Elsa Pervis merupakan anak satu-satunya dari kelurga Pervis, kelurga yang sangat terkenal akan kekayaannya, serta sifat kerja kerasnya, membuat Duke Pervis ayah dari Elsa menjadi mudah terkenal.
Hidup serba berkecukupan memang lah menjadi kebahagiaan bagi banyak orang termasuk dengan Elsa, dimana semua kebutuhan yang kau inginkan akan mudah didapatkan.
Namun itu semua tidak lah bertahan lama, kebahagian yang dulu sangat mudah Elsa dapatkan seketika sirna, saat kecelakaan kereta kuda yang dulu dia alami membuat kedua orang tuanya meninggal.
Meninggalnya kedua orang tuanya, membuat Elsa seketika menjadi gadis yang tidak berguna, dimana saat itu lebih banyak orang yang menyukai harta keluarganya dibandingkan orang yang ingin merawatnya.
Di kehidupan kedua ini Elsa akan bertekad, untuk membuat kelurga pamannya menjadi hancur, setelah dirinya mengetahui meninggalnya kedua orang tuanya ada hubungannya dengan pamannya saat itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zarina Andriani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
10 (Mayat Elsa)
Leo memutuskan untuk kembali ke kediaman keluarga Prvis dan akan kembali setelah semua keadaan menjadi aman, mengetahui bahwa Elsa baik-baik saja membuat dia bisa sedikit bernafas lega.
"Temui saja aku disini pada sore hari, dan ingat jangan bawa orang lain dalam menemui nona!"
Leo paham dengan ucapan Lucas, dia pun masih tidak habis pikir bahwa nyonya yang selama ini sudah dia anggap sebagai majikannya mempunyai sifat iri seperti itu, bukan itu saja bahkan dirinya pun masih tidak habis pikir bahwa anaknya Kiana, telah berani mencelakai Elsa yang merupakan anak kandung dari Roan.
"Tuan, apa tuan tidak mau memberitahu kami, siapa orang tadi?" tanya salah satu bawaan Leo.
Dengan cepat Leo menggelengkan kepalanya, "Tidak! Aku sudah berjanji pada orang itu untuk tidak memberitahu siapa pun, termasuk dengan kalian," Jawab Leo yang semakin membuat mereka penasaran.
"Berhentilah bersantai-santai Kita harus kembali cepat untuk melapor pada Tuan Duke, ayo cepat!" pekik Leo tak sabar.
Suara langkah kaki kuda yang sedang berlari diatas tanah yang lembab begitu terdengar memenuhi kesunyian pasukan Prvis untuk kembali ke markas mereka.
Setelah mereka sampai di kediaman kelurga Prvis Leo langsung turun dari kudanya, "Tolong bawa dia ke kandang, aku ingin menemui Tuan Duke sekarang!"
"Baik."
Leo langsung berjalan menyusuri ruang kerja Duke, selama perjalanan Leo telah menggenggam kuat gelang yang terakhir Elsa pakai.
"Tuan Duke, Tuan Leo ingin menemui anda."
"Leo? Suruh dia masuk!"
"Baik Tuan."
Pintu ruang kerja Roan kembali terbuka, Leo masuk ke dalam ruang kerja Roan dengan mata yang menatap tajam ke arah lantai.
"Selamat siang Tuan Duke, saya kesini untuk menyampaikan sesuatu pada anda."
"Apa yang ingin kau sampaikan?" tanya Roan. penasaran.
"Ini soal Nona Prvis, saya telah menemukan beliau."
"Apa!" pekik Roan yang langsung membesarkan matanya tak percaya.
"Di mana dia sekarang?" tanya Roan.
Leo hanya diam dengan tangan yang menggenggam kuat gelang pemberian Elsa.
"Beliau sedang dalam perjalanan ke sini, namun... Beliau datang dengan tidak bernyawa lagi."
"Apa?"
"Beliau... Telah ditemukan ditepi sungai dekat dengan hutan Kelora, awalnya saya tidak percaya bahwa mayat itu adalah Nona, tapi... melihat gelang serta pakaian yang terakhir nona pakai, membuat saya percaya, bahwa mayat itu adalah Nona," ucap Leo sambil memberikan gelang pemberian Elsa pada Roan.
Roan langsung terdiam dengan tubuh yang begitu kaku memegang gelang milik Elsa, matanya terbuka lebar, dia masih sulit percaya bahwa putri satu-satunya telah pergi meninggalkan dirinya.
"Aku masih tidak percaya ini, Leo... Tinggalkan aku sendiri," lirih Roan yang langsung dituruti Leo.
"Baik tuan, kalo begitu saya izin pamit, jika kereta kuda pembawa mayat Nona sudah datang, saya akan memberitahu anda segera Tuan," ucap Leo sebelum dia pergi dari hadapan Roan.
Leo pun langsung beranjak pergi dari ruang kerja Roan, di mana Roan disana masih terlihat bingung dengan kabar yang baru saja dia dengar.
"Aku masih tidak percaya," lirih Roan.
"Sungguh sulit dipercaya, Elsa... Kenapa kau juga ikut pergi?" lirih Roan dengan air mata yang sudah keluar.
...~*~...
Dilain sisi Kiana yang baru saja mendengar bahwa Elsa sudah ditemukan, dibuat terkejut dengan kabar Elsa yang ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.
"Ma... Ma..." pekik Kiana menemui ibunya.
"Iya?" sahut Lisa dari dalam kamar.
"Ada apa?" tanya Lisa saat melihat Kiana yang sudah berjalan menghampirinya.
"Ma... Apa mama sudah dengar kabar terbaru tentang Elsa?"
"Kabar terbaru?" tanya Lisa mengulang.
"Iya ma, kabar terbaru tentang Elsa!" pekik Kiana.
"Elsa?"
Dengan cepat Kiana menganggukkan kepalanya, "Benar ma, apa mama tau saat ini Elsa sudah ditemukan?"
"Apa? APA! ditemukan, secepatnya itu?" pekik Lisa tak percaya.
"Iya ma... Tapi apa mama tau? Elsa ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa?"
"Apa? Tidak bernyawa?" tanya Lisa mengulang.
"Iya Ma... mayatnya ditemukan dekat dengan hutan Kelora tempat dimana Elsa disekap sama orang-orang itu," pekik Kiana.
"Benarkah? Lalu siapa yang menemukannya? Dan bagaimana dengan kabar orang-orang itu?" tanya Lisa.
"Mereka ditemukan saat prajurit Leo menemukan segerombolan mayat pria yang bertebaran di sebuah gubuk dekat dengan hutan Kelora."
"Apa? Sekumpulan mayat? Apa mereka diserang sesuatu?"
Kiana hanya mengangkat bahu mengatakan bahwa dia tidak peduli dengan orang-orang yang telah mereka sewa, "Kalo soal itu aku tak tau ma, lagian tempat mereka berkumpul itu kan dekat dengan Hutan Kelora, hutan yang dikenal dengan banyak kutukan disana."
"Ah... Kau benar Kiana, Hutan Kelora itu penuh akan kutukan apa lagi disana banyak binatang buas bersarang, apa... Jangan-jangan mereka meninggal karena diserangan binatang buas ya?" Tanya Lisa penasaran.
"Mungkin saja ma, apa lagi prajurit Leo mengatakan bahwa mayat Elsa ditemukan dalam keadaan hancur bahkan sudah tidak terbentuk lagi, hanya pakaian terakhir dia saja, yang membuat prajurit bisa percaya bahwa itu Elsa."
"Benarkah? Lalu kapan mayat Elsa itu datang?"
"Kemungkinan besok pagi, karena ku dengar kereta kuda yang membawa mayat Elsa sudah berjalan menuju ke sini."
"Besok pagi," gumam Lisa menatap ke arah lantai.
...~*~...
Besok paginya seperti yang sudah diperkirakan, kereta kuda pembawa peti mati datang kediaman kelurga Prvis, Semua orang yang melihat itu nampak sedih bahkan ada yang menatap tidak percaya dengan kabar Elsa yang selama ini mereka layani telah pergi meninggalkan mereka.
Peti mati telah dibawa masuk kedalam rumah, semua orang terdiam saat melihat Roan datang menghampiri petir mati itu, untuk memastikan apakah didalam sana benar-benar putrinya.
Brak!
Dengan tatapan kosong Roan langsung terjatuh ke atas lantai dengan tangan yang masih menyentuh peti mati, walau wajah dari mayat itu telah hancur namun ada sebuah kalung yang mirip, dengan kalung yang dia berikan terakhir pada Elsa.
"Sayang..." pekik Lisa yang sudah menyentuh pundak Roan.
"Entah kenapa aku masih tidak percaya bahwa, Elsa telah pergi," lirih Roan.
"Aku pun sama sayang, padahal baru sebentar kita bisa berkumpul seperti kelurga, namun Elsa sudah ikut pergi dengan ibunya disana."
"Dia pasti sangat ketakutan, waktu ajal menghampirinya," lirih Roan.
"Tak bisa ku bayangkan, anak sekecil ini bertahan hidup walau ujungnya dia mati juga."
Lisa terdiam dengan tangan yang terus mengusap bahu Roan, bermaksud untuk memberinya ketenangan.
Semua orang terdiam melihat Roan yang begitu terpuruk, suara Iskan dari para pelayan pun ikut terdengar, mengetahui bahwa Elsa telah pergi meninggalkan mereka untuk selamanya.
Dilain sisi sosok perempuan dengan berpakaian pelayan, terlihat menatap tajam ke arah Kiana dan juga Lisa disana.
"Kau sudah puas?" tanya salah satu pria yang berdiri dibelakangnya.
"Jika kau tanya aku sudah puas atau belum, maka akan ku jawab, aku sama sekali belum merasa puas," jawabnya dengan dingin.
Perempuan itu menolehkan kepalanya ke samping," Kita pergi sekarang, sebelum banyak orang yang menyadari kehadiran kita disini," ajak Elsa.
"Baik," jawab Lucas yang langsung menurut.
Dibalik itu Hana yang merupakan pengasuh dari Elsa, terlihat membesarkan matanya tak percaya, saat melihat ada sosok Elsa yang ikut berbaris bersama para pelayan disana.
"Apa mataku tak salah liat, kenapa aku seperti melihat Nona disana?" gumam Hana.
TBC
-YOU'RE MINE, SERRA
-POSESSIVE PILOT
-"AFFAIR WITH UNCLE++"
-My best friend's Daddy is my husband
-Pengantin Pengganti Tersakiti
jd sebel aq,bodohnya ga kerulungan