Seorang gadis mafia yang harus merenggangkan nyawanya usai di tembak mati oleh ayah angkatnya. Perkara ia mengetahui kejahatan ayah angkatnya yang melampaui batas. Meskipun ia hidup di dalam kehidupan keras, berbahaya dan penuh kejahatan, ia masih memiliki hati nurani.
Pasalnya ia tidak setuju dengan kejahatan ayah angkatnya yang memperdagangkan anak-anak kecil. Bukan hanya menjualnya, mereka juga menyiksa anak-anak itu dan beberapa anak-anak tewas.
Pada akhirnya ia pun mati di tembak saat ia ingin menyelamatkan anak-anak itu dari cengkraman ayah angkatnya itu.
"Papa, jika ada kehidupan lain dan bertemu denganmu lagi, aku tetap melakukan hal yang sama, yaitu menyelamatkan anak-anak kecil itu. Aku juga tidak akan membiarkan Papa berhasil atas kejahatan Papa yang melampaui batas ini! Jika ada kehidupan selanjutnya, aku akan balas dendam atas semua kejahatan yang Papa lakukan!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon less22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
10
...⛈️❤🩹⛈️❤🩹⛈️❤🩹⛈️❤🩹⛈️❤🩹⛈️❤🩹⛈️❤🩹...
...Happy Reading...
...☘️⛈️☘️⛈️☘️⛈️☘️⛈️☘️⛈️☘️⛈️☘️⛈️...
Greland pun masuk ke dalam kamar, ia mengambil semua baju Gemini, dan mengeluarkan semua baju itu dari lemari. Lalu membawanya keluar, lalu membuangnya di luar. "Baju ku!" teriak Gemini yang langsung menyerbu untuk mengambil baju-bajunya.
Bukan hanya baju Gemini, Greland pun kembali masuk ke dalam kamar Ranti lalu mengeluarkan semua baju Ranti dan Yanto dan melemparkan keluar. "Hentikan Greland! Kau tidak bisa mengusir kami!" teriak Hendra menghentikan Greland yang ingin masuk ke dalam kamarnya.
Greland menatap Hendra dengan mata yang penuh dengan kemarahan. "Aku bisa, dan aku akan melakukannya! Aku sudah cukup dari kalian semua!" kata Greland dengan nada yang keras.
Hendra mencoba untuk menghalangi Greland, tapi Greland tidak mau mendengarkan. Ia terus mengeluarkan barang-barang milik Ranti dan Yanto dari kamar dan membuangnya di luar.
Gemini dan Ranti berteriak dan mencoba untuk mengambil barang-barang mereka, tapi Greland tidak peduli. Ia terus melakukan apa yang ia inginkan, tanpa mempedulikan perasaan orang lain.
Saat itu Hendra mencoba menarik Greland agar Greland menghentikan tindakan gilanya membuang baju-baju mereka, Hendra menghalangi Greland agar baju-bajunya tidak di buang oleh Greland. "Hentikan tindakan gila mu Greland! Atau aku panggilkan polisi!" ancam Hendra sudah mulai emosi.
Greland menghentikan gerakannya mengeluarkan barang-barang itu. "Oh mau panggil polisi, boleh juga, biar aku bisa usir kalian untuk menghemat tenaga," kata Greland dengan senyum sinis.
Hendra merasa marah dan frustrasi dengan sikap Greland yang tidak mau mendengarkan. Ia mengambil ponselnya dan menekan tombol untuk memanggil polisi. "Aku akan panggil polisi sekarang juga!" kata Hendra dengan nada yang tegas.
Greland tersenyum dan memandang Hendra dengan mata yang penuh dengan kesabaran. "Silakan, aku sudah siap, surat rumah atas nama ayah ku, wajar jika aku mengusir kalian," kata Greland dengan nada yang dingin.
Hendra terkejut dengan ucapan Greland, sejak kapan anak ini bisa bicara dengan cerdas. Saat ini pun Hendra tidak tahu surat rumah itu ada di mana, karena mereka berpikir Greland itu gadis lugu, jadi mereka tidak perlu khawatir masalah mereka akan di usir, mereka pikir mereka bisa seenaknya tinggal di sini, ternyata Greland berubah seperti mereka tidak bisa mengenal Greland saat ini.
"Kenapa kau diam? Sana cepat panggil polisi!" tantang Greland dengan nada yang mengejek. Hendra merasa marah dan frustrasi, ia tidak menyangka Greland akan berubah seperti ini.
Hendra memandang Greland dengan mata yang penuh dengan kebencian. "Kau memang berubah, Greland. Tapi aku tidak akan kalah dari mu," kata Hendra dengan nada yang keras.
Greland tersenyum dan memandang Hendra dengan mata yang penuh dengan kesabaran. "Aku tidak ingin bermain-main lagi, Hendra. Aku ingin kalian pergi dari rumah ini sekarang juga," kata Greland dengan nada yang tegas.
Tiba-tiba saja istri Hendra, Jia, baru pulang jalan-jalan di luar bersama anak-anak dan terkejut melihat rumah yang sedang berserakan. "Ada apa ini? Kenapa rumah ini berantakan?!" tanyanya panik.
"Oh, kau pulang juga, keluarkan semua baju mu keluar, kalau tidak mau aku yang mengeluarkannya!" ancam Greland dengan nada yang keras.
Jia terkejut dengan ancaman Greland dan memandang suaminya, Hendra, dengan mata yang penuh dengan pertanyaan. "Apa yang terjadi? Kenapa Greland seperti ini?" tanya Jia dengan nada yang khawatir.
Hendra memandang Jia dengan mata yang penuh dengan kelelahan. "Greland ingin kita pergi dari rumah ini, Jia. Ia sudah tidak sabar lagi," kata Hendra dengan nada yang lemah.
Jia memandang Greland dengan mata yang penuh dengan kesabaran. "Greland, apa yang terjadi padamu? Kenapa kamu seperti ini?" tanya Jia dengan nada yang lembut.
...❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹...
semangat up banyak"ceritanya bagus