu menghilang, membawanya kembali ke Bumi.

Lucifer menghela napas lega. Ia merasa sedikit lebih baik setelah membantu manusia itu.

Namun, sebelum ia bisa bersantai, ia merasakan sakit kepala yang hebat menyerang otaknya. Ia memegangi kepalanya dan meringis kesakitan.

"Yang Mulia!" seru Zarthus, khawatir. "Apa yang terjadi?"

Lucifer tidak menjawab. Ia merasakan ingatan tentang masa lalunya sebagai Arsenio Elvarendra semakin kuat, menguasai pikirannya. Ia melihat kekerasan, pengkhianatan, dan penyesalan. Ia melihat Raka, musuhnya.

Tiba-tiba, Lucifer jatuh tak sadarkan diri dari singgasananya.

"YANG MULIA!" seru Zarthus dan para iblis lainnya, panik. Mereka berlari mendekat dan mencoba membangunkan Lucifer, tetapi sia-sia. Kaisar Iblis mereka telah jatuh pingsan, dan mereka tidak tahu apa yang harus dilakukan.

 

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!