Gaharu Raga Argantara, harus pasrah menerima hukuman dari Papinya. Raga harus tinggal di desa tempat tinggal Kakek Nenek nya selama 6 bulan.
Dan ternyata disana ia terpikat oleh gadis cantik, sekaligus putri dari supir keluarga nya di kota.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nita03, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
cuaca buruk
***
Cuaca Pagi ini sedang tidak bersahabat, lebih tepatnya dari dini hari. dimana dari jam dua pagi sudah turun hujan di serta suara petir, belum lagi angin cukup kencang. Membuat Raga yang terbangun tidak bisa tidur lagi.
Begitu juga dengan kakek neneknya, yang biasanya bangun di jam tiga pagi karena mau beribadah. untuk hari ini mereka bangun dari jam dua lebih beberapa menit karena mendengar suara petir dan angin.
suara petir nya baru berhenti di jam 6 pagi, kalau angin nya masih ada tapi tidak terlalu kencang seperti pas dini hari.
Kalau pagi, nek intan yang menyiapkan sarapan. walaupun punya art, tapi mereka tidak menginap. dan baru akan datang biasanya di jam delapan pagi.
“Lagi masak apa, nek?” tanya Raga baru masuk area dapur, ia melihat neneknya sedang berdiri di depan kompor.
“Angetin sayur semalam, sama mau bikin gorengan.” jawab nek intan tanpa menoleh ke belakang.
Biasanya jam setengah enam pagi sudah mulai menyiapkan sarapan, berhubung tadi cuacanya sedang tidak baik-baik saja dan nek intan juga takut kalau lagi ada petir terus masak, lebih baik di tunda dulu masak nya.
Makanya sekarang di jam 6 lebih 10 Menit, nek intan baru mulai sibuk di dapur.
“Mau bikin gorengan apa nek?” tanya Raga.
“Tahu isi, kemarin udah beli tahu sama isiannya, tapi gak buru di bikin.” jawab nek intan.
sempat mau nyuruh yang kerja, tapi nanti nya pas mau di makan sudah dingin karena di tinggal ke rumah sakit.
Mau di bikin pas malam harinya setelah pulang dari rumah sakit, eh malah ngantuk, bahkan matanya saja sudah terasa lengket.
“Tolong cuci toge sama kol nya, terus nanti kol nya di potong.” titah nek Intan.
Raga mengambil sayuran yang di sebut neneknya berusan, ia mencucinya dan memotong kol nya.
“Cuma ini isiannya?” tanya Raga lagi.
“Iya, Mau di tambah daging ayam, belum beli dagingnya.”
Nek intan sudah selesai menghangatkan sayur nya, kemudian beliau mengambil tahu sumedang yang di beli nya kemarin.
“suka ada yang jual tahu Krispy, itu pake tahu begitu bukan?”
“seingat nenek beda deh, kalau yang biasa di jual tahu krispi itu dari tahu putih, di kasih tepung terigu sama tepung tapioka, atau tepung maizena ya? Nenek lupa, tapi kayaknya pake tepung tapioka.” jawab neneknya.
“Raga kira sama” ucap Raga.
“Ini di tumis dulukan?” tanya Raga.
Nek intan menganggukan kepalanya. “Iya, pake cabai rawit tiga biar agak pedas, jangan banyak-banyak, Kakek kamu suka ngeluh”
Raga mulai menumis sayuran untuk isian tahu nya, sementara neneknya sudah selesai membelah tahu-tahu nya, tapi bukan di belah sampai lepas ya.
Tidak begitu lama, Raga sudah selesai menumis nya. kemudian mereka masuk memasukan isiannya ke dalam tahu.
Pintu belakang terbuka, Raga melirik nya. Ternyata Kakeknya yang baru saja melihat keadaan belakang rumah.
“Pohon pisang sama pepaya pada tumbang” ucap kek Dani.
“Terus yang pohon besarnya gimana?” tanya nek intan.
“Ranting pohon Alpukat rambutan sama poho mangga ada yang jatuh, untungnya cuma dua cabang.” jawab kek Dani.
Kek Dani melirik ke arah Raga. “Nanti pas hujan nya sudah reda, ikut ke kebun, pasti banyak pepohonan yang tumbang.”
Raga hanya ngangguk-ngangguk saja, setelah membantu neneknya, Raga hanya duduk di kursi meja makan, sambil memperhatikan neneknya yang sedang menggoreng tahu isi nya.
Kek Dani yang tadi pergi ke ruangan lain, kini kembali dan duduk tak jauh dari raga.
“Coba telepon Mami kamu, disana ada angin gak.” titah kek Dani.
“Ya pasti ada lah, setiap hari juga ada angin.”
“Maksudnya angin nya lumayan kencang, gitu aja gak ngerti.” ketus kek Dani.
“Kakek punya ponsel, kenapa gak Kakek aja yang telpon mami nya?”
“Pulsa Kakek habis, nenek kamu juga sama.”
Raga menghela nafasnya. “Makanya pasang Wi-Fi kek, tapi paket internet juga tetap beli buat keperluan pas lagi gak di rumah.” ucap Raga sambil berdiri dan berjalan ke arah kamarnya.
sudah dari lama Raga menyarankan untuk memasang Wi-Fi, bukan Raga saja tapi Raka dan Mami Lena juga sama, tapi jawaban kek Dani selalu sama. katanya kalau pasang Wi-Fi nanti nek intan bakalan anteng mainin ponsel nya, belum lagi kalau di ajar cara belanja online.
Raga sudah kembali, ia kembali duduk di tempat semula. “Gak ada katanya, cuma hujan doang. itu juga gak terlalu lebat.”
Kek Dani bisa bernafas lega, resiko jauh sama anak mantu, pasti selalu khawatir kalau cuaca sedang buruk.
Nek intan sudah selesai memasak nya, mereka mulai sarapan. Di luar juga hujan sudah mulai mereda.
*
Raga dan kek Dani berjalan menuju Kebun Mereka, Raga sudah menawari untuk menggunakan motor. Tapi kakeknya menolak dan katanya lebih bagus jalan kaki.
setelah sampai di kebun, Kek Dani membuang nafasnya kasar saat melihat pemandangan di depan nya.
Hampir semua pohon pisangnya pada tumbang, ada yang sudah berbuah ada yang yang belum. Pohon pisang sengaja di tanam di setiap pinggir, tengahnya pasti akan di pake nanam sayuran.
“Pisangnya kumpulkan, kita bawa pulang, sebagian kasih ke tetangga yang mau.” ucap kek Dani.
Mereka mulai membereskan kekacauan di depan mata mereka, kek Dani masih bisa bernafas lega ketika beberapa pohon nangka, manggis sama pohon duku nya tidak ikut tumbang.
Saat di jalan tadi, beliau melihat beberapa pohon besar pada tumbang. Membuat kek Dani ingin buru-buru sampai di kebunnya, takut pohon nangka kesayangan nya ikut tumbang juga.
“Kek, ini dibawa nya gimana? atau mau ambil mobil pick up aja?”
“Pake motor aja, percuma pake mobil juga gak bakalan bisa lewat, kehalang pepohonan.” jawab kek Dani.
“Yaudah kalau gitu, Raga pulang dulu mau ambil motor.”
Agak kesel juga sebenarnya, menurut Raga. Kakeknya ini kalau di kasih saran, pasti jawaban nya selalu nolak dan mengatakan tidak butuh, tapi habis itu ujung-ujungnya bakalan butuh juga.
.
Tidak sampai sejam, Raga sudah kembali sambil mengendarai motornya.
“Lama banget, padahal gak jauh.” ucap kek Dani. Mengingat pisang-pisang nya di atas motor bagian belakang dan ada juga yang di taruh di depan.
“ nyari kunci motor nya dulu.” balas Raga.
“Kata nenek mau jantung pisang nya, terus mau nangka muda nya juga.” Lanjut Raga.
“Sana ambil sendiri, terus nangkanya jangan yang besar.” ucap Kek Dani.
Setelah semuanya selesai, Raga kembali mengendarai motor nya untuk pulang. Sebelum meninggalkan kakeknya, Raga sempat menawarkan dirinya untuk menjemput kakeknya, tapi kek Dani menolak dan ingin berjalan kaki.
paling bener sih raga sama bulan