Semua orang di sekolah mengenal Jenny: cantik, modis, dan selalu jadi pusat perhatian tiap kali ia muncul.
Semua orang juga tahu siapa George: pintar, pendiam, dan lebih sering bersembunyi di balik buku-buku tebal.
Dunia mereka seolah tidak pernah bersinggungan—hingga suatu hari, sebuah tugas sekolah mempertemukan mereka dalam satu tim.
Jenny yang ceria dan penuh percaya diri mulai menemukan sisi lain dari George yang selama ini tersembunyi. Sedangkan George, tanpa sadar, mulai belajar bahwa hidup tak melulu soal nilai dan buku.
Namun, ketika rasa nyaman berubah menjadi sesuatu yang lebih, mereka harus menghadapi kenyataan: apakah cinta di antara dua dunia yang berbeda benar-benar mungkin?
Spin off dari novel Jevan dan Para Perempuan. Dapat di baca secara terpisah 🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sitting Down Here, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10 Connie Ketahuan
"Connie!!"
Semua yang berada di meja itu menyebut namanya dan kebetulan saat itu Connie sedang lewat bersama dengan Amanda dan Andrea.
"Ada apa sih? Kenapa kalian menyebut namaku? Sekagum itukah kalian padaku?"
Crash kemudian maju dan menunjukkan video yang terdapat Connie di sana.
"Ini kamu kan?"
Connie sebenarnya terkejut melihatnya. Ia tak menyangka akan ada orang yang merekam ketika ia menukar cairan itu dengan cairan lain yang telah menyebabkan ledakan dan membuat lengan kanan Jenny terluka. Begitu juga dengan Amanda dan Andrea. Tapi sepertinya Amanda berusaha keras untuk menutupi rasa gugupnya.
Amanda kemudian mengambil ponsel Crash lalu menunjuk kepada video Connie yang sedang di pause.
"Hasil rekaman kamu kurang jelas, ini buram jadi tak bisa membuktikan kalau ini adalah Connie!"
"Tapi aku bisa membuatnya lebih jelas nanti. Kamu lupa ya kalau aku adalah hacker paling jago di sekolah ini?"
Wajah Amanda jadi terlihat tambah pucat karena takut. Kemudian ia melakukan sesuatu yang mengejutkan semua orang yang berada di kantin.
PRAK!
Amanda tiba-tiba membanting ponsel Crash ke lantai sampai pecah berkeping-keping. Tetapi bukannya marah, Crash malah tersenyum. Sebaliknya, George terlihat terkejut lalu menghardik Amanda.
"Kenapa kamu malah membanting ponsel milik Crash, Amanda? Apakah kamu takut ketahuan?" George yang sudah kesal menjadi bertambah kesal dengan perbuatan Amanda.
"Sudah jelas George, berarti memang Connie pelakunya. Pasti Amanda yang telah menyuruhmu melakukan ini kan?" Tanya Crash kepada Connie.
"Ti-tidak... Itu bukan aku, Crash. Lagipula kamu kan sudah tak punya buktinya lagi karena ponselmu sudah rusak begitu" Ucap Connie kepada Crash.
"Masa? Kamu pikir aku bodoh ya?"
"A-apa maksudmu, Crash?"
"Kalian semua yang ada di sini dengar aku baik-baik ya! Ternyata trio cheerleader ini adalah pelaku dari ledakan yang terjadi seminggu lalu di kelas George dan Jenny. Aku tidak bicara sembarangan karena aku punya buktinya! Ponsel yang telah di rusak oleh Amanda ini sebenarnya adalah ponselku yang lama jadi rekaman yang ada di dalamnya sebenarnya adalah copy dari yang asli yang ada di ponselku yang baru. Jadi nanti rekaman yang asli akan aku serahkan kepada guru BP kita agar Connie bisa di hukum sesuai perbuatannya!"
"Guru BP yang kamu maksud mempunyai nama, Craig. Namanya adalah Eileen McKeen"
Seluruh murid menoleh ke arah sumber suara yang ternyata adalah miss Eileen McKeen sendiri. Craig adalah nama asli dari Crash.
"Saya sudah dengar semuanya tadi, jadi saya minta sekarang juga Amanda, Connie, Andrea, Craig, George, dan Jenny ikut saya ke ruang kepala sekolah. Sedangkan yang lainnya silakan masuk ke kelas masing-masing karena bell tanda masuk baru saja berbunyi. Sepertinya kalian saking terkesimanya dengan kehebohan yang sudah di buat oleh Craig membuat kalian jadi tidak mendengar bel masuk"
Para murid yang lain lalu menuruti permintaan miss Eileen McKeen. Sebelum masuk ke kelas masing-masing, Clarice dan Joey lalu memberi semangat kepada Crash, George, dan Jenny.
***
Setelah keenam murid yang di minta oleh mIss McKeen masuk ke ruang kepala sekolah yang bernama Mr. Xander Right, Miss McKeen lalu menjelaskan persoalan yang tadi terjadi di kantin sewaktu jam istirahat.
"Craig, apakah kamu membawa ponselmu yang berisi rekaman asli?" Tanya Mr. Right kepada Crash.
"Yes, sir. Di sini ada dua jenis rekaman, yang pertama adalah yang asli, sedangkan yang kedua telah saya edit sehingga tampilan Connie terlihat lebih jelas"
"Baik, tunjukkan keduanya pada saya"
"Siap, pak"
Setelah melihat kedua rekaman tersebut, Mr. Right lalu memandang kecewa ke arah Connie.
"Beritahu yang sebenarnya kepada saya, Connie, kenapa kamu melakukan ini pada Jenny?"
"Karena Jenny cantik jadi Amanda benci padanya, pak"
"Apa hubungannya Amanda dengan ini, Connie?"
"Di-dia yang suruh saya, pak" Ucap Connie dengan terbata-bata.
"Diam, Connie! Itu tidak benar, pak! Connie hanya mengarang supaya tidak di hukum, pak!" Amanda mencoba menutupi kesalahannya dengan membela dirinya.
"Benarkah itu, Connie? Amanda yang suruh kamu?"
"I-iya, Pak"
"Bagaimana denganmu, Andrea? Apakah kamu ingin menyangkal Connie dan mendukung Amanda atau sebaliknya?"
Andrea yang sedari tadi diam setelah ditanya juga tetap diam.
"Saya akan memberi keringanan padamu jika kamu mau berkata jujur, Andrea. Atau kamu mau di hukum juga seperti yang nanti akan di dapatkan Connie dan Amanda?"
"Jangan, Pak!"
"Kalau begitu jujurlah pada semua yang ada di ruangan ini, Andrea"
"Itu benar, Pak. Amanda memang menyuruh Connie untuk menukar cairan itu agar tidak ada yang curiga karena rambut Connie sama-sama pirang seperti Jenny, pak. Tapi jujur saya sendiri tak tahu apa isi cairan itu"
"Baik, Terima kasih karena sudah berkata jujur. Crash, nanti saya ingin agar kamu mengirimkan salinan rekaman yang asli kepada saya"
"Baik, Pak"
"Sekarang, waktunya untuk hukuman. Karena Jenny adalah korban dari kecelakaan itu maka untuk hukuman akan saya serahkan kepada Jenny"
"Saya, Pak?"
"Iya, kamu. Terserah kamu mau hukum mereka apa. Tapi kalau terserah pada saya sih maka saya akan mengeluarkan Amanda, Connie, dan Andrea dari sekolah ini karena saya tak bisa mentolerir aksi pembullyan seperti yang sudah sering saya katakan. Bukan begitu, Miss McKeen?"
"Iya betul, pak"
Andrea kemudian protes.
"Tapi Mr. Right, kenapa saya juga ikut di hukum? Tadi kan saya sudah jujur sama bapak"
"Iya, saya tahu itu dan saya hargai kejujuran kamu. Tapi kamu tetap mendapatkan hukuman walau mungkin akan lebih ringan dari yang lain. Kamu tahu kenapa kamu tetap mendapatkan hukuman? Karena kamu juga salah telah mengetahui rencana Amanda tapi membiarkannya. Kalau kamu memberitahu kepada salah satu dari para guru maka hal itu takkan terjadi dan pastinya kamu akan mendapatkan perlindungan dari para guru"
"Ma-maaf, Pak. Saya memang salah karena telah membiarkannya, jadi saya siap untuk menerima hukuman"
"Bagus sekali kamu mau mengakui kesalahan, Andrea. Tetapi sebaiknya kamu meminta maaf kepada Jenny secara langsung. Bukan begitu, Andrea?"
"Iya pak. Maafkan aku ya, Jenny"
"Iya, Andrea. Aku maafin kamu"
"Bagaimana denganmu, Connie dan Amanda?"
Connie akhirnya maju dan meminta maaf kepada Jenny. Tetapi Amanda sebaliknya. Ia tak ingin meminta maaf kepada Jenny karena ia masih merasa tidak bersalah kepada Jenny. George kemudian membisikkan sesuatu kepada Jenny.
"Kalau aku jadi kamu, aku akan tendang mereka semua keluar dari sekolah karena telah merencanakan untuk mencelakai kamu"
"Aku tak tega melakukan itu, George. Apalagi setelah tahu kalau Connie masuk sekolah ini karena mendapatkan beasiswa"
"Tetap saja yang ia lakukan itu salah, Jen"
Mr. Right lalu kembali bertanya kepada Jenny.
"Jadi bagaimana, Jenny? Apakah kamu sudah bisa memutuskan?"